3. Testosteron
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak sebanyak pada
pria, namun hormon ini tetap memiliki fungsi yang penting bagi kesehatan wanita. Hormon
testosteron berperan dalam mengatur libido atau gairah seksual dan menjaga kesehatan vagina,
payudara, dan kesuburan.
Luteinizing hormone (LH)
LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi.
Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar hipofisis di otak.
Umumnya, kadar hormon LH pada wanita akan meningkat saat menstruasi dan setelah
menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita dapat mengakibatkan masalah
reproduksi.
4. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Sama halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis dan
berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan siklus
menstruasi dan produksi sel telur di ovarium.
Kadar hormon FSH yang rendah menandakan bahwa wanita tidak mengalami ovulasi,
adanya gangguan pada kelenjar hipofisis, atau bisa juga menandakan kehamilan. Sebaliknya,
hormon FSH yang tinggi dapat menandakan wanita memasuki masa menopause, adanya tumor
di kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner.
5. Oksitosin
Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini umumnya akan
meningkat selama kehamilan, khususnya ketika menjelang persalinan.
Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan terangsang untuk berkontraksi dan
mempersiapkan proses persalinan. Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar
payudara untuk menghasilkan ASI.
Setiap hormon wanita memiliki peranan penting terhadap kesehatan, termasuk menentukan
bentuk tubuh wanita. Untuk menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh, Anda disarankan
untuk mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, membatasi konsumsi makanan manis dan
tinggi karbohidrat, mengurangi stres, serta tidur yang cukup.
3. Estrogen
Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun kadarnya akan
meningkat secara signifikan sejak terjadi kehamilan. Kenaikan kadar hormon ini memicu
munculnya rasa mual, terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada trimester kedua, hormon
ini turut andil dalam pembesaran saluran susu di payudara.
Fungsi dan efek dari hormon estrogen selama kehamilan meliputi:
4. Progesteron
Hormon progesteron juga sudah ada dari sebelum hamil, namun kadarnya akan
mengalami peningkatan saat Anda hamil. Meningkatnya kadar hormon ini selama kehamilan
memicu munculnya rambut-rambut halus pada bagian payudara atau perut, pusing, mulas, mual,
hingga sembelit.
Meski dapat membawa efek yang tidak menyenangkan, progesteron berperan dalam:
5. Oksitosin
Hormon oksitosin berperan penting dalam proses melahirkan. Hormon ini melenturkan
leher rahim pada akhir kehamilan, sehingga bayi lebih mudah untuk keluar. Di saat yang sama,
hormon ini juga akan menstimulasi puting susu untuk memproduksi air susu dan
merangsang kelenjar Montgomery di sekitar puting dan areola, sehingga setelah lahir bayi
langsung bisa menyusu.
6. Prolaktin
Hormon prolaktin akan mengalami peningkatan sebanyak 10–20 kali lipat ketika Anda
sedang mengandung. Peningkatan hormon ini bermanfaat dalam mempersiapkan jaringan
payudara untuk menyusui dengan membantu menghasilkan produksi ASI yang melimpah.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Endokrin
1. Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta.
Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human
placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari
ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.
2. Hormon Pituitary
Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah
meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu.
Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH
dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah
hingga ovulasi terjadi.
4. Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap
otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan
dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu
involusi uteri.