CLOUD CHAMBER
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Fisika Inti
Dosen Pengampu: Drs. Surantoro, M.Si
Oleh:
KELOMPOK 3
1. Dwi Nugroho Andriyanto K2314012
2. Egy Adhitama K2314014
3. Happy Utami Ambarsih K2314017
4. Kiki Dyah Prastiwi K2314021
5. Kunthi Ratna Kawuri K2314022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Radioaktif adalah kesimpulan beragam proses di mana sebuah inti
atom yang tidak stabil memancarkan partikel subatomik (partikel radiasi).
Peluruhan terjadi pada sebuah nukleus induk dan menghasilkan sebuah nukleus
anak. Ini adalah sebuah proses acak sehingga sulit untuk memprediksi
peluruhan sebuah atom. Satuan internasional (SI) untuk pengukuran peluruhan
radioaktif adalah becquerel (Bq). Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar
dalam ilmu kedokteran yaitu untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa
penyakit yang penting antara lain tumor ganas. Kemajuan teknologi dengan
ditemukannya zat radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia
dalam berbagai bidang kehidupan.
Orang mengenal radiasi radioaktif pertama kali melalui pelat foto,
kemudian berkembang menjadi alat deteksi emulsi fotografi. Perkembangan
alat deteksi tersebut kemudian disusul dengan detektor Geiger Muller yang
memanfaatkan ionisasai menjadi pulsa listrik.Kemudian alat ini berkembang
menjadi tabung ionisasi dan tabung detector proporsional. Dengan
ditemukannya bahan-bahan sintilasi, yaitu bahan yang jika ditembus radiasi
akan memancarkan cahaya, timbul adanya detektor sintilasi. Pada dasarnya
sistem peralatan deteksi radiasi dapat digolongkan menjadi dua bagian utama,
bagian pertama adalah transduser yang disebut detektor, yaitu berupa alat yang
mengubah radiasi radioaktif menjadi sinyal elektris. bagian kedua berupa alat
elektronik yang mampu memperkuat dan memproses sinyal listrik menjadi
besaran yang diamati.
Detektor tabung ionisasi, tabung proporsional dan tabung Geiger
Muller merupakan alat yang sejenis. Semuanya memiliki bentuk dasar yang
sama serta mempergunakan ruang tertutup yang berisi gas atau campuran gas,
dilengkapi dengan anoda dan katoda dengan bentuk sedemikian rupa, sehingga
medan listrik memungkinkan terjadi ionisasi secara effisien. Detektor sintilasi
memanfaatkan cahaya yang timbul pada interaksi radiasi, sehingga
3
memerlukan bahan yang mengeluarkan cahaya jika kena radiasi, seperti pada
layar CRO atau layar televisi.bahan yang demikian itu disebut sintilator.
Sintilator mempunyai sifat bahwa intensitas cahaya yang tinmbul sebanding
dengan energi radiasi yang mengenainya, sehingga sangat menguntungkan jika
digunakan untuk mengukur energi radiasi. Oleh karena itu, di dalam makalah
ini akan di di jelaskan lebih mendalam mengenai salah satu alat deteksi radiasi
yaitu detektor cloud chamber.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian detektor kamar kabut (cloud chamber) Wilson?
2. Apa saja bagian bagian detektor kamar kabut Wilson?
3. Bagaimana cara kerja kamar kabut Wilson?
4. Bagaimana gambar detektor kamar kabut Wilson?
5. Apa kelebihan dan kekurangan detektor kamar kabut Wilson?
6. Apa fungsi detektor kamar kabut (cloud chamber) Wilson?
7. Apa aplikasi detektor kamar kabut (cloud chamber) dalam kehidupan?
8. Apakah yang dimaksud dengan kamar kabut difusi?
9. Bagaimana cara kerja dari kamar kabut difusi?
10. Apa saja yang dibutuhkan dalam peralatan kamar kabut difusi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian detektor kamar kabut (cloud chamber) Wilson.
2. Mengetahui saja bagian bagian detektor kamar kabut Wilson.
3. Mengetahui cara kerja kamar kabut Wilson.
4. Mengetahui gambar detektor kamar kabut Wilson.
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan detektor kamar kabut Wilson.
6. Mengetahui fungsi detektor kamar kabut (cloud chamber) Wilson.
7. Mengetahui aplikasi detektor kamar kabut (cloud chamber)
8. Mengetahui cara kerja dari kamar kabut difusi.
9. Mengetahui komponen yang dibutuhkan dalam peralatan kamar kabut
difusi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
campuran udara dan air sangat rendah, partikel berenergi tinggi biasanya
melewati kamar itu, tetapi jika kamar itu diletakkan dalam medan magnetik,
lengkungan jejak itu mengungkapkan momentum partikel seperti itu dan juga
menentukan tanda muatannya. Keefektifan kamar kabut banyak diperbesar
dengan memakai alat cacah Geiger eksternal untuk memicu pengembangan
ketika alat itu mengindra kedatangan sebuah partikel. Pengembangan
berlangsung pada waktu singkat, tetapi penggabungan kembali ion dalam
kamar berlangsung lambat dan jejak ion bertahan cukup lama sehingga metoda
ini bekerja baik.
Gambar 2.4 Jejak dari Alat Cloud Chamber pada Bagian Tutup
(Gerts, 2010: 3)
pintu masuk. Monitor ini dipasang dalam kendaraan sport utility besar untuk
memantau pintu masuk ke jembatan dan terowongan utama yang khusus
dipasang detektor kamar kabut untuk mengingatkan petugas adanya radiasi.
Efektifitas dari penggunaan detektor ini sangat menantang di perkotaan karena
tingginya tingkat alarm palsu. Sebaliknya, kamar kabut bisa mengingatkan
suatu petugas apakah radiasi yang dipancarkan oleh plutonium dan uranium,
merupakan suatu sumber yang berbahaya.
Karena masih dalam tahap pengembangan, mobil (Kendaraan Sport
Utility) ini masih memiliki keterbatasan mekanik: Seperti ruang yang berkaitan
dengan tekanan maksimum. Selain itu, skenario kecelakaan yang mungkin, dan
efek samping bagi penggunanya.
Gambar 2.5 Aplikasi Cloud Chamber pada Mobil (Gerts, 2010: 6-7)
9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Zat radioaktif dan radioisotop berperan besar dalam ilmu kedokteran
yaitu untuk mendeteksi berbagai penyakit, diagnosa penyakit yang penting
antara lain tumor ganas. Kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat
radioaktif dan radioisotop memudahkan aktifitas manusia dalam berbagai
bidang kehidupan.
B. SARAN
1. Masalah zat radioaktif dan radioisotop hendaknya tidak ditafsirkan sebagai
satu fenomena yang menakutkan.
2. Penerapan dalam diagnosa berbagai penyakit hendaknya memikirkan efek-
efek yang akan ditimbulkan.
3. Diharapkan penggunaan zat radioaktif dan radioisotop ini untuk
kemakmuran dan kesejahteraan umat manusia.
12
DAFTAR PUSTAKA