Anda di halaman 1dari 23

Lapsus

vesicolithiasis
Oleh :
Renny Widi A. ( 08700046)
Pembimbing :
dr. Abraar H.S.K., Sp.B

Laporan kasus
IDENTITAS PASIEN

Nama
: Tn. S A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur
: 22 tahun
Alamat
: kebonsari kulon
Pekerjaan
: Pekerja
Agama
: Islam
Suku bangsa : Madura
Tanggal masuk RS : 22 mei 2013

ANAMNESA
Keluhan Utama : nyeri pada saat kencing
RPS :
Pasien mengeluh nyeri saat buang air kecil. Keluhan ini
dirasakan oleh pasien sejak 1 bulan yang lalu. Pada
awalnya saat kencing disertai rasa panas, jika berbaring
kencing keluar sedikit-sedikit dan nyeri pada pingang kiri
bagian belakang. Sekitar 1minggu yang lalu pasien
datang ke poli Bedah, kemudian disarankan untuk priksa
usg abdomen didadapatkan adanya batu buli buli
dengan diameter 50 mm x 40 mm. Kemudian pasien
disarankan untuk melakukan operasi dan datang ke RS
Moh. Saleh Probolinggo pada tanggal 22 mei 2013
RPD :
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit seperti
ini. Riwayat Asma (-), Alergi (-), HT (-), DM (-), Magh (+)

RPK :
Pasien mengaku tidak ada keluarga yang sakit
seperti ini.
Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku berobat ke dokter dan di beri
obat penghilang rasa sakit.

Anamnesis :
1.
a.
b.
c.
d.
2.
3.
a.
b.
4.
5.
6.
7.

Kepala : tidak ada keluhan


Mata : tidak ada keluhan
Telinga
: tidak ada keluhan
Hidung: tidak ada keluhan
Mulut : tidak ada keluhan
Leher : tidak ada keluhan
Thorax : tidak ada keluhan
Pulmo : tidak ada keluhan
Jantung : tidak ada keluhan
Abdomen : nyeri, terasa penuh
Anogenital: tidak ada keluhan
Urogenital ; bila BAK terasa sakit, urine keruh
Ektremitas: tidak ada keluhan

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : cukup baik tenang


Kesadaran : compos mentis
Vital sign
Tekanan darah : 110/70 mmHg
N : 71x/menit
R : 19x/menit
T : 36,7 0C

Status Lokalis
Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : distensi (+), massa (-), sikatrik (-), bekas operasi (-),
hernia (-)
Auskultasi : peristaltic (-)
Palpasi : nyeri tekan suprapubic terasa penuh
Perkusi : timpani (+) pekak hepar (-)
DC : 500cc / 24jam berwarna kuning pekat

a.

Regio suprapubik
Inspeksi : bulging (-)
Palpasi : distensi kandung kemih
Perkusi : redup

b.
1.

2.

Regio penoskrotalis
Penis
Inspeksi : tidak ada kelainan
Palpasi : tidak ada kelainan
Skrotum
Inspeksi : tiadak ada kelainan
Palpasi : tidak ada kelainan
Rectal touch : tidak dilakukan

USG Abdomen tanggal 16 Mei 2013

Batu buli buli 50 mm x 40 mm

Assesment
vesicolithiasis
Diagnosa Banding
Kolik Uretra
ISK
Planning
Infus RL
Pasang kateter
Injeksi Ciprofloxaxin
Injeksi Ketorolac
Injeksi Ranitidine
Injeksi Asam tranexamat
Darah lengkap
USG
Pro operasi vesicolitotomy

Hasil Pemeriksaan Penunjang


DARAH LENGKAP

Haemoglobin

Leukosit

Diff.count

PCV (hematokrit)

Trombosit
ELEKTROLIT

Natrium

Kalium

Chlorida

Kalsium
FAAL HEMOSTATIS

KPTT

PTT
GULA DARAH

BSN

2 jam pp
FUNGSI GINJAL

BUN

Creatinin

14,3 g/dl
L: 13-18, P : 12-16 g/dl
44.000 /cmm 4.000-11.000 /cmm
-/-/7/45/43/5
0-2/0-1/1-3/45-70/35-50/0-2%
41%
L: 40-54, P: 35-47%
277.000/cmm 150.000-450.000/cmm
141 mmol / t
4,4 mmol / t
107 mmol / t
1,17 mmol / t

135 155 mmol / t


3, 6 5, 5 mmol / t
96.0 106.0 mmol / t
1.12 1.32 mmol / t

29,7 detik
14,7 detik

35 45 detik
10 15 detik

82 mg / dl
104 mg / dl

70 100 mg / dl
< 125 mg / dl

11,4 mg/dl
1,2 mg/dl

10-20 mg/dl
0,5-1,7 mg/dl

Pembahasan
Dari anamnesa didapatkan gejala khas batu buli-buli berupa
nyeri saat buang air kecil. Keluhan ini dirasakan oleh pasien sejak
1 bulan yang lalu.
Pada awalnya saat kencing disertai rasa panas, jika berbaring
kencing keluar sedikit-sedikit dan nyeri pada pingang kiri bagian
belakang. Dan pasien juga mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah ( suprapubik ).
Diagnosis vesicolitiasis ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan usg. Dari anamnesis
ditemukan adanya keluhan berupa nyeri saat buang air kecil,
terutama karena inflamasi pada buli-buli dan uretra.
Disuria pada penderita batu buli-buli terjadi pada akhir miksi.
Selain itu, pasien juga merasakan nyeri di daerah perut bagian
bawah, nyeri dirasakan seperti ditekan kadang terasa ditusuk.
Nyeri dikatakan bertambah berat apabila pasien berjalan. Hal ini
dikarenakan perubahan posisi batu dalam buli-buli. Nyeri tekan
pada suprapubik ditemukan pada pemeriksaan fisik dan kandung
kemih terasa penuh.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien cukup baik,


kesadaran compos mentis, tekanan darah 110 / 70 mmHg, nadi 71x
/ menit, RR 19x / menit, suhu 37 0 C. dari hasil pemeriksaan
laboratorium ditemukan hasil leukosit 44.000 / cmm. Dan dari hasil
USG didapatkan adanya batu buli buli 50 mm x 40 mm.
Vesicolithiasis merupakan suatu keadaan terdapatnya batu pada
vesica urinaria. Beberapa faktor penyebab vesicolithiasis adalah
obstruksi kelenjar postat yang membesar ( misal pada BPH ),
striktura uretra yang menyebabkan lumen uretra menjadi sempit,
neurogenik bladder, adanya benda asing misal kateter, divertikula
adalah tonjolan yang tidak diikuti oleh musculus detrusor.
Urin bisa menumpuk di dalam divertikula dan terjadilah batu.,
schistosomiasis yang menyebabkan kistitis ( radang pada Vesica
Urinaria ) terutama disebabkan oleh schistosoma hematobium. Batu
dapat berjumlah satu atau banyak. Apabila mengiritasi vesica
urinaria terjadilah sistitis , batu besar dapat menyumbat muara
ureter sehingga terjadi kelainan saluran kencing bagian atas, dan
terjadilah gagal ginjal.
Terapi pada kasus ini adalah vesikolitotomi. Kemungkinan terapi
mempergunakan litotripsi tidak dapat dilakukan karena diameter
batu melebihi 2 cm.

Tinjauan Pustaka

Definisi
Vesikolithiasis adalah batu dalam kandung kemih dapat
terbentuk ditempat atau berasal dari ginjal masuk ke dalam
kandung kemih. Karena kandung kemih berkontraksi untuk
mengeluarkan air kencing maka batu tertekan pada trigonum
yang peka itu, maka menyebabkan sangat sakit. Bisanya
terdapat sedikit hematuri dan infeksi sering menyertai keadaan
ini (Pearce, 1999).

Anatomi
Vesica urinaria disebut juga dengan kandung kemih atau buli
buli. Merupakan tempat tmpt untuk menampungnya urin yang
berasal dari ginjal melalui ureter , untuk selanjutnya diteruskan
ke uretra dan lingkungan ekstrernal tubuh melalui mekanisme
relaksasi spincter. Vesica urinanriaa terletak di lantai pelvis,
bersama dengan organ lain misal rektum, organ reproduksi,
usu halus, serta pembulih darah limfatik, dan saraf.

Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk


tetrahedral yang terdiri atas 3 yaitu apek,
fundus/basis, dan collum. Serta mempunyai tiga
permukaan ( superior dan inferolateral dextra dan
sinitra) serta empat tepi ( anterior, posterior,
latral dextra dan sinsitrea ).
Dinding vesica urinaria terdiri dari m. Detrusor ( otot spiral,
longitudinal, dan sirkular) terdapat trigonum vesicae pada
bagian posteroinferior dan collum vesicae. Trigonum
vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip segitiga
yang terdiri atas orifisium kedua ureter dan collum vesicae.
Bagian ini berwarna lebih pucat dan tidak memiliki rugae
walaupun dalam keadaan kosong.

Sedangkan persarafan pada vesica


urinaria
terdiri
dari
persarafan
simpatis dan parasimpatis. Persarafan
simpatis melalui N. Splancnicus
minor,
splanchnicus
imuus,splanchnicus lumbalis. L1- L2.
Adapun
persarafan
parasimpatis
melalui n. Splanchnicus pelvicus S2S4 yang berperan sebagai motorik
dan sensorik.

Vesica urinaria diperdarahi oleh arteri


vesicalis superior dan inferior. Namun
pada perempuan arteri vesicalis
inferior
digantikan
oleh
arteri
vesicalis vaginalis.

Etiologi

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan vesicolithiassis :


Obstruksi kelenjar prostat yang membesar
Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra)
Neurogenik bladder (lumpuh kandung kemih karena lesi pada
neuron yang menginervasibladder)
Benda asing misalnya kateter
Divertikula urin dapat tertampung pada suatu kantung didinding
vesika urinaria
Shistomiasis, terutama oleh Shistoma haemotobium lesi
mengarah keganasan
Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menimbulkan retensi urin,
infeksi, maupun radang. Statis, lithiasis, dan sistitis adalah
peristiwa yang saling mempengaruhi. Statis menyebabkan
bakteri berkembang, sistitis; urin semakin basa memberi suasana
yang tepat untuk terbentuknya batu MgNH4PO4 (batu
infeksi/struvit). Batu yang terbentukbisa tunggal atau pun
banyak.

Epidemiologi
Di Amerika Serikat insiden batu saluran kemih sekitar
36 setiap100.000 penduduk pertahun. . Di Indonesia
penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi
terbesar dari jumlah pasien di klinik .Insidensi dan
prevalensi yang pasti dari penyakit ini di Indonesia.
Kasus batu kandung kemih pada orang dewasa di
Negara barat sekitar 5% dan terutama diderita oleh
pria, sedangkan pada anak-anak insidensinya sekitar 23%. Beberapa faktor risiko terjadinya batu kandung
kemih : obstruksi infravesika, neurogenic bladder,
infeksi saluran kemih (urea-splitting bacteria), adanya
benda asing, divertikel kandung kemih.

Di Indonesia diperkirakan insidensinya lebih tinggi


dikarenakan adanya beberapa daerah yang termasuk
daerah stone belt dan masih banyaknya kasus batu
endemik yang disebabkan diet rendah protein, tinggi
karbohidrat dan dehidrasi kronik.

Patofisiologi

Batu dalam perkemihan berasal dari obstruksi saluran kemih,


baik parsial maupun lengkap. Obstruksi yang lengkap dapat
berakibat menjadi hidronefrosis. Batu saluran kemih
merupakan kristalisasi dari mineral dari matriks seputar,
seperti pus, darah,tumor atau urat.
Komposisi mineral dari batu bervarriasi, kira-kira bagian
dari batu adalah kalsium fosfat, asam / urine dan custine.
Peningkatan konsentrasi larutan urine akibat dari intake
cairan yang rendah dan juga peningkatan bahan organik
akibat ISK atau urine statis, menajikan sarang untuk
pembentukan batu, ditambah adanya infeksi, meningkatkan
lapisan urine yang berakibat presipitasi kalsium fosfat dan
magnesium ammonium fosfat (Long, 1999 : 323).

Teori pembentukan batu menurut (Soeparman, 1999 : 337)


antara lain :
1. Teori inti matriks
Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya
substansia organic sebagai inti, terutama dari mukopolisakarida
dan mukoprotein yang akan mempermudah kristalisasi dan
agregasi substansi pembentuk batu.
2. Teori supersaturasi
Terjadinya kejenuhan substansi pembentuk dalam urine seperti
sistin, Asam urat, kalisum oksalat akan mempermudah
terbentuknya batu.
3. Teori presipitasikristalisasi
Perubahan pH urine akan mempengaruhisolubilitas susbtansi
dalamurine yang bersifat alkali akan mengendap garam-garam
fosfat.
4. Teori berkurangnya faktor penghambat
Berkurangnya faktor penghambat seperti peptid, fosfat,
pirofosfat, polifosfat, sitrat, magnesium, asam mukopolisakarida
akan mempermudah terbentuknya batu saluran kencing.

Manifestasi Klinik

Gejala khas batu buli buli adalah berupa gejala iritasi antara
lain nyeri kencing / disuria hingga stranguri, perasaan tidak
enak sewaktu kencing, dan kencing tiba tiba berhenti
kemudian menjadi lancar kembali dengan perubahan posisi
tubuh.
Nyeri pada saat miksi seringkali dirasakan refered pain pada
ujung penis, scrotum, perineum, pinggang, sampai kaki. Pada
anak seringkali mengeluh adanya enuresis nokturna,
disamping sering menarik narik penisnya ( pada anak laki
laki ) atau menggosok gosok vulva ( pada anak perempuan.
Seringkali komposisi batu buli buli terdiri atas asam urat atau
struvit ( jika penyebabnya adalah infeksi ), sehingga tidak
jarang pada pemerikasaan foto polos abdomen tidak tampak
sebagai bayangan opak pada kavum pelvis. Dalam hal ini
pemeriksaan IVU pada fase sistogran memberikan gambaran
sebagai bayangan negatif. Ultrasonografi dapat mendeteksi
batu radiolusen pada buli buli.

Diagnosa

Diagnosis
vesicolithiasis
ditegakkan
berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pada anamnesis didapatkan keluhan berupa nyeri saat
kencing dirasakan sakit pada ujung penis, kencing sedikit
sedikit kemudian lancar kembali dengan perubahan posisi
tubuh. Selain itu kadang disertai dengan demam.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan palpasi pada bagian
suprapubic distensi dan nyeri tekan pada bagian tersebut.
Pada pemeriksaan laboratorium menunjukan adanya
peningkatan leukosit (44.000) yang berarti menunjukan
adanya infeksi. Dan pada pemeriksaan penunjang USG
didapatkan adanya batu buli buli 50 mm x 40 mm.

Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksaan adalah untuk menghilangkan batu,
menetukan jenis batu, mengendalikan infeksi dan mengurangi
obstruksi yang terjadi. Vesicolithiasis dapat dipecahkan dengan
litotripsi ataupun jika terlalu besar memerlukan tindakan
pembedahan terbuka atau disebut juga dengan vesikolitotomi.

Komplikasi
Adapun komplikasi yang mungkin muncul pada penderita
vesicolithiasis adalah :
ISK ( infeksi Saluran Kemih )
Hidronefrosis
Gagal ginjal

Prognosis

Prognosis pada pasien dengan vesicolithiasis sangat baik


bila segera diberikan terapi yang tepat. Dengan
dilakukannya
operasi
vesikolitotomi
maka
dapat
memberikan hasil penyembuhan total.

Anda mungkin juga menyukai