Anda di halaman 1dari 68

ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK

DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

Obstetri & Ginekologi


Definisi
◦ Ginekologi : Ilmu yang mempelajari kesehatan wanita, khususnya organ
reproduksi pada wanita tidak hamil
◦ Pemeriksaan Ginekologik: Pemeriksaan organ reproduksi wanita, termasuk
payudara
Unsur Pemeriksaan Ginekologis
◦ Anamnesis
◦ Pemeriksaan fisik umum: inspeksi palpasi, perkusi, auskultasi
◦ Pemeriksaan ginekologis sebenarnya:
◦ Inspeksi, palpasi (TFU, Leopold), pemeriksaan bimanual dan pemeriksaan
inspeculo
ANAMNESIS
Identitas

◦ Nama
◦ Usia
◦ Nama suami (jika ada)
◦ Alamat
◦ Tahun menikah (jika sudah menikah)
◦ Agama
◦ Suku
Kehamilan (Pasien Kebidanan)

◦ Hari pertama haid terakhir, siklus haid


◦ Taksiran waktu persalinan
◦ Perdarahan pervaginam
◦ Keputihan
◦ Mual dan muntah
◦ Masalah/kelainan pada kehamilan ini
◦ Pemakaian obat dan jamu-jamuan
◦ Keluhan lainnya
Riwayat Obstetri Dahulu
Riwayat KB
◦ Riwayat kontrasepsi terdahulu
◦ Kontrasepsi yang dipakai sebelum hamil
Pasien Ginekologik
❑ Gangguan haid (bleeding problems)
❑ Keputihan (fluor albus, leucorhhea)
❑ Nyeri panggul (pelvic pain)
❑ Pembengkakan (tumors)
❑ Keluarga Berencana (Family Planing)
❑ Keluhan menopause
❑ Kelainan alat genital
Riwayat Penyakit Dahulu
◦ Penyakit jantung ◦ Asma
◦ Hipertensi ◦ Epilepsi
◦ Diabetes melitus (DM) ◦ Alergi (obat, makanan)
◦ Penyakit hati seperti hepatitis ◦ Riwayat penyakit kejiwaan
◦ HIV (jika diketahui) ◦ Riwayat operasi
◦ Infeksi menular seksual (IMS) ◦ Obat yang rutin dikonsumsi
◦ Tuberkulosis (TB) ◦ Status imunisasi tetanus
◦ Alergi obat/makanan ◦ Riwayat transfusi darah
◦ Penyakit ginjal kronik ◦ Golongan darah
◦ Thalassemia dan gangguan hematologi ◦ Riwayat penyakit keluarga: diabetes,
lainnya hipertensi, kehamilan ganda, dan kelainan
◦ Malaria kongenital
◦ Riwayat kecelakaan (trauma)
Riwayat Sosial Ekonomi
◦ Usia ibu saat pertama menikah ◦ Kebiasaan merokok, menggunakan obat-
◦ Status perkawinan, berapa kali menikah dan obatan, dan alkohol
lama pernikahan ◦ Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
◦ Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ◦ Pekerjaan pasangan
dan kesiapan persalinan ◦ Pendidikan
◦ Jumlah keluarga di rumah yang membantu ◦ Penghasilan (bila mungkin)
◦ Siapa pembuat keputusan dalam keluarga ◦ Kehidupan seksual dan riwayat seksual
◦ Kebiasaan atau pola makan minum pasangan
◦ Kondisi rumah, sanitasi, listrik, dan alat masak ◦ Kekerasan dalam rumah tangga
◦ Pilihan tempat untuk melahirkan
◦ Pilihan pemberian makanan bayi
PEMERIKSAAN FISIK
Jadwal pemeriksaan :
- sampai 28 minggu : 4 minggu sekali
- 28 - 36 minggu : 2 minggu sekali
- di atas 36 minggu : 1 minggu sekali
PEMERIKSAAN FISIK
•Keadaan umum tampak sakit ringan/sedang/berat
•Kesadaran
•Tanda vital (TD, N, RR, T)
•TB/BB
Pemeriksaan Mammae
▪ Pemeriksaan dapat dilakukan dengan posisi pasien berbaring terlentang dan duduk tegak lurus
▪ Payudara di raba menggunakan telapak jari beserta kelenjar - kelenjar pada ketiak
▪ Diperhatikan :
▪ Besar / kecil nya yang dihubungkan dengan usia dan keluhan pasien
▪ Bentuk
▪ Konsistensi ( ada benjolan? dan bagaimana gerak benjolan terhadap kulit dan dasarnya? )
▪ Hiperpigmentasi areola dan papila mammae
▪ Pembesaran kelenjar - kelenjar montgomery
▪ Keluarnya kolostrum Tanda-tanda
Kehamilan
▪ Apabila terdapat kecurigaan keganasan lakukan biopsi atau benjolan di angkat (ekstirpasi) sambil
dilakukan pemeriksaan sediaan beku, dapat pula dilakukan mammografi dengan Rontgen atau USG
STATUS OBSTETRI
◦ Abdomen
➢Inspeksi :
▪ membesar/tidak
▪ varises, jaringan parut, gerakan janin
▪ lihat ada bekas luka atau tidak

➢Palpasi :
▪ tentukan tinggi fundus uteri
▪ konsistensi perut ( terasa tegang, seperti pada infeksi pada panggul)
▪ Ada/tidak benjolan perut (tumor ginekologi, kehamilan)
▪ Nyeri tekan: lokasi dan intensitas
▪ Bila dicurigai kehamilan: teraba bagian janin atau tidak
Tinggi fundus uteri
Pemeriksaan
Leopold 1
• Pemeriksa
menghadap ke arah
wajah ibu hamil.
• Untuk menentukan
tinggi fundus uterus
dan bagian janin
dalam fundus dan
konsistensi fundus
Pemeriksaan
Leopold 2
• Menentukan bagian
tubuh janin yang berada
di lateral kanan dan kiri
corpus uteri
• Menentukan letak
punggung janin, atau
menentukan kepala
janin pada letak lintang
Pemeriksaan
Leopold 3
• Menentukan bagian
terbawah janin
• Menentukan apakah
bagian terbawah janin
sudah masuk pintu
atas panggul atau
belum
Pemeriksaan
Leopold 4
• Pemeriksa menghadap
ke kaki ibu
• Untuk menentukan
bagian terbawah janin
dan berapa jauh bagian
terbawah tersebut masuk
pintu atas panggul
Letak (Situs)
Situs adalah hubungan antara sumbu panjang janin dengan sumbu panjang ibu
◦ Situs memanjang : Sumbu panjang janin sesuai sumbu panjang ibu (dapat letak kepala
maupun bokong)
◦ Situs melintang : sumbu panjang janin melintang terhadap sumbu panjang ibu
◦ Situs miring (oblik) : sumbu panjang janin miring terhadap sumbu panjang ibu
Presentasi
Merupakan bagian terendah janin dalam rongga panggul

Presentasi kepala :
◦ Normoposisi jika UUK terletak di segmen depan ( kiri depan atau kanan depan ),
Malposisi jika UUK terletak di segmen belakang atau terletak melintang
◦ Presentasi puncak kepala : kepala defleksi ringan dengan penunjuk UUB
◦ Presentasi dahi : kepala defleksi sedang, penunjuk dahi
◦ Presentasi muka : kepala defleksi maksimal, penunjuk dagu
Presentasi bokong
◦ Bokong sempurna (complete breech) : kedua tungkai berada di samping bokong
◦ Bokong murni (frank-breech) : kedua tungkai lurus ke atas
◦ Bokong kaki (incomplete breech): tungkai terlipat pada lipat paha dan lekuk lutut
◦ Presentasi kaki
◦ Presentasi lutut
◦ Presentasi bahu : dengan petunjuk akromion atau skapula
Posisi
◦ Posisi pada pemeriksaan luar dengan palpasi, ditentukan dengan menentukan
letak punggung janin terhadap dinding perut ibu
◦ Pada pemeriksaan dalam, posisi ditentukan dengan menentukan kedudukan
salah satu bagian janin yang terendah terhadap jalan lahir yang disebut
penunjuk
Auskultasi :
▪ Stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler ditempelkan di daerah punggung janin
▪ Detak jantung janin terdengar paling keras didaerah punggung janin.
▪ Detak jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik
sebanyak 3 kali.
▪ Frekuensi detik jantung janin normal 120 – 160 kali per menit.
▪ Contoh hasil pemeriksaan detak jantung janin 10 – 12 – 10 berarti frekuensi detak jantung
janin 32 x 4 = 128 kali per menit.
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi organ
reproduksi wanita (eksterna dan interna) secara lengkap

• untuk mendapatkan hasil sebaik-baiknya


pasien harus berbaring dalam posisi
tertentu dan dibutuhkan alat-alat tertentu

Posisi Pasien

• Litotomi
• Letak miring
• Letak sims
Alat - alat pemeriksaan ginekologik
• Meja Ginekologis
• Lampu sorot
• Sarung tangan DTT
• Spekulum Sims dan spekulum cocor-bebek
• Alat (Instuments)
• Antiseptik
• Kain penutup
Pemeriksaan organ genitalia eksterna
1. Jelaskan pada pasien bahwa akan dilakukan pemeriksaan untuk membantu
melihat keadaan genitalia pasien
2. Minta pasien berbaring di atas ranjang ginekologi dengan posisi litotomi
3. Arahkan lampu ke vagina pasien
4. Lakukan inspeksi vagina dan sekitarnya
inspeksi
◦ Nilai rambut pubis
◦ Nilai ostium uretra eksterna: bengkak / peradangan/ nanah / polip
◦ Nilai klitoris: normal / hipertrofi
◦ Nilai struktur himen: himen imperforata/intak/robekan himen
◦ Nilai kulit daerah di sekitar cagina: infeksi kulit
◦ Nilai introitus vagina: benjolan (tumor/prolapse uteri mio/polip serviks
yang Panjang), tanda radang, darah, fluor albus (warna & bau),
benjolan (kondiloma/karunkula/polip), ulkus
◦ Nilai glandula bartholini: peradangan, tumor
◦ Nilai adanya rektokel atau sistokel
◦ Nilau perineum: jaringan parut
Palpasi
1. Glandula bartholini dengan jari-jari dari luar yang kemudian diteruskan
dengan perabaan antara dua jari dalam vagina dan ibu jari diluar.
 nilai bartholinitis, abses, atau kista.
 Nyeri tekan: abses, tidak nyeri: kista
2. Bila pasien menderita urethritis gonore, maka dapat dilakukan milking untuk
melihat nanah yang keluar dari OUE dengan cara mengurut dinding belakang
uretra dari dalam keluar dengan jari-jari yang berada di dalam vagina
3. Inguinal: massa, nyeri tekan
PEMERIKSAAN ORGAN GENITALIA
INTERNA
Persiapan Teknik Pemeriksaan Bimanual
❑ Gunakan sarung tangan steril
❑ Pasang kain alas dan kain penutup
❑ Preparasi kulit vulva dan vestibulum
❑ Kosongkan kandung kencing (kateter atau kencing sendiri)
❑ Beritahu pasien supaya rileks dan tidak menegangkan dinding perut
❑ Kerjakan dengan gentle and smooth
Perabaan Serviks
Yang diperiksa:
◦ Arah menghadapnya
◦ Bentuk (bulat/setengah melintang)
◦ Besar & konsistensi
◦ Apakah agak turun kebawah
◦ Kanalis servikalis (terutama ostium uteri internum) dapat dilalui jari/tidak
Perabaan Korpus Uteri
◦ Cara pemeriksaan: Palpasi bimanual
◦ Jari telunjuk & jari tengah tangan
kanann dimasukkan sedalam-dalamnya
ke vagina
◦ Kedua jari tangan kanan ditempatkan di
forniks anterior → dorong uterus ke
atas belakang
◦ Tangan kiri menekan dinding perut
diatas simfisis → mendorong korpus
Perabaan Korpus Uteri
◦ Yang diperiksa
◦ Letak uterus
Anteversiofleksio; retroversiofleksio; anteversio-retrofleksio; retroversio-
antefleksio; lurus
◦ Bentuk
Normal: agak bulat dengan fundus uteri lebih besar dari bagian bawah
◦ Besar dan konsistensi
Normal: sebesar telur ayam dan kenyal
Pembesaran uterus: kehamilan, neoplasma
Uterus kecil: anak-anak dan gadis belia
Perabaan Korpus Uteri
◦ Yang diperiksa
◦ Permukaan
Normal: rata
Mioma uteri: tidak rata dan berbenjol-benjol
◦ Gerakan
Normal: dapat digerakkan dengan mudah kesegala arah
Keadaan dimana uterus sulit digerakkan:
1. Karsinoma serviks uteri stadium lanjut
2. Jaringan parut di parametrium
3. Perlengketan
4. Endometriosis eksterna
5. Uterus terjepit di pelvis miinor
Letak Uterus
Perabaan Parametrium & Adneksum
◦ Cara pemeriksaan
◦ Tentukan posisi uterus terlebih dahulu
◦ Ujung jari ditempatkan di forniks lateral & didorong ke arah belakang lateral
atas
◦ Tangan luar ditempatkan di perut bawah/kanan/kiri sesuai letak jari di vagina
◦ Tangan luar ditekan kearah belakang
Perabaan
Parametrium &
Adneksum
Perabaan
Parametrium &
Adneksum
Perabaan Parametrium & Adneksum
◦ Hasil
◦ Normal: parametrium dan tuba tidak teraba, ovarium dapat teraba pada
perempuan kurus dengan dinding perut lunak
◦ Bila teraba tumor disamping/diatas uterus, tentukan: apakah ada hubungan
dengan uterus, sifat hubungan tsb (lebar, erat, betangkai, menyatu dengan
masa tumor)
Pemeriksaan dengan Spekulum
◦ Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan
menggunakan spekulum
◦ Hanya dilakukan pada wanita yang sudah pernah
berhubungan seksual
◦ Tujuan: Penegakan diagnosis dan terapi
□Visualisasi vagina dan serviks uteri
□Biopsi, Pap's smear, pemasangan/pencabutan IUD,
Kuretase
Pemasangan inspekulo
1. Ambil kapas, basahi dengan larutan antiseptik kemudian usapkan pada daerah
vagina, vulva dan perineum.
2. Lakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan perineum
Pemasangan inspekulo
3. Raba dan telusuri labium mayus kanan dan kiri (terutama dibagian kelenjar Bartolin)
dengan ibu jari dan ujung telunjuk (perhatikan dan catat kelainankelainan yang
ditemukan).
4. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung telunjuk kiri pada introitus
(agar terbuka), masukkan ujung spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan
bahwa tidak ada bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina.
Pemasangan inspekulo
5. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90º hingga tangkainya ke arah
bawah.
6. Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci pengatur bilah atas bawah (hingga
masing-masing bila menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
7. Setelah periksa pandang selesai, lepaskan pengungkit dan pengatur jarak
bilah,kemudian keluarkan spekulum.
Inspekulo Vagina
❑ Dindingnya bagaimana warnanya, rugae
❑ Terlihat discharge/tidak , darah
❑ Apakah ada ulserasi
❑ Benjolan/masa (kista Gardner, mioma pedunkulata)
❑ Fornises: menonjol, robekan
Inspekulo Serviks Uteri
❑ Bentuk, besar kecilnya, menghadapnya
❑ OUE: bentuk, ukuran, discharge
❑ Warna, permukaan (halus, berbenjol)
❑ Utuh atau menjadi tumor
❑ Mudah berdarah atau tidak
❑ Terlihat benang
PEMERIKSAAN RECTOABDOMINAL
Rectal Toucher
◦ Dikerjakan pada:
◦ Perawan
◦ Pasien yang
mengaku “belum
pernah bersetubuh”
◦ Kelainan bawaan
(atresia himenalis
atau atresia
vaginalis)
◦ Wanita di atas usia
50 tahun
Cara Pemeriksaan
◦ Melakukan Informed Consent dan penjelasan prosedur pemeriksaan.
◦ Melakukan cuci tangan dan memakai Handscoen.
◦ Posisi pemeriksa: Berdiri disebelah kanan pasien.
◦ Posisi pasien: Memposisikan pasien dalam posisi Lithotomi (Berbaring terlentang dalam keadaan rileks, lutut ditekuk
60o), pasien terlebih dahulu disuruh berkemih.
◦ Pemeriksaan dimulai dengan melakukan inspeksi perianal dan perineum dibawah penerangan yang baik (jika ada
hemoroid grade 4, tidak dilakukan RT)
◦ Pada pemeriksaan perianal dapat dilihat adanya fistula perianal, skin tag, fissura, tumor anus dan hemorrhoid. Dinilai
juga keadaan perineum, apakah meradang atau tidak.
◦ Keadaan tonus sfingter ani diobservasi pada saat istirahat dan kontraksi volunter.
◦ Penderita diminta untuk “mengejan” seperti pada saat defekasi, untuk memperlihatkan desensus perineal, prolapsus
hemoroid atau lesi-lesi yang menonjol seperti prolaps rekti dan tumor.
◦ Melakukan lubrikasi pada jari telunjuk tangan kanan dengan K-Y jelly dan menyentuh perlahan pinggir anus.
Cara Pemeriksaan (lanjutan)
◦ Memberikan tekanan yang lembut sampai sfingter terbuka kemudian jari dimasukkan lurus ke dalam anus, sambil
menilai tonus sfingter ani
◦ Mengevaluasi keadaan ampula rekti, apakah normal, dilatasi atau kolaps
◦ Mengevaluasi mukosa rekti dengan cara memutar jari secara sirkuler, apakah mukosa licin atau berbenjol-benjol,
adakah teraba massa tumor atau penonjolan prostat kearah rektum.
◦ Apabila teraba tumor, maka deskripsikan massa tumor tersebut : intra atau ekstralumen, letak berapa centi dari anal
verge, letak pada anterior/posterior atau sirkuler, dan konsistensi tumor.
◦ Apabila teraba penonjolan prostat: deskripsikan berapa cm penonjolan tersebut, konsistensi, permukaan, sulcus
medianus teraba/tidak, pole superior dapat dicapai/tidak.
◦ Melakukan evaluasi apakah terasa nyeri, kalau terasa nyeri sebutkan posisinya.
◦ Melepaskan jari telunjuk dari anus
◦ Memeriksa handscone: apakah ada feses, darah atau lendir?
◦ Melepaskan handschoen dan membuang ke tempat sampah medis
◦ Melakukan cuci tangan
◦ Melaporkan hasil pemeriksaan.
Contoh laporan pemeriksaan Rectal Toucher.
Rectal toucher: Perianal dan perineum tidak meradang, tidak tampak massa
tumor, Sfingter ani mencekik, mukosa licin, ampula kosong, tak teraba massa
tumor, tak teraba penonjolan prostat kearah rektum, tidak terasa nyeri.
Handscoen: Tak ada feses, tak ada darah, tak ada lendir.
Rectovaginal Toucher
◦ Pemeriksaan rectovaginal dikerjakan untuk menilai keadaan septum
rectovaginalis.
◦ Penebalan dinding vagina dan infiltrasi karsiona rektum lebih mudah
ditentukan dengan pemeriksaan rectovaginal.
PEMERIKSAAN DALAM NARKOSIS DAN PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Dalam Narkosis
Pemeriksaan vaginoabdominal & in spekulum
perlu/harus dilakukan dalam narkosis pada :
◦ Anak kecil
◦ Biarawati Indikasi pemeriksaan dalam
◦ Virgo dengan introitus vagina yang sempit / himen narkosis pada anak kecil, virgo,
rigidus dan biarawati adalah perdarahan
◦ Vaginismus yang tidak normal, flour albus,
◦ Apabila penegangan perut oleh penderita tidak bisa kelainan endokrin, dan
dihilangkan persangkaan interseksualitas
◦ Apabila pada pemeriksaan biasa tanpa narkosis tidak
diperoleh keterangan yang jelas (adipositas, tumor
besar, cairan bebas, dsb)
Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan Laboratorium Biasa
◦ Kadar Hb diperiksa pada perempuan yang tampak pucat mengalami perdarahan, pada
perempuan hamil dan suspek kehamilan ekstrauterin terganggu
◦ Kadar Hb terendah wanita tidak hamil 11,5 gr% dan pada perdarahan abnormal yang
berlangsung lama Hb bisa mencapai 3-4 gr%.
◦ Jumlah leukosit & LED perlu diperiksa pd proses peradangan
◦ Pemeriksaan urin (protein-urea) pada perempuan hamil dan susoek ISK
◦ Pemeriksaan Galli Mainini / urinary chorionic gonadotrophin (UCG) untuk persangkaan
kehamilan muda yang blm dapat dipastikan dengan pemeriksaan ginekologik
2. Pemeriksaan Getah Vulva dan Vagina
◦ Dilakukan pada keluhan leukorea, kadang ditemukan trikomonas vaginalis, candida
albikans, atau spermatozoa.
3. Pemeriksaan Sitologi Vagina
◦ Untuk diagnosis dini tumor ganas -> dari dinding samping vagina dan serviks
◦ Untuk pemeriksaan pengaruh hormonal -> dari dinding vagina
4. Percobaan Schiller
◦ Dipulas dengan larutan lugol, epitel porsio normal menjadi coklat tua, dan daerah yang tidak normal
menjadi pucat.
◦ Dipakai untuk screening tumor ganas dan hanya dapat dipakai apabila Sebagian besar porsio masih
normal
5. Kolposkopi
◦ Keuntungan : pemeriksa dapat melihat binocular lebih jelas, dapat mempelajari porsio dan epitelnya
lenih baik serta terperinci sehingga dysplasia dan CA baik insitu maupun invasif dapat dikenal

S
Normal
C
H
I
L
L
Abnormal epithelium, E
contain relatively or no R
glicogen
6. Eksisi Percobaan (punch biopsy) dan Konisasi
◦ Dilakukan pada setiap porsio yang tdk utuh, didahului/tidak oleh pemeriksaan sitologi
vaginal/kolposkopi
◦ Daerah yang dipotong adalah perbatasan epitel yg tampak normal dan lesi
◦ Dapat menimbulkan perdarahan
◦ Konisasi adalah tindakan yang paling terpercaya untuk suspek karsinoma karena dapat
dibuat banyak sediaan dari seluruh porsio untuk pemeriksaan mikroskopik
7. Biopsi Endometrium
◦ Dengan mikrokuret untuk menentukan ada/tidaknya ovulasi
◦ Apabila diperlukan dilatasi serviks, gunakan busi Hegar (dilatator) nomor yang
kecil
◦ Waktu yang paling baik untuk mikrokuretase adalah hari pertama haid
Pemeriksaan Khusus Lainnya
1. Pemeriksaan Infertilitas dan Endokrinologi
◦ Untuk keperluan diagnostic sterilitas/infertilitas
◦ Perlu dilengkapi analisis sperma pertubasi, pemeriksaan endokrin, ovarium
(estrogen&progesterone), pemeriksaan kromatin, dsb.

2. Pemeriksaan dengan Sinar Rontgen


◦ untuk mencari kelainan bawaan pada genitalia interna, deteksi massa tumor, dan kelainan
pada alat saluran kemih.

3. Pemeriksaan Ultrasonografi
◦ Untuk diagnose mola hidatidosa, kematian hasil konsepsi, kehamilan kembar, mencari
detak jantung janin dan lokalisasi plasenta
4. Pemeriksaan Sistoskopi dan Rektoskopi
◦ Untuk visualisasi batu, polip dalam kandung kemih, dan mencari metastasis karsinoma
servicis uteri di kandung kemih
5. Pemeriksaan Kuldosentesis / pungsi Douglas
◦ untuk memastikan terkumpulnya darah dalam rongga periotoneum (hematokel
retrouterina) dan membedakannya dengan abses douglas

Anda mungkin juga menyukai