Tuberkulosis Paru
Putri Sari Dewi, S.Ked
Preseptor
dr. Indra Buana, Sp. P- FISR
2/26/2019 2
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 32 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
MR : 10.84.32
Alamat : Langkahan
Agama : Islam
Suku : Aceh
Tanggal Masuk RS : 15 Desember
2020
Tanggal Pemeriksaan : 15 Desember
2020
2/26/2019 3
Anamnesis
• Batuk berdarah
K. Utama
2/26/2019 4
Anamnesis
• Pasien juga mengeluhkan demam naik turun selama sebulan
dirumah, seringkali pasien merasa meriang dimalam hari.
RPS
2/26/2019 5
Anamnesis
RPD RPK RPO
Ibu pasien mengalami hal
Riwayat Keluhan sama Riwayat OAT (+) sejak
yang sama sekitar 2
(+) bulan 5 tahun lalu bulan 5 tahun 2019
tahun yang lalu dan
Riwayat Asma (-) tuntas berobat selama 6 sampai sekarang
Riwayat DM (-) bulan. Anggota keluarga
Riwayat Hipertensi (-). lain tidak ada yang
mengalami keluhan
seperti yang pasien
rasakan..
2/26/2019 6
Anamnesis
• Keluarga dan pasien sendiri mengaku tidak pernah diimunisasi sejak
lahir
Riwayat
Imunisasi
2/26/2019 7
Vital Sign
Composmenti 80x/menit,
24x/menit 36,70 C 100/60 mmHg
s reguler
2/26/2019 8
Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva anemis
Normochephali -/-, Sklera ikterus -/-,
edema palpebra(-),
mata cekung (-/-)
Simetris
Otorhea (-/-)
Sekret (-/-) Simetris, deformitas (-), Vesikuler
(+/+), ronkhi
Pernapasan cuping hidung (-),
(+/+) di basal paru, wh (-/-),
deviasi septum (-), sekret
retraksi dinding dada
(-/-) Rhinorhea (-) (-/-)
•Darah rutin
•Rontgen posisi PA
•Pemeriksaan sputum
2/26/2019 10
Pemeriksaan Penunjang
25/7/2019
2/26/2019 11
Pemeriksaan Penunjang
Posisi PA:
• Nampak infiltrat di lapangan
bawah kedua lapangan paru
• Fibrosis (+)
• Kedua sudut costoprenicus
tertutup perselebungan
• CTR < 50
Kesan Pneumonia
TB Paru Aktif
Foto III :
15/12/2019 2/26/2019 12
Pemeriksaan Penunjang
Parameter 15-12-2020 Normal
Hemoglobin 12.8 12,0-16,0 g/dL Hasil Sputum BTA
2/26/2019 13
2/26/2019 14
Penatalaksanaan
2/26/2019 15
Follow up
Tanggal S O A P
15/12/2020 - Batuk darah (- KU: lemah TB Paru IVFD Asering +
) Kesadaran: Chrome 20 gtt/i
- Batuk dahak E4M6V5 Inj. Fosmicin
(+) vial 1 gram/12
- Nyeri dada TD: 100/70 jam
(+) mmHg Inj. Omeprazole
- Kurang nafsu HR: 77x/menit vial 40 mg/12
makan (+) RR: 19x/menit jam
T: 36,5°C Inj. Kalnex 500
mg amp/ 8 jam
Thorax: Inj. Novalgin/ 8
Ves (+/+) jam
Rh (-/-)
Wh (-/-) Oral:
Codein 3x 20mg
Lesipar 1x1
Cetirizine 1x1
Antasida syr 3 x
C2
OAT 2FDC 3
tab
2/26/2019 16
Follow up
16/12/2020 - Batuk darah (- KU: lemah TB Paru IVFD Asering +
) Kesadaran: Chrome 20 gtt/i
- Batuk dahak E4M6V5 Inj. Fosmicin
(+) vial 1 gram/12
- Nyeri dada TD:110/80mmHg jam
(+) ↓ HR: 86x/menit Inj. Omeprazole
- Kurang nafsu RR: 20x/menit vial 40 mg/12
makan (+) T: 36,9°C jam
Inj. Kalnex 500
Thorax: mg amp/ 8 jam
Ves (+/+) Inj. Novalgin/ 8
Rh (+/+) jam
Wh (-/-) Oral:
Codein 3 x
20mg
Lesipar 1x1
Cetirizine 1x1
Antasida syr 3 x
C2
OAT 2FDC 3
tab
2/26/2019 17
Follow up
17/12/2020 - Batuk KU: lemah TB paru IVFD Asering +
berdarah (-) Kesadaran: Chrome 20 gtt/i
- Sesak (-) E4M6V5 Inj. Fosmicin
- Batuk (+) vial 1 gram/12
dahak (+) TD:110/80mmHg jam
- Nyeri dada HR: 87x/menit Inj. Omeprazole
(+) ↓ RR: 20x/menit vial 40 mg/12
- Kurang nafsu T: 36,7°C jam
makan (+) Inj. Kalnex 500
Thorax: mg amp/ 8 jam
Ves (+/+) Inj. Novalgin/ 8
Rh (+/+) jam
Wh (-/-)
Oral:
Codein 3 x
20mg
Lesipar 1x1
Cetirizine 1x1
Antasida syr 3 x
C2
OAT 2FDC 3
tab
2/26/2019 18
Follow up
18/12/2020 - Batuk KU: baik TB paru + Cefixime 2 x 1
berdarah (-) Kesadaran: Pneumonia Codein 3x 20mg
- Batuk (+) ↓ E4M6V5 Lesipar 1x1
- Nyeri dada (-) Cetirizine 1x1
- nafsu makan TD:100/60mmHg Antasida syr 3 x
(+) HR: 108x/menit C2
- Lemas (+) ↓ RR: 18x/menit OAT 2FDC 3
T: 37,8°C
tab
Thorax:
Ves (+/+)
Rh (-/-)
Wh (-/-)
2/26/2019 19
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanacionam : Dubia Ad malam
2/26/2019 20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
2/26/2019
21
Epidemiologi
22 2/26/2019
Etiologi
Micobacterium Tuberculosis
Obligat Dindingnya
Basil Aerobik
sebagian besar
adalah lipid
2/26/2019 23
FAKTOR RESIKO
Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada
negara berkembang
Masalah pada kondisi sanitasi, papan, sandang dan pangan yang
buruk, tingginya angka pengangguran, tingkat pendidikan yang
rendah, mengakibatkan masyarakat rentan terhadap TB.
Kegagalan program TB yang disebabkan oleh komitmen politik
dan pendanaan yang kurang memadai, pelayanan TB kurang
terakses oleh masyarakat, penemuan kasus/diagnosis yang tidak
standar, pemantauan dan pelaporan kurang sesuai standar, dsb.
Gizi buruk, merokok, diabetes, dampak pandemic HIV
Kasus yang tidak berhasil disembuhkan yang mengakibatkan
Multi Drug Resistance (MDR) sehingga terjadi epidemic TB.
2/26/2019 24
PATOFISIOLOGI
25 2/26/2019
PATOFISIOLOGI
1.
Meluas-proses
1.
Resorbsi
penyembuhan-
tanpa
jaringan bekas
fibrotik
Mel
uas
TB Post Primer -
me
mb
ent
uk
jari
nga
n
per
kij
uan
bar
u-
Cav
itas
(pe
rlu
asa
n-
enk
aps
ula
si/t
ube
rku
lom
a-
ope
n
hea
led
cav
ity)
2/26/2019 26
Klasifikasi
Berdasarkan Pemeriksaan BTA
Tuberkulosis paru BTA (+)
Tuberkulosis paru BTA (-)
Berdasarkan Tipe Pasien
Kasus Baru
Kasus Kambuh/Relaps
Kasus Defaulted atau drop out
Kasus Gagal
Kasus Kronik
Kasus Bekas TB
2/26/2019 27
MANIFESTASI KLINIS
Respiratorik Sistemik
batuk ≥ 3 minggu Demam
batuk darah Malaise
sesak napas keringat malam
nyeri dada Anoreksia
berat badan menurun
Gejala respiratorik ini sangat
bervariasi, dari mulai tidak ada
gejala sampai gejala yang cukup
berat tergantung dari luas lesi
2/26/2019 28
PEMERIKSAAN FISIK
29 2/26/2019
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Tidak terlihat adanya kelainan spesifik.
Dapat terjadi leukositosis moderat dan anemia normokromik,
biasanya berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal.
Laju endap darah dapat meningkat maupun normal
Pemeriksaan Bakteriologik
menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat
penting dalam menegakkan diagnosis
dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus,
bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar
lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk
biopsi jarum halus/BJH)
2/26/2019 30
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif
Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opaque berawan atau
nodular
Bayangan bercak milier
Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
2/26/2019 31
Diagnosis
Differensial Diagnosis
Pneumonia
Asma Bronkial
Bronkiektasis
PPOK
2/26/2019 32
TATALAKSANA
Lini 1: RHZES, Lini 2: Kanamisin, Kuinolon, makrolid, derivate
R,INH.
Fase Awal : Pengobatan diberikan tiap hari menurunkan
jumlah kuman yang ada dalam tubuh (harus 2 bulan)
Fase Lanjutan : Tahap penting untuk membunuh sisa kuman
yang masih ada dalam tubuh khususnya kuman persisten
sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah kekambuhan.
Dosis
Harian 3 x / minggu
OAT
Kisaran dosis Maksimum (mg) Kisaran dosis Maksimum/hari
2/26/2019 34
TATALAKSANA
2/26/2019 35
Evaluasi
Evaluasi klinik
Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9)
Penderita dievaluasi setiap Tujuan untuk mendeteksi ada
2 minggu pada 1 bulan
tidaknya konversi dahak
pertama pengobatan
selanjutnya setiap 1 bulan Pemeriksaan & evaluasi
pemeriksaan mikroskopik
Evaluasi : respons
pengobatan dan ada Sebelum pengobatan dimulai
tidaknya efek samping obat Setelah 2 bulan pengobatan
serta ada tidaknya
(setelah fase intensif)
komplikasi penyakit
Pada akhir pengobatan
Evaluasi klinik meliputi
keluhan , berat badan, Bila ada fasiliti biakan :
pemeriksaan fisik. pemeriksaan biakan (0 - 2 – 6/9)
2/26/2019 36
Evaluasi
Evaluasi radiologik (0 - 2 – Evaluasi efek samping secara klinik
6/9) Bila mungkin sebaiknya dari awal diperiksa fungsi
hati, fungsi ginjal dan darah lengkap.
Pemeriksaan dan evaluasi foto
toraks dilakukan pada: Fungsi hati; SGOT,SGPT, bilirubin, fungsi ginjal :
ureum, kreatinin, dan gula darah , asam urat untuk
Sebelum pengobatan data dasar penyakit penyerta atau efek samping
pengobatan.
Setelah 2 bulan
Asam urat diperiksa bila menggunakan pirazinamid.
pengobatan
Pemeriksaan visus dan uji buta warna bila
Pada akhir pengobatan menggunakan etambutol.
Evaluasi keteraturan berobat Penderita yang mendapat streptomisin harus
diperiksa uji keseimbangan dan audiometri.
Pada anak dan dewasa muda umumnya tidak
diperlukan pemeriksaan awal tersebut. Yang paling
penting adalah evaluasi klinik kemungkinan terjadi
efek samping obat
2/26/2019 37
HASIL PENGOBATAN
2/26/2019 38
KOMPLIKASI
Hemoptisis
TB ekstraparu
Efusi Pleura
Pneumothorax
2/26/2019 39
BAB IV
KESIMPULAN
Penegakan diagnosis Tatalaksana
Anamnesis :
Batuk Darah Bed rest
Demam IVFD Asering + Chrome 20 gtt/i
Batuk berdahak Inj. Fosmicin vial 1 gram/12 jam
Keringat malam
Inj. Omeprazole vial 40 mg/12
Penurunan Berat Badan jam
Anoreksia Inj. As. Traneksamat 500 mg
Riwayat Kontak + amp/ 8 jam
Pemerikasaan fisik :
Inj. Novalgin/ 8 jam
Bentuk dada normal, fremitus normal, Oral: OAT dilanjutkan
Perkusi sonor dan suara napas vesikuler Codein 3 x 20mg
dan didapatkan suara napas tambahan
berupa rhonki dikedua basal paru Lesipar 1x1
Pemeriksaan penunjang: Cetirizine 1x1
Kesan Foto: TB Paru Aktif + Pneumonia Antasida syr 3 x C2
Pasien diperbolehkan pulang setelah 6 hari perawatan di rumah sakit karena 2/26/2019
terjadi perbaikan klinis. Pasien tetap dianjurkan untuk kontrol ulang ke poli
Paru RSUCM
40
TERIMA KASIH
2/26/2019 41