Dosen Pengampu :
Nawafila Februyani, M.Si
Disusun oleh :
1. Anis Fitria (1120170054)
2. Ayu Lisniawati (1120170055)
3. Narita Wahyuningtyas (1120170063)
4. Yulianti (1120170067)
Prodi : Farmasi
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri
Bojonegoro
2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN
2.1 Glukosa
Glukosa adalah gula yang terpenting bagi metabolisme tubuh, dikenal juga sebagai
gula fisiologis. Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kepada
tingkat glukosa di dalam darah. Sedangkan dalam tumbuhan Glukosa 6-fosfat yang dihasilkan
selama fotosintesis adalah precursor dari tiga jenis karbohidrat tumbuhan, yaitu sukrosa, pati
dan selulosa. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam
tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis gula lainnya,
seperti fruktosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui
insulin dan leptin. Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf dan
eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan, didalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-
gliserok, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada
siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.
Glukosa berasal sebagian besar diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari
berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dibentuk dari
glikogen hati melalui glikogenolisis. Setelah makan tinggi karbohidrat, kadar glukosa darah
akan meningkat dari kadar puasa sekitar 80-100 mg/dl ke kadar sekitar 120-140 mg/dl, dalam
periode 30 menit sampai 1 jam. Konsentrasi glukosa dalam darah kemudian menurun kembali
ke rentang puasa dalam waktu sekitar 2 jam setelah puasa. Proses mempertahankan kadar
glukosa yang stabil di dalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur
paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta
beberapa hormon. Peningkatan konsentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan
peningkatan sekresi insulin dan pengurangan sekresi glukagon, demikian sebaliknya. Nilai
normal kadar glukosa serum atau plasma adalah 75 – 115 mg/dl (Dinika, 2012).
2. Metode Enzimatik
a. Metode Glukosa Oksidase (GOD-PAP)
Prinsip: Enzim glukosa oksidase menkatalisis reaksi oksidasi glukosa
menjadi glukonolakton dan hydrogen peroksida.
glukosa oksidase
Glukosa + O2 O-glukono-δ-lakton + H2O2
Penambahan enzim perokidase dan aseptor oksigen kromogenik seperti
Odianisidine.
peroksidase
O-dianisidine (red) +H2O2 O-dianiside (oks) + H2O.
Enzim glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama
menyebabkan sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa, khususnya B-D
glukosa, sedangkan reaksi kedua tidak spesifik, karena zat yang bisa
teroksidasi dapat menyebabkan hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat,
asam askorbat, bilirubin dan glutation menghambat reaksi karena zat-zat ini
akan berkompetisi dengan kromogen bereaksi dengan hidrogen peroksida
sehingga hasil pemeriksaan akan lebih rendah. Keunggulan dari metode
glukosa oksidase adalah karena murahnya reagen dan hasil yang cukup
memadai.
b. Metode Heksokinase
Prinsip: Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa dengan
ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa 6-
fosfat dehidrogenase akan mengkatalis oksidasi glukosa 6-fosfat dengan
nikolinamide adnine dinueleotide phosphate (NAPP+)
peroksidase
Glukosa + ATP Glukosa-6-fosfat + ADP
Glukosa-6-fosfat +NAD (P) G-6-PD 6-fosfoglukonat + NAD(P)H + H+
2.4.1 Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak atau
berlebihan, yang akhirnya akan menjadi penyakit yang disebut Diabetes Melitus (DM)
yaitu suatu kelainan yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormone insulin, akibatnya
glukosa tetap beredar di dalam aliran darah dan sukar menembus dinding sel. Keadaan
ini biasanya disebabkan oleh stress, infeksi, dan konsumsi obat-obatan tertentu.
Kelainan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan penurunan toleransi glukosa
akibat berkurangnya sekresi insulin sebagai respon terhadap pemberian glukosa.
Hiperglikemia ditandai dengan poliuria, polidipsi, dan poliphagia, serta kelelahan
yang parah dan pandangan yang kabur (Dinika, 2012).
2.4.2 Hipoglikemia
Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana
kadar glukosa darah berada di bawah normal, yang dapat terjadi karena ketidak
seimbangan antara makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan obat-obatan yang
digunakan. Jika hipoglikemia tidak segera diatasi, bisa menyebabkan kejang atau
pingsan. Kadar gula darah yang rendah biasanya menimbulkan ; sakit kepala, gemetar,
kepala pening, lapar, kulit dingin atau lembab, denyut jantung cepat, gelisah (Dinika,
2012).
BAB III
METODE PENGAMATAN
Bahan yang digunakan pada praktikum Uji Kadar Glukosa Dalam Darah antara lain :
- Sampel darah 10 orang mahasiswa dengan faktor yang berbeda
Kadar Glukosa
No. Nama Puasa/tidak
(mg/dl)
1. Khadirin (laki-laki) Puasa 80 mg/dl
2. Anis (perempuan 21th) Puasa 80 mg/dl
3. Suci (perempuan 21th) Puasa 85 mg/dl
4. Alfia (perempuan 21th) Puasa 79 mg/dl
5. Novia (perempuan 18th) Puasa 80 mg/dl
6. Yulianti (perempuan 18th) Puasa 79 mg/dl
7. Hestya (perempuan) Tidak puasa 135 mg/dl
8. Nursiyah (perempuan) Tidak puasa 100 mg/dl
9. Adela (perempuan) Tidak puasa 92 mg/dl
10. Narita (perempuan) Tidak puasa 94 mg/dl
160
140
120
100
80
40
20
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena
pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam
pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak
glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah
(Akhmad, 2012).
Pada hasil percobaan uji gula darah pada orang yang berbeda-beda, didapatkan hasil
yaitu Khadirin (laki-laki) berpuasa diperoleh 80 mg/dL ; Anis (perempuan 21th) berpuasa
diperoleh 80 mg/dL ; Suci (perempuan 21th) berpuasa diperoeh 85 mg/dL ; Alfia (perempuan
21th) berpuasa diperoleh 79 mg/dL ; Novia (perempuan 18th) berpuasa diperoleh 80 mg/dL ;
Yulianti (perempuan 18th) berpuasa diperoleh 79 mg/dL ; Hestya (perempuan) tidak berpuasa
diperoleh 135 mg/dL ; Nursiyah (perempuan) tidak berpuasa diperoleh 100 mg/dL ; Adela
(perempuan) tidak berpuasa diperoleh 92 mg/dL ; dan Narita (perempuan) tidak berpuasa
diperoleh 94 mg/dL.
Dari hasil tersebut, antara laki-laki dan perempuan mempunyai kadar gula yang
berbeda. Pada perempuan 21th yang berpuasa juga diperoleh hasil yang berbeda. Begitupun
dengan perempuan 18th yang berpuasa dan perempuan yang tidak berpuasa juga diperoleh
hasil yang berbeda. Pada orang yang berpuasa dan tidak berpuasa akan diperoleh perbedaan
kadar glukosa yang signifikan.
Kadar gula darah seseorang itu dapat dipengaruhi oleh berat badan, berat badan lebih
tinggi maka kadar gula darahnya juga tinggi. Bisa juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, kadar
gula darah cowok lebih besar dari kadar gula darah cewek karena kandungan protein serta
karbohidrat yang disimpan lebih banyak dari cowok. Faktor lain yang mempengaruhi yaitu
dari makanan yang dimakan, jika makanan yang dimakan mengandung banyak gizi serta
karbohidrat dan protein seperti nasi dan telur ceplok maka kadar gulanya akan meningkat
lebih banyak dibandingkan dengan memakan makanan yang mengandung sedikit protein. Hal
lain yang menjadi factor utama adalah dari seseorang yang puasa minimal 8 jam dan juga
seseorang yang sudah makan. Orang yang sedang puasa maka kadar gulanya akan menurun
dibandingkan orang yang sudah makan, hal itu disebabkan karena karbohidrat yang diserap
dalam bentuk glukosa dalam tubuh orang yang sudah makan akan naik sedangkan pada orang
puasa suplai glukosa dalam tubuh rendah (Setyo, 2011).
Dalam keadaan normal, kadar gula darah berkisar antara 80-140. Setiap kali sehabis
makan, pankreas segera produksi insulin untuk mengolah karbohidrat dan berkisarlah kadar
gula darah antara 80-140. Bagi penderita DM, angka kadar gula darah antara 80-140 sudah
terkategori tinggi. Untuk kembali normal, perlu diatur pola makan, olah raga, jamu, obat dan
suntikan insulin. Upaya tersebut hanya dapat mengatasi atau mengendalikan kadar gula darah,
tetapi tidak menyembuhkan. Kecuali zat karbohidrat, dalam makanan sehari-hari terdapat
protein (10-15%) dan lemak (20-25%). Presentase karbohidrat sekitar 60-70% sekaligus
sebagai sumber utama energi (tenaga). Pada penderita DM, sebagian (besar) karbohidrat tidak
dapat diubah menjadi tenaga. Karenanya penderita DM gampang sekali lelah akibat langsung
dari persediaan energi yang terbatas. Makanan (minuman) yang banyak mengandung
karbohidrat adalah nasi, roti, mi, jagung, tales, singkong, gula dan madu. Agar gula darah
tidak tinggi, karena semua makanan tersebut harus dibatasi (nasi, roti, dan lain-lain), atau
bahkan dipantang (gula) (Setyo, 2011).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari pembahasan di atas yaitu :
1. Kadar gula darah seseorang itu dapat dipengaruhi oleh berat badan, berat badan lebih
tinggi maka kadar gula darahnya juga tinggi. Bisa juga dipengaruhi oleh jenis kelamin,
kadar gula darah cowok lebih besar dari kadar gula darah cewek karena kandungan
protein serta karbohidrat yang disimpan lebih banyak dari cowok. Faktor lain yang
mempengaruhi yaitu dari makanan yang dimakan, jika makanan yang dimakan
mengandung banyak gizi serta karbohidrat dan protein seperti nasi dan telur ceplok
maka kadar gulanya akan meningkat lebih banyak dibandingkan dengan memakan
makanan yang mengandung sedikit protein. Hal lain yang menjadi factor utama adalah
dari seseorang yang puasa minimal 8 jam dan juga seseorang yang sudah makan.
Orang yang sedang puasa maka kadar gulanya akan menurun dibandingkan orang
yang sudah makan, hal itu disebabkan karena karbohidrat yang diserap dalam bentuk
glukosa dalam tubuh orang yang sudah makan akan naik sedangkan pada orang puasa
suplai glukosa dalam tubuh rendah.
5.2 Saran
Pada praktikum kali ini sudah bagus dan tertib. Akan tetapi sebaiknya ketika ingin
menguji kadar gula darah pada seseorang yang berpuasa dan tidak berpuasa, maka harus
benar berpuasa minimal 8 jam agar hasil yang diperoleh untuk membedakan antara orang
yang berpuasa atau tidak berpuasa akan lebih terlihat.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Yufrohi, Agus. 2012. Laporan Praktikum Glukosa Darah. Diakses pada tanggal 10
Desember 2018. http://agus-pages.blogspot.com/2012/09/laporan-praktikum-glukosa-
darah.html
Campbell, Neil A. dkk. 2004 .Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Dinika, Aulia dkk. 2012. Laporan Praktikum Patologi Klinik Pemeriksaan Kadar Gula
Darah. Diakses pada tanggal 10 Desember 2018.
https://darknessthe.blogspot.com/2012/07/laporan-praktikum-patologi-klinik_22.html
Lopulalan, Christine Rosalina. 2008. Sekilas Tentang Diabetes Mellitus. Jakarta: Media
Artikel.
Setyo Rini, Indah. 2011. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Kadar Gula Darah. Diakses
pada tanggal 10 Desember 2018. http://ndahyakuza.blogspot.com/2011/05/laporan-
praktikum.html
Soewolo, dkk. 2000. Fisiologi Hewan. Jakarta: Pengembangan Guru Sekolah Menengah