Anda di halaman 1dari 41

Laporan Kasus

Tuberkulosis Paru
Putri Sari Dewi, S.Ked
Preseptor
dr. Indra Buana, Sp. P- FISR

BAGIAN ILMU PENYAKIT PARU


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH
1
RSUD CUT MEUTIA
ACEH UTARA
2020 2/26/2019
BAB 1
PENDAHULUAN

World Health Organization (WHO) tahun 2012 memperkirakan sekitar


8,7 juta orang terjangkit TB paru dan 1,4 juta orang meninggal dunia

Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015,


diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000
penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun (41 per 100.000
penduduk)
Data Profil Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam tahun 2012
menyatakan bahwa kasus baru (insidensi) TB paru BTA positif
berjumlah 96 per 100.000 penduduk. Jumlah kematian akibat TB paru
BTA positif berjumlah 1,6 per 100.000 penduduk

2/26/2019 2
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Ny. Y
 Umur : 32 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 MR : 10.84.32
 Alamat : Langkahan
 Agama : Islam
 Suku : Aceh
 Tanggal Masuk RS : 15 Desember
2020
 Tanggal Pemeriksaan : 15 Desember
2020

2/26/2019 3
Anamnesis

• Batuk berdarah
K. Utama

• Demam, batuk berdahak, nyeri dada, keringat malam, berat badan


K.Tambaha turun, lemas, kurang nafsu makan.
n

• Keluhan batuk berdarah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit,


volume darah dikatakan pasien sekitar 1/3 botol aqua gelas (80 cc),
darah berwarna merah kehitaman. batuk dirasakan sepanjang hari,
RPS makin memberat malam dan saat beraktivitas, dan tidak hilang dengan
istirahat

2/26/2019 4
Anamnesis
• Pasien juga mengeluhkan demam naik turun selama sebulan
dirumah, seringkali pasien merasa meriang dimalam hari.
RPS

• Selain itu pasien juga mengeluhkan batuk berdahak selama 4 bulan


terakhir dan memberat selama 3 hari terakhir, pasien mengatakan
RPS dahak berwarna kuning, saat batuk terasa nyeri dada.

• Bersamaan dengan gejala itu, pasien juga mengalami keringat


malam hari, badan lemas, nafsu makan yang menurun, kadang mual
RPS dan nyeri perut serta penurunan berat badan.

2/26/2019 5
Anamnesis
RPD RPK RPO
Ibu pasien mengalami hal
Riwayat Keluhan sama Riwayat OAT (+) sejak
yang sama sekitar 2
(+) bulan 5 tahun lalu bulan 5 tahun 2019
tahun yang lalu dan
Riwayat Asma (-) tuntas berobat selama 6 sampai sekarang
Riwayat DM (-) bulan. Anggota keluarga
Riwayat Hipertensi (-). lain tidak ada yang
mengalami keluhan
seperti yang pasien
rasakan..

2/26/2019 6
Anamnesis
• Keluarga dan pasien sendiri mengaku tidak pernah diimunisasi sejak
lahir
Riwayat
Imunisasi

• Alergi udara/cuaca (-)


• Alergi susu (-)
• Alergi makanan (-)
• Alergi obat (-)
Riwayat Alergi
• Alergi debu dan bulu-buluan (-)

Pasien tinggal bersama orangtuanya di pedesaan dan menggunakan


Riwayat BPJS untuk berobat.
Sosial
Ekonomi

2/26/2019 7
Vital Sign

Composmenti 80x/menit,
24x/menit 36,70 C 100/60 mmHg
s reguler

2/26/2019 8
Pemeriksaan Fisik
Konjungtiva anemis
Normochephali -/-, Sklera ikterus -/-,
edema palpebra(-),
mata cekung (-/-)
Simetris
Otorhea (-/-)
Sekret (-/-) Simetris, deformitas (-), Vesikuler
(+/+), ronkhi
Pernapasan cuping hidung (-),
(+/+) di basal paru, wh (-/-),
deviasi septum (-), sekret
retraksi dinding dada
(-/-) Rhinorhea (-) (-/-)

Bibir kering (-),stomatitis (-),gigi


geligi utuh, caries(-), papil lidah Tidak dilakukan pemeriksaan
atrofi (-), sianosis (-), perdarahan batas jantung, BJ 1 > BJ 2, BJ
gusi (-), Tonsil T1/T1, faring regular, BJ tambahan (-),
hiperemis (-) Murmur (-)

Trakea di tengah, tidak terdapat


pembesaran KGB Inspeksi : Distensi abdomen (-),
asites (-), perubahan
warna kulit (-)
Terdapat palpable purpura
Auskultasi : Bising usus (+) normal
multiple a.r antebrachia et
cruris bilateral Palpasi : Soepel, Hepatosplenomegali(-),
nyeri tekan epigastrium(-)
2/26/2019 9
Perkusi : Timpani diseluruh
kuadran abdomen
Pemeriksaan Penunjang yang
Direncanakan

•Darah rutin
•Rontgen posisi PA
•Pemeriksaan sputum

2/26/2019 10
Pemeriksaan Penunjang

Foto I : 6/5/2019 Foto II :

25/7/2019
2/26/2019 11
Pemeriksaan Penunjang

Posisi PA:
• Nampak infiltrat di lapangan
bawah kedua lapangan paru
• Fibrosis (+)
• Kedua sudut costoprenicus
tertutup perselebungan
• CTR < 50

Kesan Pneumonia
TB Paru Aktif

Foto III :

15/12/2019 2/26/2019 12
Pemeriksaan Penunjang
Parameter 15-12-2020 Normal
Hemoglobin 12.8 12,0-16,0 g/dL Hasil Sputum BTA

Eritrosit 3.55 3.8 – 5.8 juta/mm^3


Sewaktu : +
Pagi : tidak dilakukan
Leukosit 10.12 4,0 – 11,0 ribu/mm3
Sewaktu : tidak dilakukan
Hematokrit 30.2 37-47 [%]
MCV 85.7 79,0 – 99,0 [fL]
MCH 36.0 27,0-32,0 pg
MCHC 42.0 33,0-37,0 %
Trombosit 260 150-450 ribu/mm3
GDS 85 110-200 mg/dl

2/26/2019 13
2/26/2019 14
Penatalaksanaan

 IVFD Asering + Chrome 20 gtt/i


 Inj. Fosmicin vial 1 gram/12 jam
 Inj. Omeprazole vial 40 mg/12 jam
 Inj. Kalnex 500 mg amp/ 8 jam
 Inj. Novalgin/ 8 jam
 Oral: OAT dilanjutkan
 Codein 3 x 20mg
 Lesipar 1x1
 Cetirizine 1x1
 Antasida syr 3 x C2

2/26/2019 15
Follow up
Tanggal S O A P
15/12/2020 - Batuk darah (- KU: lemah TB Paru IVFD Asering +
) Kesadaran: Chrome 20 gtt/i
- Batuk dahak E4M6V5 Inj. Fosmicin
(+) vial 1 gram/12
- Nyeri dada TD: 100/70 jam
(+) mmHg Inj. Omeprazole
- Kurang nafsu HR: 77x/menit vial 40 mg/12
makan (+) RR: 19x/menit jam
T: 36,5°C Inj. Kalnex 500
mg amp/ 8 jam
Thorax: Inj. Novalgin/ 8
Ves (+/+) jam
Rh (-/-)
Wh (-/-) Oral:
Codein 3x 20mg
Lesipar 1x1
Cetirizine 1x1
Antasida syr 3 x
C2
OAT 2FDC 3
tab

2/26/2019 16
Follow up
16/12/2020 - Batuk darah (- KU: lemah TB Paru IVFD Asering +
) Kesadaran: Chrome 20 gtt/i
- Batuk dahak E4M6V5 Inj. Fosmicin
(+) vial 1 gram/12
- Nyeri dada TD:110/80mmHg jam
(+) ↓ HR: 86x/menit Inj. Omeprazole
- Kurang nafsu RR: 20x/menit vial 40 mg/12
makan (+) T: 36,9°C jam
Inj. Kalnex 500
Thorax: mg amp/ 8 jam
Ves (+/+) Inj. Novalgin/ 8
Rh (+/+) jam
Wh (-/-) Oral:
Codein 3 x
20mg
Lesipar 1x1
Cetirizine 1x1
Antasida syr 3 x
C2
OAT 2FDC 3
tab

2/26/2019 17
Follow up
17/12/2020 - Batuk KU: lemah TB paru IVFD Asering +
berdarah (-) Kesadaran: Chrome 20 gtt/i
- Sesak (-) E4M6V5 Inj. Fosmicin
- Batuk (+) vial 1 gram/12
dahak (+) TD:110/80mmHg jam
- Nyeri dada HR: 87x/menit Inj. Omeprazole
(+) ↓ RR: 20x/menit vial 40 mg/12
- Kurang nafsu T: 36,7°C jam
makan (+) Inj. Kalnex 500
Thorax: mg amp/ 8 jam
Ves (+/+) Inj. Novalgin/ 8
Rh (+/+) jam
Wh (-/-)
Oral:
Codein 3 x
20mg
Lesipar 1x1
Cetirizine 1x1
Antasida syr 3 x
C2

OAT 2FDC 3
tab

2/26/2019 18
Follow up
18/12/2020 - Batuk KU: baik TB paru + Cefixime 2 x 1
berdarah (-) Kesadaran: Pneumonia Codein 3x 20mg
- Batuk (+) ↓ E4M6V5 Lesipar 1x1
- Nyeri dada (-) Cetirizine 1x1
- nafsu makan TD:100/60mmHg Antasida syr 3 x
(+) HR: 108x/menit C2
- Lemas (+) ↓ RR: 18x/menit OAT 2FDC 3
T: 37,8°C
tab
Thorax:
Ves (+/+)
Rh (-/-)
Wh (-/-)

2/26/2019 19
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanacionam : Dubia Ad malam

2/26/2019 20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
 Definisi

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi


bakteri Mycobacterium tuberculosis

2/26/2019
21
 Epidemiologi

 Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global


diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus
diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta kematian
karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan
 Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun
2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399
per 100.000 penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun
(41 per 100.000 penduduk).
 Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR) dari
semua kasus, dilaporkan sebanyak 129 per 100.000 penduduk

22 2/26/2019
Etiologi
Micobacterium Tuberculosis

Obligat Dindingnya

Basil Aerobik
sebagian besar
adalah lipid

Bisa dorman Hanya butuh 10


pada suhu basil tuberkel
rendah untuk menginfeksi

2/26/2019 23
FAKTOR RESIKO
 Kemiskinan pada berbagai kelompok masyarakat, seperti pada
negara berkembang
 Masalah pada kondisi sanitasi, papan, sandang dan pangan yang
buruk, tingginya angka pengangguran, tingkat pendidikan yang
rendah, mengakibatkan masyarakat rentan terhadap TB.
 Kegagalan program TB yang disebabkan oleh komitmen politik
dan pendanaan yang kurang memadai, pelayanan TB kurang
terakses oleh masyarakat, penemuan kasus/diagnosis yang tidak
standar, pemantauan dan pelaporan kurang sesuai standar, dsb.
 Gizi buruk, merokok, diabetes, dampak pandemic HIV
 Kasus yang tidak berhasil disembuhkan yang mengakibatkan
Multi Drug Resistance (MDR) sehingga terjadi epidemic TB.

2/26/2019 24
PATOFISIOLOGI

25 2/26/2019
PATOFISIOLOGI
1.
Meluas-proses
1.
Resorbsi
penyembuhan-
tanpa
jaringan bekas
fibrotik

Mel
uas
TB Post Primer -
me
mb
ent
uk
jari
nga
n
per
kij
uan
bar
u-
Cav
itas
(pe
rlu
asa
n-
enk
aps
ula
si/t
ube
rku
lom
a-
ope
n
hea
led
cav
ity)

2/26/2019 26
Klasifikasi
Berdasarkan Pemeriksaan BTA
 Tuberkulosis paru BTA (+)
 Tuberkulosis paru BTA (-)
Berdasarkan Tipe Pasien
 Kasus Baru
 Kasus Kambuh/Relaps
 Kasus Defaulted atau drop out
 Kasus Gagal
 Kasus Kronik
 Kasus Bekas TB

2/26/2019 27
MANIFESTASI KLINIS

Respiratorik Sistemik
 batuk ≥ 3 minggu  Demam
 batuk darah  Malaise
 sesak napas  keringat malam
 nyeri dada  Anoreksia
 berat badan menurun
Gejala respiratorik ini sangat
bervariasi, dari mulai tidak ada
gejala sampai gejala yang cukup
berat tergantung dari luas lesi

2/26/2019 28
PEMERIKSAAN FISIK

 Suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah,


tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum.
 Pada pleuritis tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung
dari banyaknya cairan di rongga pleura.
 perkusi : pekak
 auskultasi : suara napas melemah sampai tidak terdengar pada sisi
yang terdapat cairan
 Limfadenitis tuberkulosa : Pembesaran kelenjar getah bening leher,
kadang-kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelenjar tersebut
dapat menjadi “cold abscess”.

29 2/26/2019
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
 Tidak terlihat adanya kelainan spesifik.
 Dapat terjadi leukositosis moderat dan anemia normokromik,
biasanya berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal.
 Laju endap darah dapat meningkat maupun normal

Pemeriksaan Bakteriologik
 menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangat
penting dalam menegakkan diagnosis
 dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus,
bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar
lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk
biopsi jarum halus/BJH)

2/26/2019 30
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif
 Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
 Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opaque berawan atau
nodular
 Bayangan bercak milier
 Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)

Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif adalah sebagai berikut


 Fibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas Kalsifikasi atau fibrotik
 Kompleks ranke
 Fibrotoraks/Fibrosis parenkim paru dan atau penebalan pleura.
 Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat,
biasanya secara klinis disebut luluh paru

2/26/2019 31
Diagnosis

Differensial Diagnosis
 Pneumonia
 Asma Bronkial
 Bronkiektasis
 PPOK
2/26/2019 32
TATALAKSANA
 Lini 1: RHZES, Lini 2: Kanamisin, Kuinolon, makrolid, derivate
R,INH.
 Fase Awal : Pengobatan diberikan tiap hari  menurunkan
jumlah kuman yang ada dalam tubuh (harus 2 bulan)
 Fase Lanjutan : Tahap penting untuk membunuh sisa kuman
yang masih ada dalam tubuh khususnya kuman persisten
sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah kekambuhan.

Dosis

Harian 3 x / minggu
OAT
Kisaran dosis Maksimum (mg) Kisaran dosis Maksimum/hari

(mg/kg BB) (mg/kg BB) (mg)

Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900

Rifampisin 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600

Pirazinamid 25 (20-30) - 35 (30-40) -

Etambutol 15 (15-20) - 30 (25-35) -

Streptomisin 15 (12-18) - 15 (12-18) 1000

Kisaran Dosis OAT Lini Pertama Bagi Pasien Dewasa 2/26/2019 33


TATALAKSANA
Panduan Obat OAT
 Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
a. TB paru BTA (+), kasus baru
b. TB paru BTA (-), dengan gambaran radiologik lesi luas
(termasuk luluh paru)
c. TB di luar paru kasus berat
 Kategori 2 : 2(HZRE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
a. Putus Obat
b. Relaps/Kambuh

2/26/2019 34
TATALAKSANA

Tabel aturan pakai FDC untuk pasien TB kategori I

Tabel aturan pakai FDC untuk pasien TB kategori II

2/26/2019 35
Evaluasi
Evaluasi klinik
Evaluasi bakteriologik (0 - 2 - 6 /9)
 Penderita dievaluasi setiap  Tujuan untuk mendeteksi ada
2 minggu pada 1 bulan
tidaknya konversi dahak
pertama pengobatan
selanjutnya setiap 1 bulan  Pemeriksaan & evaluasi
pemeriksaan mikroskopik
 Evaluasi : respons
pengobatan dan ada  Sebelum pengobatan dimulai
tidaknya efek samping obat  Setelah 2 bulan pengobatan
serta ada tidaknya
(setelah fase intensif)
komplikasi penyakit
 Pada akhir pengobatan
 Evaluasi klinik meliputi
keluhan , berat badan,  Bila ada fasiliti biakan :
pemeriksaan fisik. pemeriksaan biakan (0 - 2 – 6/9)

2/26/2019 36
Evaluasi
Evaluasi radiologik (0 - 2 – Evaluasi efek samping secara klinik
6/9)  Bila mungkin sebaiknya dari awal diperiksa fungsi
hati, fungsi ginjal dan darah lengkap.
Pemeriksaan dan evaluasi foto
toraks dilakukan pada:  Fungsi hati; SGOT,SGPT, bilirubin, fungsi ginjal :
ureum, kreatinin, dan gula darah , asam urat untuk
 Sebelum pengobatan data dasar penyakit penyerta atau efek samping
pengobatan.
 Setelah 2 bulan
 Asam urat diperiksa bila menggunakan pirazinamid.
pengobatan
 Pemeriksaan visus dan uji buta warna bila
 Pada akhir pengobatan menggunakan etambutol.
Evaluasi keteraturan berobat  Penderita yang mendapat streptomisin harus
diperiksa uji keseimbangan dan audiometri.
 Pada anak dan dewasa muda umumnya tidak
diperlukan pemeriksaan awal tersebut. Yang paling
penting adalah evaluasi klinik kemungkinan terjadi
efek samping obat

2/26/2019 37
HASIL PENGOBATAN

2/26/2019 38
KOMPLIKASI

 Hemoptisis
 TB ekstraparu
 Efusi Pleura
 Pneumothorax

2/26/2019 39
BAB IV
KESIMPULAN
Penegakan diagnosis Tatalaksana
Anamnesis :
 Batuk Darah  Bed rest
 Demam  IVFD Asering + Chrome 20 gtt/i
 Batuk berdahak  Inj. Fosmicin vial 1 gram/12 jam
 Keringat malam
 Inj. Omeprazole vial 40 mg/12
 Penurunan Berat Badan jam
 Anoreksia  Inj. As. Traneksamat 500 mg

Riwayat Kontak + amp/ 8 jam

Pemerikasaan fisik :
 Inj. Novalgin/ 8 jam
Bentuk dada normal, fremitus normal,  Oral: OAT dilanjutkan
Perkusi sonor dan suara napas vesikuler  Codein 3 x 20mg
dan didapatkan suara napas tambahan
berupa rhonki dikedua basal paru  Lesipar 1x1
Pemeriksaan penunjang:  Cetirizine 1x1
Kesan Foto: TB Paru Aktif + Pneumonia  Antasida syr 3 x C2

Pasien diperbolehkan pulang setelah 6 hari perawatan di rumah sakit karena 2/26/2019
terjadi perbaikan klinis. Pasien tetap dianjurkan untuk kontrol ulang ke poli
Paru RSUCM
40
TERIMA KASIH
2/26/2019 41

Anda mungkin juga menyukai