Anda di halaman 1dari 13

MODUL 6

KONTRASEPSI DAN INFERTILITAS

Skenario 6:

Ny. Ferti dan bayi tabung


Ny. Ferti, 35 tahun, sudah 14 tahun menikah akan tetapi belum memiliki anak. Ia sudah
mencoba berbagai macam cara agar bisa memiliki anak akan tetapi belum juga berhasil. Ia
mendengar dari teman sekerjanya tentang salah seorang keluarganya yang telah berhasil memiliki
anak dengan teknologi invitro fertilization, dan kemudian memutuskan untuk mencobanya. Ia pun
datang ke klinik dokter spesialis kandungan bersama suaminya untuk berkonsultasi mengenai
kemungkinan dirinya memiliki anak dengan metode tersebut. Dari anamnesis diketahui bahwa di
awal perkawinannya, karena alasan pekerjaan Ny. Ferti menunda memiliki anak dengan
menggunakan kontrasepsi hormonal jenis suntik. Sejak 5 tahun terakhir, Ny.Ferti tidak lagi
menggunakan kontrasepsi tersebut akan tetapi belum juga dikaruniai anak. Suami Ny.Ferti,
bekerja sebagai pilot dan sering bepergian dalam waktu yang lama, sehingga mereka jarang
bertemu. Sejak sebelum menikah, Ny. Ferti mempunyai riwayat endometriosis. Ibu Ny.Ferti
pernah mengatakan untuk tidak menunda memiliki anak dengan menggunakan kontrasepsi, karena
berisiko mandul. Ny.Ferti bertanya apakah benar ia mandul, dan apakah itu disebabkan oleh
kontrasepsi yang digunakan sebelumnya? Ia juga bertanya tentang bagaimana kemungkinan
keberhasilan dilakukannya inseminasi buatan?
Bagaimana anda menjelaskan kondisi Ny.Ferti di atas?
World Health Organization (WHO) menyatakan, infertilitas atau kemandulan adalah
gangguan pada sistem reproduksi di mana terjadi kegagalan untuk
mencapai kehamilan setelah melakukan hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi
selama 12 bulan berturut-turut.

Rumusan Masalah
1.Mengapa Ny. ferti blm memiliki ank setelah 14 thn?
2.Bagaimana Proses dari teknologi invitro shg teknik ini berhasil pada saudara dari teman kerja ny.ferti
3.Bagaimana kemungkinan keberhasilan Teknik invitro pd ny, ferti?
4.Px infertile?
5.Tatalaksana yang mungkin dilakukan pada penderita infertile(ny,fertil)
6. px untuk mendiagnosis infertile?
7.jenis jenis kontrasepsi?
1.Mengapa Ny. ferti blm memiliki ank setelah 14 thn?

Faktor Endometriosis
 endometriosis adalah kondisi yang mempengaruhi 5 – 15% wanita di usia produktif untuk
bereproduksi.
 Endometriosis adalah penyakit yang dipicu pertumbuhan jaringan endometrium di luar rongga
uterus, misalnya jaringan itu tumbuhnya di area tuba falopi.
 Endometriosis bisa menyebabkan infertilitas karena berbagai keadaan berikut :
- Fase folikular penderita endometriosis lebih singkat, kadar estradiol lebih rendah, dan nilai puncak
produksi LH berkurang, folikel cenderung berukuran lebih kecil.
- Kegagalan pelepasan sel telur dari ovarium.
- Sistem kekebalan endometriosis menurun, bisa mengakibatkan infertilitas.
- Akibat pengaruh prostaglandin, tuba menjadi kaku dan tidak dapat mengambil sel telur yang dihasilkan
ovarium serta terjadi penolakan perlekatan janin dalam rahim.
Selain itu gerakan sperma juga berkurang sehingga mempengaruhi kemampuannya menembus sel telur.

Mengikuti siklus menstruasi, setiap bulan jaringan di luar rahim ini mengalami penebalan dan perdarahan.
Perdarahan ini tidak mempunyai saluran keluar seperti darah
menstruasi, tapi terkumpul dalam rongga panggul dan menimbulkan nyeri. Jaringan endometriosis dalam
ovarium menyebabkan terbentuknya kista coklat.
Akibat peradangan jaringan secara kronis, terbentuk jaringan parut dan perlengketan organ-organ
reproduksi. Sel telur sendiri terjerat dalam jaringan parut yang tebal
sehingga tidak dapat dilepaskan.

Faktor Penggunaan kontrasepsi Hormonal


Menurut Ingerslev penyebab infertilitas ada lima kelompok yaitu faktor anatomi, endokrin, suami,

kombinasi, dan tidak diketahui (unexplained infertility).9 Sebanyak 40-50% infertilitas sekunder

disebabkan oleh faktor wanita (disfungsi ovulasi).10 Penelitian sejumlah spesialis infertilitas Barat

menemukan adanya faktor antibodi antisperma pada wanita bisa memicu kegagalan kehamilanpada

penyebab yang tidak diketahui. Diduga penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu tertentu jadi

penyebab meningkatnya antibody antisperma.11

Franklin dan Dukes menemukan kadar antibody antisperma yang tinggi dalam serum wanita

infertil. Antibody imobilisasi sperma baik dalam serum maupun dalam saluran reproduksi, dibawakan oleh

kelas IgG. Sel sperma difagosit oleh makrofag yang ada pada saluran reproduksi wanita, kemudian diproses

dan dibawa ke daerah kelenjar limfe untuk dipersentasikan kepada limfosit T maupun B, sehingga terjadi
antibody antispema baik dalam sirkulasi darah maupun dalm getah serviks. 12 Sperma akan teraglutinasi

dalam berbagai corak/tipe, baik tipe head to head, tail to tail maupun tail to head agglutination sehingga

sperma tidak mampu melanjutkan perjalanannya ke tuba Fallopii. Meskipun terkadang ada sperma yang

lolos dan sampai tuba Falopii namun tidak mampu menembus ovum karena disebabkan oleh akrosomnya

terhalang antibodi antisperma.12

2.Bagaimana Proses dari teknologi invitro shg teknik ini berhasil pada saudara dari
teman kerja ny.ferti

1. Mengetahui siklus menstruasi sebelum melakukan program bayi tabung

Sebelum memulai proses bayi tabung, harus diketahui terlebih dahulu bagaimana siklus
menstruasi pasien terlebih dahulu. Pasien juga disarankan untuk mengonsumsi pil kontrasepsi
sebelum melakukan program ini. Mengonsumsi pil kontrasepsi dapat meningkatkan kesuksesan
dari program bayi tabung, sekaligus dapat menurunkan risiko sindrom hiperstimulasi ovarium
dan kista ovarium.

Setelah terjadi ovulasi (ovarium melepaskan sel telur), kemudian akan diberikan antagonis
GnRH (seperti Ganirelix) atau agonis GnRH (seperti Lupron). Obat ini biasanya berupa obat
suntik. Obat ini memungkinkan untuk mengontrol penuh siklus ovulasi saat program bayi
tabung dimulai.

Program ini akan dimulai pada hari pertama pasien mendapatkan siklus menstruasi .

Jika pasien belum mendapatkan siklus ovulasi, akan diberikan obat progesteron dalam bentuk
Provera. gunakan antagonis dan agonis GnRH sekitar 6 hari atau lebih setelah konsumsi pil
Provera

2. Stimulasi dan pemantauan ovarium

Pada hari pertama program bayi tabung dimulai, pasien akan langsung memasuki fase stimulasi
ovarium. Umumnya, pada siklus normalnya setiap bulan, ovarium hanya akan memproduksi satu
sel telur. Namun, pada saat menjalani program ini, pasien akan menggunakan obat yang
digunakan selama 8-14 hari untuk mendorong folikel di dalam ovarium, tempat sel telur hidup,
untuk memproduksi sel telur yang lebih banyak.

Stimulasi ovarium biasanya akan dilakukan dengan obat suntik. Obat kesuburan ini akan
disuntikkan pada tubuh.

Stimulasi ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah telur yang diproduksi oleh ovarium .
Sehingga, semakin banyak telur yang bisa diambil dan dibuahi selama proses bayi tabung ini,
serta semakin besar pula kesempatan untuk hamil.
Selama stimulasi ovarium ini, akan dilakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
folikel dengan cara melakukan tes darah dan USG setiap beberapa hari.

Pada tes darah, akan dilihat kadar estrogen, terutama E2 atau estradiol. Tes ini dilakukan untuk
memastikan ovarium “tidur”, sebab inilah efek yang diinginkan dari suntikan antagonis GnRH.

3. Pematangan oosit (telur dalam ovarium)

ovum harus menyelesaikan pertumbuhan dan perkembangannya sebelum ia bisa diambil. Untuk
memicu pematangan oosit, diperlukan suntikan human chorionic gonadotropin (hCG). Biasanya,
suntikan hCG diberikan ketika empat atau lebih folikel telah berukuran sekitar 18-20 mm dan
kadar estradiol sudah lebih dari 2000 pg/ ml.

Suntikan hormon ini dilakukan sebanyak satu kali dan harus dilakukan pada waktu yang tepat.

4. Pengambilan telur

Tahap keempat dari program bayi tabung adalah pengambilan telur. Pengambilan telur dilakukan
sekitar 34-36 jam setelah menerima suntikan hCG. Sebelum pengambilan telur, pasien akan
dianestesi . Metode yang paling sering digunakan untuk proses ini adalah USG transvaginal.

USG transvaginal dilakukan untuk memandu dokter dalam pengambilan telur. Sebuah alat
pemeriksa akan dimasukkan ke dalam vagina untuk mengidentifikasi folikel. Kemudian, jarum
suntik berukuran kecil dan tipis akan dimasukkan ke dalam vagina dengan bantuan USG menuju
folikel dan mengambil sel telur di dalamnya.

Terdapat satu oosit (telur) tiap satu folikel yang diambil dari ovarium. Jumlah folikel yang
diambil bisa berbeda-beda antar individu. Oosit ini kemudian akan dibawa ke laboratorium
embriologi untuk dilakukan pembuahan.

5. Pengambilan sperma

Proses berikutnya dari program bayi tabung adalah pengambilan sperma.

6. Pembuahan telur

Setelah proses pengambilan telur, maka langkah berikutnya dalam program bayi tabung adalah
pembuahan 0vum. Sebelumnya, ovum atau folikel yang sudah diambil dari folikel vagina akan
dipilih yang mana yang baik.

Sementara itu, sperma yang dibutuhkan untuk pembuahan juga sudah harus tersedia.

Sperma kemudian dipisahkan dari hal-hal lain pada semen dan juga dipilih bibit yang paling
bagus. Sekitar 10.000 sperma kemudian akan ditempatkan dengan telur pada wadah khusus.
Wadah ini kemudian akan diinkubasi di laboratorium. Dalam waktu 12-24 jam diharapkan sudah
terjadi pembuahan antara sperma dengan telur.
7. Pemindahan telur yang sudah dibuahi (embrio) ke dalam rahim

Setelah ovum dibuahi, telur akan disimpan selama 3-5 hari di tempat khusus sebelum
dipindahkan ke rahim wanita. Pemindahan telur yang sudah dibuahi (embrio) biasanya dilakukan
pada hari kelima setelah pembuahan, di mana embrio sudah berada pada fase blastosit. Embrio
pada fase blastosit sudah mampu menempel dengan baik pada rahim wanita.

Beberapa hari sebelum dilakukan pemindahan embrio, pasien akan diberikan obat hormon
progesteron untuk membantu mempersiapkan dinding Rahim, untuk menerima embrio.

Saat pemindahan embrio, tabung tipis atau kateter yang berisi cairan embrio akan dimasukkan ke
dalam serviks. Jumlah embrio yang dipindahkan tergantung pada kualitas embrio, biasanya
hanya 2-5 embrio yang dipindahkan.

3.Bagaimana kemungkinan keberhasilan Teknik invitro pd ny, ferti?

Tingkat Keberhasilan Metode Bayi Tabung Cukup Tinggi


Pada tahun 2016, tercatat ada lebih dari 7000 siklus bayi tabung di Indonesia. Dari 6092 siklus
baru (fresh), angka keberhasilannya mencapai 28% atau 1701 siklus. Angka ini didapat tanpa
memperhitungkan faktor usia, masalah infertilitas, dan prosedur bayi tabung yang digunakan.
Sementara dari 1551 siklus beku (frozen), keberhasilan hamil mencapai 478 siklus atau sekitar
30%. Persentase didapat tanpa melibatkan faktor usia, masalah infertilitas, dan tebal
endometrium saat dilakukan transfer ke dalam rahim.
Dari data tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa peluang keberhasilan bayi tabung mencapai
1:3. Peluang ini semakin meningkat jika faktor usia diperhitungkan. Semakin muda usia,
semakin tinggi pula kesempatan hamil melalui bayi tabung. Peluang keberhasilan pada kelompok
usia di bawah 35 tahun mencapai 35,1%, dibandingkan kelompok usia di atas 42 tahun yang
hanya 6,7%.

4.px infertile?
Tes infertilitas atau tes kesuburan dilakukan untuk membantu mengetahui mengapa pasangan
tidak segera memiliki anak.

Penyebab ketidaksuburan pada wanita bisa diperiksa atau diketahui dengan melakukan beberapa
jenis tes. Mulai dari tes hormon, tes kondisi kesehatan umum, tes penyakit menular, hingga tes
rhesus darah.
Tes Hormon
Tes hormon dilakukan untuk menilai kemampuan perempuan berovulasi (menghasilkan telur).
Beberapa tes hormon yang dilakukan antara lain adalah:
 FSH (Follicle-Stimulating Hormone). Ini merupakan tes untuk mengukur jumlah FSH
(hormon yang diproduksi oleh kelenjar di bawah otak) di dalam darah. FSH berfungsi
mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur pada wanita, serta mengendalikan
produksi sperma pada pria. Tes ini biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu dalam
siklus menstruasi wanita. Tes FSH biasanya dilakukan untuk:
o Membantu menemukan penyebab infertilitas, apakah jumlah sel telur yang
sedikit.
o Membantu mengevaluasi masalah menstruasi yang dialami, misalnya haid yang
tidak teratur.
o Mendiagnosis kelainan pada kelenjar di bawah otak atau penyakit yang berkaitan
dengan ovarium, misalnya kista ovarium atau sindrom ovarium polikistik.
o Mengetahui apakah sudah memasuki masa
 LH (Luteinizing Hormone). Tes LH merupakan uji untuk mengetahui jumlah
hormon luteinizing dalam darah, yaitu hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis di
bawah otak. Sama seperti hormon follicle-stimulating, hormon luteinizing juga berfungsi
membantu mengatur siklus menstruasi dan produksi sel telur. Selain untuk mengetahui
produksi sel telur dan masalah menstruasi, tes ini juga biasanya dilakukan untuk
mengetahui apakah wanita sedang berovulasi atau sudah mencapai masa Biasanya tes ini
dilakukan pada hari-hari tertentu dalam siklus menstruasi wanita.
 Estradiol adalah hormon dalam darah yang membantu pertumbuhan dan perkembangan
organ seks perempuan, seperti uterus, tuba falopi, vagina, dan payudara. Tes estradiol ini
dilakukan untuk memeriksa kinerja ovarium, plasenta, dan kelenjar adrenal, apakah ada
tanda-tanda tumor ovarium, apakah tubuh tidak berkembang dengan normal, dan apakah
menstruasi berhenti.
 AMH (Anti-Müllerian Hormone). AMH adalah hormon yang diproduksi oleh folikel
kecil di ovarium. Tes AMH dilakukan untuk mengetahui apakah ada kelainan di ovarium
yang menjadi penyebab infertilitas pada wanita. Tes ini juga bisa memberi tahu berapa
jumlah sel telur yang ada dalam tubuh dan berapa lama lagi sisa masa subur tubuh. Jika
tingkat AMH rendah, itu berarti jumlah cadangan sel telur hanya sedikit.

Tes Kesehatan Umum


Tes ini untuk mengetahui kondisi kesehatan secara umum yang bisa berdampak terhadap
kesuburan dan kehamilan, misalnya:

 TSH (Thyroid-Stimulating Hormone), yaitu tes yang dilakukan untuk mengukur jumlah
hormon TSH dalam darah. Hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitary ini berfungsi
memberi tahu kelenjar tiroid untuk membuat dan melepaskan hormon tiroid ke dalam
darah. Tes TSH dilakukan jika kita menunjukkan tanda-tanda kelainan tiroid. Rendahnya
kadar hormon tiroid dalam tubuh dapat mengganggu pelepasan telur dari ovarium
(ovulasi) hingga mengganggu kesuburan.
 Tes HbA1c, yaitu yang menunjukkan rata-rata tingkat gula darah (glukosa) kita selama 3
bulan terakhir dan memberi tahu seberapa baik kita mengendalikan diabetes. Tes ini
dilakukan karena penderita diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 berisiko mengalami
gangguan menstruasi dan infertilitas.
 Tes vitamin D, vitamin D berperan dalam sistem reproduksi wanita dan memengaruhi
hormon seks.
Tes darah lengkap. Prosedur ini untuk mencari masalah pada kromosom di sel. Beberapa
kelainan atau masalah genetik bisa membuat seseorang menjadi sulit hamil atau menyebabkan
keguguran. Bisa juga untuk memeriksa penyakit seperti campak Rubella yang sanggup
membahayakan janin yang belum lahir jika terinfeksi selagi trimester pertama.
Tes penyakit menular
Ada yang menyebutkan bahwa sebagian penyakit menular bisa memengaruhi tingkat kesuburan
seseorang. Oleh karena itu, ada beberapa tes yang dilakukan untuk memeriksa apakah kita
menderita penyakit yang menimbulkan infertilitas, misalnya tes untuk penyakit hepatitis
B (hepatitis B antigen, hepatitis B antibody) dan hepatitis C, HIV/AIDS (HIV 1&2),
dan sifilis (tes VDRL).
Tes golongan darah atau Rhesus (Rh) darah
Susah mempunyai anak juga bisa disebabkan oleh perbedaan Rhesus (Rh) darah antara ibu dan
anak yang sedang dikandung. Rhesus merupakan jenis protein yang ada di permukaan sel darah
merah. Mereka yang memiliki faktor Rh dalam tubuhnya termasuk dalam Rh-positif, sedangkan
yang tidak memiliki tergolong dalam Rh-negatif.
Wanita dengan Rh-negatif akan membangun antibodi terhadap bayi Rh-positif. Artinya, antibodi
calon ibu akan menyerang darah bayinya sendiri hingga menyebabkan keguguran, kehamilan
ektopik, anemia, hingga kematian pada janin atau bayi baru lahir. Dengan melakukan tes darah,
risiko kehilangan bayi karena perbedaan Rhesus bisa diketahui segera. Tindakan pencegahan
yang cepat dan tepat pun bisa dilakukan.

Tes Infirtilitas pada Pria


Selain pada wanita, tes kesuburan atau ketidaksuburan juga dijalani oleh para pria. Prosedur tes
yang dilakukan ada yang sama seperti wanita, ada juga yang berbeda. Beberapa prosedur yang
sama yaitu tes hepatitis B antigen, hepatitis b antibody, hepatitis C, HIV 1&2, dan VDRL.
Sedangkan tes yang berbeda meliputi:

 Analisis air mani. Tes ini biasanya menjadi salah satu tes pertama yang dilakukan untuk
membantu mengetahui mengapa suatu pasangan kesulitan memiliki anak. Mengapa?
Karena sepertiga pasangan yang tidak dapat punya anak disebabkan adanya masalah pada
air mani atau sperma pria. Analisis air mani dilakukan untuk mengetahui volume air mani
ketika ejakulasi, kental atau cairnya air mani, jumlah sperma dalam air mani, bentuk
sperma, pergerakan sperma, kadar pH air mani, ada atau tidak adanya darah dalam air
mani, dan jumlah gula fruktosa dalam air mani. Kesemuanya menentukan apakah kondisi
air mani ideal untuk membuahi sel telur pada wanita. Pengumpulan sampel air mani bisa
dilakukan dengan masturbasi, berhubungan seks menggunakan kondom, ejakulasi di luar
tubuh, atau ejakulasi dengan rangsangan listrik.
 Tes golongan darah. Penelitian tahap awal menunjukkan pria dengan golongan darah
tertentu memiliki risiko infertilitas lebih tinggi dari pada gologan darah lainnya.
5.Tatalaksana yang mungkin dilakukan pada penderita infertile(ny,fertile?

Pilihan Pengobatan
Untuk menentukan obat mandul yang tepat, masing-masing pasangan akan diminta untuk
melakukan pemeriksaan kesuburan. Hasil dari pemeriksaan tersebut yang kemudian akan
ditindaklanjuti oleh pihak dokter.
Pengobatan untuk pria
Untuk pria, kemungkinan pengobatan termasuk mengatasi kemungkinan masalah seksual secara
umum atau kurangnya sperma yang sehat. Beberapa jenis pengobatan antara lain:

 Mengobati infeksi. Penggunaan antibiotik kemungkinan mampu mengatasi infeksi pada


saluran reproduksi. Kabar buruknya, hal itu tidak selalu berarti mampu mengembalikan
kesuburan.
 Obat-obatan dan terapi hormon.Jika penyebab kemandulan disebabkan kadar hormon
tertentu yang terlalu rendah atau tinggi, atau masalah tubuh dalam memanfaatkan
hormon, maka dokter akan merekomendasikan obat-obatan atau terapi penggantian
hormon. Dokter juga mungkin dapat memberikan obat untuk memperbaiki fungsi testis
dan meningkatkan kualitas dan jumlah sperma.
 Penanganan masalah seksual. Kemungkinan diperlukan konseling atau obat mandul
untuk meningkatkan kesuburan dalam kondisi disfungsi ereksi atau ejakulasi dini.
 Tindakan operasi.Salah satu kondisi yang kerap menjadi penyebab kemandulan
adalah varikokel. Kondisi ini dapat diatasi dengan operasi. Sperma biasanya akan
kembali muncul dari testis setelah sebelumnya tidak ditemukan pada saat ejakulasi.

Pengobatan untuk wanita


Untuk memulihkan kesuburan seorang wanita, mungkin akan diperlukan beberapa jenis
pengobatan, antara lain:

 Obat kesuburan untuk merangsang ovulasi. Obat jenis ini merupakan perawatan
utama bagi perempuan yang tidak subur akibat gangguan ovulasi. Obat-obatan ini akan
mengatur atau merangsang ovulasi. Misalnya, obat jenis clomifene atau tamoxifen akan
membantu memulai ovulasi atau membuatnya menjadi teratur. Bicarakan dengan dokter
Anda mengenai obat yang tepat, sekaligus manfaat dan risikonya.
 Tindakan operasi untuk memperbaiki kesuburan. Ada beberapa prosedur yang dapat
dilakukan. Misalnya, operasi histeroskopi dapat membantu mengatasi polip
endometrium atau masalah dinding penyekat rahim dan jaringan parut dalam rahim. Jika
masalahnya berupa sumbatan tabung saluran indung telur (tuba Falopi tersumbat), maka
dapat dilakukan operasi pada saluran tersebut agar sel telur bergerak lebih mudah.
 Inseminasi Intrauterin. Disebut juga inseminasi buatan, dalam proses ini, dilakukan
pemilihan sperma dengan kualitas terbaik, kemudian ditempatkan ke dalam rahim dengan
alat bantu. Prosedur ini biasanya dilakukan saat ovulasi untuk memperbesar
kemungkinan dan sebelumnya diberikan hormon kadar rendah untuk menstimulasi sel
telur.

Memanfaatkan Teknologi Reproduksi Berbantu


Jika upaya pengobatan belum membuahkan hasil, kemajuan teknologi saat ini dapat membantu
mewujudkan upaya pasangan suami istri yang ingin memiliki anak. Dikenal sebagai teknologi
reproduksi berbantu (assisted reproductive technology). Dalam proses ini, tidak hanya
melibatkan melibatkan dokter spesialis kandungan namun juga tim medis dari berbagai bidang
lain. Teknik yang dapat dilakukan:

 Fertilisasi In Vitro (FIV)

Merupakan teknik yang paling umum dilakukan. Prosedur FIV atau bayi tabung diawali dengan
menstimulasi sel telur agar lebih banyak dari biasanya, kemudian pertemukan dengan sel sperma
untuk pembuahan di luar rahim. Sekitar 3-5 hari setelah pembuahan, maka embrio akan
ditanamkan kembali ke dalam rahim.

 Pelepasan cangkang (assisted hatching)

Teknik ini akan membantu implantasi dari embrio ke dalam lapisan rahim dengan membuka
lapisan luar yang membungkus embrio.

 Injeksi sperma ke dalam sel telur.

Pada prosedur ini, satu sperma sehat langsung disuntikkan ke sel telur yang sudah matang.
Umumnya prosedur ini dilakukan pada kondisi sperma yang terlalu sedikit, masalah pada air
mani, atau kegagalan upaya pembuahan dengan prosedur FIV.

 Donasi sel telur atau sperma.

Timbul berbagai pro kontra terhadap hal ini, termasuk di Indonesia. Donasi sel telur atau sperma
diperoleh dari pendonor, jika salah satu dari pasangan bermasalah dengan kesuburannya. Proses
donor sel telur biasanya menggunakan prosedur FIV.

6. px untuk mendiagnosis infertile?

World Health Organization (WHO) menyatakan, infertilitas atau kemandulan adalah gangguan
pada sistem reproduksi di mana terjadi kegagalan untuk mencapai kehamilan setelah melakukan
hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi selama 12 bulan berturut-turut.
Infertilitas primer terjadi ketika pasangan belum pernah memiliki anak sama sekali, sementara
infertilitas sekunder adalah kegagalan untuk memiliki anak berikutnya setelah anak pertama.
Berbagai hal dapat menjadi penyebab ketidaksuburan ini, termasuk infeksi pada pria atau wanita.

Tes untuk pria


Beberapa tes reproduksi yang khusus dilakukan kepada pria, antara lain:

 Analisis sperma. akan diminta memberikan contoh air mani untuk dilakukan
pemeriksaan. Dapat diperoleh melalui masturbasi atau saat berhubungan seksual dan
mengeluarkan air mani ke tempat khusus. Kemudian akan dilakukan analisis sperma.

 USG. Melalui proses pemeriksaan USG, dokter dapat mendeteksi kemungkinan adanya
gangguan pada organ reproduksi pria.

 Pemeriksaan hormon. Pemeriksaan ini perlu dilakukan guna menentukan tingkat


testosteron dan hormon pria lainnya.

 Biopsi testis. Pada kasus tertentu perlu diambil sampel dari jaringan testis. Tes ini
bertujuan untuk memeriksa jika ada masalah pada proses produksi sperma.

 Pemeriksaan genetik. Kemungkinan dilakukannya tes ini untuk mengetahui apakah ada
kelainan genetik yang dapat menyebabkan mandul.

 Pemeriksaan Chlamydia. Melalui sampel urine, dokter akan menentukan apakah


terdapat Chlamydia. Penyakit infeksi ini bisa menjadi salah satu penyebab mandul.

Tes untuk wanita


Untuk wanita, tes kesuburan dimulai dengan pemeriksaan fisik, catatan riwayat kesehatan, dan
pemeriksaan ginekologi. Berikut ini beberapa tes yang mungkin akan dilakukan:

 Tes ovulasi. Diperlukan pemeriksaan darah untuk mengukur tingkat hormon untuk
menentukan apakah berovulasi dan dapat menghasilkan sel telur secara teratur.

 Pemeriksaan cadangan sel telur pada ovarium. Tes ini akan membantu mengetahui
kualitas dan jumlah sel telur yang tersedia untuk ovulasi. Pemeriksaan ini kerap diawali
dengan pemeriksaan hormon di awal siklus menstruasi.

 Tes pencitraan. Pemeriksaan USG panggul bisa dilakukan untuk mencari kemungkinan
gangguan pada rahim atau tabung saluran indung telur. Selain itu bisa juga dilakukan
histerosalpingografi atau HSG. Pemeriksaan ini dapat mengevaluasi kondisi rahim dan
tabung saluran indung telur. Pada pemeriksaan ini, cairan kontras khusus akan
disuntikkan ke dalam rahim. Kemudian dilakukan foto Rontgen untuk menentukan
apakah rongga rahim normal, sekaligus memastikan cairan mengalir dengan baik dari
tabung saluran indung telur.

 Hysteroscopy. Saat memiliki keluhan tertentu terkait kesuburan, memasukkan alat khusus
melalui leher rahim untuk memantau kondisi rahim dan memeriksa apakah terdapat
kelainan.

 Tes hormon. melakukan tes hormon terkait lainnya. Misalnya, hormon tiroid dan
kelenjar pituitari atau hipofisis yang juga turut mengendalikan proses reproduksi.

7. Alat kotrasepsi

Pil KB
Pil KB merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan dan mengandung hormon
progestin dan estrogen untuk mencegah ovulasi. Pil ini dikenal dalam dua jenis utama, dari yang
mengandung progesteron saja dan pil kombinasi.
Kelebihan:

 Sangat efektif. Tingkat kegagalan hanya 8%.


 Melancarkan haid dan mengurangi kram saat haid, dapat juga menghentikan haid,
tergantung jenisnya.

Kekurangan:

 Tidak melindungi pengguna dari penyakit menular seksual.


 Dapat mendatangkan risiko seperti meningkatnya tekanan darah, pembekuan darah,
bercak darah, dan payudara mengeras.
 Beberapa wanita dianjurkan tidak mengonsumsi pil KB, misalnya: yang memiliki riwayat
penyumbatan pembuluh darah, penyakit jantung, gangguan hati, kanker payudara atau
rahim, migrain, hingga tekanan darah tinggi.

Suntik KB
Terdapat dua jenis suntik KB. Suntik KB yang bekerja selama tiga bulan untuk mencegah
kehamilan, dan suntik KB yang bekerja selama 1 bulan.
Kelebihan: Lebih efektif dan praktis dari pil KB, dengan tingkat kegagalan 3%. Jika digunakan
dengan benar, tingkat kegagalan pada suntik KB 1 bulan lebih rendah yaitu kurang dari 1%.
Kekurangan:

 Relatif mahal.
 Suntik KB bulanan perlu memerlukan waktu kunjungan rutin per bulan ke dokter atau
bidan.
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
 Dapat menyebabkan efek samping seperti bercak darah.
 Beberapa wanita tidak dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi ini dalam beberapa
kondisi, misalnya: memiliki riwayat migrain, diabetes, sirosis hati, maupun stroke
dan serangan jantung. Selain itu, tidak disarankan juga untuk wanita yang ingin
mempertahankan haid secara rutin karena suntik KB dapat menyebabkan haid tidak
teratur (oligomenorea).

Implan
Kontrasepsi ini berupa benda kecil seukuran dan berbentuk seperti batang korek api yang
dimasukkan ke bagian bawah kulit, umumnya pada lengan bagian atas. KB implan ini secara
perlahan mengeluarkan hormon progestin yang berfungsi mencegah kehamilan selama 3 tahun.
Kelebihan:

 Sangat efektif dengan tingkat kegagalan kurang dari 1%.


 Dapat bertahan hingga 3 tahun.

Kekurangan:

 Relatif mahal.
 Dapat menyebabkan efek samping seperti haid tidak teratur.
 Dapat menyebabkan memar dan bengkak di awal pemasangan.
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

IUD
IUD adalah singkatan dari intrauterine device. IUD adalah plastik berbentuk huruf T yang
diletakkan di dalam rahim yang berguna untuk menghadang sperma agar tidak membuahi sel
telur. Ada dua jenis utama IUD:

 IUD yang terbuat dari tembaga, seperti ParaGard, dapat bertahan hingga 10 tahun.
 IUD yang mengandung hormon, seperti Mirena, perlu diganti tiap 5 tahun sekali.

Kelebihan:

 Tidak memerlukan perawatan rumit.


 Tahan lama.

Kekurangan:

 ParaGard dapat menyebabkan haid tidak lancar.


 Dapat lepas.
 Dapat menyebabkan efek samping.
 Biaya mahal di awal.

Cervical Cap
Berbentuk seperti diafragma, tapi dengan ukuran lebih kecil. Alat yang digunakan bersama
dengan spermisida ini ditempatkan untuk menutup jalan masuk ke rahim.
Kelebihan: tidak mahal dan dapat digunakan hingga 2 hari.
Kekurangan:

 Tingkat kegagalan 30% pada wanita yang sudah memiliki anak, dan 15% bagi yang
belum memiliki anak.
 Pemasangan harus dilakukan dokter.
 Harus dilepas saat haid.
 Tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

Anda mungkin juga menyukai