Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMERIKSAAN GDS

Di susun

OLEH

Nama: Ade Jihan Farida A Sipi

Nim: 1420118105

Prodi: Keperawatan

Kelas: pagi ambon

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MALUKU HUSADA
AMBON
2020
PEMERIKSAAN GULA DARAH

(METODA ORTHOTOLUIDIN)

I. TUJUAN
Untuk menentukan adanya glukosa dalam darah

II. PRINSIP
Gula darah diperiksa dengan tekhnik kolorimetri dengan 630 nm. Protein
diendapkan dengan trikloracetat dan filtratnya diwarnai dengan O.Toluidin.
III. TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN GLUKOSA

Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa, karena


mempunyai sifat dapat memuta cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa
terdapat dala buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa
dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 – 100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa
darah dapat bertambah setelah kita makan-makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira
2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada
penderita diabetes melitus, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml
darah ( Podjiadi, 1994).

Gula darah pada orang sehat dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah horm yang
dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dalam darah masuk ke sel untuk
menghasilkan tenaga. Gula darah yang  tinggi dapat berarti bahwa pankreas tidak
memproduksi cukup insulin, atau jumlah insulin cukup namun tidak bereaksi secara
normal. Hal ini disebut dengan resistensi insulin ( Girindra, 1989).

Level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal,
yang disebut dengan hipoglikemia, yang mempunyai gejala perasaan lelah, fungsi mental
yang menurun, rasa mudah tersinggung dan kehilangan kesadaran. Apabila levenya tetap
tinggi, disebut dengan hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang
singkat. Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah
kesehatan, berkaitan dengan diabetes, termasuk pada mata, ginjal dan saraf ( Anonim,
2010)¹.

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan
keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas.
Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk membutuhkan energi tubuh,
pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di hati, kemudian sel-
sel in mengubah glikogen menjadi glukosa ( Anonim, 2010)².

Metode pemeriksaan darah meliputi metode induksi enzimatik dan lainnya.


Metode yang paling sering digunakan adalah metode enzimatik, yaitu metode Glukosa
Oksidase (GOD) dan metode heksokinase. Metode GOD banyak digunakan pada saat ini.
Akurasi dan presisi yang baik ( karena enzim GOD spesifik untuk reaksi pertama). Tetapi
reaksi kedua rawan interfen ( tak spesifik). Interfen yang bisa menggangu antara lain
bilirubin, asam urat dan asam askorbat. Harga normal dalam menentukan kadar glukosa
darah adalah : 1). Kadar gula darah sewaktu : 60 – 120 mg/dl; 2). Kadar gula darah
puasa : 50 – 100 mg/dl ( Hendromartono, 1998).

Macam-macam pemeriksaan glukosa darah

1) Glukosa darah sewaktu

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut.
( Depkes RI, 1999)

Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan Pemeriksaan glukosa darah puasa
adalah pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam,
sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan
2 jam dihitung setelah pasien menyelesaikan makan ( Depkes RI, 1999 ).
Nilai Normal Glukosa Dalam Darah Nilai normal glukosa dalam darah dapat
dihitung dengan berbagai cara dan kriteria yang berbeda. Berikut ini tabel penggolongan
kadar glukosa dalam darah dengan metode enzimatik.

Kadar glukosa darah sewaktu dengan metode enzimatik


Kriteria Bukan DM Belum pasti DM DM
Kadar glukosa <110 mg/dl 110-199 mg/dl ≥ 200 mg/dl

plasma vena
Kadar glukosa < 90 mg/dl 90-199 mg/dl ≥ 200 mg/dl

darah kapiler

Sumber: Dalimartha, 2007.

Kriteria DM berdasarkan nilai diagnostik kadar glukosa darah secara enzimatik


setelah beban glukosa 75
Kriteria Plasma vena Darah kapiler
Diabetes Mellitus
≥ 100 mg/dl
-Puasa ≥ 126 mg/dl

≥ 200 mg/dl
-2 jam PP ≥ 200 mg/dl
Toleransi glukosa
terganggu

110-125 mg/dl 90-109 mg/dl


-puasa
140-199 mg/dl 140-199 mg/dl
-2 jam PP

Sumber: Dalimartha, 2007.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah

1) Diet
Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, penyakit lain,
makanan, latihan fisik, obat hipoglikemia oral, insulin, emosi dan stress. Makanan atau
diet merupakan factor utama yang berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa darah
pada pasien diabetes terutama setelah makan (Holt, 2010). Respon peningkatan kadar
glukosa darah setelah makan berhubungan dengan sifat monosakarida yang diserap,
jumlah karbohidrat yang dikonsumsi, tingkat penyerapan dan fermentasi kolon (Wolever,
2003).

2) Aktivitas fisik

Aktivitas fisik yang kurang juga dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa
darah. Aktivitas fisik merupakan gerakan yang dihasilkan oleh kontraksi otot rangka yang
memerlukan energi melebihi pengeluaran energi selama istirahat. Latihan merupakan
bagian dari aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur dengan gerakan secara berulang
untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran fisik (Sigal, 2004).

Selama melakukan latihan otot menjadi lebih aktif dan terjadi peningkatan
permiabilitas membran serta adanya peningkatan aliran darah akibatnya membran kapiler
lebih banyak yang terbuka dan lebih banyak reseptor insulin yang aktif dan terjadi
pergeseran penggunaan energi oleh otot yang berasal dari sumber asam lemak ke
penggunaan glukosa dan glikogen otot. Aktivitas fisik meningkatkan transport glukosa
melalui Glucose Transporter-4 (GLUT-4) kedalam membran sel yang memungkinkan
terajadinya mekanisme peningkatan AMP otot. AMP kinase menyebabkan perubahan
metabolisme termasuk metabolisme glukosa sehingga dengan meningkatnya intensitas
dan durasi latihan akan lebih banyak menggunakan pemecahan karbohidrat (Sigal, 2004).
Pada fase pemulihan setelah aktivitas terjadi proses pengisian kembali cadangan glikogen
otot dan hepar yang berlangsung sampai 12-72 jam sesuai dengan berat dan ringannya
latihan yang dilakukan (Soegondo, Soewondo, Subekti 2009).

3) Penggunaan obat
Kadar glukosa darah juga dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat hipoglikemia
oral maupun dengan insulin. Mekanisme kerja obat dalam menurunkan kadar glukosa
darah antara lain dengan merangsang kelenjar pankreas untuk meningkatkan produksi
insulin, menurunkan produksi glukosa dalam hepar, menghambat pencernaan karbohidrat
sehingga dapat mengurangi absorpsi glukosa dan merangsang receptor. Insulin yang
diberikan lebih dini dan lebih agresif menunjukkan hasil klinis yang lebih baik terutama
berkaitan dengan masalah glukotoksisitas yang ditunjukan dengan adanya perbaikan
fungsi sel beta pankreas (Sudoyo, Setiyohadi, Alwi,Simadibrata & Setiati 2007).

4) Stress

Stress dapat meningkatkan kandungan glukosa darah karena stress menstimulus


organ endokrin untuk mengeluarkan ephinefrin, ephinefrin mempunyai efek yang sangat
kuat dalam menyebabkan timbulnya proses glikoneogenesis di dalam hati sehingga akan
melepaskan sejumlah besar glukosa ke dalam darah dalam beberapa menit (Guyton and
Hall, 2007). Hal ini yang menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah pada saat stress
atau tegang. Penyakit ini hanya dapat dikendalikan saja tanpa bisa diobati dan komplikasi
yang ditimbulkan juga sangat besar seperti penyakit jantung, stroke, disfungsi ereksi,
gagal ginjal dan kerusakan sistem syaraf (Dhania, 2009).

PENGERTIAN HEMOGLOBIN

Hemoglobin adalah metaloprotein (protein yang mengandung zat besi) di


dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke
seluruh tubuh, pada mamalia dan hewan lainnya.

  Struktur

Molekul Hemoglobin manusia terbina dari pada empat sub unit protein berbentuk


globul (yaitu hampir berbentuk sfera). Oleh sebab satu subunit dapat membawa satu
molekul oksigen, maka secara efektifnya setiap molekul hemoglobin dapat membawa
empat molekul oksigen. Setiap subunit pula terdiri daripada satu rantai polipeptida yang
mengikat kuat sebuah molekul lain, dipanggil heme.
Struktur heme adalah lebih kurang sama dengan klorofil. Ia terdiri dari pada satu
molekul bukan protein berbentuk cincin yang dinamai porphyrin, dan satu atom besi (Fe)
yang terletak di tengah-tengah molekul porphyrin tadi. Di sinilah oksigen akan diikat
semasa darah melalui peparu.

Terdapat dua keadaan pengoksidaan atom Fe yaitu +2 dan +3 (ion Fe 2+ dan


Fe3+masing-masing). Hemoglobin dalam keadan normal membawa ion Fe 2+, tetapi
adakalanya ion ini dioksidakan kepada Fe 3+. Hemoglobin yang membawa ion
Fe3+dipanggil methemoglobin. Methemoglobin tidak mampu mengikat oksigen, jadi ion
Fe3+ ini perlu diturunkan kepada Fe2+. Proses ini memerlukan NADH, iaitu sebuah
koenzim pembawa hidrogen, dan dimangkin oleh enzim NADH cytochrome b5
reductase.Terdapat beberapa jenis hemoglobin. Dalam darah manusia dewasa,
hemoglobin yang paling banyak ialah hemoglobin A (HbA), yang terdiri daripada dua
subunit α dan dua subunit β. Konfigurasi ini dinamai α 2β2. Setiap subunit terdiri daripada
141 dan 146 molekul asid amino masing-masing.Oksihemoglobin terbentuk apabila
molekul oksigen diikat kepada hemoglobin. Proses ini berlaku di kapilari darah di
dalam peparu. Oksihemogloin berwarna merah terang. Setelah oksigen digunakan oleh
tubuh, hemoglobin dipanggil deoksihemoglobin. Ia berwarna merah gelap.

Fungsi  hemoglobin

Hemoglobin berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak


bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke
dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas.
Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada
hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru,
mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan
vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye). Hemoglobin
adalah suatu zat yang memberikan warna merah sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari
4 molekul zat besi (heme), 2 molekul rantai globin alpha dan 2 molekul rantai globin
beta. Rantai globin alpha dan beta adalah protein yang produksinya disandi oleh gen
globin alpha dan beta.
Kadar Hemoglobin Normal Pada Manusia

Kadar hemoglobin biasanya ditentukan sebagai jumlah hemoglobin dalam gram


(gm) bagi setiap dekaliter (100 mililiter). Aras hemoglobin normal bergantung kepada
usia, awal remaja, dan jantina seseorang itu. Kadar normal adalah sebagai berikut :

1)      Bayi Baru lahir : 17-22 gm/dl.

2)      Bayi Usia seminggu : 15-20 gm/dl.

3)      Bayi Usia sebulan : 11-15gm/dl.

4)      Kanak-kanak: 11-13 gm/dl.

5)      Lelaki dewasa: 14-18 gm/dl.

6)      Wanita dewasa: 12-16 gm/dl.

7)      Lelaki separuh usia: 12.4-14.9 gm/dl.

8)      Wanita separuh usia: 11.7-13.8 gm/dl.

 
Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Hb
Kadar Hb normal bervariasi  tergantung :

1. Umur
Semakin tua umur seseorang, maka semakin berkurang kadar Hb-nya.
2. Jenis Kelamin
Pada umumnya, pria memiliki kadar Hb yang lebih tinggi dibandingkan kadar Hb
pada wanita. Hal ini juga bersangkut paut terhadap kandungan hormon pada pria
maupunwanita.Kadar Hb wanita lebih rendah karena faktor aktifitasnya yang
lebih sedikit dibanding aktivitas pada pria,selain wanita mengalami menstruasi.
3. Geografi ( tinggi rendahnya daerah ).
Tempat tinggal di dataran tinggi, makhlik hidup  disana tubuhnya cenderung
lebih aktif dalam memproduksi sel darah merah untuk meningkatkan suhu tubuh
dan lebih aktif mengikat kadar O2 yang lebih rendah daripada di dataran rendah.
Hb makhluk hidup yang tinggal dipesisir cenderung mempunyai Hb yang lebih
rendah sebab tubuh memproduksi sel darah merah dalam keadaan normal.
4. Nutrisi
Bila makanan yang dikonsumsi banyak mengandung Fe atau besi, mak sel darah
yang di produksi akan meningkat sehingga Hemoglobin yang terdapat dalam
darah pun meningkat.Dan begitu juga sebaliknya.
5. Faktor Kesehatan
Kesehatan sangat mempengaruhi kadar Hb dalam darah,. Jika kesehatan terjaga
dengan baik, maka kadar Hb dalam keadaan normal.
6. Faktor Genetik.
7. Bila seseorang terhirup CO2.

 Kekurangan Hb Berakibat:
Nilai Hb yang rendah dapat menyebabkan penyakit anemia, yaitu  suatu keadaan
dimana laju matinya sel darah merah ( setelah 120 hari) melebihi laju pembentukan sel
darAh merah sehingga konsentrasi sel darah merah dalam darAh menurun. Kadar  Hb
menurun pada ANEMIA dan dapat dijumpai pada :

1. Thalasemia
2. Haemoglobinopathy
3. Perdarahan akut atau kronis
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Blood lancet Nesco
- Spektrofotometer
- Pengukur Hb
- Pipet mikro
- Alcohol swab

B. Bahan :
- Larutan tricloroacetat 2 ml
- Darah sampel 0,1 ml
- Larutan glukosa 0,1 ml
- Pereaksi warna O.Toluidin

V. CARA KERJA
Pemeriksaan Gula Darah (Metoda Orthotoluidin)

Zat Sampel Standart Blanko

Larutan tricloroacetat 1,0 ml 1,0 ml -

Darah sampel 0,1 ml - -

Serum standard - 0,1 ml -

Campurlah baik-baik dan centrifuge 10 menit/500 rpm filtratnya pipetkan kedalam


taubung sebagai berikut:

Zat Sampel Standard Blanko

Filtrat serum
sampel 0,5 ml - -

Filltrat serum
standard - 0,5 ml -

Larutan
tricloroasetat - - 0,5 ml
Pereaksi
warna/o.toluidin 3,0 ml 3,0 ml 3,0 ml

Campurkan baik-baik dan panaskan 8 menit dalam air mendidih, kemudian segera
dinginkan dalam air dingin, setelah dingin baca absorban dari sampel dan standard
terhadap blanko.

Pemeriksaan Glukosa Darah Menggunakan Alat Glucotest

1. Bersihkan ujung jari menggunakan alkohol


2. Tusuk dengan menggunakan lanset, tetesan darah pertama dibuang.
3. Tetesan darah berikutnya, teteskan pada strip
4. Lihat kadar glukosa dalam darah.

Pemeriksaan Hb Sahli

1. Siapkan alat dan bahan


2. Masukkan HCl 0,1N kedalam tabung pengencer  sebanyak 5 tetes
3. Bersihkan ujung jari yang akan diambil darahnya dengan alkohol. Keringkan,
tusuk dengan lanset steril.
4. Masukkan darah kedalam pipet sampai tanda batas 20 µl. Alirkan tersebut
kedalam tabung pengencer yang berisi HCl tadi.
5. Aduk, letakkan disamping larutan pembanding, tambahkan air tetes demi tetes
sambil diaduk sampai warna menyyamai pembanding tadi.
DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C, 1983, Buku Teks Fisiologi Kedokteran, edisi V, bagian 2, terjemahan


Adji Dharma et al.,E.G.C., Jakarta.
 

Sukandar, E., Yulinah., (Tim Redaksi ISFI), 2008, Iso Farmakoterapi, PT. ISFI, Jakarta.

Tjokroprawiro, A, 1997, Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes, Penerbit Gramedia


Pustaka Utama, Jakarta.
 

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24579/4/Chapter%20II.pdf

Ratmi, Y, 2012, Pemeriksaan Gula Darah, [ Online] Diakses


ttp://mitsukoraynzz.wordpress.com/2012/06/10/pemeriksaan-gula-darah
pemeriksaan-hemaglobin/

Anda mungkin juga menyukai