Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOKIMIA KLINIK
PEMERIKSAAN URIN TES KEHAMILAN

Disusun Oleh:
Melliany Rosna Hendari (31120153)
Reiza Alvita Rafanida (31120159)
Diki Candra Wiguna (31120162)
Ahmad Fauzi (31120170)
Sinta Amelia Tri Utami (31120171)

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FAMASI UNIVERSITAS BTH TASIKMALAYA
2022
Praktikum II : Pemeriksaan Urin Tes Kehamilan

Tanggal Praktikum : Jum’at, 09 September 2022

I. Tujuan
1. Menganalisis kadar HCG ( Human Chorionic Gonadrotropin ) dengan metode Immuno
kromatografi
2. Mengidentifikasi adanya hormon HCG pada test strip dan test pack
II. Dasar Teori

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh hampir semua wanita. Jika sel
telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan sehingga dapat menye- babkan
kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada seluruh tubuh, teruta- ma oleh
pengaruh hormon-hormon somato- tropin, estrogen dan progesteron. (Harti, A.S. dkk. 2013)

Hormon adalah suatu substansi yang dihasilkan oleh kelenjar yang tidak ter salurkan,
akan tetapi langsung masuk ke dalam darah menuju alatalat lain dari bagian tubuh dan
berpengaruh di bagian tersebut. Kelenjar penghasil hormon dengan hormon-hormon di
antaranya yaitu kelenjar pituitari atau hipofisis mensekresikan hormon somatik, hormon
myotropik, hormon adrenotropik dan hormon gonadotropik meliputi FSH (Folikel Stimulating
Hormon), atau hormon prolaktin yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan gonad,
yaitu ovarium pada wanita dan testis pada pria (Frandson,1991).

HCG (Human Chorionic Gonadotro- pin) merupakan suatu hormon yang dihasilkan
oleh jaringan plasenta yang masih muda dan dikeluarkan lewat urin. Hormon ini juga
dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan epitel korion seperti
molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan ditandai dengan meningkatnya
kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7 hari setelah ovulasi. (Harti, A.S.
dkk. 2013)

Penentuan kehamilan dengan menggunakan urine dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara biologik dan dengan imunologik. Percobaan biologik dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu cara ascheim, zondek, Friedman, dan Galli manini; masing-masing cara biologik ini
menggunakan binatang uji. Sedangkan pemeriksaan secara imunologik dapat dilakukan dengan
cara Direct Latex Agglutination (DLA) atau secara tidak langsung dengan cara Latex
Agglutination Inhibition (LAI) serta cara Hemaglutination Inhibition (HAI) (Siti,1984).
Mengingat pentingnya anti HCG untuk tes kehamilan secara imunologis, HCG dapat
diperoleh dari ekstraksi urin wanita hamil karena hormon yang diproduksi oleh plasenta ini
dieksresikan dalam jumlah besar melalui urin. HCG mempunyai sifat seperti LH pada wanita
dengan produksi gonadotropin yang rendah atau non siklis. Hormon ini juga digunakan pada
wanita dengan ovulasi pada fase luteal sehingga terjadi infertilitas atau abortus habitualis
(Cowie, dkk, 1980).

Kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga sebagian disekresikan di
dalam urine dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan. Puncak produksi hormon tersebut dicapai
dalam bulan kedua kehamilan. Jika telur telah dibuahi dan tertanam di dalam endometrium,
sel-sel tropoblas dalam plasenta yang sedang berkembang mensekresi gonadotropin
chorion(Harti et al., 2013).

Trimester I (Usia 0-3 bulan) kehamilan merupakan masa yang penting ketika janin
berada dalam tahap awal pembentukan organ-organ tubuh. Kadar HCG pada pasien hamil
trisemester I berkisar antara 50-1000 mIU/ml. Jika ditest menggunakan alat test kehamilan test
pack pada garis merah akan tampak nyata hal ini disebabkan karena besarnya kandungan HCG
pada trisemester I pada alat test pack mengangandung anti HCG yang apabila diikatkan atau
bersatu dengan hormon HCG maka akan bereaksi sehingga menghasilkan tanda positif yang
ditandai dengn adanya garis 2 berwarna merah. Pada test strip urin bermigrasi melaui membran
sampai mencapai jendela akhir kira-kira kurang lebih selama 5 menit. Setelah urin melalui
membran akan menggerakan anti alpha HCG kompleks dan akan melalui daerah penangkapan
yaitu anti beta HCG yang tidak bergerak pada membran. Akan didapat hasil Positif ditandai
dengan terbentuknya tanda C dan T(Harti et al., 2013).

Pada Trisemester II dan III ( usian kehamilan 3-6 bulan) kadar HCG pada pasien hamil
berkisar 3000-50.000 mIU/ml kadar HCG menurun dari Trisemester I. Jika ditest oleh test pack
garis merah tidak akan terlalu nyata (merah) hal tersebut dipengaruhi karena adanya penurunan
kadar HCG(Harti et al., 2013).

Pada masa kehamilan, FSH dan LH akan mempengaruhi indung telur (ovarium). FSH,
LH, dan estrogen bersama-sama akan terlibat dalam siklus ovulasi dan sekaligus
mempersiapkan uterus berkembang pada mamalia. Sedangkan pada jantan, FSH dan LH akan
mempengaruhi testis untuk mulai memproduksi hormon testosteron dan sperma. Sekresi FSH
diatur juga oleh suatu faktor yang dihasilkan oleh hipotalamus yang disebut faktor pelepas
gonadotropin atau GnRF (Harti et al., 2013).
Hormon LH dapat mendorong pertumbuhan folikel menjadi folikel praovulasi dan
diikuti terjadinya ovulasi. Peningkatan progesteron pada lapisan theka menyebabkan lapisan
granulosa menjadi lebih responsive estrogen di atas ambang akan memberi respon terhadapa
hipotalamus untuk menekan pelepasan FSH dan selanjutnya memfasilitasi pelepasan LH untuk
menandai proses ovulasi (Donald, dkk, 1980 ; Hapez, 2000).

Hormon yang Mempengaruhi Kehamilan

 Hormon HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Hormon HCG terdeteksi 8-9 hari setelah pembuahan dan merupakan dasar dari tes
kehamilan. Sekresi hormone ini dapat diukur, segera setelah blastokista berimplementasi dalam
endometrium. Kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam hingga
kehamilan 6 minggu. Berfungsi untuk mempertahankan corpus luteum dan mencegah
menstruasi selama kehamilan, memiliki fungsi yang sama dengan LH yang diskresikan
klelenjar hipofisis yang menyebabkan meningkatnya estrogen dan progesterone, dan mer
angsang testoterone. Dampak morning sick (mual-mual), karena akibat dari tingginya kadar
HCG dalam darah meningkat. (Nuryadi, dkk. 2014)

 HCS (Human Chorionic Sematomammotropin)

Merupakan hormone plasenta yang baru ditemukan. Hormon ini merupakan protein
dengan berat molekul 38.000 yang mulai disekresikan oeh plasenta kurang lebih minggu
kelima kehamilan. Sekresi HCS meningkat secara progresif selama masa kehamilan
(Pustaka.Unpad.ac.id). fungsi HCS, memiliki fungsi yang berhubungan dengan nutrisi bagi ibu
dan janin, sebagai proses laktasi, membantu menurunkan sensitive insulin, sebagai hormon
pertumbuhan (Pustaka.Unpad.ac.id). HCS berdampak pada penurunan glukosa oleh ibu
sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk fetus lebih besar dan meningkatkan
pelepasan asam lemak dari cadangan lemak ibu sehingga menyediakan sumber energi
pengganti untuk metabolisme ibu. (Nuryadi, dkk. 2014)

 HPL (Human Placental Lactogen)

Merupakan hormon yang dihasilkan oleh plasenta. Hormon ini merupakan hormon
protein yang merangsang pertumbuhan dan menyebabkan perubahan dalam metabolisme
karbohidrat dan lemak. Hormon ini produksinya terus naik pada saat matang mencapai 2 gram
per hari (Kusmiyati, 2008). Hormon ini berfungsi penting dalam memproduksi ASI, mirip
dengan hormon pertumbuhan. Dampak dari hormon ini adalah bersifat diabetogenik sehingga
kebutuhan insulin wanita hamil mengalami kenaikan, membuat rasa sakit dan ngilu pada puting
ketika disentuh, dan memperbesar payudara. (Nuryadi, dkk. 2014)

 Pituitary Gonadotropin

Yang termasuk dalam Pituitary Gonadotropin yaitu FSH dan LH. FSH dan LH berada
dalam keadaan sangat rendah selama kehamilan, karena ditekan oleh estrogen dan progesterone
plasenta. (Nuryadi, dkk. 2014)

 Prolaktin

Prolaktin merupakan hormone Pituitary Gonadotropin. Produksi prolaktin pada saat


kehamilan meningkat sebagai dari kenaikan sekresi estrogen. Sekresi air susu dihambat oleh
estrogen di tingkat target organ. Hormon ini berfungsi untuk memperbesar payudara agar
merangsang produksi ASI. (Nuryadi, dkk. 2014)

 MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)

Hormon ini merangsang kulit untuk menghasilkan pigmen dan kadarnya meninggi
selama kehamilan. Meningginya kadar hormone ini dapat membuat ibu hamil mengalami
pigmentasi atau hitamnya kulit di bagian tertentu, biasanya pada leher Mommy. (Nuryadi, dkk.
2014)

 Tiroksin

Kelenjar tiroid mengalami hipertrofi hingga 50% dan produksi T4 meningkat. Tetapi
T4 bebas relatif tetap karena thyroid binding globin meninggi (Kusmiyati, 2008). Peningkatan
produksi hormon tiroksin juga disebakan oleh efek tirotropin HCG dan juga oleh sejumlah
kecil hormon yang perangsang tiroid khusus yaitu human chorionic tyrotropin yang disekresi
oleh plasenta. (Nuryadi, dkk. 2014)

 Parathormon

Kelenjar paratiroid membesar selama masa kehamilan, khususnya jika ibu mengalami
defisiensi kalsium dalam makananya. Pembesaran ini menyebabkan absorbsi kalsium dari
tulang ibu, Pemilihan metode untuk pemeriksaan adanya HCG dalam urine wanita yang diduga
hamil dapat ditetapkan berdasarkan kepekaan dari masing-masing reagen yang digunakan
untuk pemeriksaan. (Harti, A.S. dkk. 2013)
III. Prinsip Kerja

Test Pack

Reaksi antara HCG dalam urin ddengan anti HCG dilekatkan berupa garis pada
membran tertentu akan membentuk garis berwarna baik pada kontrol maupun test. Bila sampel
tidak mengandung HCG, hanya akan berbentuk satu garis ( berwarna ) pada kontrol saja(Sutejo
& Arieska, 2021).

Test Strip

Urin pada tempat (sampel well) akan bermigrasi melaui membran sampai mencapai
jendela akhir kira-kira kurang lebih selama 5 menit. Setelah urin melalui membran akan
menggerakan anti alpha HCG kompleks dan akan melalui daerah penangkapan yaitu anti beta
HCG yang tidak bergerak pada membran. Tanda (-) akan muncul menandakan reagen masih
aktif dan baik. Positif ditandai dengan terbentuknya tanda positif (+)(Sutejo & Arieska, 2021).

IV. Prosedur

Test Pack

bungkus test pack dan letakan

Amati tanda-tanda yang ada pada test pack

Bila terdapat 2 garis merah menandakan positif


HCG dan garis 1 merah menandakan negatif
HCG(Suharlina et al., 2018)
Test Strip

Pasien mengambil urin pagi hari setelah bangun


tidur

Urin pasien disimpan di wadah ditempat datar dan tertutup

Masukan test strip kedalam urin dengan ketinggian tidak


melebihi, batas yang ada didiamkan selama 5 menit

Amati garis yang terbentuk pada C saja atau pada C dan


T. Negatif hanya terbentuk garis pada C dan positif
terbentuk pada C dan T(Suharlina et al., 2018).

V. Data Hasil Pengamatan

Data Pengamatan Test strip

Trimester Warna Urin Hasil Keterangan


1 Orange (+) Positif
cerah

2 Kuning (+) Positif

3 Kuning (+) Positif


Data Pengamatan Test Pack

Trimester Warna Urin Hasil Keterangan


1 Orange (+) Positif
cerah

2 Kuning (+) Positif

3 Kuning (+) Positif

VI. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan sampel yang digunakan untuk tes kehamilan adalah urin
karena kadar HCG dalam darah ibu sedemikian tinggi sehingga disekresikan di dalam urine
dan dapat dideteksi dalam uji kehamilan (Harti et al., 2013).

Didapat hasil semua positif pada uji test strip maupun test pack dengan pembeda pada
masing masing trimester adalah garis samar pada garis T di test strip dan warna yang berbeda
pada tiap trimester.

Urin ibu hamil menghasilkan 2 garis merah menandakan positif hamil (Suharlina et al.,
2018) atau urin tersebut mengandung HCG dimana hal ini dapat terjadi sesuai prinsip test
pack, pada test ini adanya reaksi antara HCG dalam urin dengan anti HCG dilekatkan berupa
garis pada membran tertentu akan membentuk garis berwarna baik pada control maupun test.
Bila sampel tidak mengandung HCG, hanya akan berbentuk satu garis (berwarna) pada kontrol
saja (Sutejo & Arieska, 2021).

Sedangkan pada test strip urin ibu hamil menghasilkan garis pada C (control) dan T
(Test) (Suharlina et al., 2018) atau urin tersebut mengandung HCG dimana hal ini dapat terjadi
sesuai prinsip test strip dimana urin akan bermigrasi melalui membrane sampai mencapai
jendela akhir kira-kira kurang lebih selama 5 menit. Setelah urin melalui membran akan
menggerakkan anti alpha HCG kompleks dan akan melalui daerah penangkapan yaitu anti beta
HCG yang tidak bergerak pada membran (Sutejo & Arieska, 2021)
Semakin pekat warna urin semakin tinggi kadar HCG karena jumlah kadar HCG yang
ideal bisa berubah atau berbeda beda tergantung pada usia kehamilan. Kadar HCG yang ideal
adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah hormon HCG tidak ditentukan
oleh umur si ibu, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah kadar HCG adalah usia
kehamilan Hormon ini juga dihasilkan bila terdapat proliferasi yang abnormal dari jaringan
epitel korion seperti molahidatidosa atau suatu chorio carsinoma. Kehamilan akan ditandai
dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG disekresikan 7 hari setelah
ovulasi. Testpack yang hasilnya 2 garis tetapi salah satunya samar bisa disebabkan karena;
testpack dilakukan terlalu awal sehingga kadar hormon HCG belum cukup tinggi untuk
dideteksi oleh alat, alat testpack rusak, testpack terlalu lama direndam dalam urin, pembacaan
testpack terlalu lama cukup 3-5 saja (Harti et al., 2013).

Pada hasil praktikum hasil HCG trimester 1 masih memiliki garis yang samar pada test
pack karena menggunakan urin trimester 1 usia kehamilan 8 hari setelah pembuahan, dimana
menurut literatur hormon HCG terdeteksi 8-9 hari setelah pembuahan dan merupakan dasar
dari tes kehamilan. Sekresi hormone dapat diukur segera setelah blastokista berimplementasi
dalam endometrium. Kadar HCG meningkat cepat menjadi 2 kali lipat setiap 48 jam hingga
kehamilan 6 minggu (Nuryadi, dkk. 2014).

Teknik imunokromatografi ini memiliki keuntungan dan kerugian. Keuntungan yang


diperoleh pada teknik ini yaitu baik dan cepat, sentrifugasi ataufiltrasi tidak diperlukan,
Spesifik kalau kandungan protein urin rendah, Tidak adaobat yang mempengaruhi ikatan
lateks. Kerugian teknik ini, yaitu relatif tidaksensitif dibanding uji kehamilan lainnya,
diperlukan kadar HCG minimal 1,5-2,5IU/ml hingga muncul reaksi positif, sehingga pada
kadar yang lebih rendah tidakakan bereaksi, dan dapat menimbulkan hasil uji yang palsu, angka
kesalahan teknis tinggi (1,5-3,0%).

VII.Kesimpulan
1. Hasil semua sampel menandakan positif hamil yang artinya urin tersebut memiliki
hormone HCG (Human Chorionic Gonadotropin).
2. kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda beda tergantung pada usia kehamilan
yang ditandai dengan meningkatnya kadar HCG dalam urin pada trimester I, HCG
disekresikan 7 hari setelah ovulasi.
3. Hasil positif pada test pack ditandai dengan 2 garis merah.
4. Hasil positif pada test strip ditandai dengan garis yang terbentuk pada huruf C dan T
setelah didiamkan selama 3-5 menit.
DAFTAR PUSTAKA

Harti, A. S., Estuningsih, & Nurkusumawati, H. (2013). Pemeriksaan HCG (human chorionic
gonadotropin) untuk deteksi kehamilan dini secara immunokromatografi. Jurnal
Kesmadaska, 1(1), 1–4.

Suharlina, S., DIVAnalis Kesehatan, P., & Padang, Stik. (2018). Uji Kesesuaian Pemeriksaan
Kehamilan Metode Strip Test Dengan Metode Aglutinasi. Prosiding Seminar Kesehatan
Perintis E, 1(1), 2622–2256.

Sutejo, I. R., & Arieska, K. M. (2021). Literatur Review : Rapid Immunochromatography


Sebagai Metode Skrining Kanker Serviks Berbasis Deteksi Onkoprotein HPV pada
Urin. Jurnal Kesehatan, 8(3), 200–207. https://doi.org/10.25047/j-kes.v8i3.164

Cowie, A.T.I.C.,dkk 1980. Hormon Control of Lactation, Berlin Heidelberg: Germany

Donal, Mc.L.E.1980. Veterinary Endocrinology and Reproduction, 3th Edition, Lea and
Febriger: Philadelphia
Frandson, R.D.1991. Anatomi dan Fisiologi Hewan Ternak, Penerjemah: B. Srigandono dan
K. Praseno,UGM Press: Yogyakarta
Hafez, E, S.E.2000. Reproduction In Farm Animal. 7th Edition, Lea and Febiger. Philadelphia
Nuryadi, dkk. 2014. Uji Test Pack Kehamilan. STIKES Mahardika Cirebon
Siti,B.K.1984. Imunologi: Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, FKUI: Jakarta
Ville, C.A., dkk.1984. Zoologi Umum, Edisi Keempat, Erlangga: Jakarta
LAMPIRAN

Meneteskan urin pada test Mencelupkan test strip pada


pack urin

Hasil test strip trisemester 1 Hasil test pack trisemester 1

Hasil test strip trisemester 2 Hasil test pack trisemester 2

Hasil test strip trisemester 3 Hasil test pack trisemester 3

Anda mungkin juga menyukai