AZOOSPERMIA
OLEH
Preseptor :
dr. Hendra Kastiaji, Sp.B
hormonal
spermatoge
nesis
Penyimpan
an
pengeluara
n sperma
ANATOMI ORGAN REPRODUKSI PRIA
Organ Eksterna
- Penis
- Skrotum
Organ Interna
- Testis
- Epididimis
- Vas deferens
- Vesika seminalis
- Saluran Ejakulasi
- Kelenjar prostat
- Uretra/saluran kencing
KLASIFIKASI
●
kelainan terdapat pada sebelum testis, misalnya karena
Pretesticular
kelainan hormon di kelenjar pituitary.
●
kelaianan terletak pada testis, misalnya kelainan bawaan
Testicular
atau genetik
Posttesticular ●
kelainan terletak setelah testis, misalnya sumbatan
MANIFESTASI KLINIS
Untuk melihat penyebab pasti adanya gangguan azoospermia, maka diperlukan
pemeriksaan fisik oleh tim medis dan selain dengan cara diwawancara mengenai
berbagai hal yang dirasa sebagai gejala kelainan. Untuk lebih lanjut, dokter juga
biasanya akan melakukan USG untuk memastikan penyebab dari azoospermia
tersebut.
Setelah diketahui pasti penyebabnya, maka akan dilanjut dengan penanganan
yang tepat disesuaikan dengan penyebab dari azospermia tersebut.
Salah satu ciri yang mungkin terjadi adalah ukuran testis yang lebih kecil dari
ukuran normal dan terasa lebih lembek yang memungkinkan tidak terjadi
sumbatan pada gangguan azoospermia tersebut. Jika saluran spermatozoa tidak
teraba atau ada beberapa jaringan saluran yang menyebar, maka kemungkinan
terjadinya sumbatan merupakan penyebab dari azoospermia.
DIAGNOSIS KERJA
Azoospermia biasanya terdeteksi dalam proses penyelidikan
infertilitas. Ini ditetapkan atas dasar dua evaluasi analisis semen yang
dilakukan pada kesempatan terpisah (ketika spesimen mani setelah
sentrifugasi tidak menunjukkan sperma di bawah mikroskop) dan
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Diagnosis azoospermia ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan genitalia, analisis semen, pemeriksaan
hormon, dan pemeriksaan penunjang lain jika diperlukan.
Pada pasien yang datang dengan keluhan infertilitas, perlu dilakukan
anamnesis menyeluruh kepada kedua pasangan.
DIAGNOSIS KERJA
Faktor risiko yang dimiliki serta kemungkinan penyebab dengan mengetahui riwayat
pasien ;
Pekerjaan, paparan toksin lingkungan
Onset pubertas
Kesuburan sebelumnya, fungsi ejakulasi
Masalah pada testis, seperti trauma, torsio testis, cryptorchidism, orkitis
Operasi: operasi pelvis, inguinal, skrotum, dan vasektomi
Penyakit seperti infeksi saluran kemih, dan gondongan/mumps
Penyakit sistemik seperti diabetes Mellitus, sirosis, gagal ginjal kronik
Keganasan dan pengobatan yang didapatkan (kemoterapi, radioterapi)
Penggunaan obat-obatan gonadotoksik seperti simetidin, nitrofurantoin, penghambat
kanal kalsium
DIAGNOSIS BANDING