Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BIOKIMIA

PEMERIKSAAN SPERMA

Dosen Pembimbing : Prina Puspa Kania, M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Riana Agustina


NPM : 314120037

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN JENDRAL


ACHMAD YANI CIMAHI
YAYASAN KARTIKA EKA PAKSI
BANDUNG BARAT
Desember 2020
1. Jelaskan pengaruh motilitas sperma terhadap kehamilan?

Jawab :

Motilitas sperma adalah kemampuan sperma untuk bergerak dan berenang. Seorang
pria dikatakan punya motilitas sperma buruk ketika spermanya tidak mampu bergerak dan
berenang dengan benar. Hal tersebut menjadi salah satu pertanda ketidaksuburan pria. Tanda-
tanda lainyna diukur dari jumlah sperma dan warna sperma. 

Dalam gambaran besar kesehatan semen pria, jika hanya motilitas yang menjadi masalah,
kemungkinan besar kehamilan masih bisa terjadi. Ini dikarenakan masalah motilitas sperma
cenderung lebih aman daripada masalah lain yang muncul.

Faktor lain yang memengaruhi motilitas sperma yaitu:

 Paparan bahan kimia.


 Paparan panas atau dingin.
 Berbagai gangguan penyakit.
 Adanya kelainan pada kelenjar yang mengganggu sekresi pria. 
 Pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan minum alkohol.
 Adanya kelainan pada saluran reproduksi pria, seperti varikokel. Varikokel adalah
pembengkakan yang terjadi pada pembuluh darah vena di dalam kantung zakar atau
skrotum.
 Jarang melakukan aktivitas seksual. Jika ejakulasi pertama yang dihasilkan
menunjukkan kondisi motilitas sperma yang buruk, ejakulasi kedua yang dihasilkan
setelahnya harus menunjukkan kondisi motilitas sperma yang lebih baik. 

2. Jelaskan pengaruh jumlah sperma terhadap kehamilan?

Jawab :

Terjadi Penumpukkan dan Memicu Keguguran

Melansir Very Well, menyoal sumber masalah kehamilan dan keguguran, dulu para


ahli hanya memfokuskan risetnya pada sel telur. Alasannya jelas, karena hanya ada satu sel
telur yang berevolusi setiap siklus menstruasi.

Namun, ketika riset mulai dikembangkan para peneliti menemukan kalau masalah ini
juga bisa disebabkan oleh penumpukan sperma pada sel telur dan bagaimana cara sperma
mencapai sel telur. Nah, penumpukan ini disebabkan oleh banyaknya sperma yang masuk ke
sistem reproduksi wanita.

Berhubungan dengan banyaknya sperma ini, ada penelitian yang dilakukan ahli
seperti dilansir Psychology Today. Hasil dari penelitian tersebut mengatakan, jumlah sperma
yang lebih banyak dapat mengakibatkan keguguran atau kehamilan yang gagal.
Sperma seseorang pria dianggap banyak ketika memiliki konsentrasi sekitar 100
juta/mililiter dengan 60 persen sperma yang bergerak (sperma motil). Sedangkan, kuantitas
sperma sedang berjumlah sekitar 20-59 juta/mililiter yang terdapat pada sepertiga pria yang
memiliki empat anak atau lebih, tanpa keguguran.

Terlalu banyaknya jumlah sperma akan menyebabkan penumpukan sel sperma.


Kondisi ini bisa menghasilkan kromosom ekstra yang bisa membahayakan penentuan jenis
kelamin pada janin. Misalnya, kromosomnya jadi abnormal atau kromosom triploid, seperti
XXX, XXY, atau XYY.

Menurut riset para ahli, kromosom triploid ini akan gugur pada rahim dan hanya akan
bertahan selama beberapa jam. Itulah sebabnya, penumpukan sperma pada sel telur bisa
mengakibatkan keguguran

3. Jelaskan pengaruh morfologi sperma terhadap kehamilan?

Jawab :

Morfologi sperma adalah pembahasan tentang ukuran, bentuk, jumlah, penampilan,


dan motilitas sperma yang kemudian berhubungan pada kualitas kesuburan laki-laki.

Pria dengan kelainan bentuk sperma cenderung memiliki lebih banyak kesulitan saat
mencoba atau merencanakan kehamilan. Kualitas sperma yang kurang bagus dapat ditandai
dengan jumlah sperma rendah (di bawah normal), motilitas (pergerakan) sperma tidak
optimal, atau morfologi (ukuran dan bentuk) sperma abnormal.

Kepala Divisi Infertilitas dan Andrologi di Mayo Clinic, Landon Trost, M.D.,
menerangkan bahwa morfologi sperma merupakan salah satu faktor yang diperiksa dalam
analisis mani yang bertujuan memeriksa infertilitas pada pria. Analisis sperma dilakukan di
bawah mikroskop.

Sperma yang normal mempunyai bentuk kepala oval dan ekor panjang. Sperma
abnormal bentuk kepalanya tidak oval, terlalu besar, dan ekornya bengkok atau bercabang.

Akibat abnormalitas tersebut, sperma tidak dapat berfungsi dengan maksimal. Sperma tidak
mampu berenang dengan gesit menuju sel telur dan melakukan pembuahan.

Sebenarnya, sebagian besar sperma memang tidak akan dapat mencapai sel telur
dan melakukan pembuahan. Dikutip dari Altora Health, untuk dapat mewujudkan kehamilan,
dibutuhkan minimal 4 persen sperma dengan morfologi yang baik atau yang normal. Makin
kecil jumlah sperma abnormal, maka peluang terjadinya pembuahan pun makin besar.

4. Apa yang menyebabkan jumlah sperma dibawah normal?

Jawab :
Jumlah sperma rendah atau oligospermia adalah kondisi dengan jumlah sperma
kurang dari 15 juta sel per mililiter air mani. Kondisi ini sering kali menjadi penyebab sperma
encer pada orang dewasa. Munculnya oligospermia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di
antaranya penyakit menular seksual, peradangan organ reproduksi, tumor, ketidakseimbangan
hormon, dan varikokel.

sperma rendah biasanya terjadi karena sejumlah masalah kesehatan dan pengobatan
medis. Beberapa meliputi:

1. Varikokel

Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah yang mengeringkan testis.

Ini adalah penyebab paling umum dari infertilitas pada pria dan kemungkinan akan
berdampak pada penurunan kualitas sperma.

2. Infeksi

Beberapa infeksi dapat mengganggu produksi atau kesehatan sperma termasuk


oligospermia.

Kondisi ini kadang juga dapat menyebabkan luka parut yang menyumbat jalan sperma.

3. Masalah ejakulasi

Ejakulasi retrograde terjadi ketika air mani masuk ke kandung kemih selama orgasme,
bukannya muncul dan keluar dari ujung penis.

Akibatnya, sperma yang keluar hanya sedikit.

4. Tumor

Kanker dan tumor jinak dapat memengaruhi organ reproduksi pria secara langsung.

Ini berpengaruh pada kondisi jumlah sperma sedikit. Operasi, radiasi, atau kemoterapi
untuk mengobati tumor juga dapat memengaruhi kesuburan pria.

5. Testis tidak turun

Selama perkembangan janin, satu atau kedua testis terkadang gagal untuk turun dari
perut ke dalam kantung yang biasanya menampung testis (skrotum). Penurunan
kesuburan lebih mungkin terjadi pada pria penderita kondisi ini.

6. Ketidakseimbangan hormon

Hipotalamus, hipofisis, dan testis memproduksi hormon penting untuk membentuk


sperma.
Perubahan hormon ini, serta sistem lain seperti kelenjar tiroid dan adrenal, dapat
mengganggu produksi sperma. Akibatnya, terjadi oligospermia atau jumlah sperma
rendah.

7. Cacat pada tubulus yang mengangkut sperma

Banyak saluran berbeda yang mengangkut sperma. Saluran-saluran ini dapat tersumbat
akibat penyebab lainnya.

Termasuk cedera yang tidak disengaja dari operasi dan infeksi sebelumnya.

Lalu, penyebab oligospermia lainnya juga bisa terjadi karena trauma atau
perkembangan abrnormal, seperti cystic fibrosis atau sindrom serupa yang diwariskan.

8. Obat-obatan tertentu

Ada jenis obat-obatan yang dapat mengganggu produksi sperma sehingga terjadi
oligospermia, seperti:

 Terapi pengganti testosteron

 Penggunaan steroid anabolik untuk waktu yang lama

 Obat-obatan kanker (kemoterapi)

 Beberapa obat antijamur dan antibiotik

Anda mungkin juga menyukai