Anda di halaman 1dari 3

Berbagai Kelainan Sperma yang Mempengaruhi

Kesuburan
Oleh Adinda RudystinaInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Andreas
Wilson Setiawan

Kesuburan dan kemungkinan untuk memiliki anak dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Untuk wanita, beberapa faktornya termasuk keseimbangan hormon, siklus
menstruasi, dan ovulasi, namun untuk pria, sperma adalah satu-satunya kunci.
Ketika kita memperhatikan kesehatan sperma, Anda harus memikirkan tiga faktor
penting ini: jumlah sperma, bentuk (morfologi) sperma, dan gerakan (motilitas)
sperma. Jika ada kelainan sperma dari ketiga faktor tersebut, maka Anda memiliki
risiko tinggi terhadap kemandulan. Oleh karena itu, mari kita pelajari lebih lanjut
mengenai berbagai kelainan sperma di bawah ini.

Tiga jenis kelainan sperma yang paling umum

1. Kelainan jumlah sperma

Ini adalah kelainan jumlah total sperma yang ditemukan dalam sampel air mani.
Jumlah sperma yang normal bagi seorang pria adalah sekitar 39 juta sperma per
ejakulasi minimum. Seseorang yang memiliki jumlah sperma lebih rendah dari jumlah
normal, terkadang disebut sebagai oligospermia. Jika tidak ada sel sperma yang
ditemukan, ini bisa disebut sebagai azoospermia.

Orang yang memiliki kelainan jumlah sperma mungkin memiliki sejumlah masalah
kesehatan, seperti varikokel, infeksi, masalah kesehatan kronis atau yang tidak
terdiagnosis seperti diabetes atau penyakit celiac, masalah dengan ejakulasi
seperti ejakulasi retrograde, masalah saluran, ketidakseimbangan hormon, dan
paparan zat-zat beracun.

Kelainan jumlah sperma yang rendah juga bisa disebabkan oleh obat-obatan
tertentu, penyakit disertai demam yang baru diderita, dan paparan panas skrotum
(seperti berendam di air panas). Merokok, obesitas, dan alkohol berlebih telah
dikaitkan dengan jumlah sperma yang rendah, namun penyebab kelainan sperma ini
tidak pernah ditemukan. Sedangkan kelainan sperma azoospermia dapat
disebabkan oleh masalah saluran, ketidakseimbangan hormon, atau masalah
dengan testis.

2. Kelainan bentuk sperma (morfologi)

Kelainan sperma ini mengacu pada kelainan bentuk sel-sel sperma. Setidaknya,
sperma dinyatakan masih dapat berfungsi dengan baik jika memiliki 4% sperma yang
berbentuk normal. Untuk melihat kelainan sperma ini, sperma harus diperiksa di
bawah mikroskop. Bentuk sperma yang normal dapat kita lihat pada gambar, berikut
deskripsinya:

 Memiliki bentuk oval dengan panjang 5-6 mikrometer dan lebar 2,5-3,5
mikrometer.

 Memiliki sebuah tutup terdefinisi (akrosom), yang mencakup 40%-70% dari


kepala sperma.

 Tidak ada kelainan yang terlihat dari leher, bagian tengah, atau ekor.
 Tidak ada tetesan cairan di kepala sperma yang lebih besar dari satu
setengah ukuran kepala sperma.

Teratozoospermia adalah istilah yang digunakan untuk morfologi sperma yang buruk.
Kelainan bentuk sperma mungkin disebabkan oleh hal yang sama dengan yang
menyebabkan kelainan jumlah sperma. Kelainan sperma ini masih kurang dipahami,
dan karena evaluasi ini agak subjektif, maka skor dapat bervariasi bahkan pada
sampel air mani yang sama. Jika ditemukan hanya bentuk sperma saja yang tidak
normal, sedangkan seluruh parameter air mani lainnya masih berada dalam batas
normal, maka kesuburan pria masih dianggap normal.

Pria dengan kelainan bentuk sperma cenderung memiliki lebih banyak kesulitan
pada kehamilan, tetapi kita tidak bisa mengatakan dengan pasti apakah kesulitan
tersebut hanya disebabkan oleh bentuk sperma itu sendiri atau dengan alasan yang
lain, yang menyebabkan bentuk sperma berbeda.

3. Kelainan gerakan sperma (motilitas)

Motilitas adalah persentase sperma yang bergerak. Agar terjadi fertilisasi, sperma
harus berenang ke saluran reproduksi wanita untuk membuahi telur. Kemampuan
berenang menuju tujuan adalah penting. Motilitas total mengacu pada setiap
gerakan, sedangkan motilitas progresif mengacu pada sperma yang meneruskan
gerakan baik dalam garis atau dalam lingkaran besar. Pria dianggap memiliki
motilitas normal jika 40% dari keseluruhan sperma bergerak, dan setidaknya 32%
harus berenang dalam gerakan maju atau di dalam lingkaran besar.

Kelainan gerakan sperma biasa disebut sebagai asthenozoospermia. Jika kelainan


sperma ini terjadi, maka itu bisa disebabkan oleh penyakit, obat-obatan tertentu,
kurangnya nutrisi, atau kebiasaan kesehatan yang buruk seperti merokok. Penyebab
kelainan jumlah sperma juga banyak yang menyebabkan kelainan gerakan sperma.
Kelainan motilitas dapat terjadi meskipun jumlah sperma yang dimiliki tergolong
banyak, dan hal itu dapat menyebabkan masalah kesuburan. Sebaliknya, jika jumlah
sperma seseorang rendah, namun memiliki motilitas yang tergolong baik dengan
60% atau lebih sperma bergerak, maka masalah kesuburan tidak perlu
dikhawatirkan.

Anda mungkin juga menyukai