Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEBIDANAN

PADA PRAKONSEPSI DENGAN KONSEP


FERTILITAS DAN INFERTILITAS
KELOMPOK 04
1. Chotijatul Munifah
2. Isnaini
3. Ita Mariana
4. Jumrotun Nafiah
5. Suherminingsih
6. Sri Ayu Yuniarsih
 fertilitas

PENGERTIAN :
 Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa
menghamili.
Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah
menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa
menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak. (Sarwono,
2000).
 WHO, Fertilitas yaitu terdapatnya kelahiran bayi yang dihitung
berdasarakan pada lama dikandungan dan saat memulainya kehidupan
KONSEP KONSEP FERTILITAS

1. Lahir hidup (live birth) menurut PBB dan WHO:


peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu
tanpa memandang/melihat usia kehamilan, dan setelah
perpisahan/keluar tadi bayi menunjukkan tanda-tanda
kehidupan seperti; bernafas, ada denyut jantung atau denyut
tali pusat atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang tali
pusat sudah dipotong/masih melekat pada placenta.

2. Lahir mati : adalah peristiwa menghilangnya tanda tanda kehidupan


dari hasil konsepsi tersebut keluar dari
rahim ibunya tanpa memandang usia kehamilannya.
Lahir mati dibagi 3 :
a. STILL BIRTH = LATE FETAL DEATH = kematian
janin dengan usia kehamilan > 28 Minggu
b. MISCARIAGES : di~ dengan abortus spontan <20 mg
c. ABORTUS : di ~ 20 dengan abortus 28 minggu disengaja <28 mg
FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI FERTILITAS
Jenis Kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi kesuburan sepasang suami istri. Biasanya, yang sering
mengalami ketidaksuburan adalah wanita.
Usia
Usia produktif seorang wanita untuk mengandung bayi adalah 15 sampai dengan 49 tahun.
Selibat Permanen
Selibat permanen adalah masa dimana wanita tidak pernah melakukan hubungan seks
sepanjang hidupnya
Lamanya Status Perkawinan
Status perkawinan seseorang yang telah lama menikah kemungkinan besar telah dikaruniai
minimal seorang anak. Namun bagi pengantin baru, ada kalanya belum mendapatkan
momongan. Hal ini berdampak pada tingkat fertilitas daerah.
Abstinensi Sukarela
Abstinensi sukarela adalah tidak melakukan hubungan seks padahal ada kesempatan. Hal
ini biasanya terjadi karena lelah bekerja seharian. Ataupun tidak adanya gairah seksual
dari pria maupun wanita.
Abstinensi Terpaksa
Abstinensi terpaksa adalah kondisi dimana sepasang suami istri tidak bisa melakukan
hubungan seksual karena keadaan.
Intenstas Hubungan Sex
Bagi pasangan suami istri yang baru menikah, intensitas mereka melakukan hubungan seks
lebih sering dari pada pasangan lama.
BEBERAPA ISTILAH YANG PERLU DIPAHAMI
1. FERTILITY vs FECUNDITY vs FECUNDABILITY
FERTILITY – FERTILITAS hasil nyata
(performance) bayi LAHIR HIDUP
adalah
Kemampuan seorang wanita atau sekelompok wanita
untuk memberikan keturunan yang diukur dengan
bayi lahir hidup (hasil nyata)
♀ fertil : wanita yang pernah melahirkan bayi lahir
hidup
♀ pernah hamil : belum tentu fertile

FECUNDITY – FECUNDITAS (Kesuburan) :


Adalah Kemampuan seorang wanita untuk
mendapatkan konsepsi.
FECUNDABILITY – FECUNDABILITAS :
Adalah Kemampuan wanita untuk bisa haid atau
ovulasi

2. REPRODUCTION
Lebih memberikan arti mengenai kemampuan
penduduk wanita untuk berlipat ganda atau
menggantikan dirinya (replacement dalam hal fungsi)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi &
Menentukan Reproduksi
a). Faktor Demography
• Struktur umur
• Umur perkawinan
• Lama perkawinan
• Paritas
• Disrupsi perkawinan (kekacauan)
• Proporsi yang kawin

b). Faktor Non Demography


▪ Faktor sosial
▪ Faktor ekonomi
▪ Faktor psikologi
▪ Tingkat pendidikan
▪ Status wanita
▪ Urbanisasi
▪ Industrialisasi
INFERTILITAS
PENGERTIAN :
• Infertilitas adalah ketidakmampuan untuk hamil dalam
waktu satu tahun. Infertilitas primer bila pasutri tidak
pernah hamil dan infertilitas sekunder bila istri pernah
hamil. (Siswandi, 2006).
Infertilitas di bagi menjadi 2:
1. Infertil Primer
Jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama teratur dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-
turut.

2. Infertil Sekunder
Jika istri pernah hamil, akan tetapi kemudian tidak berhasil hamil lagi
walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.
Jenis infertilititas
1. INFERTILITAS DISENGAJA
Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri menggunakan
alat kontrasepsi baik alami, dengan alat maupun kontrasepsi mantap.

2. INFERTILITAS TIDAK DISENGAJA


Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri menggunakan
alat kontrasepsi baik alami, dengan alat maupun kontrasepsi mantap.
A.Pihak Suami, disebabkan oleh: 
a). Gangguan spermatogenesis (kerusakan pada sel-sel testis), misal:
aspermia, hypospermia, necrospermia.
b). Kelainan mekanis, misal: impotensi, ejakulatio precox, penutupan
ductus deferens, hypospadia, phymosis. Infertilitas yang disebabkan oleh
pria sekitar 35-40 %.
B. Pihak Istri,
penyebab infertilitas pada istri sebaiknya ditelusuri dari organ
luar sampai dengan indung telur.
 Gangguan ovulasi, misal: gangguan ovarium, gangguan
hormonal.
 Gangguan ovarium dapat disebabkan oleh faktor usia
 Kelainan mekanis yang menghambat pembuahan
 Kelainan tuba disebabkan adanya penyempitan, perlekatan
maupun penyumbatan pada saluran tuba
 Kelainan rahim diakibatkan kelainan bawaan rahim
PEMERIKSAAN INFERTILITAS

a) Syarat- Syarat Infertilitas


Pasangan infertil merupakan satu kesatuan biologis
sehingga keduanya sebaiknya dilakukan pemeriksaan.
Adapun syarat-syarat sebelum dilakukan pemeriksaan
adalah:
Next

o Istri dengan usia 20-30 tahun baru diperiksa


setelah berusaha mendapatkan anak selama
12 bulan.
o Istri dengan usia 31-35 tahun dapat langsung
diperiksa ketika pertama kali datang.
o Istri pasangan infertil dengan usia 36-40 tahun
dilakukan pemeriksaan bila belum mendapat
anak dari perkawinan ini.
o Pemeriksaan infertil tidak dilakukan pada
pasangan yang mengidap penyakit.
b) Langkah Pemeriksaan
Pertama kali yang dilakukan dalam pemeriksaan adalah dengan mencari penyebabnya. Adapun
langkah pemeriksaan infertilitas adalah sebagai berikut :
 Pemeriksaan Umum
1. Anamnesa
 Anamnesa umum
Berapa lama menikah, umur suami istri, frekuensi coitus, tingkat kepuasan seks, penyakit yang
pernah diderita, teknik hubungan seks, riwayat perkawinan yang dulu, apakah dari perkawinan
dulu mempunyai anak, umur anak terkecil dari perkawinan tersebut.
 Anamnesa khusus
Istri : Usia saat menarche, apakah haid teratur, berapa lama terjadi haid, apakah pada saat haid
terjadi gumpalan darah dan  rasa nyeri, adakah keputihan abnormal, apakah pernah terjadi
kontak bleeding, riwayat organ reproduksi (riwayat operasi, kontrasepsi, abortus, infeksi
genitalia).
Suami : Bagaimanakah tingkat ereksi apakah pernah mengalami IMS, apakah pernah sakit
mump (parotitis epidemika) sewaktu kecil.
Lanjutan langkah pemeriksaan

2. Pemeriksaan Fisik Umum


meliputi tanda vital (TD, suhu dan RR)
3. Pemeriksaan Laboratorium Dasar
Meliputi DL, UL, fungsi hepar dan ginjal serta gula darah
4. Pemeriksaan Penunjang
Meliputi roentgen ataupun USG
 Pemeriksaan Khusus

1.Pemeriksaan Ovulasi
suhu basal; Kenaikan suhu basal setelah selesai
 ovulasi dipengaruhi oleh
hormone progesteron.
vaginal smear; Pengaruh progesteron menimbulkan sitologi pada sel-sel
superfisial.
Lendir Serviks; Progesteron menyebabkan lendir menjadi kental.
Endometrium; Hormon esterogen, ICSH dan pregnandiol.
Gangguan ovulasi disebabkan :
a. Faktor susunan saraf pusat ; misal tumor, disfungsi, hypothalamus, psikogen. 
b. Faktor intermediate ; misal gizi, penyakit kronis, penyakit metabolis.
c. Faktor ovarial ; misal tumor, disfungsi, turner syndrome.
Lanjutan pemeriksaan khusus
2. Pemeriksaan Sperma
 Ejakulat normal :  volume  2-5 cc, jumlah spermatozoa 100-120
juta per cc, pergerakan 60 % masih bergerak selama 4 jam setelah
dikeluarkan, bentuk abnormal 25 %.
 Spermatozoa fertil  : 60 juta per cc atau lebih, subfertil : 20-60
juta per cc, steril : 20 juta per cc atau kurang

3. Pemeriksaan Lendir Serviks


Keadaan dan sifat lendir yang mempengaruhi keadaan spermatozoa
adalah :
a) Kentalnya lender serviks; lendir serviks yang mudah dilalui
spermatozoa adalah lendir yang cair.
b) pH lendir serviks; pH lendir serviks ± 9 dan bersifat alkalis.
c) Enzim proteolitik.
Lanjutan pemeriksaan khusus
4. Kuman-kuman dalam lendir serviks dapat membunuh
spermatozoa

5. Pemeriksaan Tuba
a). Pertubasi (insuflasi = rubin test); dilakukan dengan memasukkan CO2 ke
dalam cavum uteri.
b). Hysterosalpingografi; dapat mengetahui bentuk cavum uteri, bentuk
liang tuba bila terdapat sumbatan.
c). Koldoskopi; untuk melihat keadaan tuba dan ovarium.
d). Laparoskopi; untuk keadaan genetalia interna dan sekitarnya

6. Pemeriksaan Endometrium
Dilakukan untuk mengetahui kadar progestreon
Manajemen kebidanan pada infertilitas.
a). Nasehat Untuk Pasangan Infertil
Bidan dapat memberikan nasehat kepada
pasangan infertil, diantaranya:
 Meminta pasangan infertil mengubah teknik
hubungan seksual dengan memperhatikan masa
subur
 Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan
kesuburan
 Menghitung minggu masa subur
 Membiasakan pola hidup sehat
b) Pengobatan
1. Terapi Oklusi
2. Inseminasi intrauterin
3. Terapi imunosupresif/kortikosteroid
4. Pencucian spermatozoa
5. Penggunaan heparin dan aspirin
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai