Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan

Glukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat
setelah kita makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang
tinggi, yang disebut hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula darah
yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Kadar yang tinggi ini
dapat disebabkan oleh efek samping protease inhibitor (PI). Gula darah yang rendah, yang
disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini hanya salah satu penyebab
kelelahan. Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin (Spiritia 2004).
( Spiritia 2004)
Gambar 1 Struktur Kimia Glukosa
Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dari
darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa
pankreas kita tidak membuat cukup insulin. Atau, jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya
tidak bereaksi secara normal. Ini disebut resistansi insulin. Apa pun alasannya, sel-sel tidak
memperoleh glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa menumpuk dalam
darah. Beberapa orang yang memakai PI mengalami resistansi insulin dan kadar gula
darahnya dapat meningkat tajam. Keadaan ini kadang kala diobati dengan obat yang biasa
dipakai untuk diabetes. Belum ada tes darah yang sederhana untuk resistansi insulin (Dische
1954).
Metode yang banyak digunakan untuk perhitungan glukosa darah bergantung pada
kemampuan glukosa untuk mereduksi l larutan tembaga alkali. Pereaksi mengandung asam
fosfomolibdat yang dapat membentuk kompleks berwarna biru akibat adanya kombinasi
tembaga tereduksi (Dische 1954). Namun metode ini memiliki kerugian, yaitu warna
berangsur-angsur memudar dibandingkan dengan larutan standar glukosa dengan perlakuan
yang sama. Metode Folin-Wu diperkenalkan pertama kalioleh Folin dan Wu pada tahun 1919
(Berkman 1953). Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat darah
bebas protein dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan
terjadia kibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein. Metode ini
memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang
terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih cepat (Haden 1923).
Uji glukosa darah pada praktikum ini menggunakan metode spektofotometri.
Spektrofotometri adalah salah satu cara yang dapat digunakan dalam penentuan kadar
glukosa dalam darah. Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada
absorpsi radiasi elektromagnet. Cahayaterdiri dari radias gelombang dengan panjang
berlainan akan menimbulkan cahaya yang berlainan sedangkan campuran cahaya dengan
panjang-panjangini akan menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum
nampak 400-760 mm. Spektrofotometri terjadi bila perpindahan elektron dari tingkat energi
yang rendah ket ingkat energi yanglebih tinggi. Perpindahan elektron tidak diikutioleh
perubahan arah spin, hal inidikenal dengan sebutantereksitasi singlet. Prinsip kerja
spektrofotometri berdasarkan Hukum Lambert B eer, bila cahaya monokromatik melalui
suatu media, maka sebagian cahaya disebut diserap, sebagian dipantulkan, dan sebagian
dipancarkan (Spiritia 1967). Perubahan warna yangterjadi diamati danintensitas warnanya
diamati dengan spektronik-20 pada panjang gelombang 660 nm (Lehninger 1982)
Pengamatan dengan spektronik-20 menggunakan prinsip hukum Lambert Beer.
Faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah. Bagian sinar yang
diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang beinteraksi dengan sinar.
Bayangkan anda memiliki zat warna organik yang kuat/tajam. Jika zat warna tersebut berupa
larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul
yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer, sangat sulit
untuk melihat warnanya. Absorbansinya sangat rendah. Jika ingin membandingkan zat warna
tersebut dengan senyawa lain, namun tidak mengetahui konsentrasinya, maka tidak akan
dapat dibuat perbandingan dengan baik tentang senyawa mana yang menyerap sinar lebih
banyak. Bentuk wadah yang semakin panjang akan mempengaruhi panjang larutan sehingga
sinar akan lebih banyak diserap karena sinar berinteraksi dengan lebih banyak molekul
(Murray 2003).
Praktikum kali ini digunakan beberapa pelarut dan pereaksi. Larutan
tersebut antara lain adalah kupritartratalkalis, fosfomolibdat, standar glukosa, H
2
SO
4
, Na-
Wolframat, dan akuades. Fungsi penambahan akuades adalah mengencerkan darah sehingga
albumin dalam darah akanlarut oleh akuades. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam
air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur.
Penambahan Na-wolframat bertujuan mengendapkan albumin yangterlarut dalam air. H
2
SO
4
berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin 6 oleh Na-
wolframat. Larutan kupritartrat ditambahkan untuk membentukan warna biru ketika
ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung asamlaktat danion Cu
+
.
Hal ini sesuai dengan prinsip uji tauber yang memberikan hasil positif (warna biru) pada
larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Penambahan H
2
SO
4
bertujuan
menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada suasana asam.
Fungsi pemanasan selama 8 menit bertujuan untuk mempercepat reaksi (Poedjiadji
1994).
Pada penambahan kupritartrat, ion kupri akan direduksi oleh gula menjadi kupro dan
mengendap sebagai Cu
2
O. Dengan menambahan pereaksi fosfomolibdat kuprooksida melarut
lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru tua disebabkan oleh adanya oksidasi Mo.
Intensitaas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrate (Murray
2003).
Pada keadaan setelah penyerapan makanan, kadar glukosa darah pada manusia dan
banyak mamalia berkisar antara 4.5-5.5 mmol/L (Murray 2003). Setelah ingesti
makanan yang mengandung karbohidrat, kadar tersebut dapat naik hingga 6.5-7.2
mmol/L. Saat puasa, kadar glukosa darah akan turun menjadi sekitar 3.3-3.9 mmol/L.
Sampel darah yang digunakan untuk pengujian kadar glukosa dalam darah berasal
dari darah ayam. Kadar gula darah normal pada ternak ruminansia bervariasi, yaitu
antara 40
60 mg/100 ml dan 35 - 55 mg/100 ml (Poedjiadji 1994). Glukosa darah berasal dari
beberapa sumber, antara lain adalah dari karbohidrat makanan, dari senyawa glikogenik
melalui glikoneogenesis, dan dari glikogen hati oleh glikogenesis Pada ternak ruminansia,
dikenal adanya sistem penjaga kadar glukosa dalam darah melalui proses glikolisis,
glikogenesis dan lain sebagainya, sehingga konsentrasi glukosa darah relatif konstan
(Poedjiadji 1994).
Hasil pengamatan dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh
dari darah ayam adalah 0,79-1,11. Berdasarkan larutan standar glukosa sebesar 1,00. Hal
tersebut menunjukan bahwa berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai glukosa darah
pada sampel masih pada batas normal. Sampel tersebut tidak mengalami kelebihan kadar
glukosa dalam darah ataupun kekurangan kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa dalam
darah dipengaruhi oleh aktifitas tubuh, kesehatan dan faktor genetik.
Kesimpulan
Metode Follin-Wu dapatdigunakan untuk menentukan kadar glukosa dalam
darah.Metode ini menggunakan spektrofotometri. Spektrofotometri adalah metode analisis
yang didasarkan pada absorbs radiasi gelombang elektromagnetik. Prinsip kerja
spektrofotometri didasarkan pada Hukum Lambert-Beer. Kadar glukosa dari darah sapi yang
diamati oleh kelompok praktikan mempunyai nilai berkisar 1.09 mg/ ml. Kadar glukosa
tersebut bernilai lebih rendah dari yang seharusnya, sehingga sapi yang diambil darahnya
dianggap praktikan menderita glisemia. Hal ini mungkin disebabkan karena sapi belum
makan saat darahnya diambil.
Daftar Pustaka
Dawn B. Marks, et al. Dasar-Dasar Kimiawi dan Biologis Biokimia. Dalam: Biokimia
Kedokteran
Dasar. Jakarta: EGC. 2000: 96-125.
Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Hawab, H. Mansyur. 2005. Pengantar Biokimia. Malang : Bayumedia.
Keenan, Charles W, Donald C. Kleinfelter dan Jesse H. Wood. 1992. Ilmu Kimia untuk
Universitas.
Jakarta: Erlangga.
Lehninger, A. 1988. Dasar-dasar Biokimia. Terjemahan Maggy Thenawidjaya. Erlangga,
Jakarta.
Poedjiadji, Anna. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.
Suharso Martoharsono. Enzim. Dalam: Biokimia. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. 1986:
74.
Penambahan Ba(OH)2 bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut
dalam air. ZnSO4 berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat
reaksi pengendapan albumin oleh Ba(OH)2. Larutan yang telah dibuat
didiamkan selama 5 menit kemudian disentrifugasi selama 30 menit
agar terjadi endapan albumin secara sempurna untuk diambil filtrat
darah bebas protein. Dalam kondisi ini, albumin merupakan bagian tak
berwana, sedang filtrate darah merupakan bagian yang berwarna hijau
lumut. Pada penambahan Cu Alkalis, ion kupri (Cu+) akan direduksi oleh
gula menjadi kupro (Cu2+) dan mengendap sebagai Cu2O (kuprooksida).
Dengan menambahkan pereaksi arsenomolibdat, kuprooksida melarut
lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru kehijauan
disebabkan oleh adanya oksidasi Mo. Penambahan Ba(OH)2 sebelumnya
juga membantu terjadinya reduksi ion Cu2+ karena reaksi terjadi dalam
suasana basa. Intensitas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula
yang ada di dalam filtrat. (Girindra 1999)
Pewarna arsenomolibdat ditambahkan untuk membentukan warna biru.
Arsenomolibdat, larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu+. Hal
ini sesuai dengan prinsip uji tauber yang memberikan hasil positif
(warna biru)

Anna Poedjiadi, 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit UI-Press: Jakarta.

Astuti.2007. Petunjuk Praktikum Analisis Bahan Biologi. Yogyakarta : Jurdik Biologi


UNY
Girinda A. 1989. Biokimia Patologi. Bogor: IPB

Karena, jika darah diputar pada sentrifuge maka zat protein tersebut
akan mengendap dan terpisah sebagai endapan darah. Sisanya, berupa
cairan bening/jernih yang disebut plasma.Plasma darah terpisah,
karena pada endapan darah terkandung protein yang berperan dalam
pembekuan darah.Selanjutnya, dilakukan pemisahan antara fibrin dan
serum
Fungsi penambahan akuades adalah mengencerkan darah sehingga
albumin dalam darah akanlarut oleh akuades. Poedjiadji, Anna. 1994.
Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.

Spektrofotometri UV Vis digunakan dalam penentuan kadar senyawa organik


yang mempunyai struktur kromofor atau mengandung gugus kromofor.
Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur absorbansi pada panjang
gelombang maksimum (puncak kurva), agar dapat memberikan absorbansi
tertinggi untuk setiap konsentrasi (Cahyadi, 2006). Cahyadi, W. 2008. Analisis
dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara : Jakarta

Air liur

1. Kenapa pakai 3 variasi?agar bisa dibandingkan


2. jika dipanaskan diatas suhu 370 C enzim akan hancur
3. Metode Nelson Somogyi digunakan untuk mengukur kadar gula reduksi
dengan menggunakan pereaksi tembaga-arsenol-molibdat. Reagen nelson
somogyi berfungsi sebagai oksidator antara kuprooksida yang bereaksi
dengan gula reduksi membentuk endapan merah bata. Fauzi, Mukhammad.
1994. Analisa Hasil Pangan (Teori dan Praktek). Jember: UNEJ
4. Penggunaan reagen arsenomolibdat ini dimaksudkan agar terbentuk
senyawa kompleks yang akan memudahkan pengukuran absorbansi
larutan melalui instrumen spektrofotometer UV.
5.

Anda mungkin juga menyukai