Anda di halaman 1dari 11

A.

Judul Percobaan :
Penentuan Kadar Glukosa Darah
B. Hari/Tanggal Percobaan :
Rabu/30 September 2019, pukul 07.00 WIB
C. Selesai Percobaan :
Rabu/30 September 2019, pukul 09.30 WIB
D. Tujuan Percobaan :
Menentukan Kadar Glukosa dalam Darah.
E. Kajian Pustaka
1. Darah
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia
karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan
lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang
dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan
kematian. Darah pada tubuh manusia mengandung 55 % plasma darah
(cairan darah) dan 45 % sel – sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada
pada tubuh kita yaitu sekitar sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau
sekitar 4 atau 5 liter (Djojodibroto 2003).
Darah dan urin dapat digunakan untuk permeriksaan glukosa darah.
Pemeriksaan Glukosa darah juga dapat diperiksa dengan menggunakan
bahan serum, plasma dan darah lengkap (Suyono, 2009).
2. Glukosa
Glukosa, suatu gula monosakarida, adalah salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan
(Murray, 2013 dan Irawan, 2007). Glukosa merupakan sumber tenaga yang
terdapat di mana-mana dalam biologi. Glukosa merupakan salah satu hasil
utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-glukosa) disebut
juga dekstrosa, terutama pada industri pangan.
Gambar 1. Proyeksi Haworth struktur glukosa (α-D-glukopiranosa)

(Matsjeh, 1996).

Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—


monosakarida yang mengandung enam atom karbon. Glukosa merupakan
aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya
membentuk cincin yang disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk
aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada gugus
samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada
atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH.
3. Glukosa Darah
Glukosa darah merupakan gula yang terdapat dalam darah yang
berasal dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai glikogen
dihati dan diotot rangka. Glukosa darah berfungsi sebagi penyedia energi
tubuh dan jaringan- jaringan dalam tubuh (Widyastuti, 2011). Kadar glukosa
juga dipengaruhi berbagai faktor dan hormon insulin yang dihasilkan
kelenjar pankreas, sehingga hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah
(Ekawati, 2012).
Glukosa darah dibagi menjadi dua yaitu hiperglikemia dan
hipoglikemia. Hiperglikemia bisa terjadi karena asupan karbohidrat dan
glukosa yang berlebihan. Beberapa tanda dan gejala dari hiperglikemia yaitu
peningkatan rasa haus, nyeri kepala, sulit konsentrasi, pengelihatan kabur,
peningkatan frekuensi berkemih, letih, lemah, penurunan berat badan.
Sedangkan hipoglikemia juga bisa terjadi karena asupan karbohidrat dan
glukosa kurang. Beberapa tanda dan gejala dari hipoglikemia yaitu gangguan
kesadaran, gangguan penglihatan, gangguan daya ingat, berkeringat, tremor,
palpitasi, takikardia, gelisah, pucat, kedinginan, gugup, rasa lapar (M.Mufti
dkk, 2015).
Kadar glukosa darah dalam keadaan normal berkisar antara 70-110
mg/dl. Nilai normal kadar glukosa dalam serum dan plasma adalah 75-115
mg/dl, kadar gula 2 jam postprandial ≤ 140 mg/dl, dan kadar gula darah
sewaktu ≤ 140 mg/dl (Widyastuti, 2011).
4. Macam-Macam Glukosa Darah
a. Glukosa darah sewaktu
Glukosa darah sewaktu merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah
yang dilakukan setiap hari tanpa memperhatikan makanan yang dimakan
dan kondisi tubuh orang tersebut.
b. Glukosa darah puasa
Glukosa darah puasa merupakan pemeriksaan kadar glukosa darah yang
dilakukan setelah pasien puasa selama 8-10 jam.
c. Glukosa 2 jam setelah makan
Glukosa 2 jam setelah makan merupakan pemeriksaan kadar glukosa
darah yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien selesai makan
(M.Mufti dkk, 2015).
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Glukosa Darah
1) Pola hidup pasien dapat mempengaruhi glukosa darah.
a. Diet
Pemeriksaan glukosa dan trigliserida makan dan minuman mepengaruhi
hasil pemeriksaan.
b. Obat
Pemberian obat dilakukan secara oral maupun yang lain akan
menyebabkan terjadi respon tubuh terhadap obat tersebut.
c. Merokok
Merokok terjadi perubahan cepat dan lambat kadar zat yang diperiksa.
Perubahan cepat dalam 1 jam dengan 1 – 5 batang perubahan yang terjadi
asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosterol dan kortisol meningkat.
Perubahan lambat terjadi pada lipoprotein, aktivitas enzim, hormon,
vitamin dan logam berat.
d. Aktivitas fisik
Kehilangan cairan yang diakibatkan karena keringat dan perubahan kadar
hormon akan mengakibatkan kadar yang besar pada gula darah di arteri
dan vena.
e. Demam
Tahap permulaan gula darah meningkat dan tahap selanjutnya gula darah
turun karena terjadi peningkatan kadar insulin (Menkes, 2010).
2) Hormon yang Mempengaruhi kadar glukosa.
a. Insulin
Hormon ini dihasilkan oleh sel-sel beta pada pulau-pulau Langerhans
pankreas sebagai reaksi langsung terhadap keadaan hiperglikemia. Selain
pengaruh langsung hiperglikemia dalam meningkatkan ambilan glukosa
baik ke hati maupun jaringan perifer, hormon insulin mempunyai peranan
sentral dalam mengatur konsentrasi glukosa. Insulin mempunyai efek
segera meningkatkan glukosa di jaringan seperti jaringan adiposa dan otot.
Sebaliknya, hormon insulin tidak memiliki efek langsung terhadap
penetrasi glukosa pada sel-sel hati. Meskipun demikian, secara tidak
langsung insulin akan meningkatkan ambilan jangka panjang glukosa oleh
hati sebagai hasil kerjanya pada sintesis enzim yang mengontrol glikolisis,
glikogenesis, dan glukoneogenesis.
b. Epinefrin
Epinefrin disekresi medula adrenal sebagai akibat dari rangsangan yang
menimbulkan stres dan menimbulkan glikogenolisis di hati serta otot
karena stimulasi enzim fosforilase dengan menghasilkan CAMP.
c. Hormon tiroid
Kadar glukosa puasa tampak naik di antara pasien-pasien hipertiroid dan
menurun di antara pasien – pasien hipotiroid. Pada pasien hipertiroid
kelihatannya menggunakan glukosa dengan kecepatan yang normal atau
meningkat, sedangkan pasien hipotiroid mengalami penurunan
kemampuan dalam menggunakan glukosa dan mempunyai sensitivitas
terhadap insulin yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan orang-
orang normal atau penderita hipertiroid (Yuriska, 2009).
3) Suhu
Sampel darah yang sudah berada diluar tubuh berupa serum yang
didinginkan pada suhu 200C akan stabil dalam 24 jam, sedangkan pada
suhu ruang sampel darah tanpa adanya penambahan zat penghambat
glikolisis akan terjadi metabolisme setelah 10 menit dengan kecepatan
glikolisis mencapai 7mg/dl perjam. Sampel darah yang sudah berada
diluar tubuh jika tidak segera dilakukan pemeriksaan akan mengalami
penurunan (Munjariyani, 2009 & Widyastuti, 2011).
4) Stabilitas
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa karena stabilitas
spesimen dapat berubah.
Faktor yang mempengaruhan stabilitas spesimen antara lain :
a. Kontaminasi oleh kuman dan bahan kimia.
b. Metabolisme sel-sel hidup pada spesimen.
c. Terjadi penguapan.
d. Pengaruh suhu.
e. Terkena paparan sinar matahari (Menkes, 2010).
6. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah
Pemeriksaan kadar glukosa darah diantaranya glukosa darah sewaktu
(GDS), glukosa darah puasa (GDP), dan glukosa darah 2 jam setelah makan
atau glukosa 2 jam post prandial dan pemeriksaan Hb 1c yang merupakan
pemeriksaan untuk mengetahui kondisi glukosa darah dalam tiga bulan
terakhir (Sacher, 2004).Pemeriksaan kadar glukosa darah berfungsi sebagai :
a. Tes saring.
Tes saing digunakan untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi kronik akibat
penyakit ini. Tes saring menggunakan glukosa darah sewaktu.
b. Tes diagnostik.
Tes diagnostik bertujuan memastikan diagnosis DM pada individu dengan
keluhan klinis yang khas, atau pasien yang terdiagnosis pada tes saring.
Tes diagnostik biasanya mengambil glukosa darah puasa dan glukosa
darah dua jam post prandial sebagai sampel pemeriksaan. Tes diagnostik
sebaiknya dipilih plasma vena, karena molaritasglukosa pada plasma vena
hampir sama dengan glukosa pada whole blood.Konsentrasi glukosa
plasma lebih tinggi 11% dibanding whole blood padakeadaan kadar
hematokrit normal. Konsentrasi plasma heparin lebih rendah 5%dibanding
pada serum. Sampel plasma yang didiamkan stabil kurang dari 1 jam,bila
lebih dari 1 jam konsentrasi glukosa turun karena adanya glikolisis ex vivo
(Kardika, 2013).
c. Tes pengendalian.
Tes pengendalian bertujuan memantau keberhasilan pengobatan yang
mencegah terjadinya komplikasi kronik. Tingkat keberhasilan proses
terapi pengobatan dapat diketahui dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, glukosa darah puasa dan glukosa darah dua jam post prandial,
apabila pemeriksaan glukosa darah dua jam post prandial abnormal maka
dapat dilakukan pemeriksaan tes toleransi glukosa oral (Hardjoeno, 2003).
7. Metode Nelson-Smogyi
Penentuan gula reduksi dan gula total dapat dilakukan dengan Metode
Nelson-Somogyi. Metode ini mendasarkan pada daya reduksi sederhana
terhadap ion tembaga menjadi kuprooksida dan senyawa-senyawa gula lain.
Bila kemudian kuprooksida direaksikan dengan arsenomoblidat akan
membentuk senyawa molibdenum (senyawa kompleks berwarna biru) yang
dapat ditera pada spektrofotometer. Metode ini juga mengisyaratkan perlunya
menghilangkan senyawa protein dari larutan yang dapat dilakukan dengan
cara penambahan bahan pengumpul zink hidroksida (dengan menambah
BaOH dan ZnSO4) dan kemudian disentrifugasi untuk memisahkan endapan
proteinnnya. Penentuan gula total pada prinsipnya sama dengan penentuan
gula reduksi, tetapi gula non reduksi yang ikut ditera diuraikan dulu menjadi
komponen penyusunnya agar sifat reduksinya muncul (Suhardi, 1997).
8. Spektofotomoter UV-Vis
Spektrofotometri Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya
oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang tertentu (Day dan
Underwood, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai panjang gelombang
antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai panjang
gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat
spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak
dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis
sangat berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit
di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang
gelombang tertentu dengan menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman,
2007).
Spektrofotometer UV-Vis adalah semacam alat ukur yang bekerja
berdasarkan prinsip spektrofotometri. Sederhananya adalah berdasarkan
penyerapan panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan
Hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik melewatisuatu media,
makasebagian cahaya tersebut diserap, sebagian dipantulkan, dan
sebagiandipancarkan.Perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas
warnanya diamati dengan spektronik 20 pada panjang gelombang maksimum
yaitu 660 nm. Persamaannya yaitu (Day, 2001):

A= k x c x l

Dimana: A : absorbansi (serapan cahaya)


k : koefisien ekstintik molar larutan

l : tebal kuvet
c : konsentrasi sampel

Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer berkas ganda


sedangkan pada spektrofotometer VIS ataupun UV termasuk
spektrofotometer berkas tunggal. Pada spektrofotometer berkas ganda blanko
dan sampel dimasukan atau disinari secara bersamaan, sedangkan
spektrofotometer berkas tunggal blanko dimasukan atau disinari secara
terpisah.
F. Alat dan Bahan
a) Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis (1 set)
2. Sentrifuge (1 set)
3. Tabungreaksi (7 buah)
4. Gelasukur 25 mL (1 buah)
5. Raktabungreaksi (1 buah)
6. Penangas (1 set)
7. Penjepitkayu (1 buah)
8. Gelaskimia 100 mL (2 buah)
9. Gelaskimia 500 mL (2 buah)
10. Pipettetes (10 buah)
11. Pipet volume (1 set)
b) Bahan
1. Larutan Cu alkalis (21 mL)
2. Larutan Ba(OH)2 0,3 N (1 mL)
3. Aquades (50 mL)
4. Larutan ZnSO4.7H2O 5% (2 mL)
5. Pereaksiarsenmolibdat (21tetes)
6. Larutan (NH4)2SO4 0,5 N (2 mL)
7. Sampeldarah (1 mL)
8. Larutanasamoksalat (1 mL)
G. Alur Percobaan
1) Deproteinasi Filtrat Darah

1 mL sampel darah

1. Dimasukkan ke dalam tabung sentrifuge yang berisi 1 mL


larutan asam oksalat
2. Diaduk hingga homogen
3. Ditambah 1 mL larutan Ba(OH)2 0,3 N
4. Diaduk sampai tercampur sempurna
5. Ditambah 2 mL larutan ZnSO4.7H2O 5%
6. Ditambah 2 mL larutan (NH4)2SO4 0,5 N
7. Diaduk hingga tercampur
8. Didiamkan selama 15 menit
9. Disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3500 rpm

Filtrat Residu

10. Diambil 1 mL filtrate


11. Dilakukan uji biuret

Larutan berwarna biru muda


2) Penetuan Kadar Glukosa Darah

1 mL darah

1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


2. Ditambahkan 3 mL pereaksi Cu alkalis
3. Dimasukkan ke dalam penangas selama 15 menit
4. Dimasukkan ke dalam air dingin selama 10 menit
5. Ditambahkan 3 tetes pereaksi arsenmolibdat
6. Diaduk hingga homogen
7. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm dengan
spektrometer UV-Vis.
Nilai absorbansi

3) Penentuan Kurva Standart

1 mL 1 mL 1 mL 1 mL 1 mL
glukosa 0,1 glukosa 0,3 glukosa 0,5 glukosa 0,7 glukosa 0,9
mg/mL mg/mL mg/mL mg/mL mg/mL

1. Dimasukkan ke dalam tabungreaksi


2. Ditambahkan 3 mL pereaksi Cu alkalis
3. Dimasukkan ke dalam penangas selama 15 menit
4. Dimasukkan ke dalam air dingin selama 10 menit
5. Ditambahkan 3 tetes pereaksi arsenmolibdat
6. Diaduk hingga homogen
7. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm dengan
spektrometer UV-Vis.

Nilai absorbansi
4) Larutan Blanko

1 mL aquades

1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


2. Ditambahkan 3 mL pereaksi Cu alkalis
3. Dimasukkan ke dalam penangas selama 15 menit
4. Dimasukkan ke dalam air dingin selama 10 menit
5. Ditambahkan 3 tetes pereaksi arsenmolibdat
6. Diaduk hingga homogen
7. Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 660 nm
dengan spektrometer UV-Vis.

Nilai absorbansi

Anda mungkin juga menyukai