Anda di halaman 1dari 2

Kelainan-kelainan spermatogenesis

1. Sperma Kosong Atau Azoospermia

Azoospermia dapat diartikan sebagai tidak adanya benih dalam cairan sperma sehingga
sering disebut sebagai sperma kosong. Pada normalnya seorang pria akan memproduksi
cairan semen (air mani) dan sel sperma sebagai benih untuk pembuahan sel telur tetapi pada
penderita Azoospermia tidak ditemukan sel sperma tersebut.

Kelainan ini biasanya diketahui ketika seseorang sulit mendapatkan keturunan. Satu-satunya
cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan tes laboratorium.

Penyebab kelainan ini bisa berasal dari sumbatan pada saluran sperma (Vas deferens) ataupun
karena kelainan bawaan. Jika penyebabnya adal sumbatan pada saluran sperma maka masih
bisa diatasi dengan jalan operasi untuk membersilkan sumbatan tersebut dan kemungkinan
kehamilan masih bisa terjadi. Terkecuali jika disebabkan oleh kelainan bawaan yang
menyebabkan testis tidak dapat memproduksi sel sperma penanganannya akan lebih sulit.

2. Oligospermia Atau Sperma Sedikit

Oligospermia adalah masalah kesuburan pria didefinisikan sebagai konsentrasi sperma


rendah ketika ejakulasi . Konsentrasi sperma rendah adalah jumlah sperma dalam ejakulasi
biasanya mililiter atau mL. Seperti yang didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (
WHO ) pada tahun 1999 , jumlah sperma rendah adalah kurang dari 20 juta sperma / mL .

Faktor pemicu kasus oligospermia mencakup paparan panas seperti mandi dengan air sangat
panas, sauna, bekerja di suhu tinggi, demam, pakaian sangat ketat (pakaian dalam), merokok,
minum alkohol, paparan logam, dll. Beberapa peneliti juga percaya bahwa kelebihan
penggunaan laptop (di pangkuan) juga dapat menyebabkan testis panas yang pada akhirnya
mengurangi jumlah sperma dan juga menurunkan kualitas sperma.

3. Asthenospermia

Nama lain dari penyakit ini ialah Asthenozoospermia yang diartikan sebagai mobilitas
sperma yang lambat. Terdapat ratusan juta sel sperma ketika seorang pria ejakulasi dan hanya
sejumlah sperma saja yang memiliki kecepatan berenang yang normal dan pada akhirnya
hanya satu sel sperma saja yang akan membuahi sel telur wanita.

Gerakan sel sperma sendiri sebenarnya bermacam-macam tergantung pada strukturnya.


Beberapa mungkin ada yang mengalami kelainan seperti bentuk ekor yang lebih pendek
sehingga menyebabkan gerakannya tidak lincah ketika menuju rahim. Selain itu masalah
kelainan hormon, varikokel atau pembesaran abnormal pembuluh darah vena di kantung
testis, stress, hingga kebiasaan begadang merupakan penyebab lain yang juga ikut
mempengaruhi kualitas sperma. Jika jumlah sperma yang lambat 70 % dapat dikategorikan
sebagai Asthenospermia kronis dan harus segera ditangani.
4. Teratospermia

Teratospermia atau Teratozoospermia didefinisikan sebagai jumlah sperma normal lebih


sedikit daripada sperma abnormal. Sperma dikatakan normal ketika memiliki struktur yang
baik seperti kepala oval serta leher dan ekor yang panjang. Abnormal disini berarti ada
kelainan pada bentuk dan struktur sperma yang berpengaruh pada pergerakannya.

Anda mungkin juga menyukai