PEMBAHSAN
Pada tahun 1911 Niels Bohr membuat model atom seperti berikut:
Elektron bergerak dalam orbitnya yang melingkar di sekitar inti atom (proton) dibawah
pengaruh gaya Coulomb.
Elektron tidak dapat berputar di sekitar inti melalui setiap orbit, tetapi elektron hanya
melalui orbit stabil (orbit stasioner) tanpa memancarkan energi.
Radiasi dipancarkan oleh atom jika elektron melompat dari suatu orbit stasioner yang
energinya lebih tinggi ke dalam orbit yang energinya lebih rendah.
Ukuran orbit-orbit yang diperbolehkan ditentukan oleh keadaan kuantum tambahan yaitu
momentum sudut orbital elektron.
Pada tahun 1913, Niels Bohr seorang fisikawan berkebangsaan Swedia mengikuti jejak
Einstein menerapkan Teori Kuantum untuk menerangkan hasil studinya mengenai spektrum
atom hidrogen. Bohr mengemukakan teori baru mengenai struktur dan sifat-sifat atom. Teori
atom Bohr pada prinsipnya menggabungkan teori kuantum Planck dan teori atom dari Ernest
Rutherford yang dikemukakan pada tahun 1911. Bohr mengemukakan bahwa apabila elektron
dalam orbit atom menyerap suatu kuantum energi, elektron akan meloncat keluar menuju orbit
yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika elektron itu memancarkan suatu kuantum energi, elektron
akan jatuh ke orbit yang lebih dekat dengan inti atom. Melalui teori kuantum, Bohr juga
menemukan rumus matematika yang dapat dipergunakan untuk menghitung panjang gelombang
dari semua garis yang muncul dalam spektrum atom hidrogen. Nilai hasil perhitungan ternyata
sangat cocok dengan yang diperoleh dari percobaan langsung. Namun, untuk unsur yang lebih
rumit dari hidrogen, teori Bohr tidak cocok dalam meramalkan panjang gelombang garis
spektrum. Meskipun demikian, teori ini diakui sebagai langkah maju dalam menjelaskan
fenomena-fenomena fisika yang terjadi dalam tingkatan atomik.
Teori kuantum dari Planck diakui kebenarannya karena dapat dipakai untuk menjelaskan
berbagai fenomena fisika yang saat itu tidak bisa diterangkan dengan teori klasik. Pada tahun
1918 Planck memperoleh Hadiah Nobel bidang fisika berkat teori kuantumnya. Dengan
memanfaatkan teori kuantum untuk menjelaskan efek fotolistrik, Einstein memenangkan hadiah
nobel bidang fisika pada tahun 1921. Selanjutnya Bohr yang mengikuti jejak Einstein
menggunakan teori kuantum untuk teori atomnya juga dianugerahi Hadiah Nobel Bidang Fisika
tahun 1922. Tiga hadiah Nobel fisika dalam waktu yang hampir berurutan di awal abad ke-20
sebagai penanda pengakuan secara luas terhadap lahirnya teori mekanika kuantum. Teori ini
mempunyai arti penting dan fundamental dalam fisika.
Di antara perkembangan beberapa bidang ilmu pengetahuan di abad ke-20,
perkembangan mekanika kuantum memiliki arti yang paling penting, jauh lebih penting
dibandingkan teori relativitas dari Einstein. Oleh sebab itu, Planck dianggap sebagai Bapak
Mekanika Kuantum yang telah mengalihkan perhatian penelitian dari fisika makro yang
mempelajari objek-objek tampak ke fisika mikro yang mempelajari objek-objek sub-atomik.
Perombakan dalam penelitian fisika sejak memasuki abad ke-20, perhatian orang mulai tertuju
ke arah penelitian atom.
DUALISME CAHAYA
Definisi sifat dualisme adalah sifat kembar atau memiliki dua sifat. Contoh : dualitas
gelombang partikel, misalnya cahaya memiliki dua sifat, yaitu sebagai partikel dan sekaligus
sebagai gelombang. Cahaya sebagai partikel dikemukakan oleh Max Planck pada tahun 1901
dalam hipotesisnya yang menyatakan bahwa cahaya merupakan gelombang electromagnet yang
terpancar berupa paket-paket energy yang disebut foton. Cahaya sebagai gelombang dijelaskan
oleh Louis de Broglie pada tahun 1924 dalam hipotesisnya yang menerangkan hubungan antara
panjang gelombang λ dengan momentum (p).
Kecepatan elektron yang diemisikan bergantung pada frekuensi, semakin besar f maka,
semakin besar pula kecepatan elektron yang di emisikan. Emisi adalah zat atau energi lain yang
dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk kedalam udara dan tidak mempunyai potensi sebesar
unsur pencemar.
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjan
gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik
dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya
secara bersamaan sehingga disebut “dualisme gelombang-partikel”. Paket cahaya yang disebut
spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna.
Kelajuan cahaya (kelajuan cahaya dalam ruang vakum; kecepatan cahaya) adalah sebuah
konstanta fisika yang disimbolkan dengan huruf c, singkatan dari celeritas (yang dirujuk dari dari
bahasa Latin) yang berarti “kecepatan”. Konstanta ini sangat penting dalam fisika dan bernilai
299.792.458 m/s. Nilai ini merupakan nilai eksak disebabkan oleh panjang meter didefinisikan
berdasarkan konstanta kelajuan cahaya. Kelajuan ini merupakan kelajuan maksimum yang dapat
dilajui oleh segala bentuk energi, materi, dan informasi dalam alam semesta. Kelajuan ini
merupakan kelajuan segala partikel tak bermassa dan medan fisika, termasuk radiasi
elektromagnetik dalam vakum. Kelajuan ini pula menurut teori modern adalah kelajuan gravitasi
(kelajuan dari gelombang gravitasi). Partikel-partikel maupun gelombang-gelombang ini
bergerak pada kelajuan c tanpa tergantung pada sumber gerak maupun kerangka acuan inersial
pengamat. Dalam teori relativitas, c saling berkaitan dengan ruang dan waktu. Konstanta ini
muncul pula pada persamaan fisika kesetaraan massa-energi E = mc2.
Kelajuan cahaya yang merambat melalui bahan-bahan transparan seperti gelas ataupun udara
lebih lambat dari c. Rasio antara c dengan kecepatan v (kecepatan rambat cahaya dalam suatu
materi) disebut sebagai indeks refraksi n material tersebut (n = c / v). Sebagai contohnya, indeks
refraksi gelas umumnya berkisar sekitar 1,5, berarti bahwa cahaya dalam gelas bergerak pada
kelajuan c / 1,5 ≈ 200.000 km/s; indeks refraksi udara untuk cahaya tampak adalah sekitar
1,0003, sehingga kelajuan cahaya dalam udara adalah sekitar 90 km/s lebih lambat dari pada c.
A.Teori Partikel
Isaac Newton menyatakan dalam Hypothesis of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri
dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari sumbernya. Teori ini dapat
digunakan untuk menerangkan pantulan cahaya, tetapi hanya dapat menerangkan pembiasan
dengan menganggap cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium yang padat tumpat
karena daya tarik gravitasi lebih kuat.
Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke semua
arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Ini
disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih
lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan bahwa
gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti gelombang
bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahaya dapat
dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti gelombang bunyi,
memerlukan medium untuk dihantar.
C. Teori lain
Cahaya dapat dikatakan sebagai gelombang dan dapat dikatakan pula sebagai partikel.
Peninjauan cahaya sebagai gelombang didasarkan atas sifat-sifat cahaya, sedangkan cahaya
sebagai partikel didasarkan atas perilaku cahaya sebagai paket energi sebesar nhf.
2. Manfaat cahaya dalam fotografi
Fotografi adalah proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi merupakan
proses untuk menghasilkan gambar atau foto dari obyek tertentu dengan merekam pantulan
cahaya yang mengenai ( jatuh pada objek media sebagai foto ) obyek tersebut pada media yang
peka terhadap cahaya. Prinsip fotografi adalah memfokuskan cahaya dengan bantuan pembiasan
sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya. Medium yang telah dibakar dengan
ukuran luminitas cahaya yang tepat akan menghasilkan bayangan identik dengan cahaya yang
memasuki medium pembiasan.
Teknik fotografi
a. Aperture.
Berfungsi untuk mengatur seberapa besar lensa akan terbuka, semakin besar lensa
terbuka, maka akan semakin banyak cahaya yang akan masuk. Jika cahaya yang masuk
terlalu banyak maka foto yang di hasilkan akan terlalu kontras dan hasil nya pun kurang
efektif.
b. Shutter Speed.
Berfungsi untuk mengatur berapa lama mirror terbuka lalu menutup kembali , teknik ini
di gunakan untuk untuk membatasi berapa banyak cahaya yang akan masuk ke dalam
medium, jika cahaya yang masuk ke dalam medium terlalu banyak atau kita terlalu lama
membuka mirror maka akan berpengaruh pada medium bahkan medium terbakar dan
gambar tidak bisa di ambil menjadi sebuah output.
c. ISO atau ASA.
ISO atau ASA adalah tingkat sensitifitas medium dalam menerima cahaya. Semakin
tinggi nilainya, maka akan semakin tinggi tingkat sensitifitasnya. Teknik ini digunakann
untuk menghasilkan gambar yang lebih detail hingga hasil output foto akan real seperti
objek aslinya karena teknikk ini akan menghasilkan resolusi gambar yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjan
gelombang sekitar 380–750 nm. Berdasarkan teori yang telah di tulis di atas cahaya dapat di
katakana sebagai partikel karena cahaya terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar
ke semua arah dari sumbernya, tetapi hanya dapat menerangkan pembiasan dengan menganggap
cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium yang padat tempat karena daya tarik
gravitasi lebih kuat dan cahaya dapat di katakana sebagai gelombang karena cahaya dipancarkan
ke semua arah merupakan ciri-ciri dari gelombang gelombang yang disebabkan karena
gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi lebih lambat ketika memasuki
medium yang lebih padat. Untuk lebih jelasnya untuk membedakan cahaya sebagai gelombang
dan kondisi tertentu sebagai partikel adalah ketika cahaya di katan sebagai gelombang karena
didasarkan atas sifat-sifat cahaya, sedangkan cahaya sebagai partikel didasarkan atas perilaku
cahaya sebagai paket energi sebesar nhf. Paket energi inilah jika mengenai katoda dalam solar
cell dimana frekuensi datangnya lebih besar dari frekuensi ambang bahan katoda, maka akan
mengeluarkan elektron yang akan bergerak menuju anoda.