Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus Kejang Demam Kompleks + TFA

Oleh : Indah Lestarini, S.Ked Sylvia Pertiwi, S.Ked Rina Ahlawati, S.Ked
Pembimbing: Dr. Syarif Darwin, Sp.A (K)

Identifikasi
Nama Umur / Tanggal Lahir Jenis kelamin Berat Badan Tinggi Badan Agama Alamat : Anak RV : 2 tahun / 14 Juni 2010 : Laki-laki : 10,6 kg : 86 cm : Islam : Jl. Lomba Jaya I no. 642 RT 26 RW 07 Ilir Timur I Palembang, Sumatera Selatan : Indonesia : 8 Juli 2012

Kebangsaan MRS

ANAMNESA (Alloanamnesis dengan ibu penderita, 11 Juli 2012)

Keluhan Utama: Kejang

Keluhan Tambahan: Demam

Riwayat Perjalanan Penyakit


Sejak 12 jam SMRS penderita mulai demam tinggi yang timbul mendadak dan terus menerus. Kejang (-), mual (-), muntah (-), nyeri persendian dan pegalpegal (-), batuk (-), pilek (), BAB dan BAK (+) biasa, penderita belum dibawa berobat.
6 jam SMRS tiba-tiba penderita kejang pada seluruh tubuh, 5 mata melirik keatas, tangan dan kaki kaku kemudian kejet-kejet, l Kemudian kejang berhenti sendiri dan setelah kejang pasien sadar namun penderita belum dibawa berobat, dan hanya diberi obat penurun panas dan demam berkurang

1 jam SMRS penderita kembali kejangdengan pola yang sama 5, demam (+), post iktal penderita sadar. Penderita kemudian dibawa ke IRD RSMH.

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat kejang sebelumnya (+) pada umur 1 tahun, kejang umum tonik klonik. Lama 5 menit, frekuensi 1x, postiktal penderita sadar. Riwayat trauma sebelumnya disangkal. Riwayat Penyakit Dalam Keluarga Riwayat kejang dalam keluarga (+), saudara kandung perempuan penderita pernah mengalami kejang demam.

Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


Riwayat Kehamilan Ibu dan kelahiran tidak ada kelainan Riwayat Imunisasi Imunisasi dasar kurang Riwayat Perkembangan Perkembangan motorik dalam batas normal Riwayat Sosial Ekonomi keadaan sosial ekonomi kurang

PEMERIKSAAN FISIK (11 Juli 2012)


Kesadaran Nadi tegangan Pernapasan Suhu Berat Badan Tinggi Badan Lingkar Kepala Status Gizi : Kompos mentis : 120 x/menit, reguler, isi dan cukup : 32 x/menit : 37,1 c : 10,6 kg : 86 cm : 47 cm : BB/U : 10,6/13 x 100% = 81,5% TB/U : 86/86 x 100% = 100% BB/TB : 10,6/13 x 100% = 81,5% Z scores WHO: antara -2 SD dan -1SD Kesan : Gizi baik

Keadaan Spesifik
Kepala Bentuk Rambut Mata : Normocephali, simetris, UUB menonjol (-) : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut. : Cekung (-), Pupil bulat isokor 3mm, reflek cahaya +/+, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-). : Sekret (-), napas cuping hidung (-). : Sekret (-). : Mukosa mulut dan bibir kering (-), sianosis (-). : Faring hiperemis (+), Tonsil hiperemis T3-T3 : Pembesaran KGB (-), JVP normal

Hidung Telinga Mulut Tenggorokan

Leher

Keadaan spesifik
Thorak Paru-paru

: Simetris, retraksi -/-, Sonor pada kedua lapangan paru, Vesikuler(+) normal, ronki (-),wheezing (-). Jantung : Iktus kordis tidak terlihat, Thrill tidak teraba, HR: 120 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal, bising (-) Abdomen : Datar, Lemas, hepar dan lien tidak teraba, Bising usus normal Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-) Ekstremitas : Akral dingin (-), sianosis (-), edema (-), capillary refill < 2 detik.

Pemeriksaan Neurologis
Fungsi Motorik : dalam batas normal Fungsi Sensorik : dalam batas normal Nervi Craniales : dalam batas normal GRM : (-)

Laboratorium
Darah Hb Ht Eritrosit Leukosit LED Trombosit Hitung jenis

: 11,4 g/dl : 33 vol% : 4.320.000 : 17.300/mm3 : 40 mm/jam : 371.000/mm3 : 0/3/1/73/16/9

Kimia Klinik BSS Natrium Kalium Kalsium Phospor Clorid

: 104 mg/dl : 140 mmol/l : 4,6 mmol/l : 10,6 mmol/l : 3,9 mg/dl : 106 mg/dl

Diagnosis Banding
Kejang Demam Kompleks (KDK) + Tonsilo Faringitis Akut (TFA) Epilepsi + Tonsilo Faringitis Akut (TFA) Meningitis + Tonsilo Faringitis Akut (TFA)

Diagnosis Kerja

Kejang Demam Kompleks (KDK) + Tonsilo Faringitis Akut (TFA)

PENATALAKSANAAN
IVFD D5 NS : 15 gtt/I (mikro) Paracetamol sirup 125 mg 3 x cthI Amoxicillin sirup 3x125 mg (cth I) Diazepam 3 x 1,5 mg pulv k/p (jika demam) Diazepam iv 5 mg k/p (jika kejang) O2 1-2 L/menit k/p (jika kejang) Observasi demam dan kejang

Rencana Pemeriksaan
Lumbal Pungsi EEG

PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam Quo ad functionam : dubia ad bonam

Follow up

Follow up

Follow up

ANALISIS KASUS
Diagnosis Kejang Demam Kompleks pada kasus ini berdasarkan : Anamnesis Kejang 2x dalam sehari, setiap kejang +- 5 menit, diantara dua kejang penderita masih sadar, saat kejang gerakan bola mata mendelik ke atas, posisi tangan agak menekuk, kaki lurus serta kaku, jari-jari tangan dan kaki merapat. Panas cenderung sering tinggi Riwayat kejang dalam keluarga (+), saudara kandung penderita pernah mengalami kejang demam. Pemeriksaan fisik S = 38,5oC per axiler, faring hiperemis (+), Tonsil T3-T3 Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan adanya leukositosis (Leukosit 17.300/mm3) yang berarti adanya infeksi yang dapat menimbulkan demam.

Analisis Kasus
Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratoris maka pasien ini di diagnosa sebagai kejang demam kompleks (KDK) + tonsilo faringitis akut (TFA) dan ditatalaksana dengan pemberian terapi intermiten yaitu parasetamol sirup 3 x 125 mg, Amoxicillin 3 x 125 mg, dan Diazepam 3 x 1,5 mg.

Anamnesis Kejang
1. Lama kejang 2. Jenis kejang 3. Frekuensi kejang 4. Tingkat kesadaran saat dan sesudah kejang. 5. interval kejang 6. Sifat kejang 7. Riwayat kejang sebelumnya

Anamnesis Kejang pada Pasien


1. Lama kejang : 5 menit 2. Jenis kejang : kejang umum 3. Frekuensi kejang : 2x 4. Tingkat kesadaran saat dan sesudah kejang : sadar 5. interval kejang : 5 jam 6. Sifat kejang : tonik klonik 7. Riwayat kejang sebelumnya : ada (usia 1 tahun)

Tinjauan Pustaka
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38 oc) yang disebabkan oleh kelainan ekstrakranium.

Consensus Statement on Febrile seizures (1980), kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan sampai 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranium atau penyebab tertentu.

Epidemiologi

Asia
Menurut IDAI, kejadian kejang demam pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir 2 - 5%. Kejang demam lebih sering pada laki-laki daripada perempuan. 20%
KDK

80%

KDS

Faktor Risiko
FR utama DEMAM Faktor Lain: riwayat kejang demam pada orang tua atau saudara sekandung, perkembangan terlambat, problem pada masa neonatus, anak dalam perawatan khusus, dan kadar natrium rendah.

Klasifikasi
KDS
lamanya < 15 umumnya akan berhenti sendiri. Kejang umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. tidak berulang dalam 24 jam

KDK

Lamanya > 15 Kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum didahului kejang parsial Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

ETIOLOGI
Belum diketahui namun diduga kepekaan terhadap bangkitan kejang demam diturunkan oleh sebuah gen dominan dengan penetrasi yang tidak sempurna. Demam sering disebabkan infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih.

Patofisiologi

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : Darah perifer, Elektrolit, Glukosa Lumbal Pungsi EEG

Diagnosis
Anamnesis Adanya kejang, jenis kejang (klonik, tonik, umum atau fokal), tingkat kesadaran saat dan sesudah kejang, lama kejang, suhu sebelum/saat/sesudah kejang, frekuensi, interval, pasca kejang, penyebab demam diluar susunan saraf pusat. Riwayat timbulnya kejang, riwayat perkembangan anak, kejang demam dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga Singkirkan penyebab kejang lainnya. Pemeriksaan fisik : kesadaran, tanda vital (suhu tubuh dan nadi), tanda rangsal meningeal, tanda peningkatan tekanan intrakranial, tanda infeksi di luar SSP.

Penatalaksanaan
Saat Kejang

Setelah Kejang berhenti

Pengobatan Intermitten: -Antipiretik: Parasetamol atau asetaminofen 10 15 mg/kgBB/kali diberikan 4 kali. -Antikonvulsan Pemakaian diazepam oral dosis 0,3 0,5 mg/kg setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang. Dapat juga diberikan diazepam rectal dengan dosis 0,5 mg/kgBB/kali, diberikan sebanyak 3 kali per hari.

Pengobatan Rumatan:

Dosis valproate adalah 10-40 mg/kgBB/hari dibagi 2-3 dosis sedangkan fenobarbital 3 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Pengobatan rumat cukup diberikan selama satu tahun

Edukasi
Meyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik Memberitahukan cara penanganan kejang di rumah Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali

Edukasi
Beberapa hal yang harus dikerjakan bila kembali kejang : Tetap tenang dan tidak panik. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihakan muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang. Tetap bersama pasien selama kejang. Berikan diazepam rektal, dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih .5

Prognosis
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat, prognosisnya baik dan tidak menyebabkan kematian. Frekuensi berulangnya kejang berkisar antara 25-50%, umumnya terjadi pada 6 bulan pertama. Resiko untuk mendapat epilepsi rendah.

Thank you

Indikasi Pengobatan Rumatan (Anti Konvulsan)


1. Kejang Lama > 15 menit 2. Ada kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, CP, RM, hidrochepalus,. 3. Kejang Fokal. 4. Bila ada keluarga sekandung atau orang tua yang mengalami epilepsi.

Pengobatan Rumatan Bisa dipertimbangkan dalam keadaan:


1. Kejang berulang 2x aatau lebih dalam 24 jam 2. Bila kejang demam terjadi pada bayi usia <12 bulan.

Anda mungkin juga menyukai