Kelompok 8
Nama anggota kelompok
2. P2TP2A → pusat pelayanan yang terintegrasi dalam upaya pemberdayaan perempuan di berbagai bidang
pembangunan, serta perlindungan perempuan dan anak dari berbagai jenis diskriminasi dan tindak
kekerasan, termasuk perdagangan orang
3. Visum et Repertum → keterangan tertulis yang dibuat dokter atas permintaan tertulis (resmi) penyidik
tentang pemeriksaan medis terhadap seseorang manusia baik hidup maupun mati ataupun bagian dari tubuh
manusia, berupa temuan dan interpretasinya, di bawah sumpah dan untuk kepentingan peradilan.
Identifikasi Masalah
Jenis:
Anamnesis
a. Anamnesis umum: nama, siklus haid, penyakit kelamin,penyakit kandungan, penyakit lamanya
b. Anamnesis khuusus
→ apakah telah mandi, bersihkan diri, ganti pakaian/minum obat setelah kejadian?
→ terjadi penetrasi/ejakulasi?
- Prosedur permintaan visum et repertu korban hidup tidak diatur dalam KUHAP. Hal
ini berarti pemilihan jenis pemeriksaan yang dilakukan diserahkan kepada dokter.
- Surat permintaan VeR korban hidup bukan surat untuk meminta pemeriksaan, tapi
surat keterangan ahli tentang hasil pemeriksaan medis
.
Teknik pemeriksaan korban kejahatan seksual
1. Anamensis
- Identitas (umur dan tanggal lahir)
- Riwayat menstruasi ( usia menarche, siklus haid, haid terakhir)
- Status perkawinan
- Kejadian kekerasan seksual (waktu dan lokasi), kekerasan sebelum kejadian,terjadi
penetrasi atau tidak, dan apa yang dilakukan setelah terjadinya kekerasan seksual.
Pemeriksaan fisik :
1. Status generalis (keadaan umum, TV, keaddan emosional, koperatif atau tidak.
2. Keadaan dalam rongga mulut juga harus diperiksa apakah terdapat lecet, ptekiae,
maupun kemerahan untuk menilai ada atau tudak akibat aktifitas seksual secara
oral.
3. Periksa seluruh tubuh apakah ada luka-luka atau tidak. Bila ditemukan luka
4. Apabila ada riwayat kehilangan kesadaran, carilah tanda bekas hilang kesadaran/
pemberian obat bius atau obat tidur, kalau ada bekas suntikan periksa darah dan
urin
Pemeriksaan status ginekologis
1. Posisi litotomi
2. Periksan luka di vulva, perineum, paha
3. Pemeriksaan pada labia minora, mayora, vestibulum, selaput dara, vagina, leher
rahim, dan besar uterus
Pemeriksaan selaput dara : besarnya orifisium, ada tidaknya robekan, robekannya baru
atau lama, robekannya sampai dasar liang vagina atau tidak, lokasi robekan.
Jenis-Jenis Kejahatan Seksual
1. UU Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana atau Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP)
Republik Indonesia.
2. Mun'im Idries A, Tjiptomartono AL. Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam proses penyidikan. Sagung Seto;
2013
3. Aflanie I, Nirmalasari N, Arizal MH. Ilmu Kedokteran Forensik & Medikolegal. Jakarta:Rajawali Pers. 2017
4. Kalangit A. Peran Ilmu Kedokteran Forensik Dalam Pembuktian Tindak Pidana Pemerkosaan Sebagai Kejahatan
Kekerasan Seksual. e-CliniC. 2013;1(1).