Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dibahas tentang konsep-konsep yang terkait dengan masalah penelitian.

Konsep ini akan digunakan nantinya untuk rujukan dalam pembahasan. Uraian konsep

terdiri dari konsep infertilisasi in vitro embrio transfer, konsep kecemasan, konsep

dukungan keluarga.

A. Fertilisasi In Vitro

1. Pengertian

Fertilisasi in Vitro adalah salah satu teknik inseminasi buatan yang telah berkembang

di dunia kedokteran. Kata inseminasi berasal dari bahasa inggris “insemination” yang

artinya pembuahan atau penghamilan secara teknologi, bukan secara alamiah. Dalam

perkembangannya istilah fertilisasi in vitro dikenal dengan istilah bayi tabung. Secara

bahasa fertilisasi in vitro terdiri dari dua bahasa yakni fertilisasi dan in vitro.

Fertilisasi artinya pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa pria, in vitro berarti

di luar tubuh, dengan demikian fertilisasi in vitro adalah proses pembuahan sel telur

wanita oleh spermatozoa pria yang dilakukan diluar tubuh (Wiryawan et al, 2008).

Fertilisasi adalah suatu proses peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang

telah matang dan menghasilkan zygote, yang terjadi di daerah ampula tuba falopii

Meskipun jutaan sperma disimpan dalam vagina selamahubungan seksual, hanya satu

yang akan membuahi ovum. Fertilisasi yang akan menghasilkan zigot, mensyaratkan

adanya interaksi dari sperma dan ovum. Ovum akan tetap hidup dan mampu dibuahi

sesudah dikeluarkan dari ovarium mungkin tidak lebih dari 24 jam. Oleh karena itu,

sperma harus segera tersedia sesudah ovulasi agar dapat terjadi proses pembuahan.

9
10

Beberapa sperma dapat tetap subur didalam saluran reproduksi wanita sampai 5 hari.

Oleh karena itu agar terjadi pembuahan, hubungan seksual dilangsungkan pada

beberapa waktu antara 4 sampai 5 hari sebelum ovulasi. Jadi periode kesuburan wanita

setiap bulan termasuk singkat sekitar 4 sampai 5 hari (Guyton & Hall, 2007).

2. Latar belakang proses fertilisasi in vitro

Proses ini biasanya dilakukan karena adanya gangguan atau kelainan pada proses

inseminasi, baik dari fungsi organ reproduksi pria atau wanita, hal ini lah yang

mengakibatkan infertilitas.

Terdapat dua istilah dalam infertilitas, yaitu disebut:

a. Infertilitas primer jika isteri belum pernah hamil walaupun bersanggama dan

dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.

b. Infertilitas sekunder jika isteri telah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi

kehamilan lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan

kehamilan selama 12 bulan ( Alhassan et al, 2014).

Secara garis besar faktor dilakukannya fertilisasi in vitro dibagi menjadi:

1. Faktor pria/suami

a. Ganguan pada saluran spermatozoa.

b. Kelumpuhan fisik yang mengakibatkan suami tidak mampu untuk melakukan

hubungan seksual.

c. Minimnya jumlah spermatozoa yang mampu membuahi sel telur.

Gangguan sistem reproduksi pria/suami disebabkan oleh kelainan yang terjadi

karena:

1) Jumlah spermatozoa yang terkandung dalam sperma kurang dari batas

minimum. Nilai normal pada jumlah spermatozoa adalah 20 juta spermatozoa

atau lebih dalam setiap 1 ml sperma (dalam setiap ejakulasi, rata-rata pria
11

mengeluarkan 2 ml sperma, namun bisa kurang atau lebih tergantung kondisi

fisik seseorang)

2) Kelainan bentuk spermatozoa, dimana bentuk ideal spermatozoa yaitu mulai

dari kepala hingga bagian ekor, sangat menentukan kemampuan spermatozoa

untuk bergerak dan melakukan fertilisasi pada sel telur wanita. Dalam keadaan

normal, setidaknya harus terdapat sekitar 30% dari jumlah total spermatozoa

dalam sperma, yang memiliki bentuk normal.

3) Kelainan gerak dari spermatozoa. Idealnya 50% dari jumlah total spermatozoa

dalam cairan sperma, mampu bergerak secara normal. Hal ini tentu sangatlah

penting dalam proses terjadinya fertilisasi dalam tuba wanita. Apabila

spermatozoa tidak bergerak atau bergerak sangat lamban, maka fertilisasi tidak

akan terjadi secara spontan.

2. Faktor Wanita/Istri

a. Gangguang saluran organ reproduksi wanita (tuba fallopi).

b. Tuba fallopi terjadi karena adanya sumbatan, perlengketan ataupun gangguan

lainnya yang menyebabkan ruang dalam tuba menyempit atau menutup,

sehingga akan menyebabkan kesulitan hamil secara spontan. Karena awal dari

proses terjadinya kehamilan adalah fertilisasi atau pembuahan sel telur matang

oleh spermatozoa pada saluran tuba wanita.

c. Endometriosis

Endometriosis adalah kelainan di mana sel-sel yang biasa membentuk jaringan

pelapis dinding bagian dalam rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim,

biasanya terdapat pada ruang panggul, di luar struktur organ reproduksi wanita.

Jika endometrium tumbuh di luar rahim, maka akan menyebabkan proses

peradangan. Proses peradangan inilah yang berpotensi menyebabkan gangguan


12

pada proses penghantaran sel telur wanita yang telah matang untuk menuju

tempat terjadinya fertilisasi.

d. Adanya antibodi abnormal pada organ reproduksi wanita yang menyebabkan

spermatozoa yang masuk ke dalamnya tidak mampu bertahan dan berkembang.

3. Proses Pelaksanaan Fertilisasi In Vitro

Sebelum melaksanakan proses Fertilisasi in Vitro, terlebih duhulu dilakukan proses

seleksi dan persiapan yang terdiri atas anamesis, pemeriksaan sistem reproduksi

wanita, pemeriksaan dengan ultrasonografi8, pemeriksaan hormonal, analisis sperma,

serta konseling seputar resiko dan keberhasilan terapi infertilitas.

Setelah proses seleksi dan persiapan dilakukan, sebagaimana dikutip oleh Siti Peni,

barulah dilakukan tahap proses Fertilisasi in Vitro yakni :

a. Tahap Induksi Ovulasi

Yang dilakukan pada tahap ini adalah tahap Persiapan Petik Ovum (Per-Uvu) yang

meliputi fase down regulation dan terapi stimulasi. Fase down regulation

merupakan suatu proses untuk menciptakan suatu keadaan seperti menopouse agar

indung telur siap menerima terapi stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara dua

minggu hingga satu bulan. Setelah fase down regulation selesai lalu dilanjutkan

dengan terapi stimulasi. Pada tahap ini isteri diberi obat yang merangsang indung

telur, sehingga dapat mengeluarkan banyak ovum. Dokter akan memberikan

pengobatan yang berguna untuk menciptakan kadar hormon seks atau reproduksi

yang sesuai demi terciptanya proses ovulasi sel telur matang pada pasangan suami

isteri.Obat tersebut diberikan oleh dokter kepada isteri setiap hari sejak permulaan

haid dan baru dihentikan setelah sel telurnya matang. Waktu rata-rata pemberian

hormon ini adalah sekitar 7 hari lamanya.


13

Melalui pemberian obat ini, dokter mengharapkan terjadinya pematangan folikel

sel telur. Apabila folikel sel telur dinilai telah matang, maka proses pelepasannya

siap untuk dirangsang. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari dengan

pemeriksaan darah isteri, dan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Namun tidak

semua indung telur dapat bereaksi terhadap obat itu.

b. Tahap pengambilan sel telur /Ovum Pick-Up (OPU)

Tahap ini dilakukan dengan operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU). Operasi ini

bisa dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau lebih yang berdiameter 18

mm pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya seragam. Selain itu kadar E2 juga

harus mencapai 200pg/ml/folikel matang. Pengambilan ovum dilakukan dengan

dua cara yaitu memegang indung telur dengan penjepit dan dilakukan pengisapan.

Cairan folikel yang berisi sel telur diperiksa dengan mikroskop untuk ditemukan sel

telur. Cara kedua dengan menggunakan tehnik Transvaginal Directed Oocyte

Recavery, Folikel yang tampak di layar ultrasonografi transvaginal ditusuk dengan

jarum melalui vagina kemudian dilakukan pengisapan folikel yang berisi sel telur

seperti pengisapan laparoskopi.Proses operasi petik ovum dilakukan bukan

layaknya operasi pembedahan, namun menggunakan tuntunan alat ultrasonografi

transvaginal (melalui vagina).

c. Fertilisasi sel telur

Pada tahap ketiga, setelah berhasil mengeluarkan beberapa sel telur, maka dokter

akan meminta sperma dari suami baik dikeluarkan dengan masturbasi atau dengan

prosedur pengambilan khusus oleh dokter di ruang operasi. Akan tetapi cara yang

paling aman tentunya dengan cara masturbasi. Pada kasus cairan air mani tanpa

sperma, mungkin akibat penyumbatan atau gangguan saluran sperma, bisa

dilakukan dengan teknik operasi langsung pada testis. Tekniknya ada dua, yaitu
14

Microsurgical Sperm Aspiration (MESA) dan Testicular Sperm Extraction (TESE).

Sebanyak kurang lebih 20.000 spermatozoa pria ditempatkan bersama-sama

dengan 1 sel telur matang wanita dalam sebuah cawan khusus. Dengan melakukan

hal ini, para ahli medis mengharapkan terjadinya proses fertilisasi sel telur oleh

spermatozoa dalam waktu 17-20 jam pasca pengambilan sel telur dari ovarium. Sel

telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah

menjadi embrio.

d. Pemindahan embrio

Tahap keempat post OPU. Tahap ini meliputi dua fase, yaitu transfer embrio dan

terapi obat penunjang kehamilan. Setelah terjadinya fertilisasi, embriologis dan

dokter ahli kesuburan akan melakukan pengawasan khusus terhadap perkembangan

embrio. Embrio yang dinilai berkembang baik akan ditanamkan dalam rahim.

Biasanya, e baik akan terlihat sejumlah 8-10 sel pada saat akan ditanamkan dalam

rahim. Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina ke dalam rongga rahim ibunya

2-3 hari kemudian.

Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan dengan terapi obat penunjang kehamilan.

Tujuan dari terapi ini untuk mempersiapkan rahim agar bisa menerima implantasi

embrio sehingga embrio bisa berkembang normal. Apabila semua tahapan itu

sudah dilakukan oleh isteri dan ternyata terjadi kehamilan, maka kita hanya

menunggu proses kelahirannya, yang memerlukan waktu 9 bulan 10 hari. Pada saat

kehamilan itu sang isteri tidak diperkenankan untuk bekerja berat karena rentan

terjadi keguguran.
15

Terdapat 5 macam metode yang digunakan dalam Fertilisasi In Vitro, yaitu:

a. Sel sperma suami dan sel telur istrinya diambil dan keduanya diletakkan di dalam

saluran eksperimen (tabung), lalu diproses secara fisika hingga sel sperma suami

mampu membuahi sel telur istrinya di tabung eksperimen tersebut. Selanjutnya,

setelah pembuahan terjadi, pada waktu yang telah ditentukan, sperma tersebut

dipindahkan kembali ke dalam rahim istri sebagai pemilik sel telur, agar sel

sperma yang telah mengalami fertilisasi dapat melekat pada dinding rahim hingga

ia mampu berkembang dan memulai kehidupannya seperti janin-janin lainnya.

Pada akhirnya si istri dapat melahirkan bayi secara alami. Anak itulah yang

sekarang dikenal dengan sebutan bayi tabung. Metode ini ditempuh apabila si istri

mandul akibat saluran fallopi tersumbat.

b. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara sel

sperma yang diambil dari suami dan sel telur yang diambil dari indung telur

wanita lain yang bukan istrinya (selanjutnya disebut donatur). Kemudian,

pembuahan lanjutan diproses di dalam rahim isterinya. Mereka menempuh

metode kedua ini, ketika indung telur milik istrinya mandul (tidak berproduksi),

tapi rahimnya sehat dan siap melakukan pembuahan (Fertilisasi).

c. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara sel

sperma pria dan sel telur wanita yang bukan istrinya, kemudian pembuahan

bertempat di dalam rahim wanita lain yang telah bersuami (ada 2 wanita

sukarelawan). Mereka menempuh metode ketiga ini ketika indung telur wanita

yang bersuami tersebut mandul, tapi rahimnya tetap sehat, demikian pula

suaminya, juga mandul. Kedua pasangan suami istri yang mandul ini sangat

menginginkan anak.
16

d. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) antara 2 bibit sel milik suami-

istri, lalu proses pembuahannya dilangsungkan di dalam rahim wanita lain yang

siap mengandung. Metode keempat ini ditempuh, ketika pihak istri tidak mampu

hamil karena ada kendala didalam rahimnya, tetapi indung telurnya tetap sehat

dan bereproduksi atau ia tidak mau mengandung dan meminta wanita lain supaya

mengandung anaknya.

e. Pelaksanaan metode kelima ini sama dengan metode keempat, hanya saja wanita

yang ditunjuk sebagai sukarelawan yang bersedia mengandung itu adalah istri

kedua dari suami wanita pemilik sel telur, sehingga istri kedua yang mengalami

kehamilan dan proses pembuahan. Metode kelima ini tidak berlaku di negara-

negara yang hukumnya melarang poligami dan hanya berlangsung di negara-

negara yang melegalisasi poligami.

4. Fertilisasi In Vitro – Transfer Embrio

Menurut American Pregnancy Association, fertilisasi in vitro adalah proses fertilisasi

buatan dengan mempertemukan sel telur dan sperma dalam cawan laboratorium.

Dalam proses fertilisasi in vitro ini memerlukan beberapa rangkaian prosedur. Pada

tahap awal dilakukan stimulasi perkembangan sel telur dalam ovum. Sel telur yang

siap dibuahi akan diambil dan di pertemukan dengan sperma yang memiliki kualitas

yang baik. Untuk mendapatkan sel telur yang banyak dan siap dibuahi perlu

dirangsang dengan pemberian hormon HCG. Perkembangan sel telur ini akan

dimonitoring dengan USG (ultrasonografi). Jika selama satu siklus ovulasi dihasilkan

sel telur yang banyak dan kualitas yang baik akan dilakukan pengambilan sel telur

(ovum pick up). Pengambilan sel telur ini di lakukan di kamar operasi dengan bantuan

alat USG. Eek samping dari tindakan ini adalah pasien merasa kram, dan rasa penuh

pada abdomen. Hal ini wajar karena pengambilan sel telur ini menggunakan jarum dan
17

masuk ke dalam rongga pelvis. Pada suami dilakukan pengambilan sperma yang

memiliki kualitas yang baik untuk pembuahan. Tahapan fertilisasi in vitro

mempertemukan sel sperma dengan sel telur pada cawan dan dibiarkan sampai terjadi

pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, sel tersebut dimonitoring sampai mengalami

pembelahan sel menjadi dua hingga empat sel. Kemudian embrio inilah yang akan

ditransfer ke dalam rahim wanita dengan menggunakan spekulum agar serviks dapat

terlihat dengan jelas dan menggunakan ultrasonografi. Setelah dilakukan embrio

transfer, akan dilakukan evaluasi dengan pemeriksaan ultrasonogafi dan pemeriksaan

hormon progesteron, estradiol (Vorish, 2007).

B. Kecemasan

1. Definisi kecemasan

Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul

karena dirasakan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya

sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam ( Asmadi, 2008).

Cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah, tidak mampu

untu ersikap dan bertindak secara rasional sesuai keadaan yang sebenarnya.

Seseorang yang cemas akan merasa ketakutan atau kehilangan percaya diri yang

tidak jelas asalnya dan tujuannya (Wiramihardja, 2007). Cemas (Anxiety)

merupakan ketidak berdayaan neurotic,rasa tidak aman,tidak matang dan kekurang

mampuan dalam menghadapi tuntutan realitas (lingkungan), kesulitan dan tekanan

hidup sehari-hari (Syamsu Yusuf, 2009).

Kecemasan merupakan suatu keadaan yang di tandai rasa khawatir dengan gejala

somatic yang ditandai dengan suatu kegiatan berlebihan,kecemasan merupakan

gejala umum non spesifik yang merupakan suatu fungsi emosi (Sadock & Sadock,
18

2010). Kecemasan merupakan takut yang tidak jelas obyeknya dan tidak jelas pula

alasannya (Sarlito Wirawan Sarwono, 2012).

2. Ciri-ciri Kecemasan

Menurut Nevid ( 2005) ciri-ciri yang mengalami kecemasan sebagai berikut:

a. Ciri fisik dari kecemasan

Gelisah, gugup, berkeringat, mulut dan kerongkongan terasa kering,pusing,

jantung berdetak kencang, sensitive.

b. Ciri prilaku dari kecemasan

Prilaku menghindar, prilaku melekat, prilaku terguncang.

c. Ciri kognitif dari kecemasan

Mudah khawatir terhadap hal sepele, perasaan terganggu terhadap sesuatu di

masa depan,sulit berkonsentrasi, ketakutan tidak mampu menghadapi

masalah,berfikir tentang hal-hal yang mengganggu secara berulang-ulang.

3. Tingkat kecemasan

Menurut Stuart (2007) dibagi menjadi :

a. Ansietas ringan

Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi lebih waspada

b. Ansietas sedang

Memungkinkan seseorang memusatkan hal penting dan mengesampingkan

yang lain,sehingga mengalami perhatian yang selektif.

c. Ansietas berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang,tidak mampu berfikir ke hal

lain.membutuhkan sesorang yang dapat memusatkan pada suatu area.


19

d. Panik

Pola pikir terpecah dari proporsinya karena mengalami hilang kendali, tidak

mampu melakukan sesuatu walupun sudah diarahkan, terjadi peningkatan

motorik,menurunya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain,

kehilangan pemikiran yang rasional.

Skema 2.1. Rentang Respon Kecemasan

Respon adaptif Respon maldaptif

Adaptasi Ringan Sedang Berat Panik

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

a. Usia

Semakin bertambah usia biasa nya seseorang akan semakin matang dan lebih

dewasa, menurut Kaplan dan Sadock, 2005 gangguan kecemasan dapat terjadi

pada semua usia lebih sering pada wanita dan terjadi pada usia 21-45 tahun

b. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah sifat jasmani yang membedakan dua makhluk sebagai laki-

laki dan perempuan. Dari beberapa pendapat termasuk dari Kaplan dan sanlock,

2005 mengungkapkan bahwa kecemasan lebih banyak di alami perempuan

dikarenakan ketegangan jiwa yang lebih banyak,dan perempuan dtakdirkan

sebagai wanita yang lembut, keibuan dan emosional.


20

c. Tingkat pendidikan

Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman terprogram didalam bentuk formal

dan informal disekolah maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup

yang bertujuan untuk mengoptimalkan kemampuan agar dikemudian hari dapat

memainkan peranan hidup secara tepat. Menurut Nursalam, 2005 makin tinggi

pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga makin

banyak pula pengetahuan yang didapatkan, sebaliknya pendidikan rendah akan

menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang harus diperkenalkan

d. Sosial ekonomi

Menurut penelitian durham diketahui bahwa masyarakat kelas sosial rendah

pervalensi skiatrinya lebih banyak. Sehingga biasanya dengan tingkat ekonomi

rendah akan mempengaruhi kecemasan seseorang.

e. Dukungan keluarga

Dukungan keluarga berkaitan dengan tingakt kecemasan dimana peran keluarga

sangat diharapkan secara normative,sehingga dalam situasi tertentu dapat

memenuhi harapan-harapan.kecemasan dapat terjadi apabila ada konflik dalam

keluarga (Setiadi, 2008).

5. Upaya mengurangi kecemasan (Zakiah Daradjat, 1988)

Cara yang terbaik menghilangkan kecemasan yaitu dengan menghilangkan

sebabnya. Adapun caranya adalah :

a. Pembelaan

Usaha mencari alasan-alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhnya

tidak masuk akal,supaya tindakan yang tidak bisa diterima masih tetap dalam

batas-batas yang diinginkan oleh dirinya.


21

b. Proyeksi

Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya kepada orang

lain,terutama tindakan dan fikiran-fikiran yang tidak masuk akalsehingga dapat

diterima dan kelihatan masuk akal.

c. Identifikasi

Identifikasi adalah kebalikan dari proyeksi yaitu turut merasakan sebagian

tindakan atau sukses yang dicapai oleh orang lain,apabila ia melihat orang

berhasil dalam usahanya ia gembira seolah-olah ia merasakan

kesuksesan,apabila orang lain kecewa diamerasakan kecewa juga.

d. Hilang hubungan (disasosiasi)

Perbuatan, fikiran, dan perasaan orang berhubungan satu sama lain. Apabila

meerasa ada seseorang yang sengaja menyinggung maka ia akan marah dan

menghadapinya dengan balasan yang sama

e. Represi

Represi adalah tekanan untuk melupakan hal-hal yang tidak disetujui oleh hati

nuraninya,semacam usaha agar tidak melakukan sesuatu yang tidak sesuai

dengan hati nurani.

f. Subsitusi

Subsitusi adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara diatas.

Melakukan sesuatu karena tujuan-tujuan yang baik,berbeda sama sekali dari

tujuan asli yang dapat diterima dan berusaha mencapai kesuksesan.


C. Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan

keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang

merupakan bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

1. Fungsi keluarga meliputi ( friedman, 2010) :

a. Fungsi Afektif

Diukur oleh kekuatan cinta keluarga,kebutuhan kasih sayang harus

terpenuhi,karena respon kasih sayang yang diberikan merupakan dasar

penghargaan terhadap kehidupan keluarga.

b. Fungsi Sosialisasi

Merupakan fungsi yang universal dan lintas budaya untuk kelangsungan hidup

bermasyarakat,merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan

dalam keluarga untuk mendidik cara menjalankan fungsi yang adaptif dalam

bermasyarakat.

c. Fungsi Reproduksi

Fungsi dasar keluarga adalah untuk memperoleh keturunan sehingga garis

keturunan tidak putus.

d. Fungsi Ekonomi

Melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup,ruang yang

cukup,materi sesuai proses pengambilan keputusan,seperti mencari sumber

penghasilan, mengatur penghasilan keluarga, menabung untu keperluan yang

akan datang.

22
23

2. Dukungan Keluarga

a. Definisi dukungan keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap

anggotanya yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat

mendukung selalu siap memberikan pertolongan (Friedman, 2010). Dukungan

keluarga adalah sikap tindakan keluarga dan penerimaan keluarga terhadap

anggota keluarga yang lainnya (Sulistyorini, 2007).

b. Jenis dukungan keluarga

Setiadi,2008 mengemukakan ada 4 jenis dukungan keluarga :

1) Dukungan instrumental yaitu keluarga merupakan pertolongan konkrit dan

praktis.

2) Dukungan informasi yaitu keluarga berfungsi sebagai kolektor dan desiminator

(penyebar informasi).

3) Dukungan penilaian yaitu keluarga sebagai umpan balik.membimbing, dan

menengahi masalah dan sebagai sumber identitas keluarga.

4) Dukungan emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan dalam emosi.

c. Factor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga

Menurut Purnawarman dalam (setiadi, 2008) :

1) Factor internal

a) Tahap perkembangan

Dukungan keluarga dapat di tentukan oleh factor usia,perkembangan, dalam

hal ini tahap perkembangan sangat berpengaruh pada setiap dukungan

keluarga.
24

b) Pendidikan atau tingkat pengetahuan

Kemampuan kognitif sksn membentuk cara berikir seseorang termasuk

kemampuan untuk memahami factor yang berhubungan dengan keluarga

c) Spiritual

Aspek ini dapat terlihat dari seseorang menjalani kehudupannya, menyangkut

nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga atau

teman,dan kemampuan mencari harapan dan arti hidup.

2) Faktor eksternal

a) Dalam keluarga

Banyaknya keluarga mempengaruhi perhatian dan dukungan yang akan di

berikan,usia seorang ibu pun mempengaruhi akan perhatian yang akan di

berikan kepada anak-anaknya,cenderung usia lebih mudah akan terkesan

tidak mengenali kebutuhan anaknya.

b) Factor sosial ekonomi

Meliputi tingkat pendapatan, tingkat pendidikan. Cenderung dari kalangan

menengah akan terbentuk hubungan yang demokratis ,keterlibatan yang lebih

tinggi disbanding kalangan menengah bawah.

c) Latar belakang budaya

Mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan individu dalam bemberikan

dukungan keluarga.

D. Penelitian terkait

Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian terkait dengan judul yang peneliti ambil.

Peneliti mengambil sumber–sumber dari www.google.co.id, www.proquest.com,

www.perpusnas.com dan skripsi di perpus UMJ dengan melihat kata kunci infertilitas,

dukungan keluarga dan kecemasan. Peneliti mengambil skripsi terkait dari Bri Novrika
25

tahun 2016 dengan judul analisis faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan pasangan

infertile yang sedang menjalani pengobatan infertilitas di Rumah Sakit kota Jambi dan

Padang tahun 2016, skripsi Yuli Kristinawati dengan judul dukungan suami dengan

kepatuhan istri menjalani terapi infertilitas di klinik Yasmin RSCM Kencana tahun 2016

naskah tidak di publikasikan

2.2 kerangka Teori

INFERTILITAS
Infertilisasi in vitro
embrio transfer
Penyebab Infertilitas :

➢ Overweigh Kecemasan :
➢ Underweight
➢ gangguan hormon ➢ Kecemasan
➢ fibroid ringan
➢ sumbatan pada tuba ➢ Kecemasan
➢ kurangnya kualitas sedang
oocyte ➢ Kecemasan
➢ stres berat
➢ usia

Dukungan keluarga :
Factor yang
➢ Dukungan
mempengaruhi
emosional
Dukungan keluarga :
➢ Dukungan
➢ Factor internal informasi
➢ Factor ➢ Dukungan
eksternal instrumental
➢ Dukungan
penghargaan

Faktor yang mempengaruhi kecemasan :

Sumber : Vorish (2007), ➢ Usia


Setiadi (2008), Stuart (2007), ➢ Tingkat pendidikan
➢ Jenis kelamin
friedman (2010)
➢ Faktor ekonomi

➢ Dukungan keluarga

Anda mungkin juga menyukai