Anda di halaman 1dari 38

Laporan kasus

Vesikolithiasis

BAGIAN ILMU BEDAH UROLOGI

FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S M A L I K U S S A L E H

RSUD CUT MEUTIA

A C E H U TA R A

2021

OLEH :
AY U P E R M ATA S A R I B R TA R I G A N , S . K E D
2 0 0 6 11 2 0 2 1
 PRESEPTOR:
D R . FA D H L I H A S A N , S P. U
IDENTITAS
Nama : Tn. A
RM : 12. 62. 19
Tanggal lahir : 03 Juli 1950
Umur : 70 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
MRS : 09 Maret 2021
KRS : 17 Maret 2021
Ruangan : Arafah (Bedah pria)
KELUHAN UTAMA RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Nyeri saat BAK Laki-laki, usia 70 tahun dengan keluhan nyeri pada saat BAK
sejak 4 tahun yang lalu, kencing sedikit-sedikit ±6 kali sehari.
Nyeri juga dirasakan pada perut bagian bawah tengah. Setiap
Keluhan tambahan nyeri perut bagian selesai BAK, butuh waktu ±5 menit untuk nyeri tersebut
bawah hilang dengan posisi tubuh yang berbaring. Sebelumnya,
Pasien pernah berobat ke rumah sakit dan dianjurkan untuk
dilakukan tindakan operasi, namun pasien menolak. Pasien
memilih mengonsumsi obat yang dianjurkan keluarga yaitu
syrup Batugit dan merasa nyeri tersebut sudah tidak ada.
Namun 1 tahun belakangan nyeri saat kencing tidak teratasi
dengan mengonsumsi obat tersebut. 3 hari yang lalu pasien
mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah dan saat
kencing. Kencing berwarna abu-abu gelap. Pasien juga sering
terbangun dari tidur di malam hari untuk kencing dan
merasakan nyeri. Pasien merasa khawatir dan akhirnya
memutuskan untuk berobat kembali ke rumah sakit. Pasien
menyangkal adanya darah yang keluar pada saat kencing..
Pasien merupakan pasien poli urologi RSU Cut Meutia Aceh
utara, setelah dilakukan pemeriksaan melalui instalasi rawat
jalan, pasien direncanakan untuk dirawat dan akan dilakukan
tindakan operasi pada tanggal 10 Maret 2021.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Pemasangan kateter (-)  Tidak ada keluarga yang sakit serupa


 DM (-)
 Operasi (-)
 Trauma (-)
 Keganasan (-)
 Gejala serupa (+/ 4 tahun yll)
RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT

Pasien pernah membeli obat anjuran keluarga yaitu syrup batugin dan mengkonsumsinya 4 tahun

belakangan ini.

RIWAYAT PEKERJAAN, SOSIAL DAN EKONOMI

• Pasien hidup bersama istri


• Pasien bekerja sebagai petani mulai pukul 08.00 – 11.00 dengan penghasilan >150.000/bulan
• Kebiasaan merokok dan alkohol (disangkal)
• Mengkonsumsi minuman (limun kemasan botol >6 botol/bulan) (+)
• Mengkonsumsi air mineral ˂1.500 ml/hari
RIWAYAT PEMBERIAN MAKANAN

Pasien makan 2x dalam sehari. Pagi sebelum bertani dan jam 1 siang. Sehari-hari makanan yang dikonsumsi
nasi dengan lauk seperti ikan digoreng. Pasien sangat jarang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.

RIWAYAT ALERGI

• Obat (disangkal)
• Makanan (disangkal)
PEMERIKSAAN FISIK
(dilakukan pada tanggal 10 Maret 2021)
STATUS GENERALIS
Kesadaran : Compos Mentis Leher : Tidak ada kelainan

Pupil : Isokor/ RCL +/+ RCTL


Tekanan Darah : 120/70 mmHg
+/+
RR : 28x/ menit KGB : Tidak ada kelainan
HR : 84x/menit Thorax : Tidak ada kelainan

Suhu : 36,5 0C Abdomen: Lihat status lokalis

Kepala : konjungtiva pucat (-), Genitalia Eksterna : Lihat status lokalis

sclera ikterik (-/-) Ekstremitas atas : Tidak ada kelainan

Ekstremitas bawah : Tidak ada kelainan


STATUS LOKALIS

Regio Flank
CVA (-) Regio Suprapubik
Inspeksi : Bulging (-)
Palpasi : Nyeri tekan (+)
Regio Genetalia Eksterna
MUE dbn, Bloody
discharge (-), DC (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. LABORATORIUM
2. BOF (Buick Oversic Foto)
03/03/2021
Hasil Bacaan
• Pre Peritoneal fat line D/S: • Tidak tampak dilatasi small dan large bowel/ step

 Baik ladder/ udara bebas


• Kontur Hepar & Lien : • Psoas Line D/S :
 Tidak Membesar  Bilateral Simestris
• Kontur Ren D/S : • Tampak Bayangan radioopaque rounded laminer pada
 Tertutup bayangan udara usus infero-lateral dext. line cavum pelvis
• Distribusi Bayangan usus : • Kesan :
 Tampak Hingga Cavum Pelvis  Vesicolithiasis
3. USG LOWER ABDOMEN
23/02/2021
Hasil Bacaan
 Ren dextra  VU

ukuran dan echostruktural normal, batas cortex dan terisi cairan, dinding tak menebal, tampak lesi

medulla tegas, SPC tak melebar, tampak lesi hyperechoic ukuran 32,70 mm x 32,42 mm dengan

hyperechoic ukuran 4,22 mm dengan acoustic acoustic shadow (+)

shadow (+)  Kesan : Nefrolitiasis dextra dan vesikolitiasis

 Ren sinistra Ren sinistra tak tampak kelainan

ukuran dan echostruktur normal, batas cortex dan


medulla tegas, SPC tak melebar tak tampak
massa/batu
DIAGNOSA
Diagnosa kerja : Batu buli-buli (Vesikolithiasis)

Diagnosa banding : BPH


PENATALAKSANAAN
o MRS
o Puasa sejak 8 jam Pre Op
o Diberikan antibiotik profilaxis Cefotaxime 1 gr/12 j
o Dijadwalkan untuk operasi vesikolitotomi (section alta) tanggal 10 Maret 2021
LAPORAN OPERASI
(SA 10/03/2021)
1. Posisi supine dengan general anastesi (GA)
2. Desinfeksi lapangan operasi kemudian pasang duk steril
3. Insisi 2 jari diatas symp. Pubis s/d a.r umbilical ±5 cm sampai membuka fascia, pre peritoneal
fat, Identifikasi buli dengan otot detrusor
4. Insisi dinding buli s/d tampak cavum buli, didapatkan batu buli berukuran 3 x 2 cm, buli dicuci
5. Buli di jahit 2 lapis dan pasang drain
6. Luka operasi dijahit lapis demi lapis.
7. Operasi selesai
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam

Post-op
Komplikasi : Infeksi sekunder, retensi urin
Prognosis : Dubia ad bonam
ANATOMI

TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
Vesikolitiasis adalah penyumbatan
saluran kemih khususnya pada vesika
urinaria atau kandung kemih oleh batu.

Batu yang terjebak di vesika urinaria


menyebabkan gelombang nyeri yang luar
biasa sakitnya yang menyebar ke paha,
abdomen dan daerah genetalia
EPIDEMIOLOGI
Pada data yang telah dilaporkan, menurut European Association of Urology (EAU) sepanjang hidup
manusia memilki tingkat resiko tebentuk batu saluran kemih sekitar 5 -10% dengan laki-laki yang lebih
sering dibandingkan perempuan 3:1 serta puncak insidensi di dekade keempat dan kelima.

Batu saluran kemih merupakan penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi setelah infeksi saluran kemih
dan BPH. Batu bisa terdapat di ginjal, ureter, buli-buli maupun uretra.
ETIOLOGI
Primer yang dimaksud adalah pembentukan batu tanpa adanya faktor anatomis, fungsional,
dan infeksi yang dapat menyebabkan pembentukan batu.

Sekunder adalah adanya etiologi penyakit yang mendasarinya.

Batu buli-buli sering terjadi pada pasien yang menderita gangguan miksi atau terdapat benda
asing di buli-buli.
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium oksalat dan kalsium fosfat
(75%), magnesium-amonium-fosfat (MAP) (15%), asam urat (7%), sistin (2%) dan lainnya
(silikat, xanthin) (1%).
 Gangguan miksi terjadi pada pasien-pasien :
• Hiperplasia prostat

• Striktura uretra

• Divertikel buli-buli

• Buli-buli neurogenik

• Kateter yang terpasang pada buli-buli dalam waktu yang lama

• Adanya benda asing lain yang secara tidak sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli

• batu buli-buli dapat berasal dari batu ginjal atau batu ureter yang turun ke buli-buli.
PATOGENESIS
 Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada tempat-tempat yang sering
mengalami hambatan aliran urine (stasis urine), yaitu pada sistem kalises ginjal atau buli-buli

 Kebanyakan pada laki-laki usia tua didahului oleh BPH yang menyebabkan penyempitan lumen uretra pars
prostatika dan menghambat aliran urin. Untuk dapat mengeluarkan urine, buli-buli harus berkontraksi lebih kuat.
Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomi buli-buli berupa:
◦ hipertrofi otot detrusor

◦ Trabekulasi

◦ terbentuknya selula

◦ Sakula

◦ divertikel buli-buli
 Pada saat buli-buli berkontraksi untuk miksi, divertikel tidak ikut berkontraksi, sehingga akan
ada stasis urin yang selanjutnya mengalami supersaturasi dan dapat membentuk batu.
Perubahan struktur pada buli-buli tersebut dirasakan pasien sebagai keluhan pada saluran kemih
sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yaitu:
◦ gejala obstruksi yaitu: hesitansi, pancaran miksi, intermitensi, miksi tidak puas, menetes setelah miksi

◦ gejala iritasi yaitu: frekuensi, nokturi, urgensi, disuri


◦ Gejala khas batu buli adalah kencing lancar tiba-tiba
terhenti terasa sakit yang menjalar ke penis bila pasien
merubah posisi dapat kencing lagi.

DIAGNOSIS ◦ Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya nyeri tekan

ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK suprasimpisis karena infeksi atau teraba adanya urin yang
banyak (bulging), hanya pada batu yang besar dapat
diraba secara bimanual.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan laboratorium (darah rutin, kimia darah, urinalisa dan kultur urin),
2) BNO Melihat adanya batu radio-opak di saluran kemih

Radiopaque Opasitas rendah Radiolusen

Kalsium oksalat Magnesium amonium fosfat Asam urat

Kalsium fosfat Apatit Amonium urat

  Sistin Xantin

    Obat-obatan

3) IVP Mendeteksi adanya batu semi opak ataupun batu non opak yang tidak terlihat di BOF, menilai anatomi dan
fungsi ginjal
4) USG Menilai adanya batu di ginjal atau buli-buli (echoic shadow), hidronefrosis, pembesaran prostat.
PENATALAKSANAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan jenis batu,
mencegah kerusakan nefron, mengendalikan infeksi dan mengurangi obstruksi yang terjadi.

Adapun terapi medikamentosa yang ditujukan untuk batu yang berukuran < 5 mm, karena
diharapkan batu dapat keluar spontan.

Pemberian diuretikum dan minum banyak supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran
kemih.
Terapi non medikamentosa
1. Vesikolitotripsi
2. Vesikolitotomi (Sectio alta)
3. Extracorporeal shocl wave lithotripsy (ESWL)
PEMBAHASAN
Laki-laki, usia 70 tahun dengan keluhan nyeri pada saat BAK sejak 4 tahun yang lalu, kencing
sedikit-sedikit ±6 kali sehari. Nyeri juga dirasakan pada perut bagian bawah. Pasien juga
mengatakan urin berwarna kehitaman. Pasien menyangkal nyeri pada pinggang, nyeri pada
genitalia, pancaran urin melemah dan darah yang mentes disangkal. Pasien juga sering
terbangun dari tidur di malam hari untuk kencing dan merasakan nyeri. Pasien merasa khawatir
dan akhirnya memutuskan untuk berobat kembali ke rumah sakit. Pasien merupakan pasien poli
urologi RSU Cut Meutia Aceh utara, setelah dilakukan pemeriksaan melalui instalasi rawat jalan,
pasien direncanakan untuk dirawat dan akan dilakukan tindakan operasi sectio alta.
Berdasarkan teori, batu terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Namun dengan
batu yang sudah berukuran cukup besar, gejala dapat muncul disebabkan pada saat kandung
kemih sudah terisi dan adanya rasa ingin miksi, maka urin didalam kandung kemih bergerak
kebawah menuju uretra dengan bantuan otot-otot pada vesica urinaria. Batu pada vesica
urinaria akan menghambat aliran tersebut meningkatkan tekanan hidrostatik sehingga
menimbulkan gejala obstruksi seperti dysuria (rasa nyeri saat BAK) pada bagian suprapubik.
Pemeriksaan fisik pada status lokalisata abdomen saat dilakukan palpasi didapatkan nyeri tekan pada
bagian suprapubik. Hal ini disebabkan tekanan tambahan pada saat dilakukan palpasi, yaitu urin yang
didalam memberi tekanan pada batu yang berada didalam vesica urinaria tersebut.

Pada pasien juga dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu urin test. Pada makroskopik urin
didapatkan darah positif +2 dan mikroskopik urin mengandung eritrosit 5-10/LPB. Hal ini menjelaskan
bahwa penyebab urin berwarna kegelapan pada pasien tersusun atas komponen darah. Berdasarkan
teori, batu yang terjebak di kandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar biasa, akut, dan kolik yang
menyebar ke kepala, abdomen, dan genitalia. Pasien sering merasa ingin BAK, namun hanya sedikit urine
yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasi batu, gejala ini disebabkan kolik ureter.
Pemeriksaan BNO dan USG lower abdomen juga dilakukan pada pasien. Pada hasil BNO didapatkan tampak
bayangan radioopaque rounded laminer pada infero-lateral dext. line cavum pelvis. Berdasarkan teori,
gambaran ini menunjukkan jenis batu kalsium berdasarkan gambaran radiopaq yang jelas. Peningkatan
monosodium urat dan penurunan pH urin menyebabkan peningkatan agregasi kristal. Batu kalsium dapat
disebabkan karena tingginya kadar kalsium dalam urin, tingginya eksresi oksalat urin dan beberapa hal
lainnya. Pada USG menunjukkan gambaran vesica urinaria tampak lesi hyperechoic ukuran 32,70 mm x
32,42 mm dengan acoustic shadow (+).

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang maka pasien didiagnosis
dengan vesikolithiasis (batu buli).
Pada pasien dilakukan tindakan vesikolithotomi (Sectio Alta) atas indikasi batu pada buli dengan
ukuran batu >2 cm. Vesikolithotomi terbuka diindikasikan pada batu dengan stone burden besar.
Keuntungan dari tindakan ini ialah angka kebebasan batu yang tinggi yaitu 100%. Namun
tindakan ini memiliki risiko perdarahan dengan komplikasi infeksi sekunder dan retensi urin.
Prognosis post tindakan ini yaitu baik.
TERIMAKASIH.

Anda mungkin juga menyukai