Anda di halaman 1dari 13

KEGAGALAN FISIKA

KLASIK

Irvan Pratama

Maureen Celcilia

M.Hidayat

Nimas Ade.K.

Reka Setiowati

Rizki Triadi

A.1. Radiasi Benda Hitam


Pada temperatur tinggi, bagian radiasi yang cukup besar berada pada daerah tampak dari
spektrum, dan ketika temperatur dinaikkan timbul bagian lebih besar dari sinar biru dengan
panjang gelombang pendek.
Benda hitam yaitu,obyek yang dapat memancarkan dan mengabsorbsi semua frekuensi
radiasi secara seragam. Lord Rayleigh mempelajari radiasi benda hitam dari sudut pandang
klasik dan berfikir tentang medan elektromagnetik sebagai kumpulan osilator harmonis. Satu
osilator diperlukan untuk setiap frekuensi sinar, dan Rayleigh memandang adanya sinar yang
frekuensinya v sebagai eksitasi osilator elektromagnetik dengan frekuensi itu.
Rumus Rayleigh-Jeans cukup berhasil pada panjang gelombang besar dan frekuensi rendah,
rumus ini sangat lemah pada frekuensi tinggi, ketika turun naik tanpa melalui suatu nilai
maksimum. Hasil ini yang inplikasinya adalah sejumlah energy terkumpul didalam daerah
frekuensi tinggi dari spectrum elektromagnetik disebut malapetaka ultraviolet.

B.1. Distribusi Planck

Max Planck mempelajari radiasi benda hitam dari sudut pandang termodinamika pada tahun 1900.
Ia menemukan bahwa pengamatan eksperimental dapat dijelaskannya dengan memukakan bahwa
energy disetiap osilator elektromagnetik terbatas pada nilai-nilai yang berlainan dan tidak dapat
diubah semaunya. Energy yang diijinkan dari sebuah osilator yang frekuensinya v adalah hasil
perkalian bilangan bulat dari h.v dimana h adalah konstanta dasar yang dikenal sebagai konstanta
planck.
E=nhv
Menurut mekanika klasik, semua osilator dari medan itu menggunakan bersama-sama energy yang
diberikan oleh dinding sehingga frekuensinya tertingginya tereksitasi.
Efek kuantisasi adalah untuk menghilangkan kontribusi dari osilator frekuensi tinggi, karena
osilator-osilartor itu tidak dapat di eksitasi dengan energi yang ada.
Distribusi planck menyerupai hokum Rayleigh-Jeans kecuali untuk semua factor ekponesial yang
penting yang penting. Untuk panjang gelombang pendek, hc/kT<<1, dan
1=1+ +...=

C.1. Kapasitas Kalor


Penjelasan

kapasitas kalor padatan berhubungan dengan penelitian penggunaan


energy oleh vibrasi. Jika fisika klasik energy rata-rata vibrasi tiap atom yang berosilasi
didalam satu dimensi pada sebuah padatan adalah kT. Karena kapasitas kalor pada
volume tetap adalah makan fisika klasik meramalkan bahwa Cv=3R tidak bergantung
pada temperature. Hasil ini dikenal sebagai hokum Dulong dan Petit.
Einstein mengalihkan perhatiannya kepada kapasitas kalor ketika kemajuan teknologi
memungkinkan untuk menguji hokum dulong dan petit dalam temperature rendah.
Einstein mengamsumsikan bahwa setiap atom berosilasi disekitar posisi
kesetimbangannya dengan frekuensinya tunggal v, dan menegaskan dengan hipotesa
planck bahwa energy sembarang osilasi adalah nhv, dengan n merupakan sebuah
bilangan bulat.

D.1. Efek Fotolistrik

Bukti kuantitasi juga datangan dari pengukuran


energy electron yang di hasilkan oleh efek fotolistrik.
Sifat khas efek fotolistrik adalah sebagai berikut:
1. Tak ada electron yang dilepaskan, berapa pun
intensitas radiasinya, kecuali jika frekuensinya
melebihi nilai ambang khas dari logam itu.
2. Energy kinetic electron yang dilepaskan berbanding
linear dengan
frekuensi radiasi yang datang
tetapi tidak bergantung pada intesitasnya.
3. Bahkan pada intensitas cahaya yang rendah,
electron segera dilepaskan jika frekuensinya diatas
nilai ambang.

F.1. Efek Compton

Efek

Compton yang ditemukan oleh fisika Amerika Arthur Comptor yang menunjukan
jika sinar X dihamburkan dari electron, panjang gelombangnya sedikit bertambah.
Menurut fisika klasik, electron itu diharapkan akan di percepat oleh medan listrik sinar,
dan didalam sinar yang disebarkan terdapat banyak panjang gelombang yang
berbeda.
Teori foton cahaya menjelaskan pengamatan-pengamatan dengan rapi jika kita
mengandaikan bahwaa, selain mempunya energy, foton cahaya dengan frekuensi v
dan panjang gemobang juga mempunya momentum linear yang dinyatakan dengan

G.1. Difraksi Elektron

Ekperimen penting dilakukan oleh ahli fisika Amerika Climton Davinsson dan Lester
Gerner, yang mengamati difraksi electron oleh sebuah Kristal.
Ekperimen Devisson Gerner menunjukan dengan jelas bahwa partike-partike
mempunyai sifat seperti gelombang. Jika di selidiki dengan skala atom konsep partikel
dan gelombang begabung menjadi satu, paartikel mengambil sifat khas gelombang dan
gelombang mengambil sifat khas partikel.

H.1. Spektrum Atom Dan


Molekul

Ciri-ciri yang nyata dari


keduanya adalah
radiasi dipancarkan dan di absorbsi pada suatu
seri frekuensi yang diskret. Jika energy berkurang
sebesar , enegi itu dibawah foton dengan
frekuensi dan sebuah garis muncul di dalam
spectrum. Mekanika klasik benar-benar gagal
menerangkan munculnya spectra, mekanika
kuantum dirancang untuk mengantikannya

I.1.Dinamika Sistem
Mikroskopis

Sebagai
awalnya kita mengambil hubungan de Broglie =h/ dan meninggalkan
konsep klasik tentang partikel yang bergerak dalam lintasan. Andaikan posisi
partikel terdistribusi didalam ruang sebagai antitudo gelombang. Konsep pungsi
gelombang sebagai penganti lintasan dan kemudian menentukan skema untuk
menghitung dan menafsirkan .

2. Persamaan Scrodinger

Erwin

Scrodinger pada tahun 1926 mengajukan sebuah persamaan untuk menentukan


fungsi gelombang dari sembarang system.
V adalah energy potensial, h adalah pengubahan yang mudah dari konstanta planck
Energy partike merupakan energy kinektik seluruhnya dimana v=0, sehingga ; tetapi
energi berhubungan dengan k melalui , maka p=kh

A.2. Energi Kinetic Dan Funsi Gelombang

Makin

besar energy kineticnya maka makin kecil panajng gelombangnya. Partikel diam,
yaitu partikel dengan energy kinetic 0, mempunya panjang gelombang tak terhingga
yang berarti nilai fungsi gelombangnya bernilai sama dimana-mana. Jadi untuk partikel
diam jika fungsi gelombang berkurva tajam (fungsi gelombang mempunya panjang
gelombang pendek) energy kinetiknya besar. Dan sebaliknya

3.Penafsiran Fungsi Gelombang

A.3.Penafsiran
Born

Max Born memanfaatkan analogi
dengan teori gelombangtentang
cahaya,dimana kuadrat amplittudo
gelombang elektromagnetik
ditafsirkan sebagai intensitasnya dan
oleh karenanya didalam istilah
kuantum sebagai jumlah foton yang
ada.Khususnya untuk system satu
dimensi:Jika amplitude fungsi
gelombangsebuah partikel adalah
pada suatu titik x,maka peluang untuk
menemuka partikel antara x+dx
sebanding dengan .

B.3. Normalisasi
Menemukan factor normalisasi dengan mencatat
bahwa untuk fungsi gelombang yang
ternormalkan,N,peluang bahwa sebuah partikel berada

pada daerah dx sama dengan (N(N

1.
2.
3.
4.

C.3. Kuantisasi
Penafsiran Born memasukkan batasan-batasan yang kuat pada fungsi gelombang.fungsi
yang ternormalisasikan menjadi nol dimana-mana,kecuali ditempat dimana fungsi itu
bernilai tak terhingga dan itu mustahil.Dalam penafsiran born tersirat bahwa fungsi
seperti itu tidak dapat diterima,karena mustahil untuk mempunyai lebih dari satu
probabilitas tentang adanya pertikel disuatu titik.Pada tahap ini harus :
Kontinu
Mempunyai kemiringan kontinu
Bernilai tunggal
Berhingga hampir di setiap tempat

Anda mungkin juga menyukai