Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM
ILMU BIOMEDIK DASAR
PEMERIKSAAN GULA DARAH
Dosen Pengampu: Trio G, M.Kep

Disusun Oleh:

KELOMPOK 8 (1C)

1. SITI MAESAROH(3019041135)
2. ARI ZATNIKA (3019041021)
3. PUTRI SURI C.(3019041111)
4. DWI SANTIKA(3019041042)
5. ISAH ADIYANTI(3019041063)
6. MUFLIKHAH (3019041087)

D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan praktikum Ilmu Biomedik
Dasar ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
SAW yang menjadi suri tauladan hingga akhir zaman.

Dalam penulisan laporan ini, banyak bantuan, dorongan, dan pengarahan


dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berjasa dan membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Kami menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, begitu pula dalam
penuyusunan laporan ini banyak kekurangan dan kesalahannya.

Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif
dari semua pihak. Semoga Allah senantiasa membimbing kita semua ke jalan
yang lurus dan diridai-Nya.

Serang,30 September 2019

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah.
Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam
tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-
sel tubuh.
Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan eritrosit.
Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-glisero,
dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus
asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh
Glukosa sebagian besar diperoleh dari manusia, kemudian dibentuk dari berbagai
senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis lalu juga dapat dibentuk dari
glikogen hati melalui glikogenolsis.
Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan
salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah
satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon. Hormon
yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin adalah suatu
hormon anabolik, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan
mengakibatkan penyimpanan glukosa.
Glukagon adalah suatu katabolik, membatasi sintesis makromolekuler dan
menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan glukosa dalam
sirkulasi mengakibatkan peningkatan kosentrasi glukosa dalam sirkulasi
mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan glukagon, demikian
sebaliknya.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh
gagalnya pengaturan gula darah. Meskipun disebut “gula darah”, selain glukosa, kita
juga menemukan jenis-jenis gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun
demikian, hanya tingkatan glukosa yang diatur melalui insulin dan leptin.
B. Tujuan

1. Mahasiswa akan dapat menyimpulkan hasil pemeriksaan kadar glukosa pada saat
praktikum setelah membandingkannya dengan nilai normal
2. Menjelaskan nilai normal glukosa dari hasil praktikum.
3. Mahasiswa akan dapat dapat melakukan diagnosa dini penyakit apa saja yang
disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa dengan bantuan hasil praktikum yang
dilakukan.
4. Untuk menentukan adanya glukosa dalam darah
5. dilakukannya praktikum test gula darah adalah agar setiap mahasiswa mengerti cara
test gula darah

C. Tinjauan Pustaka

1. Diabetes Militus

Diabetes melitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula sederhana) di
dalam darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin
secara cukup. Insulin adalah hormon yang dilepaskan oleh pankreas, yang
bertanggungjawab dalam mempertahankan kadar gula darah yang normal. Insulin
memasukkan gula ke dalam sel sehingga bisa menghasilkan energi atau disimpan
sebagai cadangan energi.

Menurut kriteria diagnostik PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia)


2006, seseorang dikatakan menderita diabetes jika memiliki kadar gula darah puasa
>126 mg/dL dan pada tes sewaktu >200 mg/dL.
Glukosa darah berasal dari absorbsi pencernaan makanan dan pembebasan glukosa
dari persediaan glikogen sel. Tingkat glukosa darah akan turun apabila laju
penyerapan oleh jaringan untuk metabolisme atau disimpan lebih tinggi daripada laju
penambahan.

Penyerapan glukosa oleh sel-sel distimulus oleh insulin, yang disekresikan oleh
sel-ß dari pulau-pulau langerhans. Glukosa berpindah dari plasma ke sel-sel karena
konsentrasi glukosa dalam plasma lebih tinggi daripada di dalam sel.
Diabetes biasanya menunjukkan konsentrasi glukosa abnormal yang tinggi dalam
darah, kondisi ini disebut hiperglikemia.
Dalam keadaan yang sangat parah atau diabetes yang tidak terkontrol, tingkat
glukosa darah mungkin naik sampai sebesar 100 mM atau 25 kali lebih besar dan nilai
normalnya kira-kira 4 mM. Seorang yang normal akan segera mencerna glukosa,
konsentrasinya tidak akan lebih kira-kira 9 atau 10 mM. Sebab bertambahnya
konsentrasi gula darah menyebabkan sekresi insulin oleh pankreas, yang selanjutnya
menyebabkan meningkatnya pengambilan glukosa oleh darah.

Pemeliharaan kadar glukosa darah merupakan faktor amat penting, khususnya


untuk menjaga fungsi sistem saraf. Kadar gula darah bervariasi, tergantung status
nutrisi. Kadar gula normal manusia, beberapa jam setelah makan sekitar 80mg/ 100ml
darah, tetapi sesaat sehabis makan meningkat sampai 120mg/100 ml. Glukosa
bersama asam lemak adalah molekul-molekul bahan bakar utama pemicu
metabolisme makhluk hidup.

Organ pengguna bahan bakar terbanyak adalah hati, otak, jantung, otot, dan
jaringan adiposa. Mekanisme homeostatik berperan untuk memasukkan glukosa ke
dalam sel dan penggunaannya oleh jaringan tubuh. Bila kadar gula turun, mekanisme
pelepasan gula simpanan glikogen dalam sel (atau dari glukoneogenesis) terbuka,
sehingga kadar normal tetap terpelihara.
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah makan dan
kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari
setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah
biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan
yang mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.

Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi
progresif (bertahap) setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif
bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum merangsang
pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah kenaikan kadar gula darah
yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula darah menurun secara perlahan.
Ada cara lain untuk menurunkan kadar gula darah yaitu dengan melakukan aktivitas
fisik seperti berolahraga karena otot menggunakan glukosa dalam darah untuk
dijadikan energi.

Menurut Villee (1999), bahwa sekresi insulin dan glukagon dikontrol oleh kadar
glukosa dalam darah. Jika kadar glukosa dalam darah naik (umpama setelah makan),
maka sekresi insulin terangsang dan bekerja untuk mengembalikan kadar glukosa
dalam keadaan normal.
Dalam otot rangka insulin akan meningkatkan pemasokan glukosa ke dalam sel otot
yang juga menstimulasi sintesis glikogen.
Dengan demikian simpanan glikogen dalam sel otot meningkat. Penyerapan asam
amino ke dalam hati, otot dan jaringa adipose juga meningkat setelah makan sebagai
respon adanya insulin.
Tubuh secara alami mengatur kadar gula darah ini dengan
bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas sebagai bagian dari
homeostasis tubuh. Dengan demikian kadar gula darah normal akan selalu
dipertahankan.

2. Kadar Gula Darah Normal


Kadar gula darah akan berubah tergantung kapan mengukurnya yang terkait
dengan waktu makan, serta berapa banyak makannya. Oleh karena itu, terdapat nilai
gula darah normal saat puasa, dua jam setelah makan, dan gula darah sesaat. Kadar
gula darah dapat diperiksa melalui beberapa tes, antara lain:
a) Gula darah puasa (GDP)
Tes ini menggunakan contoh darah yang diambil saat kita tidak makan atau
minum apa pun (kecuali air putih) selama sedikitnya delapan jam. Meski demikian,
Anda masih tetap diperbolehkan untuk mengonsumsi air putih. Biasanya tes untuk
mengetahui kadar gula normal atau tidak, serta memeriksa apakah Anda
mengalami prediabetes dan diabetes.
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes
GDP:
 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 108 mg/dl
 Prediabetes : 108-125 mg/dl
 Diabetes : di atas 125 mg/dl

b) Gula darah 2 jam postprandial (GD2PP)


Tes ini dilakukan 2 jam setelah Anda makan terakhir. Biasanya tes ini dilakukan
untuk melihat apakah orang dengan diabetes mengonsumsi makanan yang tepat,
sehingga tidak berdampak buruk pada insulin dalam tubuh. Kadar insulin yang terlalu
tinggi dalam tubuh pada orang diabetes dapat menyebabkan peradangan pada
pembuluh darah dan syaraf.
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan oleh tes
GD2PP:
 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 140 mg/dl
 Prediabetes : 140-199 mg/dl
 Diabetes : 200 mg/dl atau lebih
c) Gula darah sewaktu (GDS)
Tes ini bisa dilakukan kapan saja, tes ini mengukur glukosa dalam darah yang
diambil kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan.. Tes secara acak ini berguna
karena kadar glukosa pada orang sehat menunjukkan angka yang tidak jauh berbeda
sepanjang hari. Jika hasil GDS pada orang sehat menunjukkan hasil yang sangat
bervariasi tiap waktu (bisa lebih dari 200 mg/hari), dapat diartikan bahwa orang
tersebut sedang bermasalah dengan gula darahnya.
d) Tes toleransi glukosa.
Tes ini dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diberikan
minuman yang manis yang mengandung gula dengan ukuran tertentu.
Kadar gula darah lalu diukur dengan menggunakan beberapa contoh darah yang
diambil pada jangka waktu yang tertentu.
Di Indonesia, yang lebih sering dilakukan adalah tes gula darah setelah makan.
dimulai dengan tes gula darah puasa, kemudian kita diminta untuk makan seperti
biasa, dan darah kita akan diperiksa lagi dua jam kemudian. Jika gula darah kita
terlalu tinggi, kita mungkin diabetes. Terapi untuk diabetes meliputi mengurangi berat
badan, mengatur pola makanan, dan olahraga. Bisa juga termasuk obat atau suntikan
insulin.
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan
oleh tes GDS:
 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 200 mg/dl
 Diabetes : di atas 200 mg/dl
Namun, sebenarnya kadar gula normal atau tidak di dalam darah, bisa berubah
sepanjang waktu, seperti sebelum makan dan setelah makan. Berikut ini merupakan
kisaran normal kadar gula darah Anda di tiap waktunya.
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum penetapan karbohidrat metode iodin yang dilakukan kelompok 8 pada
hari Senin, 16 September 2018, pukul 10.30 – 13.20 WIb, di Laboratorium gizi dan
pangan, Program Studi D3 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Faletehan Serang.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang di perlukan untuk pemeriksaan gula darah :

1. Lanset (jarum kecil)


2. Darah
3. Perangkat lancing (untuk menahan jarum)
4. Alkohol swab
5. Strip uji
6. Meteran glukosa/ glucotest

C. Prosedur Pemeriksaan

1. Letakkan lanset ke dalam perangkat lancing.

2. Masukkan strip tes ke meteran glukosa.

3. Usap ujung jari dengan alkohol swab

4. Tusuk ujung jari dengan lanset agar darah dapat keluar dan diambil.

5. Letakkan setetes darah pada strip tetes dan tunggu hasilnya. Biasanya, angka yang
menunjukkan kadar gula darah akan muncul dalam beberapa detik pada layar
meteran.

6. Dilakukan dengan dua pengukuran glukosa darah yaitu glukosa darah sewaktu dan
glukosa darah setelah 2 jam waktu terakhir kali makan (postprandial)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Berikut hasil pengamatan kelompok delapan pada praktikum pemeriksaan kadar
gula darah :
Table 1 hasil test gula darah 1 dan 2

kadar glukosa
no nama mahasiswa waktu pemeriksaan
darah

12.17 wib (sebelum


75 mg/dl
makan)
1 Siti Maesaroh
13.30 wib (sesudah
154 mg/dl
makan)

Gambar 1.2 hasil pemeriksaan gula darah ke-2


Gambar 1.1 hasil pemeriksaan gula darah ke-1

Pada saat praktikum kelompok delapan melakukan dua kali pemeriksaan gula
darah pada Siti Maesaraoh, yaitu test sebelum dan sesudah makan, dengan hasil yang
diperoleh yaitu pada test ke-1 didapatkan hasil kadar gula darahnya 75 mg/dl, ini
menunjukan bahwa kadar gula darah normal.
Kemudian test ke-2 Jam 13.30 WIB, kami melakukan test glukosa ke-2
dengan hasil yaitu 154 mg/dl, ini menunjukan kadar gula darah yang tidak normal.
Tetapi bila dilihat dari waktu test gula darah yang kami lakukan tersebut, ada factor
yang membuat kadar gula darah tinggi pada Siti Maesaroh, yaitu waktu test yang
belum genap dua jam yaitu ( 12:17 wib - 13:30 wib) dihitung pada waktuSiti
Maesaroh terakhir kali makan, sedangkan procedur testpada gula darah 2 jam
postprandial (GD2PP)dilakukan 2 jam setelah makan.
“Melakukan cek gula darah sehabis makan bisa memberikan hasil glukosa darah
yang terlalu tinggi”. Disarankan oleh para ahli untuk melakukan cek gula darah dua
jam setelah makan. Jadi, bisa di simpulkan bahwa pemeriksaan kadar gula darah
postprandialyang kelompok delapan lakukan belum dikatakan berhasil dan membuat
hasil pemeriksaan kadar gula darah tidak akurat.
Berikut ini merupakan kriteria kadar gula normal dari hasil yang ditunjukkan
oleh tes GD2PP:
 Normal (tidak menderita diabetes) : di bawah 140 mg/dl
 Prediabetes : 140-199 mg/dl
 Diabetes : 200 mg/dl atau lebih
Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan
untuk waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan
masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan
diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf.
Kadar gula darah normal (Normoglycaemia) dikatakan sebagai suatu kondisi
dimana kadar glukosa darah yang ada mempunyi resiko kecil untuk dapat
berkembang menjadi diabetes atau menyebabkan munculnya penyakit jantung dan
pembuluh darah.
IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang mempunyai resiko
tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus yang menunjukkan kadar gula
darah dapat kembali ke keadaan normal. Seseorang yang kadar gula darahnya
termasuk dalam kategori IGT juga mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan
pembuluh darah yang sering mengiringi penderita diabetes.
Kondisi IGT ini menurut para ahli terjadi karena adanya kerusakan dari
produksi hormon insulin dan terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang
diproduksi.
IFG sendiri mempunyai kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit
akan tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin secara
optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekanan pengeluaran gula dari hati
ke dalam darah.
Menurut Siswono (2002) kadar gula darah normal adalah 80-120 mg/dl (pada
kondisi puasa), 100-180 mg/dl (kondisi setelah makan), dan 100-140 mg/dl (pada
kondisi istirahat/tidur). Beragamnya kisaran gula darah normal di atas, terutama
dipengaruhi oleh usia, genetis, dan perbedaan pola makan. Gula darah/glukosa dalam
sistem metabolisme tubuh terutama berfungsi sebagai penyedia energi untuk kinerja
fungsi otak, sistem saraf pusat, dan sel-sel tubuh. Meningkatnya jumlah penderita
diabetes, terutama berkaitan dengan perubahan pola konsumsi karbohidrat, dari pola
konsumsi karbohidrat kompleks (dalam bentuk kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan
serealia) dan berlemak rendah menjadi pola konsumsi yang cenderung berkadar
(karbohidrat sederhana) dan lemak tinggi, serta rendah serat.
Produksi insulin yang tidak cukup mengakibatkan penyakit diabetes mellitus
(penyakit kencing manis). Penderita penyakit ini tidak mampu mengatasi kelebihan
glukosa dalam darah dengan mengubahnya menjadi glikogen dan lemak. Glikogen
dan lemak tubuh diubah menjadi glukosa, yang akan lebih menaikkan kadar gula
darah.
Disamping itu, Glukagon juga mendorong peningkatan konsentrasi gula darah;
karena itu kegiatannya merupakan kebalikan dari insulin. Peningkatan hiperglikemia
glukagon terdapat dalam dua hal. Pertama, glukagon mendorong pengeuraian
glikogen hati untuk menghasilkan glukosa darah, dengan mekanisme yang sama
dengan adrenalin. Permukaan membran plasma sel-sel hati mengandung reseptor
spesifik untuk glukagon.
Ketika reseptor ini berikatan dengan hprmon tersebut, adenilat siklase di dalam
membran plasma diaktifkan dan timbul suatu mekanisme amplikasi yang serupa
dengan yang ditimbulkan oleh adrenalin. Kedua, glukagon, tidak seperti adrenalin,
mengahambat perombakan glukosa menjadi laktat oleh glikolisis.

BAB IV
KESIMPULAN
Dari praktikum yang dilakukan dan hasil pembahasan maka praktikan dapat
membuat kesimpulan bahwa:
a) Kadar glukosa darah normal adalah kurang dari 100 mg/dl (pada kondisi puasa),
kadar glukosa darah normal adalah kurang dari 200 mg/dl (pd saat tidak puasa).
c) Kontrol naik dan turunnya gula darah ditentukan oleh hormone Insulin dan
glukagon.
d) Produksi insulin yang tidak cukup dan kelebihan glukagon mengakibatkan penyakit
diabetes mellitus (penyakit kencing manis).
e) Pemeriksaan gula darah yang tidak sesuai prosedur akan menjadikan hasil test
yang tidak akurat.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.honestdocs.id/kadar-gula-darah-normal
https://id.wikipedia.org/wiki/Hormon

https://books.google.co.id/books?
id=gxhap2ZN9HQC&pg=PA365&dq=hormon+insulin&hl=id&sa=X&ved=0ahU
KEwjhiOCPr9_kAhXXZCsKHfJ3Af0Q6AEIKDAA#v=onepage&q=hormon
%20insulin&f=false

https://health.uzone.id/6-kesalahan-yang-bikin-hasil-tes-gula-darah-tidak-akurat

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/diabetes-kencing-manis/cara-cek-gula-
darah-di-rumah/

Anda mungkin juga menyukai