Anda di halaman 1dari 21

PERKOSAAN

Disusun Oleh:
Erin Dwi Fadillah (1410070100012)
Grasianus Ridho Hia (18010032)
Eninta Sri Ukur Tarigan (18010001)
 
Dokter Pembimbing:
Dr. H. Mistar Ritonga, Sp.F
 
 
 

 
SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
RSUD Dr. PIRNGADI MEDAN
2019
1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Perkosaan adalah Persetubuhan


laki-laki terhadap wanita yang Tindak perkosaan salah satu bentuk
bukanistrinya, tanpa izin, dengan kejahatan kekerasan terhadap wanita
ancaman dan kekerasan.

ancaman kekerasan membutuhkan


bantuan keterangan ahli dalam KUHP PASAL 285, 286,287
penyidikannya
TUJUAN

Membahas tentang pelanggaran seksual, terutama mengenai


perkosaan. Dibicarakan tentang pengertian persetubuhan,
ketentuan hukum yang berkaitan dengan tindak pidana ini,
bentuk- bentuk himen, cara pemeriksaan pada korban dan
pemeriksaan pada pelaku kejahatan serta penyimpangan
seksual.
2

TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI
• Perkosaan merupakan persetubuhan laki- laki
terhadap wanita yang bukan istrinya, tanpa izin,
Definisi dengan ancaman dan kekerasan

• Perkosaan suatu tindakan kriminal di mana si


korban dipaksa untuk melakukan aktivitas
seksual, khususnya penetrasi dengan alat
Definisi kelamin, di luar kemauannya sendiri
JENIS- JENIS PERKOSAAN
perkosaan pada saat berkencan
(date rape)

perkosaan yang dilakukan oleh


suatu gang/kelompok (gang rape)

perkosaan dibawah umur


(Statutory rape)
TANDA-TANDA PERKOSAAN

Cedera
ekstragenital
(memar, Gejala
faktur atau psikologis
dislokasi, rasa
nyeri)

Cedera
genital Penyakit
( perdarahan menular
pervaginam seksual
atau anal)
ASPEK HUKUM
• Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman
Pasa kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh
dengan dia diluar perkawinan, diancam karena
melakukan perkosaan dengan pidana penjara
l 285 paling lama duabelas tahun

Pasa • Barangsiapa bersetubuh dengan dengan seorang


wanita yang bukan istriya. Padahal diketahuinya,

l bahwa wanita itu dalam keadaan pingsan atau


tidak berdaya, diancam dengan pidana
penjarapaling lama sembilan tahun
286
Pasal • Barangsiapa bersetubuh dengan seorang wanita yang
bukan istrinya, padahal diketahuinya atau sepatutnya
harus diduganya bahwa umur wanita itu beum limabelas
287 tahun, atau kalau umurnya tidak jelas bahwa belum
waktunya untuk dikawinkan diancam dengan hukuman
pidana penjara paling lama Sembilan tahun.
(1)

Pasal • Penuntutan dilakukan hanya atas pengaduan kecuali bila


267 umur wanita itu belum sampai duabelas tahun atau bila
ada salah satu hal seperti terseut dalam pasal 291 dan
pasal 294
(2)
UNSUR PERKOSAAN
PERSETUBUHA
N

PANTAS ATAU
TIDAK KEKERASAAN
DIKAWINI

PINGSAN /
UMUR
TIDAK BERDAYA
BENTUK HYMEN
PEMBUKTIAN PERSETUBUHAN

Ejakulat
terdapat sperma

Pemeriksaan
Epitel vagina
ejakulat bila
terdapat pada
tidak terdapat
gland penis
sperma
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSETUBUHAN

Besarnya Keaslian
Bentuk dan Posisi
penis dan barang bukti
elastisitas persetubuha
derajat serta waktu
selaput dara n
penetrasinya pemeriksaan
PEMBUKTIAN PERSETUBUHAN
Penetrasi penis ke dalam vagina
• Terdapat robekan pada
vagina
• Robekan baru bisa terlihat
darah
• Penetrasi penis ke dalam
vagina
• Lokasi robekan ditulis
dokter dalam arah jarum
jam
2. Laserasi pada hymen 3. Adanya ejakulat
• diambil dengan sedotan maupun
kapas lidi , merupakan tanda pasti
adanya persetubuhan
• Sperma masih tampak bergerak 5
jam sesudah persetubuhan dan
masih bisa didapat 3 hari post
koitus.
• Akan tetapi pada setiap
persetubuhan tidak selalu timbul
hal-hal seperti diatas dan bila
tidak lengkap belum berarti tidak
terjadi persetubuhan.
ASPEK MEDIKOLEGAL
ANAMNESIS PEMERIKSAAN UMUM PEMERIKSAAN KHUSUS
• umur, status • pemeriksaan alat • Hymen: didapati robek
perkawinan, tempat kelamin korban, baru, bengkak,
dan waktu kejadian , kesadaran, tekanan berdarah, nyeri sentuh,
siklus haid, posisi darah denyut nadi, dan tanda inflamasi
sewaktu diperkosa, sikap, wajah • Vagina melihat ada
perlawanan, apakah • Bila tubuh korban baru tidaknya luka dan
korban pingsan, apakah diperkosa, bisa spermatozoa. Diambil
terjadi penetrasi dan dijumpai darah atau sekret dari forniks
ejakulasi apakah ada sperma pada tubuh posterior dengan swab
melakukan hubungan korbn terutama pada atau dengan pipet dan
seks setelah diperkosa alat kelamin . Robekan dilihat dengan
pada pakaiannya akibat mikroskop
dari perlawanan atau • Pemeriksaan pada
kekerasan pelaku
DAMPAK PERKOSAAN TERHADAP KORBAN

Dampak fisik

Dampak
psikologis

Dampak sosio-
psikologis
3

KESIMPULAN
Kesimpulan
• Perkosaan merupakan persetubuhan laki-laki
terhadap wanita yang bukan istrinya tanpa izin
dengan ancaman kekerasan.
• Ditinjau dari aspek medikolegal mengacu pada
pasal 285, 286, dan 287.
• Tindakan perkosaan merupakan tindakan yang
merugikan bagi kaum perempuan serta
mempunyai dampak terhadap pelecehan fisik,
ganguan psikis dan sosio psikologis
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai