Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH FISIKA

“DUALISME GELOMBANG PARTIKEL“

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada awal abad ke-20 Albert Einstein dan Max Planck ilmuwan yang telah mempelopori teori
kuantum yang menjelasakan sifat – sifat partikel dari gelombang. Setelah itu bermunculan ilmuan lain
seperti pada tahun 1923 A.H. Compton menemukan bahwa cahaya memiliki sifat kembar sebagai
gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De Broglie berpikir sebagaimana cahaya
bersifat gelombang dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat gelombang. Canggung-nya para ilmuan
terhadap hipotesis De Broglie karena gagasan nya tidak berdasarkan eksperimental tidak seperti teori
kuantum yang mempunyai fakta fakta empiris. Akan tetapi setelah 3 tahun kemudian, Hipotsis De Broglie
terbukti kebenaranya oleh dua ahli fisika Amerika Serikat yaitu Clinton Davisson dan Lester Germer.
Dalam hipotesis-nya De Broglie menyatakan partikel-partikel seperti elektron, neutron maupun proton
mempunyai sifat dualisme yaitu partikel dan gelombang.

Prinsip dualisme partikel dan gelombang ini merupakan proses perkembangan Mekanika
kuantum yang sekarang ini masih di jadikan dasar penelitian dan masih kita gunakan untuk belajar di
bangku sekolah maupun perguruan tinggi. kaitanya dengan topik yang akan di bahas yaitu Dualisme
partikel dengan merujuk pada teori yang mendukung prinsip Dualisme Partikel seperti pertentangan
antara Newton dan Huygens, Percobaan Young, Teori Max Planck, Efek Compton, Efek Fotolistrik,
Hipotesis Luis de Broglie.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Dualisme Gelombang Partikel?

2. Teori apa saja yang mendukung Prinsip Dualisme Gelombang Partikel?

3. Bagaimana perkembangan teori Dualisme Gelombang Partikel?

1.3 Tujuan Makalah

1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika

2. Mengetahui teori yang mendukung Prinsip Dualisme Gelombang Partikel

3. Mengetahui proses perkembangan Prinsip Dualisme Gelombang Partikel

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dualisme Gelombang Partikel

Dalam fisika dan kimia, dualitas gelombang-partikel menyatakan bahwa cahaya dan benda
memperlihatkan sifat gelombang dan partikel. Konsep utama dalam mekanika kuantum, dualitas
menyatakan kekurangan konsep konvensional seperti "partikel" dan "gelombang" untuk menjelaskan
perilaku objek kuantum.

Ide awal dualitas berakar pada perdebatan tentang sifat cahaya dan benda sejak 1600-an, ketika
teori cahaya yang saling bersaing yang diusulkan oleh Christiaan Huygens dan Isaac Newton.

Melalui hasil kerja Albert Einstein, Louis de Broglie dan lainnya, sekarang ini diterima bahwa
seluruh objek memiliki sifat gelombang dan partikel (meskipun fenomena ini hanya dapat terdeteksi
dalam skala kecil, seperti atom).

2.2 Teori Dualisme Gelombang Partikel

2.2.1 Efek Foto Listrik.

Efek fotolistrik adalah pengeluaran elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika
dikenai, dan menyerap, radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang
berada di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan. Istilah lama untuk efek fotolistrik
adalah efek Hertz (yang saat ini tidak digunakan lagi). Hertz mengamati dan kemudian menunjukkan
bahwa elektrode diterangi dengan sinar ultraviolet menciptakan bunga api listrik lebih mudah.

Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa electronvolts sampai lebih dari
1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting
dalam memahami sifat kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas
gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan muatan listrik termasuk efek
fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau photoresistivity), efek fotovoltaik, dan efek
fotoelektrokimia.

Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem fisika (seperti
foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan seperti-gelombang dan seperti-
partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika kuantum. Efek fotolistrik
dijelaskan secara matematis oleh Albert Einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan oleh Max
Planck.

Hukum emisi fotolistrik:

2
1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro yang dikeluarkan berbanding lurus dengan
intensitas cahaya yg digunakan.

2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah frekuensi ini fotoelektron tidak
bisa dipancarkan.

3. Di atas frekuensi tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung pada
intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya.

4. Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil, kurang dari 10−9 detik.

Einstein telah menjelaskan untuk mengeluarkan elektron dari permukaan logam di butuhkan
energi ambang. Jika radiasi elektromagnetik yang terdiri dari foton mempunyai energi yang lebih besar di
bandingkan energi ambang, maka elektron akan terlepas. Akibatnya energi elektron maksimum dapat di
tentukan :

Ekm = h.f – W0

h = konstanta Planck (6,63 10-34 Js)

Ekm = enegi kinetik maksimum elektron (Joule)

f = frekuensi cahaya (Hz)

2.2.2 Efek Compton

Efek compton ditemukan oleh Arthur Holy Compton pada tahun 1923. Menurut teori kuantum
cahaya, foton berlaku sebagai partikel, hanya foton tidak memiliki massa diam. Jika pendapat ini benar,
maka berdasarkan peristiwa efek fotolistrik yang dikemukakan oleh Einstein, Arthur Holy Compton pada
tahun 1923 telah mengamati gejala-gejala tumbukan antara foton yang berasal dari sinar X dengan
elektron. bahwa foton seperti partikel dengan energi hf dan momentum hf/c cocok seperti yang
diusulkan oleh Einstein.

Penemuan Efek Compton

Percobaan Compton cukup sederhana yaitu sinar X monokromatik (sinar X yang memiliki
panjang gelombang tunggal) dikenakan pada keping tipis berilium sebagai sasarannya. Kemudian untuk
mengamati foton dari sinar X dan elektron yang terhambur dipasang detektor. Sinar X yang telah
menumbuk elektron akan kehilangan sebagian energinya yang kemudian terhambur dengan sudut
hamburan sebesar θ terhadap arah semula. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata sinar X yang
terhambur memiliki panjang gelombang yang lebih besar dari panjang gelombang sinar X semula. Hal ini
dikarenakan sebagian energinya terserap oleh elektron. Jika energi foton sinar X mula-mula hf dan energi
foton sinar X yang terhambur menjadi (hf – hf’) dalam hal ini f > f’, sedangkan panjang gelombang yang
terhambur menjadi tambah besar yaitu λ > λ’.

3
Skema Percobaan Efek Compton

Skema percobaan Compton untuk menyelidiki tumbukan foton dan elektron

Dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan


kekekalan energi Compton berhasil menunjukkan bahwa
perubahan panjang gelombang foton terhambur dengan
panjang gelombang semula, yang memenuhi persamaan :

λ = panjang gelombang sinar X sebelum tumbukan (m)

λ’ = panjang gelombang sinar X setelah tumbukan (m)

h = konstanta Planck (6,625 × 10-34 Js)

mo = massa diam elektron (9,1 × 10-31 kg)

c = kecepatan cahaya (3 × 108 ms-1)

θ = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula (derajat atau radian)

4
2.2.3 Teori De Broglie

Louis de Broglie merupakan Ilmuwan yang berhasil membuktikan bahwa gelombang dapat
berperilaku seperti partikel dan partikel dapat berperilaku seperti gelombang. Dengan kata lain, cahaya
dapat memiliki sifat dualisme gelombang-partikel. Menurut Louise de Broglie, semua benda yang
bergerak memiliki panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang (λ) dari sebuah partikel dirumuskan
oleh persamaan berikut.

h = konstanta Planck yang nilainya 6,63 x 10-34 Js

p = momentum satuannya kg.m/s

λ = panjang gelombang de Broglie satuannya meter

Hipotesa ini didukung oleh hasil eksperimen yang dilakukan Davisson dan Germer. Mereka
mengarahkan seberkas elektron pada permukaan kristal nikel. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
ternyata elektron mengalami difraksi. Difraksi elektron tersebut sama dengan difraksi sinar X yang
mengenai suatu kristal. Panjang gelombang yang diperlihatkan oleh pola difraksi sesuai dengan prediksi
dalam hipotesa de Broglie. Selanjutnya eksperimen lain yang mendukung hipotesa tersebut adalah
percobaan celah ganda oleh Thomas Young. Hasil interferensi celah ganda Young sama dengan hasil
interferensi gelombang yang diakibatkan oleh elektron. Selain elektron, terdapat partikel lain yang
berperilaku seperti gelombang, contohnya adalah neutron. Neutron merupakan partikel tak bermuatan
yang biasa digunakan untuk mempelajari difraksi struktur kristal. Meskipun semua partikel yang bergerak
memiliki panjang gelombang de Broglie, tetapi efek panjang gelombangnya hanya dapat diamati untuk
partikel yang massanya sangat kecil, seperti elektron atau neutron. Kecepatan elektron jauh lebih kecil
dibandingkan kecepatan cahaya, sehingga kita bisa abaikan efek relativitas dengan menyatakan nilai
momentum sebagai hasil perkalian massa dan kecepatan.

5
BAB 3

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Prinsip tentang Dualisme Partikel menyatakan bahwa cahaya dan benda memperlihatkan sifat
gelombang dan partikel. Menurut perkembangan teori Dualisme Partikel dapat di ketahui awal nya
muncul perdebatan antara hugyens dan Newton mengenai sifat cahaya. Newton beranggapan cahaya
bersifat partikel dan Huygens sebaliknya berangapan cahaya bersifat gelombang. setelah itu muncul
gagasan dari Thomas Young membetulkan kekurangan –ini tentang teori gelombang mengenai cahaya
mulai menuju ke arah yang di terima umum. Perkembangan terus berlanjut A. H,. Compton menyatakan
cahaya memiliki sifat kembar sebagai gelombang dan sebagai partikel. Penemuan ini menyebabkan De
Broglie berpikir sebagaimana cahaya bersifat gelombang dan partikel, maka partikel pun dapat bersifat
gelombang. Teori dari de Broglie menjadi variabel khusus lahirnya prinsip Dualisme Partikel .

Louis de Broglie, menjelaskan bahwa cahaya dapat berada dalam suasana tertentu yang terdiri
dari partikel-partikel, kemungkinan berbentuk partikel pada suatu waktu Partikel yang bergerak memiliki
sifat gelombang. Fakta yang mendukung teori ini adalah petir dan kilat. Kilat akan lebih dulu terjadi
daripada petir. Kilat menunjukan sifat gelombang berbentuk cahaya, sedangkan petir menunjukan sifat
pertikel berbentuk suara. Hipotesis de Broglie dibuktikan oleh C. Davidson an LH Giermer (Amerika
Serikat) dan GP Thomas (Inggris). Prinsip dualitas inilah menjadi titik pangkal berkembangnya mekanika
kuantum oleh Erwin Schrodinger.

3.2 Saran dan Kritik

Semoga makalah ini bermanfaat, kami sadari makalah ini banyak kekurangan maka dari itu kami
butuhkan saran maupun kritik yang membangun agar kami bisa belajar lagi dan membuat makalah yang
lebih baik.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://zoetrianiphysics.blogspot.com/2015/06/makalah-gelombang-dan-partikel-2.html

http://dualismepartikel.blogspot.com/

https://id.wikipedia.org/wiki/Efek_fotolistrik

http://www.matadunia.id/2016/01/dualisme-gelombang-dan-partikel.html

http://fisikazone.com/efek-compton/

http://fisika-online1.blogspot.com/2015/07/efek-compton.html

http://bahasapedia.com/teori-gelombang-de-broglie/

Anda mungkin juga menyukai