Anda di halaman 1dari 6

NAMA/NPM : Aliyn Malinda 314120053

TUGAS RANGKUMAN BIOKIMIA TENTANG HORMON


Fungsi Hormon sendiri adalah substansi kimia yang diproduksi dalam tubuh untuk
mengendalikan dan mengatur aktivitas sel atau organ tertentu. Secara umum, hormon berperan
dalam: Membawa pesan atau instruksi dari satu kelompok sel ke kelompok sel lain
Hormon adalah pembawa pesan yang diproduksi oleh sel dalam kelenjar endokrin yang
berfungsi sebagai pengatur pada tingkat organisme secara keseluruhan. Hormon juga disintesis
oleh kelenjar eksokrin dan disekresikan melalui saluran. Saluran ini merupakan bagian kelenjar
endokrin, yang mengeluarkan produknya langsung ke aliran darah. Kelenjar eksokrin yang khas
termasuk kelenjar keringat, air liur, payudara, dan gastrointestinal, juga sebagai hati dan
pankreas.

Macam-macam hormon wanita beberapa beserta fungsinya:


1. Progesteron
Hormon progesteron berpengaruh terhadap siklus menstruasi dan ovulasi. Saat wanita
mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon progesteron akan membantu
mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium untuk menerima sel telur yang
telah dibuahi oleh sperma.
Selama kehamilan, kadar hormon progesteron dalam tubuh tetap tinggi. Hal ini mencegah
tubuh menghasilkan sel telur baru dan mempersiapkan tubuh untuk memproduksi ASI. Bila tidak
terjadi pembuahan, kadar hormon progesteron dalam tubuh akan turun dan memicu menstruasi.
2. Estrogen
Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur. Selain itu, hormon
ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta, tetapi hanya dalam jumlah yang sedikit.
Hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan dan perubahan tubuh saat
pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan proses ovulasi dalam
siklus menstruasi bulanan.
Hormon ini juga berperan dalam proses keluarnya ASI setelah persalinan, mengatur
mood atau suasana hati, dan proses penuaan.
Penurunan produksi estrogen dapat menimbulkan berbagai gangguan, seperti menstruasi
yang tidak teratur, vagina kering, suasana hati tidak menentu, menopause, dan osteoporosis pada
wanita lanjut usia.

3. Testosteron
Kadar hormon testosteron yang terdapat pada tubuh wanita memang tidak sebanyak pada
pria, namun hormon ini tetap memiliki fungsi yang penting bagi kesehatan wanita. Hormon
testosteron berperan dalam mengatur libido atau gairah seksual dan menjaga kesehatan vagina,
payudara, dan kesuburan.
Luteinizing hormone (LH)
LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi.
Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar hipofisis di otak.
Umumnya, kadar hormon LH pada wanita akan meningkat saat menstruasi dan setelah
menopause. Kadar LH yang terlalu tinggi pada tubuh wanita dapat mengakibatkan masalah
reproduksi.
4. Follicle-stimulating hormone (FSH)
Sama halnya dengan hormon LH, hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis dan
berperan penting dalam sistem reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan siklus
menstruasi dan produksi sel telur di ovarium.
Kadar hormon FSH yang rendah menandakan bahwa wanita tidak mengalami ovulasi,
adanya gangguan pada kelenjar hipofisis, atau bisa juga menandakan kehamilan. Sebaliknya,
hormon FSH yang tinggi dapat menandakan wanita memasuki masa menopause, adanya tumor
di kelenjar hipofisis, atau gejala dari sindrom Turner.
5. Oksitosin
Hormon oksitosin yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak ini umumnya akan
meningkat selama kehamilan, khususnya ketika menjelang persalinan.
Ketika kadar hormon meningkat, rahim akan terangsang untuk berkontraksi dan
mempersiapkan proses persalinan. Setelah melahirkan, oksitosin akan merangsang kelenjar
payudara untuk menghasilkan ASI.
Setiap hormon wanita memiliki peranan penting terhadap kesehatan, termasuk menentukan
bentuk tubuh wanita. Untuk menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh, Anda disarankan
untuk mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, membatasi konsumsi makanan manis dan
tinggi karbohidrat, mengurangi stres, serta tidur yang cukup.

Macam-macam Hormon Reproduksi Pria beserta fungsinya:


Seluruh sistem reproduksi pada pria tergantung pada hormon, yaitu zat kimiawi yang
mengatur aktivitas sel dan organ pada tubuh.
Saat anak laki-laki memasuki masa pubertas, maka tubuhnya akan memproduksi lebih
banyak hormon gonadotropin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar hipotalamus pada otak.
Pada bagian lain otak, yaitu kelenjar pituitari, dihasilkan hormon yang disebut luteinizing
hormone dan hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone). Berikut penjelasan lebih
lanjut mengenai hormon pada organ reproduksi pria :
1. Hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone)
Hormon ini sangat penting agar organ reproduksi pria dapat menghasilkan sperma. Setiap
hari produksi sperma yang dihasilkan bisa mencapai 300 juta, dengan masa pembentukan tiap
sperma sekitar 65-75 hari.
2. Luteinizing hormone
Saat hormon ini dilepaskan ke dalam darah, akan terjadi produksi dan pelepasan hormon
testosteron sebagai hormon utama pada pria.
3. Hormon testosteron
Produksi testosteron pada masa pubertas memicu berbagai perubahan fisik. Seperti
pembesaran testis dan skrotum, penis yang semakin memanjang, suara yang semakin berat, serta
tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, wajah dan ketiak. Sebagian remaja laki-laki juga
mengalami penambahan berat dan tinggi badan yang signifikan setelah memasuki masa pubertas.
Testosteron juga akan memengaruhi massa tulang dan gairah seksual.
Memberikan pemahaman yang memadai kepada anak laki-laki tentang organ reproduksi
pria, sebaiknya sudah dimulai sejak masa kanak-kanak hingga remaja. Hal ini dimaksudkan
untuk mencegah perilaku seks yang berbahaya dan kehamilan yang tidak direncanakan, sejak
dini.

Jenis-Jenis Hormon Kehamilan dan fungsinya:

1. Human chorionic gonadotropin hormone (hCG)


 Human chorionic gonadotropin homene merupakan hormon kehamilan yang diproduksi
di plasenta. Hormon inilah yang sering dijadikan acuan positifnya kehamilan pada test
pack  yang dijual di pasaran. Hormon hCG berfungsi untuk menjaga kehamilan dan
perkembangan janin.
Kadar hCG rendah merupakan sesuatu yang normal pada kehamilan yang masih muda.
Namun, ini juga dapat menjadi tanda kehamilan ektopik, keguguran, dan kematian bayi.
Sementara itu, kadar hCG yang sangat tinggi bisa menjadi pertanda kehamilan kembar, sindrom
Down, atau hamil anggur.
2. Human placental lactogen (hPL)
Human placental lactogen diproduksi oleh plasenta sejak kehamilan menginjak usia 2
minggu. Hormon yang juga dikenal dengan sebutan human chorionic somatomammotropin ini
berperan dalam menyiapkan nutrisi yang dibutuhkan janin dan merangsang kelenjar susu di
payudara hingga masa menyusui.

3. Estrogen
Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun kadarnya akan
meningkat secara signifikan sejak terjadi kehamilan. Kenaikan kadar hormon ini memicu
munculnya rasa mual, terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada trimester kedua, hormon
ini turut andil dalam pembesaran saluran susu di payudara.
Fungsi dan efek dari hormon estrogen selama kehamilan meliputi:

 Membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan nutrisi ke janin.


 Membantu dalam pemberian nutrisi yang dibutuhkan janin untuk berkembang.
 Mendukung perkembangan janin.
 Meningkatkan aliran darah dalam tubuh, termasuk aliran darah ke kulit, sehingga
menimbulkan kesan glowing  pada beberapa ibu hamil.

4. Progesteron
Hormon progesteron juga sudah ada dari sebelum hamil, namun kadarnya akan
mengalami peningkatan saat Anda hamil. Meningkatnya kadar hormon ini selama kehamilan
memicu munculnya rambut-rambut halus pada bagian payudara atau perut, pusing, mulas, mual,
hingga sembelit.
Meski dapat membawa efek yang tidak menyenangkan, progesteron berperan dalam:

 Menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung.


 Menjaga ketebalan dinding rahim selama janin berkembang.
 Menjaga sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di tubuh.
 Menyiapkan payudara untuk memproduksi ASI.

5. Oksitosin
Hormon oksitosin berperan penting dalam proses melahirkan. Hormon ini melenturkan
leher rahim pada akhir kehamilan, sehingga bayi lebih mudah untuk keluar. Di saat yang sama,
hormon ini juga akan menstimulasi puting susu untuk memproduksi air susu dan
merangsang kelenjar Montgomery di sekitar puting dan areola, sehingga setelah lahir bayi
langsung bisa menyusu.
6. Prolaktin
Hormon prolaktin akan mengalami peningkatan sebanyak 10–20 kali lipat ketika Anda
sedang mengandung. Peningkatan hormon ini bermanfaat dalam mempersiapkan jaringan
payudara untuk menyusui dengan membantu menghasilkan produksi ASI yang melimpah.
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Endokrin
1. Hormon Plasenta
Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta.
Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human
placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari
ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.

2. Hormon Pituitary
Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah
meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu.
Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH
dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah
hingga ovulasi terjadi.

3. Hipotalamik Pituitary Ovarium


Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada
wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkan
menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca
melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi
berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.

4. Hormon Oksitosin
Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap
otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan
dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan.
Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu
involusi uteri.

5. Hormon Estrogen dan progesteron


Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi
memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon
progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan
pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar
panggul, perineum dan vulva serta vagina.

Anda mungkin juga menyukai