Anda di halaman 1dari 33

TUTOR 9

Fasilitator : dr.Eko Perdana Putra, Sp.OT


Ketua: Wangi Kamtala Syati
Anggota: Revalna anestaria
Zurmiyanti
Fadilla Yusra
Putri aulia Syarief
Mellysary Dewillis
Riza Rosaliana
Rahmawati z
Dhealma Christy Adria
Trigger 4. Family Planning

Pak Tono 34 tahun dan isterinya Ibu Reni 28 tahun, datang ke klinik dokter ahli
kandungan dan kebidanan ingin berkonsultasi. Mereka telah menikah selama 5
tahun dan belum dikaruniai anak. Dari anamnesis diketahui sejak awal menikah
pasangan ini menggunakan kontrasepsi, karena saat itu belum siap untuk
mempunyai anak. Kontrasepsi dihentikan setelah 2 tahun penggunaan, dengan
harapan segera mempunyai keturunan. Riwayat aktivitas sexual intercourse teratur.
Untuk memastikan keadaan keduanya dokter memberi surat pengantar untuk
pemeriksaan laboratorium darah, analisis sperma dan radiologi pemeriksaan
Histerosalphyngografi. Dokter mendiagnosis dengan infertilitas. Dokter
menjelaskan kemungkinan dilakukan induksi ovulasi atau inseminasi intra uterine.
Step 1
1. Histerosalphyngografi = tes x ray yg melihat isi rahim, tuba
fallopi, dan daerah sekitarnya
2. Sexual intercourse = hubungan badan antara suami dan istri
3. Kontrasepsi = metode atau yang digunakan untuk mencegah
kehamilan.
4. Infertilitas = kegagalan mengandung setelah 1 th berusaha
hamil, mandul atau tidak dapat dibuahi
5. Inseminasi intra uterine = salah satu peosedur reproduksi
berbantu dimana sperma suami dicuci (dipreparasi),
kemudian dimasukin ke dlm rahim istri melalui kateter kecil.
6. Induksi ovulasi = proses merangsang ovulasi dg
menggunakan obat
Step 2
1. Apa saja klasifikasi infertilitas?
2. Apa penyebab dari infertilitas?
3. Apa faktor risiko terjadinya infertilitas?
4. Bagaimana cara mendiagnosa?
5. Bagaimana penatalaksanaan kasus infertilitas?
6. Apa komplikasi dari inseminasi intra uterine?
7. Gejala dari infertilitas?
8. Apa tujuan dilakukannya induksi ovulasi?
9. Apa indikasi dan kontraindikasi inseminasi intra uterine?
10. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi?
11. Bagaimana prosedur pemeriksaan histerosalphygografi?
Step 3
1. Klasifikasi
 Infertilitas primer = pasangan suami istri belum pernah
memiliki anak stlh 1 th berbuhungan seksual sbnyk 2-3 kali
per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun.
 Infertilitas sekunder = pasangan suami istri yg tlh memiliki
anak tetapi belum mampu memiliki anak lg stlh 1 th
berbuhungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi apapun.
2. Penyebab dari infertilitas
 pada wanita
a. Hormonal
b. Obstrupsi: seperti tuba fallopi yg tersumbat dapat
menyebabkan infertilitas
c. Faktor lokasi: fibroit uterus yg menghambat inflantasi
ovum
 Pada pria
a. Gangguan spermatogenesis
b. Obstruksi seperti terdptnya sumbatan pada duktus
atau tubuls
c. Ketidakmampuan koitus atau ejakulasi
d. Faktor sederhana, memakai celana jeans yg ketat
3. Faktor risiko
a. Pada wanita
- usia, semakin bertambah usia wanita maka kemampuan induk telur
menghasilkan sel telur akan mengalami penurunan
- Berat badan, untuk badan terlalu kurus/terlalu gemuk
- Stress, memperngharui maturisasi pematangan sel telur pada
ovarium
- Ada gangguan ovulasi
- Masalah pada tuba
- Syndrom ovarium ploikistik
- Infeksi organ reproduksi
b. Pada pria
- Usia
- Peminum alkohol
- Merokok
- Paparan radiasi
4. Diagnosa
 Anamnesis
Menanyakan identitas, lama menikah, siklus haid, kontrasepsi
yg digunakan dan riwayat penyakit seperti TB, DM, tiroid
 Pemeriksaan fisik
Meliputi pemeriksaan TD, nadi, suhu tubuh dan pernapasan.
Perhitungan BIM, pemeriksaan gangguan endokrin,
pemeriksaan pelvis,
- Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan dan analisis
sperma
- Pemeriksaan terhadap ovulasi; dialkukan pemeriksaan suhu
basal badan
- Pemeriksaan terhadap saluran telur
- Pemeriksaan khusus berupa; histeroskopi, laparoskopi, USG,
dan pemeriksaan hormonal. Pemeriksaan endometrium
5. Penatalaksanaan
Induksi ovulasi pada kasus anovulasi, reaknastomosis tuba,
meningkatkan kualitas sperma dg pemberian vitamin, antioksidan, dan
satinin. Laparaskopi. fertilitasi infitro
6. Komplikasi
Risiko infeksi dari kateterisasi uterus dan injeksi pesimen semen
7. Gejala
- Menstruasi abnormal, dimana volume darah yg keluar lebih banyak
atau lebih sedikit
- Menstruasi tidak teratur, dimana rentan waktu tidak sama setiap
bulannya
- Tidak mendapat menstruasi
- Nyeri saat menstruasi
- Jika infertilitas disebabkan oleh hormonal, terdapat gejala perubahan
pada kulit, perubahan gaya seksual, penipisan atau kerontokan
rambut, peningkatan berat badan.
- Gejala yg jarang terjadi namun dapat ditemukan; keluarnya cairan
bewarna putih susu dari puting susu diluar masa menyusui, nyeri saat
berhubungan seksual
8. Tujuan
Untuk mengatasi masalah kesuburan yg diakibatkan oleh
gangguan ovulasi.
9. Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi
-Anovulasi
-Endotetrosis
-Faktor pria
-Faktor tuba
Kontraindikasi
-Tuba non paten atau patologi tuba lainnya
-Infeksi traktus genetalia pada salah satu pasangan
-Parameter semen yg abnormal
-Kelainan genetik pada suami
-Perdarahan traktus yg tidak jelas
10. Jenis-jenis kontrasepsi
Mekanik, contoh : kondom
 Obat-obatan spermatisida yg ammpu mematikan sperma
 Ada kontrasepsi hormonal, seperti suntik, pil, implan
 Ada AKDR atau alat kontrasepsi dalam rahim, contohnya coper t
dan spiral
 Metode kontrasepsi mantap, misalnya tubektomi dan vasektomi
11.Prosedur pemeriksaan histerosalpyngografi
 Pasien diminta berbaring diatas meja dg posisi lutut menekuk dan
kaki membuka
 Dokter akan memasukkan spekulum agar servik yg berada diblkg
vagina dapat terlihat
 Tanpa menggunakan obat-obatan. Contoh, senggama terputus
 Tim medis akan menyutikkan bius lokal untuk mengurangi rasa
tidak nyaman
 Dokter akan memasukkan kanula ke dlm serviks dan spekulum
dilepas
 Kemudian dokter mengalirkan zat kontras melalui kanula ke dlm
rahim dan tuba fallopi
 Dilakukan pemeriksaan foto rontgen
Step 4
Pak Tono 34 th dan ibu
reni 24 th

Menikah selama 5 th
belum dikarunia anak

Riwayat menggunakan kontrasepsi 2 th


penggunaan, riwayat sexual intercouse
teratur

Pemeriksaan laboratorium, analisis


sperma, Histerosalphyngografy

Infertilitas
Induksi ovulasi atauinseminasi
intra uterine
Step 5
1. Infertilitas
a. Defisini
b. Penyebab
c. Faktor risiko
d. Gejala
e. Diagnosis
f. klasifikasi
g. Penatalaksanaan
2. Kontrasepsi
h. Jenis-jenis
i. Metode pemeilihan
STEP 6
Step 7
1. a. Defenisi Infertilitas
Gangguan sistem reproduksi yang menyebabkan
kegagalan untuk mencapai kehamilan klinis setelah
12 bulan atau lebih berhubungan intim secara teratur
tanpa menggunakan kontrasepsi.
b. Penyebab
 Pada wanita
1) Hormonal
2) Obstruksi: sumbatan dpt disebabkan oleh kelainan
kongenital, penyakit radang pelvis yang umum.
3)Faktor lokal: fibroid uterus yang menghambat
implantasi ovum,erosi cervix yang mempengaruhi PH
sekresi sehingga merusak sperma,kelainan kongenital
vagina,cervix atau uterus yang menghalangi
pertemuan sperma dan ovum,mioma uteri oleh karena
menyebabkan tekanan pada tuba,distorsi,atau
elongasi kavum uteri,iritasi miometrium,
 Pada laki laki
1) Gngguan spermatogenesis
2) Obstruksi pada duktud atau tubulus yang
disebabkan karena kongenital dan penyakit
peradangan akut atau kronis yang mengenai
membran basalis.
3) Ketidakmampuan coitus atau ejakulasi disebabkan
oleh hipospadia,epipasdia,priapismus.
c. Faktor resiko
 Faktor usia
Seiring dengan bertambahnya usia maka kemampuan
indung telur untuk menghasilkan sel telur akan
mengalami penurunan.
 Maasalah reproduksi seperti pada wanita yang
melahirkan dengn operasi caesar yang dapat
menyebabkan jaringan parut yang mengarah pada
penyumbatan tuba.
 Faktor gaya hidup: wanita yang obesitas sering
mengalami gangguan ovulasi
Pria yang gemar menggunakan celana ketat juga.
d. Gejala
 Pada wanita
Menstruasi abnormal, di mana volume darah yang
keluar lebih banyak atau lebih sedikit daripada
biasanya
Menstruasi tidak teratur, di mana rentang waktu di
antara menstruasi tidak sama setiap bulannya.
Tidak mendapat menstruas.
Nyeri saat menstruasi, seperti nyeri pinggang, nyeri
perut, dan kram perut.
 Pada laki laki
Perubahan pertumbuhan rambut
Perubahan gairah seksual
Nyeri, benjolan, atau pembengkakan pada testis.
Gangguan ereksi dan ejakulasi
Testis berukuran kecil dan keras
e. Diagnosis
 Anamnesis
Pada pengumpulan data dengan anamnesis akan
diketahui tentang keharmonisan hubungan keluarga,
lamanya perkawinan, hubungan seksual yang
dilakukan, dan lain-lain.
 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik umum untuk pasangan infertil
meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu
tubuh, dan pernapasan.
 Pemeriksaan laboratorium
Dilakukan pemeriksaan laboratorium dasar secara
rutin (darah, urine lengkap, fungsi hepar dan ginjal,
gula darah). Pemeriksaan laboratorium khusus
terhadap suami yaitu pemeriksaan dan analisis
sperma.
 Pemeriksaan Terhadap Saluran Telur
Saluran telur (tuba fallopi) mempunyai fungsi yang
sangat vital dalam proses kehamilan yaitu tempat
saluran spermatozoa dan ovum, tempat terjadinya
konsepsi (pertemuan sel telur dan spermatozoa),
tempat tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi,
tempat saluran hasil konsepsi menuju rahim untuk
dapat bernidasi (menanamkan diri).
 Pemerikaan khusus
Histeroskopi
``pemeriksaan dengan memasukkan alat optik ke dalam
rahim untuk mendapatkan keterangan tentang mulut
saluran telur dalam rahim (normal, edema, tersumbat
oleh kelainan dalam rahim), lapisan dalam rahim.
Laparoskopi
Pemeriksaan dengan memasukkan alat optik ke dalam
ruang abdomen, untuk mendapatkan keterangan
tentang keadaan indung telur yang meliputi ukuran
dan situasi permukaannya, adanya graaf folikel, korpus
luteum atau korpus albikans, abnormalitas bentuk,
keadaan tuba fallopi (yang meliputi kelainan anatomi
atau terdapat perlekatan), keadaan peritoneum rahim,
dan sekitarnya.
ultrasonografi vaginal
bertujuan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
anatomi alat kelamin bagian dalam.
Uji pasca-senggama
untuk mengetahui kemampuan tembus spermatozoa
dalam lendir serviks.

 Pemeriksaan hormonal
untuk mengetahui hubungan aksis hipotalamus, hipofise,
dan ovarium. Hormon yang diperiksa adalah gonadotropin
(Folicle Stimulation Hormon (FSH) dan Hormon
Luteinisasi (LH)) dan hormon (esterogen, progesteron, dan
prolaktin). Pemeriksaan hormonal ini dapat menetapkan
kemungkinan infertilitas dari kegagalannya melepaskan
telur (ovulasi)
f. Klasifikasi
Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum
pernah mengalami kehamilan sama sekali.
Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah
pernah melahirkan namun setelah itu tidak pernah
hamil lagi.
g. Penatalaksanaan
 Wanita
 Pengetahuan tentang siklus menstruasi, waktu yang
tepat untuk coitus.
 Terapi penggantian hormon.
 Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal.
 Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan
dan penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat.
 Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba
yang rusak secara luas.
 Bedah plastik misalnya penyatuan uterus bikonuate;
 Pengangkatan tumor atau fibroid.
 Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau
kemoterapi.
 Pria
 Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah
antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma
meningkat.
 Testosterone enantat dan testosteron spionat untuk
stimulasi kejantanan.
FSH dan HCG untuk meningkatkan spermatogenesis
(produksi sperma);
 Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor
hipofisis atau hipotalamus.
Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas
sperma.
 Perubahan gaya hidup Seperti: perbaikan nutrisi, tidak
membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat.
2. kontrasepsi
a. Jenis-jenis
1) Kontrasepsi Sederhana
 Metode kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode
Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus,
Metode Kalender, Metode Lendir Serviks, Metode
Suhu Basal Badan, dan Simptotermal yaitu
perpaduan antara suhu basal dan lendir servik.
 Metode kontrasepsi sederhana dengan alat yaitu
kondom, diafragma, cup serviks dan spermisida
2) Metode Kontrasepsi
 Kombinasi :mengandung hormon progesteron dan
estrogen sintetik
 kontrasepsi hormon yang berisi progesteron terdapat
pada pil, suntik dan implant.
3) Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR)
 mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron)
 tidak mengandung hormon.
AKDR yang mengandung hormon Progesterone
atau Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T dengan
daya kerja 1 tahun)
4) Metode Kontrasepsi Mantap
 tubektomi adalah memotong atau mengikat saluran
tuba/tuba falopii sehingga mencegah pertemuan
antara ovum dan sperma.
 vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas
deferens sehingga cairan sperma tidak dapat keluar
atau ejakulasi.
b.Metode pemilihan
Metode kontrasepsi yang baik ialah kontrasepsi
yang memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
a. Aman atau tidak berbahaya
b. Dapat diandalkan
c. Sederhana
d. Murah
e. Dapat diterima oleh orang banyak
f. Pemakaian jangka lama
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai