Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH

Nama : Dina Alviani Prihayati

Nim : J310190048

Shift : B1

PROGRAM STUDI ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020
A. Tujuan

Untuk menghitung kadar glukosa pada darah seseorang dengan metode

spektrofotometer.

B. Prinsip

Glukosa ditentukan setelah oksidasi enzimatik dengan adanya glucose

oksidase. Hydrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan phenol dan 4-

aminophenazone dengan katalis peroksidase membentuk quinoneimine yang berwarna

merah violet.

Glukosa + O 2 + H 2 O  asam glukorat + H 2 O 2

2 H 2 O + 4-aminophenazone + phenol  quinoneimine + 4 H 2 O

C. Tinjauan Pustaka

Glukosa merupakan salah satu bentuk hasil metabolisme karbohidrat yang

berfungsi sebagai sumber energi utama yang dikontrol oleh insulin. Kelebihan glukosa

diubah menjadi glikogen yang akan disimpan di dalam hati dan otot untuk cadangan jika

diperlukan. Peningkatan kadar glukosa terjadi pada penderita toleransi glukosa

terganggu (TGT), gula darah puasa terganggu (GDPT) dan diabetes melitus (DM)

(Auliya, P., et al., 2016).

Glukosa dalam tubuh dapat berasal dari beberapa sumber. Pertama, glukosa

berasal dari makanan yang berupa gula atau karbohidrat yang kemudian dicerna

menjadi glukosa dan gula sederhana lain. Kedua, glukosa disintesa dari sumber energi

lain terutama oleh hati yang dikenal dengan glukenogenesis. Ketiga, glukosa yang

tersimpan dalam hati, otot, dan jaringan lain dalam bentuk glikogen (Wijaya, K. E., dan

Widoyoko, A. P. H., 2020).

Kadar gula darah normal tidak berpatokan pada satu angka baku. Kadar ini

dapat berubah seperti saat sebelum dan sesudah makan atau saat waktunya tidur.
Kisaran kadar gula darah normal pada tubuh sebelum makan 70-130 mg/dL, dua jam

setelah makan lebih dari 140 mg/dL, setelah tidak makan selama 8 jam kurang dari 100

mg/dl, menjelang tidur 100-140 mg/dL (Tasmini., et al., 2018).

Kadar glukosa yang rendah yaitu hipoglikemia, dicegah dengan pelepasan

glukosa dari simpanan glikogen hati yang besar melalui jalur glikogenolisis dan sintesis

glukosa dari laktat, gliserol, dan asam amino di hati. Kadar glukosa darah yang tinggi

yaitu hiperglikemia dicegah oleh perubahan glukosa menjadi glikogen dan perubahan

glukosa menjadi triasilgliserol di jaringan adiposa. Keseimbangan atarjaringan dalam

menggunakan dan menyimpan glukosa selama puasa dan makan terutama dilakukan

melalui kerja hormone homeostasis metabolic yaitu insulin dan glucagon (Tasmini., et

al., 2018).

Hormon insulin merupakan salah satu hormone yang dihasilkan oleh

pancreas. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan

glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk

disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes yang ditandai

dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa tersebut

dikeluarkan bersama urine. Tanda-tanda diabetes melitus yaitu sering mengeluarkan

urine dalam jumlah banyak, sering merasa haus dan lapar, serta badan terasa lemas

(Hasanah, U., 2016).

D. Alat dan Bahan

Alat :

 Centrifuge

 Tabung reaksi

 Rak tabung

 Mikropipet

 Spektrofotometer
Bahan :

 Plasma darah

 Reagen warna glukosa

E. Cara Kerja

Memipet 2 ml darah, dimasukkan ke tabung


reaksi

Dicentrifuge dengan kecepatan 1500 rpm


selama 5 menit

Memipet 10 micron (0,01 ml) serum,


dimasukkan ke tabung reaksi

Ditambahkan 1 ml reagen warna glukosa

Diinkubasi 10 menit dengan temperatur


37°C

Membaca pada fotometer dengan panjang


gelombang 546. f 405

F. Hasil

1. Data per kelompok

Ulangan ke Hasil

1 85 mg/dL

2 90 mg/dL

3 88 mg/dL

Rata-rata 87,7 mg/dL

2. Data keseluruhan
Kadar Gula Darah
Kel
U1 U2 U3 Rata-rata
1 85 mg/dL 90 mg/dL 88 mg/dL 87,7 mg/dL
2 100 mg/dL 101 mg/dL 99 mg/dL 100,0 mg/dL
3 101 mg/dL 98 mg/dL 97 mg/dL 98,7 mg/dL
4 65 mg/dL 70 mg/dL 65 mg/dL 66,7 mg/dL
5 102 mg/dL 99 mg/dL 100 mg/dL 100,3 mg/dL

G. Pembahasan

Terdapat perbedaan perolehan data dalam penentuan kadar gula dalam

darah. Perbedaan ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan tingkat keakuratan

dalam pengambilan sampel ataupun reagen. Selain itu, kondisi seseorang yang diambil

darahnya untuk dijadikan sampel juga mempengaruhi kadar glukosa dalam darah.

Kadar glukosa seseorang dapat berubah seperti saat sebelum makan, sesudah makan,

atau menjelang tidur.

Kisaran kadar gula darah normal pada tubuh sebelum makan 70-130 mg/dL,

dua jam setelah makan lebih dari 140 mg/dL, setelah tidak makan selama 8 jam kurang

dari 100 mg/dl, menjelang tidur 100-140 mg/dL (Tasmini., et al., 2018). Apabila ditinjau

dari seluruh kondisi, baik sebelum makan maupun sesudah makan, pada data

keseluruhan mayoritas tergolong normal, namun terdapat sampel darah dengan kadar

glukosa yang rendah, yaitu sebesar 66,7 mg/dL.

Kondisi gula darah rendah disebut dengan hipoglikemia. Hal ini terjadi akibat

asupan makanan yang tidak kuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Jika

terjadi peningkatan gula darah (hiperglikemia), berarti insulin yang beredar tidak

mencukupi atau tidak berfungsi dengan baik (resistensi). Kondisi ini biasa disebut

dengan diabetes melitus (Santosa, D. A., et al., 2018).


Hal yang dapat dilakukan untuk menghindari hipoglikemia dan hiperglikemia

antara lain yaitu dengan melakukan olahraga rutin, menjaga pola makan dengan makan

secara teratur dan terjadwal, serta memantau kadar gula darah secara berkala.

H. Kesimpulan

Kadar glukosa darah yang ditentukan melalui metode spektrofotometer

sebesar 87,7 mg/dL.

I. Daftar Pustaka

Auliya, P., Oenzil, F., Rofinda, Z. D. (2016). Gambaran Kadar Gula Darah pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang Memiliki Berat

Badan Berlebih dan Obesitas. Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3): 528-533.

Hasanah, Uswatun. (2016). Insulin Sebagai Pengatur Kadar Gula Darah. Jurnal

Keluarga Sehat Sejahtera, 11 (22): 42-49.

Santosa, D. A., Gaus, S., Oetoro, B. J., Saleh, S. C. (2018). Pengelolaan Kadar Gula

Darah Perioperatif Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Tumor

Cerebellopontine Angle. Jurnal Neuroanestesi Indonesia, 7(1): 17-27.

Tasmini., Farmawati, A., Sunarti., Hastuti, P., Sadewa, A. H., Prasetyastuti., Ngadikun.

(2018). Kadar Glukosa Darah dan Tekanan Darah Pada Penduduk Pedesaan

dan Perkotaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Journal of Community

Empowerment for Health, 1(1): 45-53.

Wijaya, K. E., dan Widoyoko, A. P. H. (2020). Penurunan Kadar Gula Darah

Menggunakan Daun Kemangi. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 2(1): 7-

14.

Anda mungkin juga menyukai