Anda di halaman 1dari 8

Putri Aprillia Lestari

5001201084
FISLAB 15

Pre-Lab Teori Relativitas dan Kecepatan Cahaya (MP2)

1. Jelaskan perubahan pemikiran dari mekanika benda berkecepatan rendah ke berkecepatan


tinggi
Mekanika merupakan cabang dari ilmu fisika yang mempelajari gerak benda, baik benda
yang diam (statik) maupun benda yang bergerak (dinamik). Dalam perkembangannya,
mekanika dibagi menjadi dua, yaitu mekanika klasik dan mekanika kuantum. Mekanika
klasik membahas benda-benda yang bergerak jauh di bawah kecepatan cahaya,
sedangkan mekanika kuantum membahas benda-benda yang bergerak mendekati
kecepatan cahaya. Mekanika klasik sendiri dibahas dalam beberapa periodesasi, Periode I
(Pra sains sampai dengan 1550 M), Periode II (Awal Sains 1550 M – 1800 M), dan
Periode III (Fisika Klasik 1800 M – 1900 M). Mekanika modern dibagi ke dalam
mekanika kuantum lama dan mekanika kuantum baru, serta dibagian akhir juga sedikit
dijelaskan tentang teori relativitas khusus.

Perkembangan Mekanika Modern


a. Mekanika Kuantum Lama
 Max Planck 1900
Max Planck memperkenalkan ide bahwa energi dapat dibagi-bagi menjadi
beberapa paket atau kuanta. Planck menemukan bahwa energi foton
(kuantum) berbanding lurus dengan frekuensi cahaya.
 Albert Einstein 1905
Salah satu fakata yang mendukung teori kuantum Planck adalah efek
fotolistrik. Fotolistrik adalah listrik yang diinduksi oleh cahaya (foton). Efek
fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk
kuanta disebut foton. Einstein menerangkan bahwa cahaya terdiri dari
partikel-partikel yang sebanding dengan frekuensinya.
 Niels Bohr 1913
Menjelaskan garis spektrum dari atom hydrogen dengan penggunaan
kuantisasi. Dengan demikian energi yang terkuantisasi. Arti penting model ini
Putri Aprillia Lestari
5001201084
FISLAB 15

terletak pada pernyataan bahwa hukum mekanika klasik tidak berlaku pada
gerak elektron di sekitar inti. Bohr mengusulkan bahwa satu bentuk mekanika
baru, atau mekanika kuantum, menggambarkan gerak elektron di sekitar inti.
 Louis de Broglie 1924
Memberikan teorinya tentang gelombang benda. Menurut de Broglie, gerakan
partikel mempunyai ciri-ciri gelombang. Hipotesis de Broglie kemudian
terbukti kebenarannya, ketika ditemukan bahwa elektron menunjukan sifat
difraksi seperti halnya sinar X.
b. Mekanika Kuantum Baru
 Werner Karl Heisenberg 1925
Mengembangkan mekanika matriks dan Erwin Scrodinger menemukan
mekanika gelombang dan persamaan Scrodinger.
 Paul Dirac 1927
Menggabungkan mekanika kuantum dengan relativitas khusus.
 Nueman Janos 1932 Merumuskan dasar matematika yang kuat untuk
mekanika kuantum sebagai teori operator.
o Berawal dari tahun 1927, percobaan dimulai untuk menggunakan
mekanika kuantum ke dalam bidang di luar partikel satuan yang
menghasilkan teori medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini
termasuk Dirac, Pauli, Weisskopf, dan Jordan. Bidang riset ini
dikembangkan dalam formulasi elektrodinamika kuantum oleh
Feynman, Freeman Dyson, Schwinger, dan Tomonaga pada tahun
1940-an. Elektrodinamika kuantum adalah teori kuantum electron,
proton, dan medan elektromagnetik dan berlaku sebagai contoh untuk
teori kuantum berikutnya.
o Teori Kromodinamika Kuantum diformulasikan pada tahun 1960 an.
Teori ini diformulasikan oleh Politzer, Gross, dan Wilzek pada tahun
1975. Pengembangan oleh Schwinger, Peter Higgs, Gldstone, dan lain-
lain. Sheldon Lee, Glashow, Steven Wienberg, dan Abdus Salam
menunjukkan secara independen bagaimana gaya nuklir lemah dan
Putri Aprillia Lestari
5001201084
FISLAB 15

elktrodinamika kuantum dapat digabungkan menjadi satu gaya lemah


elektro.

2. Apa perbedaan relativitas khusus dan relativitas khusus


Pada tahun 1905, Einstein menerbitkan sebuah makalah mengenai
elektrodinamika benda bergerak, di dalamya Einstein membuat dua asumsi sederhana.
Asumsi pertama, adalah asas relativitas. Menurut asas ini, tidak mungkin untuk
membedakan satu system dari system yang lain jika kedua-duanya bergerak dengan
kecepatan tetap (tidak dipercepat). Sebagai contoh, Anda pernah berada dalam gerbong
kereta api, dan melihat kereta api lain lewat jendela. Waktu itu Anda tidak yakin mana
yang bergerak, kereta Anda atau kereta di sebelah? Tidak ada cara lain untuk mengetahui
mana yang bergerak sampai melongok keluar jendela. Semua hukum fisika, baik
mekanika ataupun elektromagnetisme, berlaku tanpa perubahan dalam setiap kerangka
yang kecepatannya tetap. Asumsi kedua, kecepatan cahaya dalam ruang kosong adalah
tetap, bebas dari gerakan sumber cahaya maupun pengamat. (Gerry, 2004). Ternyata
gagasan ini menuntut revolusi dalam konsep ruang dan waktu.
Untuk mengetahui alasannya, bayangkan dua peristiwa yang terjadi di tempat
yang sama tapi pada waktu yang berbeda, dalam pesawat jet. Bagi pengamat dalam
pesawat jet, kedua peristiwa itu tak terpisah jarak. Bagi pengamat kedua di darat, kedua
peristiwa terpisah jarak yang ditempuh jet pada waktu antara terjadinya kedua peristiwa.
Itu menunjukkan bahwa kedua pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain
tak akan sepakat mengenai jarak antara kedua peristiwa.
Berikutnya umpamakan kedua pengamat mengamati seberkas cahaya bergerak
dari ekor ke hidung pesawat. Seperti contoh di atas, mereka tak akan sepakat mengenai
jarak yang ditempuh cahaya dari kemunculannya di ekor sampai tiba di ujung. Karena
kecepatan diperoleh dari jarak yang ditempuh dibagi waktu yang diperlukan, artinya jika
mereka sepakat mengenai kecepatan gerak berkas cahaya, kecepatan cahaya, mereka tak
akan sepakat mengenai selang waktu antara awal dan akhir pergerakan.
Yang membuatnya jadi anehadalah walaupun kedua pengamat mengukur waktu
yang beda, mereka menyaksikan proses fisik yang sama. Einstein tidak mencoba
Putri Aprillia Lestari
5001201084
FISLAB 15

membangun penjelasan arifisial untuk itu. Dia menarik kesimpulan yang logis walau
mengejutkan bahwa pengukuran waktu, seperti pengukuran jarak, bergantung pada
pengamat yang melakukan pengukuran. Efek ini adalah salah satu kunci teori dalam
makalah 1905 Einstein, yang disebut relativitas khusus (special relativity).
Relativitas khusus menyatakan pemuluran waktu (Time Dilatation) yaitu jam
berjalan lebih cepat menurut pengamat yang diam relatif terhadap jam. Bagi pengamat
yang tidak diam relative terhadap jam, jam bergerak lebih lambat. Jika kita samakan
berkas cahaya yang bergerak dari ekor ke hidung pesawat dengan detak jam, maka kita
lihat bahwa bagi pengamat di darat, jam bergerak lebih lambat karena berkas cahaya
harus menempuh jarak lebih besar dalam kerangka rujukan itu. Tapi efeknya tak
bergantung kepada mekanisme jam, efek itu berlaku untuk semua jam, termasuk jam
biologis kita.
Karya Einstein menunjukkan bahwa sebagaimana konsep diam, waktu juga tak
bisa mutlak atau absolute seperti dipikirkan Newton. Dengan kata lain, pada setiap
peristiwa mustahil menetapkan waktu yang akan disepakati semua pengamat. Sebaliknya,
pengamata memiliki pengukuran pengukuran waktu sendiri, dan waktu yang diukur dua
pengamat yang bergerak relatif terhadap satu sama lain tak akan sama. Gagasan ini
berlawanan dengan intuisi kita karena dampaknya tak bisa diamati pada kecepatan pada
kecepatan yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Tapi gagasan ini telah
terbukti benar dalam percobaan. Salah satu percobaan yang telah membuktikan gagasan
ini adalah percobaan yang dilakukan pada Oktober 1971, satu jam atom (atomic clock)
yang amat akurat diterbangkan mengelilingi dunia searah rotasi bumi, dari barat ke timur.
Jadi Anda bisa memperpanjang hidup anda dengan terbang ke timur terus, walaupun
efeknya amat kecil, sekitar 1/180 miliar per detik untuk tiap kali keliling dunia (dan juga
agak dikurangi efek perbedaan gravitasi).
Para ahli fisika menyebut gagasan ini sebagai penyatuan ruang dan waktu
(spacetime) dengan waktu disebut sebagai dimensi keempat yang memiliki arah
tergantung terhadap kecepatan pengamat. Teori relativitas khusus Einstein
mencampakkan konsep waktu mutlak dan diam mutlak (yaitu diam terhadap eter yang
bergerak).
Putri Aprillia Lestari
5001201084
FISLAB 15

Setelah sukses dengan teori relativitas khusus, tak lama kemudian Einstein
menyadari bahwa agar gravitasi sesuai dengan relativitas, diperlukan perubahan lain.
Sebelas tahun berikutnya Einstein mengembangkan teori gravitasi baru, yang dia sebut
relativitas umum (general relativity). Konsep gravitasi dalam relativitas umum sangat
berbeda dengan konsep gravitasi Newton. Konsep gravitasi umum didasarkan kepada
usul revolusioner bahwa ruang-waktu bukan datar sebagaimana diduga sebelumnya,
melainkan melengkung dan terdistorsi oleh massa dan energy di dalamnya.
Menurut hukum gerak Newton, benda seperti peluru meriam, dan planet bergerak
menyusur garis luerus kecuali jika terpengaruh gaya seperti gravitasi. Tapi gravitasi
dalam teori Einstein bukan gaya sebagaimana gaya lain; gravitasi justru konsekuensi
kenyataan bahwa massa mendistorsi ruang-waktu, menciptakan kelengkungan. Dalam
teori Einstein, benda bergerak mengikuti geodesika, yang merupakan pendekatan bagi
garis lurus dalam ruang melengkung. Garis adalah geodesika dii budang datar, dan
lingkaran besar adalah geodesika pada permukaan bumi. Tanpa adanya zat, geodesika
pada ruang-waktu berdimensi empat sepadan dengan garis pada ruang berdimensi tiga.
Tapi ketika ada zat yang yang mendistorsi ruang-waktu, jalur gerak benda dalam ruang
berdimendi tiga menjadi melengkung karena tarikan gravitasi menurut teori Newton.
Ketika ruang-waktu tidak datar, jalur benda tampak berbelok, sehingga memberi kesan
ada gaya yang mempengaruhinya. Penerapan teori relativitas umum dalah model alam
semesta yang amat berbada, yang memprediksi efek-efek baru seperti gelombang
gravitasi dan lubang hitam. Teori relativitas umum menyatakan jagat raya berhingga
namun tak terbatas. Sebagaimana teori relativitas khusaus, teori relativitas umum juga
telah melalui uji sensitifitas dan semuanya menyatakan sukses. Salah satu penjelasan
yang telah teruji sukses adalah penjelasan mengenai perihelion Planet Merkurius.

3. Bagaimana proses terjadinya kontraksi panjang dan dilatasi waktu

Konsekuensi akibat postulat Einstein adalah panjang suatu benda bersifat relative,
berubah menurut pengamat dalam kerangka acuan tertentu. Seorang pengamat yang
berada dalam keadaan diam terhadap objek yang diukur akan mengukur panjang objek
dalam keadaan sebenarnya. Panjang objek tersebut disebut panjang objek dalam keadaan
Putri Aprillia Lestari
5001201084
FISLAB 15

diam (Lo) atau


proper lenght. Jika benda tersebut bergerak, ini artinya pengamat yang diam tadi relative
bergerak terhadap objek, pengukuran terhadap panjang objek ternyata menghasilkan
keadaanyang lebih pendek untuk panjang objek yang searah gerak benda. Keadaan ini
disebut dengan kontrasksi panjang (penyusutan panjang). Secara matematis
persamaannya dituliskan :

L menunjukkan panjang benda dalam keadaan bergerak, v kelajuan benda atau pengamat,
c adalah kelajuan cahaya, dan Lo merupakan panjang benda dalam keadaan diam
terhadap
pengamat.

Interval waktu suatu peristiwa akan berbeda jika diamati oleh pengamat yang berbeda.
Bayangkan kita membawa sebuah jam kemudian mengamati sebuah interval waktu
peristiwa
(menyala hingga mati kembali sebuah lilin). Posisi pengamat terhadap peristiwa tersebut
berada dalam posisi yang sama, itu artinya pengamat dalam kondisi diam terhadap
peristiwa.

Waktu yang diamati oleh pengamat tersebut disebut waktu sebenarnya (proper time )
yang
dilambangkan dengan to. Jika dalam waktu yang bersamaan pengamat lain yang bergerak
dengan kelajuan konstan v membawa jam yang sama dan telah disinkronkan mengamati
interval waktu peristiwa yang sama (menyala hingga mati kembali sebuah lilin tadi),
interval waktu peristiwa yang teramati disebut interval waktu relativistik disimbolkan
dengan t. Hasil pengukuran pengamat yang kedua diperoleh bahwa interval waktunya
lebih lama atau lebih besar dari pengamat yang diam terhadap peristiwa. Perisitiwa
tersebut dinamakan dilatasi waktu.

v menunjukkan kelajuan peristiwa atau pengamat, c adalah kelajuan cahaya, dan t adalah
waktu yang peristiwa yang diamati oleh pengamat yang bergerak atau sebaliknya.
Putri Aprillia Lestari
5001201084
FISLAB 15

4. Bagaimana mekanisme pergeseran Doppler untuk gelombang cahaya? Apakah berbeda


dengan gelombang suara
Sebagai gelombang, cahaya juga mengalami efek Doppler, yaitu pergeseran frekuensi
akibat gerak relatif antara sumber cahaya dan pengamat. Gelombang cahaya dari sumber
bergerak mengalami efek Doppler yang menghasilkan pergeseran merah atau biru pada
frekuensi cahaya. Efek Doppler ini menjadi pertimbangan penting di bidang astronomi
untuk menganalisis data observasi para astronom. Dengan mengamati warna cahaya
bintang-bintang jauh dapat disimpulkan apakah bintang itu bergerak mendekat ataukah
menjauhi kita.

5. Fizeau menentukan kecepatan cahaya dengan metode spinning wheel. Caarilah literatur
mengenai metode tersebut dan jelaskan cara kerjanya
Fizeau membuat sebuah alat yang terdiri dari roda bergigi yang berputar yang mana
seberkas cahaya dilewatkan. Cahaya dipantulkan oleh cermin yang jauh yang
memantulkannya kembali ke roda. Ketika kecepatan rotasi rendah, berkas cahaya
kembali cukup cepat sehingga melewati lubang yang sama yang dilaluinya. Saat
kecepatan rotasi meningkat, cahaya akan terhalang karena roda telah maju setengah jarak
antara bukaan. Semakin meningkat kecepatan rotasi, roda telah mendahului seluruh jarak
antara bukaan, dan kemudian cahaya akan lewat lagi. Mengetahui bahwa semua dimensi
yang terlibat dan kecepatan dimana berkas cahaya lewat atau tidak, Fizeau dapat
menghitung kecepatan cahaya.
6. Apabila cahaya memiliki kecepatan yang lebih rendah (misalkan 3m/s), apa saja yang
dapat terjadi saat anda melakukan perjalanan
Terjadi perubahan warna, Sebagai gelombang, cahaya dicirikan dari Panjang
gelombangnya, atau jarak dari puncak ke puncak yang menentukan warna, frekuensi, atau
berapa banyak puncak yang lewat dalam waktu tertentu. lebih cepat bergerak ke arah
sumber cahaya membuat panjang gelombangnya tampak lebih pendek, menggeser warna
semu cahaya menuju ujung biru dan ungu dari spektrum warna. Kemudian bergerak
menjauh dari suatu objek, menggeser warna yang tampak ke arah ujung merah spektrum.
Putri Aprillia Lestari
5001201084
FISLAB 15

Selain itu, akan terjadi konsekuensi terori relativitas khusus yaitu kontraksi Panjang dan
dilatasi waktu seseorang yang bergerak dengan kecepatan mendekati cahaya akan
memperlambat penuaan. Efek ini disebut dilatasi waktu.Pelebaran waktu. Efek lain dari
relativitas khusus adalah panjang benda yang bergerak mendekati kecepatan cahaya atau
benda diam saat Anda melesat melewatinya dengan kecepatan mendekati cahaya, disebut
kontraksi panjang. Objek yang diperbesar mendekati kecepatan cahaya mungkin
mengalami kontraksi panjang dan mungkin lebih pendek

7. Gunakan imajinasi anda. Misalkan anda berada didalam suatu mobil yang memiliki
kecepatan diatas kecepatan cahaya (> c). Apa yang terjadisaat anda menyalakan lampu
mobil tersebut
Lampu akan bergerak lebih lambat daripada mobil. Cahaya lampu mobil terlihat
seolaholah ‘tertinggal’ dikarenakan mobil bergerak lebih cepat dari cahaya lampu mobil.
Peristiwa ini sama saja dengan ketika cahaya petir lebih dahulu muncul baru suara
gemuruh terdengar.

Anda mungkin juga menyukai