Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH

Disusun Oleh
Kelompok 4

Siska Nurgifani 31120140


Trianti Nur A 31120143
Winda Febriyanti 31120163
Wulan Septiyani 31120169
Ilham Nufadilah 31120183

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
2022/2023
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH
Hari, Tanggal Praktikum :
I. Tujuan Percobaan
Menentukan kadar gula dalam darah dengan metode enzimatik dan
menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi
klinik.
II. Landasan Teori
Glukosa darah di dalam tubuh berfungsi untuk bahan bakar bagi proses
metabolisme dan juga sumber energi utama bagi otak. Glukosa darah adalah
gula yang terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam
makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. Jumlah kadar
glukosa dari pemeriksaan glukosa darah sewaktu yang menunjukkan jumlah
nilai ≥140 mg/dl atau glukosa darah puasa menunjukan nilai >120 mg/dl
ditetapkan sebagai diagnosis diabetes melitus. Glukosa darah adalah parameter
untuk mengetahui penyakit diabetes melitus yang dahulunya dilakukan
terhadap darah lengkap. Karena eritrosit memiliki kadar protein yaitu
hemoglobin yang lebih tinggi sehingga bila dibandingkan dengan darah
lengkap serum lebih banyak glukosa.
Pemeriksaan kadar glukosa darah dapat menggunakan darah lengkap
seperti serum atau plasma. Serum lebih banyak mengandung air dari pada
darah lengkap, sehingga serum berisi lebih banyak glukosa dari pada darah
lengkap. Kadar glukosa darah dapat ditentukan dengan berbagai metode
berdasarkan sifat glukosa yag dapat mereduksi ion-ion logam tertentu, atau
dengan pengaruh enzim khusus untuk menghasilkan glukosa, yaitu enzim
glukosa oksidase. Enzim glukosa oksidase merupakan senyawa yang
mengubah glukosa menjadi asam glukonat.
Serum adalah bagian darah yang tersisa setalah darah membeku.
Pembekuan mengubah semua fibrinogen menjadi fibrin dengan menghabiskan
faktor V, VIII dan protombin. Faktor pembekuan lain dan protein yang tidak
ada hubungan dengan hemostasis tetap ada dalam serum dengan kadar sama
seperti dalam plasma. Di dalam serum normal tidak terdapat fibrinogen,
protombin, faktor V, VIII dan XIII. Yang ada ialah faktor VII, IX, X, XI dan
XII. Bila proses pembekuan tidak normal serum mungkin masih mengandung
sisa fibrinogen, produk perombakan fibrinogen atau protombin yang tidak
diubah. Pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP lebih banyak dilakukan
di laboratorium karena dianggap ketelitiannya lebih tinggi, sehingga diperoleh
hasil yang lebih akurat. Alat yang digunakan untuk pemeriksaan glukosa darah
metode ini adalah spektrofotomoter.
Glukosa merupakan salah satu karbohidrat penting yang digunakan
sebagai sumber tenaga. Glukosa dapat diperoleh dari makanan yang
mengandung karbohidrat. Glukosa berperan sebagai molekul utama bagi
pembentukan energi di dalam tubuh, sebagai sumber energy utama bagi kerja
otak dan sel darah merah. Glukosa dihasilkan dari makanan yang mengandung
karbohidrat yang terdiri dari monosakarida, disakarida dan juga polisakarida.
Karbohidrat akan konversikan menjadi glukosa di dalam hati dan seterusnya
berguna untuk pembentukan energy dalam tubuh. Glukosa tersebut akan
diserap oleh usus halus kemudian akan dibawa oleh aliran darah dan
didistribusikan ke seluruh sel tubuh.
Glukosa yang disimpan dalam tubuh dapat berupa glikogen yang disimpan
pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Fungsi
glukosa dalam tubuh adalah sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme dan
juga merupakan sember utama bagi otak. Energi untuk sebagian besar fungsi
sel dan jaringan berasal dari glukosa. Pembentukan energi alternatif juga dapat
berasal dari metabolisme asam lemak. Tetapi jalur ini kurang efisien
dibandingkan dengan pembakaran langsung glukosa. Proses ini juga di
hasilkan metabolit-metabolit asam yang berbahaya apabila dibiarkan oleh
beberapa mekanisme homeolitik yang dalam keadan sehat dapat
mempertahakan kadar dalam rentang 70 sampai 110 mg/dl dalam keadaan
puas. Metabolisme glukosa menghasilkan asam piruvat, asam laktat, dan asetil-
coenzim A. Jika glukosa dioksidasi total maka akan menghasilkan
karbondioksida, air, dan energi yang akan disimpan didalam hati atau otot
dalam bentuk glikogen. Hati dapat mengubah glukosa yang tidak terpakai
melalui jalur-jalur metabolic lain menjadi asam lemak yang disimpan sebagai
trigliserida atau menjadi asam amino untuk membentuk protein. Hati berperan
dalam menentukan apalah glukosa langsung dipakai untuk menghasilkan
energy, disimpan atau digunakan untuk tujuan structural .
Glukosa darah dikatakan abnormal apabila kurang atau melebihi nilai
rujukan. Nilai rujukan glukosa adalah pada rentang 60-110 mg/dl. Kadar gula
darah yang terlalu tinggi dinamakan hiperglikemia. Kadar glukosa kurang dari
normal dinamakan hipoglikomia. Dalam tubuh manusia glukosa yang telah
diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh
melalui aliran darah. Antikoagulan adalah bahan yang digunakan untuk
mencegah pembekuan darah.
Antikoagulan yang sering digunakan dalam pemeriksaan hematologi
antara lain Ethylen diamin tetra acetat (EDTA), Heparin, Natrium sitrat,
campuran amoniun oxalate dan kalsium oxalate. Antikoagulan EDTA pada
darah mengikat ion kalsium sehingga menghambat koagulasi. Kalsium
diperlukan dalam koagulasi dan jika kalsium hilang maka proses koagulasi
langsung berhenti, baik intrinsic dan ekstrinsik yang menyebabkan pembekuan
darah. EDTA bekerja dengan cara mengubah ion kalsium dari darah menjadi
bentuk yang bukan ion. Darah biasanya sudah membeku dalam jangka waktu
10 menit. Pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan alat pemusing
(sentrifuge) dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit. Sedangkan plasma
dipisahkan dengan cara menambahkan antikoagulan secukupnya pada tabung
yang kemudian diisi sejumlah volume darah lalu diputar (sentrifuge) dengan
kecepatan 3000 rpm selama 10 menit . Pengukuran glukosa darah sering
dilakukan untuk memantau keberhasilan mekanisme-mekanisme regulatorik
ini. Penyimpangan yang berlebihan dari normal, baik terlalu tinggi atau terlalu
rendah mengisyaratkan gangguan homeostasis dan dari hal tersebut mendorong
kita melakukan pemeriksaan untuk mencari etiologinya.

III. Prinsip Percobaan


Pemeriksaan menggunakan Metode GOD-PAP adalah glukosa dalam
sampel dioksidasi membentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida.
Hidrogen peroksida 4 Aminoatypirene dengan indikator fenol dikatalis
dengan POD membentuk quinonemin dan air.

Glucose Oxidase (GOD)


Glukosa + O2 ---------------------------------- → Asam Glukonat + H2O2
Peroksidase (POD)
2H2O2 + 4-aminoantipyrine + fenol ---------------------------- → quinoneimine
+ 4 H2O
IV. Prosedur Percobaan
Disiapkan larutan blanko, standar, dan sampel seperti pada table di bawah
ini (atau sesuai dengan reagen yang digunakan)

Ependor / Blanko Standar Sampel


kuvet
Serum - - 10 μL
Standar - 10μL -
Reagen 1000 μL 1000 μL 1000 μL

Campur dan inkubasi selama Diukur absorban sampel dan standar,


20 menit pada suhu 20-25°C dibaca terhadap reagen blanko dalam
atau 10 menit pada suhu 37°C waktu < 60 menit pada gelombang 546 nm

Hitung konsentrasi/kadar
glukosa dalam sampel

Glukosa sampel (mg/Dl) = (A sampel/A standar) x Konsentrasi Standar (mg/dL)


Catatan :
Standar dan konsentrasi dilihat di reagen kit Diasya
Konsentrasi standar pada kit : 100 mg/dL
Glukosa (mg/dL) x 0,05551 = Glukosa (mmol/L)
Prosedur dapat berbeda apabila digunakan reagen kit dengan merek berbeda

V. Data hasil

Pengujian dengan instrument fotometer

Pengulangan Absorbansi Konsentrasi


Glukosa
(mg/dl)
Sampel 1 0,084 34 mg/dL
2 0,135 100 mg/dL
3 0,193 79 mg/dL
4 0,174 71 mg/dL
5 0,282 115 mg/dL

VI. Pembahasan

Glukosa darah berasal dari gluconeogenesis. Sebagian besar karbohidrat yang


dicerna di dalam makanan yang dicerna secara aktif mengandung residu
glukosa,galaktosa,dan fruktosa yang akan dilepas di intestinum yang kemudian
diangkut ke hati melalui vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa dengan secara
dikonversi menjadi glukosa. Kadar glukosa darah pada tubuh orang normal
tetap berada diantara 70-100 mg/dL (4-7 mmol/L) dengan menjaga
keseimbangan antara produksi dan pemakaian glukosa.

Pada praktikum kali ini ingin mengetahui dan mengukur kadar glukosa darah
salah satu dari anggota kelompok. Tes ini mengukur glukosa dalam darah yaitu
darah puasa. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah dengan
metode enzimatik (Metode Glukosa Oksidase). Pada metode glukosa oksidase
dengan adanya oksigen akan dioksidasi oleh enzim glukosa oksidase
membentuk asam glukoronat dan hidrpgen peroksida. Selanjutnya hydrogen
peroksida yang terbentuk akan mengoksidasi kromogen yang diatalis oleh
enzin perosidase sehungga membentuk kromogen teroksidasi yang berwarna.
Jumlah produk berwarna yang digunakan adalah 40aminoantipyrine+fenol.
Fotometer adalah adalah alat pemeriksaan yang digunakan untuk mengukur
pemcahayaan atau penyinaran
Prinsip Fotometer
Jika suatu rem dikenakan pada suatu larutan molekul atom, maka sebagian
energy radiasi tersebut ada yang diserap dan dikeluarkan. Lebih lanjut
dijelaskan, berdasarkan hukum Beer-Lambert “jika sebarkas sinar dilakukan
pada suatu larutan, maka sinar itu akan diserap (absorbant), banyaknya sinar
yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan” (Soeswono H,
2000).

Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel diatas,membandingkan hasil yang


diperoleh dari kelompok 1,2,3,4 dan 5 dengan darah yang berbeda sumber
untuk tiap kelompoknya. Untuk kelompok 1 diperoleh nilai absorbansinnya
0,084 dengan konsentrasi glukosanya yaitu 34 mg/dL. Kelompok 2 diperoleh
nilai absorbansinya 0,135 dengan konsentrasi glukosa nya 100 mg/dL.
Kemudian untuk kelompok 4 diperoleh nilai absorbansinya 0174 dengan
konsentrasi glukosa nya yaitu 71 mg/dL. Dan untuk kelompok 5 diperoleh nilai
absorbansinya 0,282 dengan konsentrasi glukosa 115 mg/dL.

Jika dilihat dari konsentrasi glukosa pada setiap kelompok,dari kelompok 1


sampel menunjukan hipoglikemia. Sedangkan untuk kelompok 2,3,4&5,
sampel menunjukan gula darah yang normal. Semua sampel darah yang
diambil yaitu merupakan sampel darah puasa selama ± 8 jam.

Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di


dalam darah berada dibawah kadar normal. Hipoglikemia adalah komplikasi
yang paling umum terjadi pada individu dengan diabetes. Penyebab terjadinya
hipoglikemia adaah multi factorial, penyebab utama adalah iatrogenic
(Pemberian obat-obatan pada pasien diabetes mellitus), penyakit infeksi yang
disertai sepsis,tumor,stress,defisiensi hormone dan penyakit autoimun.Tingkat
gula darah juga dapat tiba-tiba menurun/rendah karena berbagai alas an
diantaranya : aktivitas fisik yang berlebihan, penggunaan dosis yang tidak tepat
untuk insulin/obat antidiabetes, tidak cukup makan atau makan terlambat.
Hipoglikemia dapat terjadi pada pasien diabetes melitus dan disebut iatrogenic
hypoglycaemia, sedangkan hipoglikemia yang terjadi pada pasien non-diabetes
disebut hipoglikemia spontan. Jika kadar gula darah terlalu rendah maka tubuh,
termasuk otak, tidak akan berfungsi dengan baik. Gejala gula darah biasanya
tidak spesifik dan mungkin busa mengalami hal seperti :
 Lelah
 Pusing
 Pucat
 Bibir kesemutan
 Gemetar
 Berkeringat
 Merasa lapar
 Jantung berdebar-debar
 Sulit berkonsentrasi
 Mudah marah

Hipoglikemia puasa dapat disebabkan oleh obat-obatan tertentu, penyakit berat


(kritis), kelainan ensim yang bersifat herediter dan mempengaruhi metabolisme
karbohidrat, defisiensi hormonal dan beberapa jenis tumor pada pancreas
maupun tumor-tumor non-pankreas.

Menurut (Kedia, 2011) pada DM tipe 2, hipoglikemia terjadi akibat adanya


kelebihan insulin dan juga terjadinya gangguan pertahanan fisiologis yaitu
terdapat penurunan pada plasma glukosa. Glukosa sendiri merupakan bagian
terpenting di dalam tuuh sebagai bahan bakr metabolisme yang harus ada untuk
otak. Terjadinya penurunan kadar gula dalam darah akan beraitan pada system
saraf pusat,system pencernaan dan system peredaran darah.
Menurut (Setyohadi, 2012) penurunan jumlah kadar glukosa dalam darah akan
memicu respon pada tubuh,dimana ketika tubuh mengalami penurunan kadar
dalam gula dalam darah akan memicu terjadinya penurunan konsentrasi insulin
secara fisiologis, serta akan membuat tubuh kehilangan kesadaran. Oleh karena
itu, jika jumlah kadar gula yang di suplai oleh darah mengalami penurunan ,
tentunya akan mempengaruhi fungsi kerja otak. Saat tubuh ingin melakukan
aktivitas yang banyak, otak akan sangat bergantung pada suplai glukosa yang
akan di berikan secara terus-menerus dari dalam jaringan system saraf pusat.
Di saat otak ke hilangan suplai glukosa yang di butuhkan, tubuh akan
merespon dan secara berlanjut akan terjadi penurunan kesadaran sehingga
mengakibatkan terjadinya pola nafas tidak efektif.
Ketergantungan yang dimiliki otak pada setiap menit suplai glukosa yang
dimiliki melalui sirkulasi di akibatkan karena ke tidak mampuan otak dalam
pemenuhan kadar cadangan glukosa sebagai glikogen di dalam otak. Selain itu
juga otak tidak dapat mencampurkan glukosa dan hanya dapat menyimpan 9
cadangan glukosa dalam bentuk glikogen namun dalam jumlah yang kecil.
Oleh karena itu, fungsi kerja otak yang normal akan sangat bergantung pada
konsentrasi asupan glukosa dan sirkulasi.

Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor
endogen yaitu humoral factor seperti hormon insulin, glukagon, kortisol, sistem
reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi serta aktivitas fisik yang dilakukan. Seiring arus
globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan pola hidup yang cenderung
mengacu pada gaya hidup tidak sehat. Bila level gula darah menurun terlalu
rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia.
Gejala-gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa
mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang
disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat.
Hiperglikemia dalam jangka panjang dapat menyebabkan masalah-masalah
kesehatan yang berkepanjangan pula yang berkaitan dengan diabetes, termasuk
kerusakan pada mata, ginjal, dan saraf. Peningkatan rasio gula darah
disebabkan karena terjadi percepatan laju metabolisme glikogenolisis dan
glukoneogenesis yang terjadi pada hati.

VII.Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kadar glukosa
darah bertujuan menentukan kadar gula dalam darah dengan metode enzimatik
dan menginterpretasikan hasil serta menghubungkan dengan keadaan patologi
klinik. Dilihat dari hasil,kadar gula dalam darah pada sampel serum kelompok
kami (kelompok 4) kadar gula darah dalam angka normal yaitu 71 mg/dl.
Masih dalam rentang 70 – 110 mg/dl, karena sampel merupakan gula darah
puasa (GOD).
VIII. Evaluasi
1. Jenis pengujian kadar glukosa darah?
Pemeriksaan kadar gula darah adalah suatu pengukuran langsung terhadap
keadaan pengendalian kadar gula darah pasien pada waktu tertentu saat
dilakukan pengujian. Ada beberapa jenis pengujian kadar glukosa darah, antara
lain :
a. Kadar gula darah sewaktu
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah sebelum
dilakukan puasa ataupun setelah mengkonsumsi makanan biasanya
digunakan untuk mendeteksi awal diabetes mellitus (Suegondo dkk,
2007).
b. Pemeriksaan gula darah puasa
Pemeriksaan dengan persiapan puasa 12 jam untuk mengetahui kadar
gula darah puasa (Suegondo dkk, 2007).
c. Pemerkasaan gula darah dua jam setelah puasa
Pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui kadar gula darah dua jam
setelah makan (postprandial) karena setelah mengkonsumsi makanan
kadar gula darah mengalami peningkatan (Suegondo dkk, 2007).
d. Pemeriksaan gula darah NPP (Nuchter Post Prandial)
Dilakukan dua kali pengambilan darah serta urin, sebelumnya pasien
berpuasa selama 10-12 jam kemudian diambil darah dan urin ke-1 (darah
dan urin nuchter/puasa, pasien kemudian makan dengan porsi
sewajarnya, setelah selesai makan mulai berpuasa selama 2 jam (dihitung
setelah selesai makan) kemuadian diambil darah dan urin ke-2 (darah dan
urin post prandial/setelah makan). Nilai normal gula darah puasa 70-110
mg/dl sedangkan gula post prandial 100-140 mg/dl (Annati A, 2017).
e. Pemeriksaan Glukosa Toleransi Test (GTT)
Secara umum sama dengan pemeriksaan gula NPP, perbedaannya adalah
setelah diambil darah dan urin ke-1 pasien tidah makan tetapi minum
glukosa dengan kadar glukosa yang telah ditentukan (75%). Terkadang
dokter meminta pengambilan darah 3 kali dengan interval 1 jam, jadi
pasien diambil darah dan urin puasa, 1 jam dan 2 jam setelah minum
glukosa (Annati Anice, 2017).
f. Pemeriksaan HbA1C
Merupakan jenis pemeriksaan laboratorium yang dapat digunakan pada
semua tipe diabetes mellitus terutama untuk mengetahui status glikemik
jangka panjang karenaa hasilnya sangat akurat (Suegondo dkk, 2007).

2. Interpretasi hasil?
Hasil dari praktikum pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan
instrument fotometri didapatkan bahwa data yang diperoleh dalam praktikum
pemeriksaan kadar glukosa darah kelompok 4 yaitu 71 mg/dl. Hal ini
menunjukkan bahwa praktikan tersebut tidak ditemukan indikasi penyakit
diabetes mellitus, karena kadar glukosa darah tidak ≥ 200 mg/dl. Masih dalam
rentang 70 – 110 mg/dl, karena sampel merupakan gula darah puasa (GOD).
3. Prinsip pada pengujian kadar glukosa darah?
Pemeriksaan menggunakan Metode GOD-PAP adalah glukosa dalam sampel
dioksidasi membentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida. Hidrogen
peroksida 4 Aminoatypirene dengan indikator fenol dikatalis dengan POD
membentuk quinonemin dan air.

IX. Daftar Pustaka

Price, Sylvia A, at all. 2006. Pankreas : Metabolisme Glukosa dan Diabetes


Melitus. Dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit edisi 6:
Jakarta : EGC. 1110-

Macdonald IA, King P. Normal Glucose metabolism and responses to


hypoglycaemia. In Hypoglycaemia in Clinical Diabetes. Frier MB,Heller RS,
McCrimmon JR (eds). 3rd Ed. 1-22, 2014

Carlson, A., et al. (2021). Hypoglycemia and Glycemic Control in Older


Adults With Type 1 Diabetes: Baseline Results From the WISDM Study.
Journal of Diabetes Science and Technology, 15(3), 582–92.

Cryer PE. Mechanisms of Hypoglycemia-Associated Autonomic Failure and


Its Component Syndromes in Diabetes — Diabetes. Diabetes
2005;54(12):3592–601.Available from:
http://diabetes.diabetesjournals.org/cgi/content/abstract/54/12/3592

Sukandar, E., Yulinah., (Tim Redaksi ISFI), 2008, Iso Farmakoterapi, PT.
ISFI, Jakarta Notoatmodjo, P. D. S. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta

Darwis, Y. 2005. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit Diabetes


Mellitus. Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2021). Pedoman
Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia.

American Diabetes Association. (2022). Hypoglycemia (Low Blood Sugar)

National Health Service UK (2020). Health A-Z. Low Blood Sugar


(Hypoglycaemia).

Cleveland Clinic. (2021). Disease & Conditions. Hypoglycemia (Low Blood


Sugar).

Mayo Clinic (2020). Diseases & Conditions. Hypoglycemia.


Drugs (2022). Non-Diabetic Hypoglycemia.

Ferry, et al. EMedicineHealth (2019). Hypoglycemia (Low Blood Sugar).

MedicineNet (2021). Medical Definition of Hypoglycemia Unawareness.

Nall, R., Healthline (2016). Everything You Need to Know About


Hypoglycemia (Low Blood Sugar).
LAMPIRAN

Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3


Serum Darah Sampel Darah Pengambilan Sampel
Darah

Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6


Proses Inkubasi Penatalaksanaan Uji Hasil Pengujian pada
Dengan Fotometer sampel

Anda mungkin juga menyukai