PENDAHULUAN
1
kadar glukosa darah (hiperglikemia) terjadi jika insulin yang beredar tidak
mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik; keadaan ini disebut diabetes
mellitus. Apabila kadar glukosa plasma atau serum sewaktu (kapan saja, tanpa
mempertimbangkan makan terakhir) sebesar ≥ 200 mg/dl, kadar glukosa
plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2 jam
setelah makan (post prandial) ≥ 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya
diabetes mellitus.
Kadar gula darah dalam tubuh setiap individu berbeda-beda, tinggi rendahnya
kadar gula darah dipengaruhi sekresi hormon insulin dan glukagon sebagai peranan
terpenting dalam metabolisme. Perbedaan kadar gula darah bagi orang yang
berpuasa dan juga orang yang sudah makan perlu diketahui oleh karena itu pada
praktikum ini untuk mengetahui penetapan kadar glukosa darah puasa dan
mengetahui penetapan kadar glukosa darah 2 jam setelah mkan.
1.3.Tujuan
1. Mengetahui penetapan kadar glukosa darah sewaktu.
2. Mengetahui penetapan kadar glukosa darah puasa.
3. Mengetahui penetapan kadar glukosa darah 2 jam sesudah makan.
4. Mengetahui regulasi gula darah.
2
BAB II
TINJUAUN PUSTAKA
3
bisa mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui
glukoneogenesi untuk mensintesis glukosa dan memenuhi kadar normal
glukosa dalam darah ( plasma darah ) yaitu 65 – 110 mg/dl ( 3,6 – 6,1 mmol/
L ). (Murray, 2003 )
Dalam ilmu kedokteran, gula darah adalah istilah yang mengacu kadar
glukosa di dalam darah. Kadar glukosa darah diatur dengan ketat di dalam tubuh.
Glukosa dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel – sel tubuh.
Umumnya kadar glukosa darah berada pada kadar 70 – 110 mg/dl. (Price, 2005 ).
Metabolisme glukosa yang tidak normal dapat menyebabkan hiperglikemia ( bila
kadar gula darah berada pada kadar tinggi ( > 110 mg/dl )) dan hipoglikemia ( bila
kadar glukosa darah terlalu rendah ( < 70 mg/dl )).
2.2. Persiapan Pasien Secara Umum
Berbagai persiapan penderita yang perlu diberitahukan secara baik dan
mendetail pada penderita antara lain :
1) Persiapan pasien untuk pengambilan spesimen pada keadaan basal/dasar :
a) Untuk pemeriksaan tertentu pasien harus puasa selama 8 – 12 jam
sebelum diambil darah.
b) Glukosa Puasa, TTG (Tes Toleransi Glukosa), Glukosa kurva harian,
Asam Urat, VMA, Renin (PRA).
c) Trigliserida, Gastrin, Aldosteron, Homocystine, Lp (a), PTH intact
puasa 12 jam.
d) Apo AB dan Apo B dianjurkan puasa 12 jam.
2). Pengambilan spesimen sebaiknya pagi hari antara pukul 07.00 – 09.00.
3 ).Menghindari obat-obatan sebelum spesimen di ambil.
a) Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat 4-24 jam
sebelum pengambilan spesimen.
b) Untuk pemeriksaan dengan spesimen darah, tidak minum obat 48-42
jam sebelum pengambilan darah.
c) Apabila pemberian pengobatan tidak memungkinkan untuk di hentikan,
harus di informasikan kepada petugas laboratorium.
d) Menghindari aktifitasfisik/olahraga sebelum spesimen di ambil.
5. Memperhatikan efek postur.
4
Untuk menormalkan keseimbangan cairan tubuh dari pisisi berdiri ke pisisi
duduk, dianjurkan pasien duduk tenang sekurang-kurangnya 15 menit sebelum di
ambil darah.
6. Memperhatikan variasi diurnal ( perubahan kadar analit sepanjang hari)
Pemeriksaan yang di pengaruhi variasi diurnal perlu di perhatikan waktu
pengambilan darahnya, antara lain pemeriksaan ACTH, renin dan aldosteron.
2.3. Hormon Insulin
Insulin adalah hormon yang mengendalikan gula darah. Tubuh menyerap
mayoritas karohidrat sebagai glukosa (gula darah). Dengan meningkatnya gula
darah setelah makan, pankreas melepaskan insulin yang membantu membawa gula
darah ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar atau disimpan sebagai
lemak apabila kelebihan. Orang-orang yang punya kelebihan berat badan atau
mereka yang tidak berolahraga seringkali menderita resistensi insulin.
Konsekuensinya, tingkat gula darah meningkat di atas normal (Anonimous, 2011).
Dalam otot rangka insulin akan meningkatkan pemasukan glukosa ke dalam
sel otot yang juga menstimulasi sintesis glikogen. Dengan demikian simpanan
glikogen dalam sel otot meningkat. Penyerapan asam amino ke dalam hati, otot dan
jaringan adipose juga meningkat setelah makan sebagai respon adanya insulin
(Soewolo, 2000).
Penolakan insulin adalah kondisi pada jumlah normal insulin yang tidak
mencukupi untuk menanggapi respon insulin normal dari lemak, otot dan sel hati.
Penolakan insulin pada sel lemak merupakan akibat dari hidrolisis. Penolakan
insulin pada otot mengurangi pengambilan glukosa, dan penolakan insulin pada hati
mengurangi stok glukosa, dengan akibat pada penyediaan glukosa darah. Penolakan
insulin dapat disebabkan oleh sindrom metabolisme dan diabetes melitus tipe 2
(Lopulalan, 2008).
2.4. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu
Pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan kimia yang bertujuan
untukscreening Diabetes Mellitus sebagai upaya deteksi dini terhadap penyakit ini.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan strip dengan prinsip enzim
glukosa oksidase dan menggunakan teknologi biosensor yang spesifik untuk
5
pengukuran glukosa. Pada pemeriksaan ini perlu diperhatikan tahap pra analitik,
analitik, dan post analitiknya.
Pemeriksaan ini untuk mengukur kadar glukosa darah yang diambil kapan
saja, tanpa memperhatikan waktu makan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui kadar glukosa dalam darah sewaktu.Sampel yang digunakan pada
pemeriksaan yaitu darah dengan atau tanpa antikoagulan (EDTA, Heparin, dan
NaF).
Kadar normal glukosa darah sewaktu yaitu berkisar antara 70 – 100
mg/dl.Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis yaitu kondisi dimana konsentrasi
glukosa darah berada di atas normal dalam jangka waktu lama (kronis). Penyandang
DM harus menjaga konsentrasi glukosa darahnya dengan baik untuk mencegah
timbulnya komplikasi di kemudian hari. Selain dengan pengaturan pola makan,
olahraga dan pengobatan, hal lain yang perlu dilakukan yaitu pemeriksaan rutin
glukosa darah. Ada tiga macam pemeriksaan glukosa darah, diantaranya glukosa
darah sewaktu, puasa, dan 2 jam setelah makan (post prandial).
Kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen.
Faktor endogen yaitu humoral faktor seperti insulin, glukagon, kortisol, sistem
reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan.
Pemeriksaan glukosa darah yang baik dan sering dilakukan yaitu
pemeriksaan glukosa darah sewaktu, karena pemeriksaan ini sendiri bertujuan
untuk upaya deteksi dini penyakit DM. Adanya upaya deteksi dini DM dengan
melakukan screening diharapkan dapat menurunkan resiko komplikasi dan
meningkatkan upaya pengendalian sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
dan memperpanjang usia hidup pederita. Pemeriksaan ini cukup efektif dan
tergolong mudah dikarenakan kita dapat mengambil sampelnya sewaktu-waktu.
2.5. Gula darah setelah makan, atau 2 jam PP
adalah pemeriksaan kadar gula darah setelah 2 jam makan. Gunanya adalah
untuk menilai seberapa besar fungsi pankreas atau insulin yang di keluarkan oleh
pankreas untuk menetralisisr gula darah. Pada umumnya setelah makan pasien akan
mengalami kenaikan gula darah dan akan berangsur normal setelah kira-kira dua
jam setelahnya. Pada pasien pra maupun diabetes ditemukan angka yang tidak
6
normal atau di atas ambang batas normal. Adapun angka yang di tampilkan adalah
kurang dari 140 mg/dL atau 7.8 mmol/L (orang yang berusia di bawah 50 tahun.
150 mg/dL atau 8.3 mmol/L untuk mereka yang berusia 50-60 tahun, kadar
normalnya adalah kurang dari. Jika Anda berusia 60 tahun ke atas, maka kadar
normal gula darah adalah 160 mg/dL atau 8.9 mmol/L.
2.6. Gula darah puasa
Tes glukosa darah puasa adalah pengukuran tingkat glukosa darah
seseorang setelah orang tersebut tidak makan selama 8 sampai 12 jam (biasanya
semalam). Tes ini digunakan untuk mendiagnosis pra-diabetes dan diabetes. Tes ini
juga digunakan untuk memantau pasien diabetes.Persiapannya adalah dengan puasa
semalaman sekitar 10-12 jam. Pagi sebelum makan pagi diambil sampel
darah guna diperiksa kadar gula darah puasa. Nilai normal = 70 – 110 mg/d
Gula darah puasa di anggap normal jika hasil ada di antara angka 70 hingga
99 mg/dL (3.9 to 5.5 mmol/L) , Jika di temukan angka Dari 100 hingga 125 mg/dL
itu adalah kondisi pra diabet, sedang jika gula darah puasa anda di atas 125, sudah
bisa di katakan jika andarentan terkena diabet. ( Anonim 1 ).
2.7. Blood Lancet
Blood Lancet merupakan jarum steril untuk sekali pakai.Digunakan
sebagai jarum untuk pengambilan contoh darah berkaitan dengan pemeriksaan
darah seperti gula darah,asam urat dan kolesterol .Jarumnya di buat dengan sangat
presisi sehingga mengurangi rasa sakit.Cara menggunakannya yaitu dengan
memutar tutup jarumnya,setelah dipakai maka jarum tidak boleh dipakai lagi.
( Anonim 2 )
2.8. Alkohol Swab
Alkohol swab adalah sejenis antiseptic atau pembersih kuman atau bakteri
yang digunakan untuk jari tangan atau permukaan kulit lainnya yang berbahan dari
kertas tissu basah yang mengandung alcohol, alcohol swabs biasa digunakan pada
saat akan mengambil sample darah pada jari tangan, agar jari tangan tersebut bersih
dan higienis dari kotoran kuman dan bakteri. Alcohol swabs adalah alcohol kertas
yang berukuran kecil dan mini yang sangat mudah dibawa kemana saja saat
diperlukan, tidak memakan tempat pada saat diletakkan dikantong, tas kecil atau
dompet.
7
Alkohol swab ini hanya digunakan sekali pakai tidak dianjurkan untuk
penggunaan lebih dari 1 kali karena jika alkohol swab telah terbuka kemasannya
maka alkohol swab akan cepat mengering terkena angin dan tidak akan berfungsi
dengan baik saat digunakan kembali. Penggunaan alcohol swabs ini hanya untuk
penggunaan permukaan kulit luar tidak dapat digunakan untuk penggunaan kulit
dalam yang terbuka. Alkohol swab terdiri dari 70% Ethyl Alcohol yang aman untuk
digunakan sebagai pembersih permukaan kulit luar. ( Anonim 3 ).
8
BAB III
METODOLOGI
3.2. Alat
Pada praktikum dibutuhkan beberapa alat laboratorium untuk
memaksimalkan hasil yang diperoleh pada praktikum, antara lain:
Tabel 1. Alat Yang Digunakan Praktikum
No. Alat Kuantitas
1. Gluco check 1 unit
2. Blood lancet 1 unit
3 Gelas 4 buah
4 Sendok 4 buah
5 Timbangan digital 1 unit
3.3. Bahan
Pada praktikum dibutuhkan beberapa bahan untuk memaksimalkan hasil
yang diperoleh pada praktikum, antara lain:
Tabel 2. Bahan Yang Digunakan Praktikum
No. Bahan Kuantitas
1. Stik glukosa 12 buah
2. Darah kapiler -
3. Alkohol 70% secukupnya
4. Alkohol swab 12 lembar
5. Gula 300 gram (masing-masing kelompok 75 gram)
6. Air hangat 1000 ml (masing-masing kelompok 250 ml)
9
3.4. Prosedur Kerja
a. Pemeriksaan Kadar Gula Darah Sewaktu
10
b. Pemeriksaan Kadar Gula Puasa
Pemeriksaan
12
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
13
BAB V
PEMBAHASAN
Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam
darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di
dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber energi untuk sel-
sel tubuh. Meskipun disebut sebagi gula darah, selain glukosa, ditemukan juga
jenisjenis gula lainnya, seperti glukosa dan galaktosa. Namun demikian, hanya
tingkatan glukosa yang diatur insulin.
Gula darah terdiri dari glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan
monosakarida yang paling dominan dan digunakan sebagai bahan bakar. . Glukosa
merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di dalam tubuh seperti
glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu,
dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan proteoglikan ( Murray R. K. et al.,
2003).
14
penderita merasa pusing, lemas, gemetar, pandangan menjadi kabur dan gelap,
berkeringat dingin, detak jantung meningkat dan terkadang sampai hilang
kesadaran (syok hipoglikemia). (Nabyl, 2009).
Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang
bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi
mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila
levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk
waktu yang singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan
masalah-masalah kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan
diabetes, termasuk kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf. Peningkatan rasio gula
darah disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan
glukoneogenesis yang terjadi pada hati.
Nilai rujukan
DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl; Darah lengkap :
sampai dengan 120 mg/dl
LANSIA : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl; Darah lengkap :
sampai dengan 140 mg/dl.
15
LANSIA : 70 – 120 mg/dl.
DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl; Darah lengkap :
sampai dengan 120 mg/dl
LANSIA : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl; Darah lengkap :
sampai dengan 140 mg/dl.
Pada praktikum ini prosedur kerja ada dua prosedur kerja yaitu untuk
pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dan pemeriksaan kadar gula darah puasa
lalu 2 jam post pradial, langkah-langkahnya sama saja. Sehingga setiap kelompok
16
menyiapkan dua orang yang satu untuk pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dan
satunya unutk pemeriksaan kadar gula darah puasa dan 2 jam post prandial.
Praktikum pemeriksaan kadar gula darah sewaktu ini pertama siapkan alat
dan bahan, lalu bersihkan ujung jari yang akan diambil sampel dengan alcohol
swab, tekan ujung jari lalu tusuk dengan blood lancet, jika darah sudah keluar
letakkan pada stik glukosa yang sebelumnya sudah disiapkan, taruh dan tunggu 10
detik hingga hasilnya tertera dilayar. Dan catat hasilnya .
Hasil dari pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yaitu Hanum Tri dengan
kadar gula 105 mg/dL, Laili Rahma dengan kadar gula 105 mg/dL, Tisatun dengan
kadar gula 155 mg/dL, Dita Noviasari 120 mg/dL. Dari hasil semua sampel dapat
diketahui bahwa semua sampel dari ke 4 mahasiswa kadar gula darahnya
normal.Hal ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa Kadar gula darah normal
pada saat puasa (nuchter) yaitu 80-110 mg/dl dan setelah makan yaitu 110-160 gr/dl
(Depkes RI 2003). Dari ke 4 mahasiwa kadar gula darahnya antara 105-155 mg/dL
sehingga dapat dikatakan normal. Pada umumnya glukosa atau gula darah manusia
bertahan dalam batas yang sempit dalam sehari yakni 4-8 mmol/I atau 70-150 mg/dL.
Namun tingkat ini bisa saja meningkat pada saat kita makan, biasanya pada level yang
terendah saat pagi hari sebelum sarapan/makan pagi.
5.3.2. Pemeriksaan kadar gula darah puasa dan 2 jam post prandial
Untuk pemeriksaan kadar gula darah puasa dan post prandial sebelumnya
orang yang dimabil sampel harus berpuasa paling sedikit 8 jam namun untuk
minum air putih tanpa menggunakan gula diperbolehkan,prosedurnya yaitu:
siapkan alat dan bahan, lalu bersihkan ujung jari yang akan diambil sampel dengan
alcohol swab, tekan ujung jari lalu tusuk dengan blood lancet, jika darah sudah
keluar letakkan pada stik glukosa yang sebelumnya sudah disiapkan, taruh dan
tunggu 10 detik hingga hasilnya tertera dilayar. Dan catat hasilnya, setelah itu
diberikan minuman air gula(larutan gula) yang perbandingan air 250 ml dan gula
pasir 75 gram diminum dalam waktu 5 menit. Setelah itu berpuasa kembali sampai
pengambilan sampel darah 2 jam setelah peminuman, selama 2 jam tetap istirahat
17
dan tidak boleh merokok.Setelah 2 jam diperiksa kadar gula darah dengan langkah-
langkah sama dengan sebelumnya, dan catat hasilnya.
Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa dan 2 jam post prandial yaitu Ciagus
kadar gula darah puasa 73 mg/dL dan kadar gula 2 jam post prandial 100 mg/dL. Endah
Setyo kadar gula darah puasa 73 mg/dL dan kadar gula 2 jam post prandial 105 mg/dL.
Nenny kadar gula darah puasa 74 mg/dL dan kadar gula 2 jam post prandial 96 mg/dL.
Anis Farah kadar gula darah puasa 55 mg/dL dan kadar gula 2 jam post prandial 79
mg/dL.
18
dianggap normal. Berada pada kisaran kondisi ideal yaitu adalah 80-144 mg/dl, .
Untuk kadar gula darah Anis Farah kadar gula darah 2 jam post prandial 79 mg/dL
dikatakan belum dalam keadaan normal, karena dibawah kondisi ideal yaitu 80-144
mg/dl. Dikarenakan sebelumnya untuk pemeriksaan kadar gula darah puasa juga
dibawah normal sehingga untuk pemeriksaan kadar gula darah 2 jam post prandial
juga dibawah normal, hal ini dapat disebabkan berbagai factor.
19
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam
darah. Konsentrasi gula darah atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di
dalam tubuh. Pada praktikum dilakukan pemeriksaan glukosa darah dengan
menggunakan sampel darah kapiler. Metode yang digunakan adalah metode
enzimatis. metode enzimatis ini dengan menggunakan glukotest (nesco).
Hasil dari pemeriksaan kadar gula darah sewaktu yaitu Hanum Tri dengan
kadar gula 105 mg/dL, Laili Rahma dengan kadar gula 105 mg/dL, Tisatun dengan
kadar gula 155 mg/dL, Dita Noviasari 120 mg/dL. Dari hasil semua sampel dapat
diketahui bahwa semua sampel dari ke 4 mahasiswa kadar gula darahnya
normal.Hal ini sesuai dengan literature yang mengatakan bahwa Kadar gula darah normal
pada saat puasa (nuchter) yaitu 80-110 mg/dl dan setelah makan yaitu 110-160 gr/dl
(Depkes RI 2003).
Untuk kadar gula darah puasa didapatkan hasil Ciagus 73 mg/dL, Endah
Setyo 73 mg/dL, Nenny 74 mg/dL sudah dianggap normal. Menurut WHO kadar
gula darah ketika puasa: 4 - 7 mmol/l atau 72 - 126 mg/dl , dan ke 3 sampel darah
yang diambil termasuk kisaran diatas. Untuk kadar gula darah Anis Farah 55 mg/dL
dikatakan belum dalam keadaan normal sesuai dengan literature diatas dengan
kadar gula darah dibawah 72 - 126 mg/dl.
Dari pemeriksaan sampel ke empat ,mahasiswa tersebut dapat diketahui
bahwa kisaran kadar gula darah 2 jam post prandial antara 79-105 mg/dL. Kondisi
idealnya adalah 80-144 mg/dl, sedangkan untuk kondisi cukup adalah 145-179
mg/dl. Ketiga sampel yaitu Ciagus kadar gula darah 100 mg/dL, Endah Setyo kadar
gula darah 105 mg/dL, Nenny kadar gula darah 96 mg/dL sudah dianggap normal.
Berada pada kisaran kondisi ideal yaitu adalah 80-144 mg/dl, . Untuk kadar gula
darah Anis Farah kadar gula darah 2 jam post prandial 79 mg/dL dikatakan belum
dalam keadaan normal, karena dibawah kondisi ideal yaitu 80-144 mg/dl.
Perbedaan kadar glukosa darah dapat disebabkan berbagai factor yaitu
faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu humoral factor seperti hormon
20
insulin, glukagon, kortisol; sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen
antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang
dilakukan. Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi
yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah,
fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran.
6.2. Saran
1. Dalam melakukan praktikum pemeriksaan gula darah, praktikan seharusnya
lebih memahami prosedur kerja agar praktikum berjalan dengan lancar.
2. Dalam proses pengambilan darah, praktikan harus berhati-hati saat
menyuntikkan jarum ke jari pasien.
3. Dlam melihat hasil angka kadar glukosa darah, praktikan seharusnya
melihat dengan teliti agar mendapatkan hasil yang akurat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Mary.E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet, Hubungannya dengan Penyakit – Penyakit
Perawatan dan Dokter. Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Dawn B, Marks. 2000. Dasar – Dasar Kimiawi dan Biologis Biokimia. Dalam :
Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta : EGC
22
LAMPIRAN 1
KELOMPOK 2
23
Gambar 7. Hasil kadar gula darah
Gambar 8. Membuat larutan gula 75
acak kelompok 2 sebesar 105 mg/dL
gram
24
LAMPIRAN 2
KELOMPOK 1
25
LAMPIRAN 3
KELOMPOK 3
26
KGD 2 jam post
prandial
27
LAMPIRAN 4
KELOMPOK 4
Gambar 4. Tusuk jari yang Gambar 5. Ambil sampel Gambar 6. Letakkan pada
sudah dibersihkan darah dari jari stik glukosa
menggunakan blood lancet
28