TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas tentang konsep-konsep yang terkait dengan masalah penelitian.
Konsep ini akan digunakan nantinya untuk rujukan dalam pembahasan. Uraian konsep
terdiri dari konsep infertilisasi in vitro embrio transfer, konsep kecemasan, konsep
dukungan keluarga.
A. Fertilisasi In Vitro
1. Pengertian
Fertilisasi in Vitro adalah salah satu teknik inseminasi buatan yang telah berkembang
di dunia kedokteran. Kata inseminasi berasal dari bahasa inggris “insemination” yang
artinya pembuahan atau penghamilan secara teknologi, bukan secara alamiah. Dalam
perkembangannya istilah fertilisasi in vitro dikenal dengan istilah bayi tabung. Secara
bahasa fertilisasi in vitro terdiri dari dua bahasa yakni fertilisasi dan in vitro.
Fertilisasi artinya pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa pria, in vitro berarti
di luar tubuh, dengan demikian fertilisasi in vitro adalah proses pembuahan sel telur
wanita oleh spermatozoa pria yang dilakukan diluar tubuh (Wiryawan et al, 2008).
Fertilisasi adalah suatu proses peleburan antara sel sperma dengan sel ovum yang
telah matang dan menghasilkan zygote, yang terjadi di daerah ampula tuba falopii
Meskipun jutaan sperma disimpan dalam vagina selamahubungan seksual, hanya satu
yang akan membuahi ovum. Fertilisasi yang akan menghasilkan zigot, mensyaratkan
adanya interaksi dari sperma dan ovum. Ovum akan tetap hidup dan mampu dibuahi
sesudah dikeluarkan dari ovarium mungkin tidak lebih dari 24 jam. Oleh karena itu,
sperma harus segera tersedia sesudah ovulasi agar dapat terjadi proses pembuahan.
9
10
Beberapa sperma dapat tetap subur didalam saluran reproduksi wanita sampai 5 hari.
Oleh karena itu agar terjadi pembuahan, hubungan seksual dilangsungkan pada
beberapa waktu antara 4 sampai 5 hari sebelum ovulasi. Jadi periode kesuburan wanita
setiap bulan termasuk singkat sekitar 4 sampai 5 hari (Guyton & Hall, 2007).
Proses ini biasanya dilakukan karena adanya gangguan atau kelainan pada proses
inseminasi, baik dari fungsi organ reproduksi pria atau wanita, hal ini lah yang
mengakibatkan infertilitas.
a. Infertilitas primer jika isteri belum pernah hamil walaupun bersanggama dan
b. Infertilitas sekunder jika isteri telah hamil, akan tetapi kemudian tidak terjadi
1. Faktor pria/suami
hubungan seksual.
karena:
atau lebih dalam setiap 1 ml sperma (dalam setiap ejakulasi, rata-rata pria
11
fisik seseorang)
untuk bergerak dan melakukan fertilisasi pada sel telur wanita. Dalam keadaan
normal, setidaknya harus terdapat sekitar 30% dari jumlah total spermatozoa
3) Kelainan gerak dari spermatozoa. Idealnya 50% dari jumlah total spermatozoa
dalam cairan sperma, mampu bergerak secara normal. Hal ini tentu sangatlah
spermatozoa tidak bergerak atau bergerak sangat lamban, maka fertilisasi tidak
2. Faktor Wanita/Istri
sehingga akan menyebabkan kesulitan hamil secara spontan. Karena awal dari
proses terjadinya kehamilan adalah fertilisasi atau pembuahan sel telur matang
c. Endometriosis
biasanya terdapat pada ruang panggul, di luar struktur organ reproduksi wanita.
pada proses penghantaran sel telur wanita yang telah matang untuk menuju
seleksi dan persiapan yang terdiri atas anamesis, pemeriksaan sistem reproduksi
Setelah proses seleksi dan persiapan dilakukan, sebagaimana dikutip oleh Siti Peni,
Yang dilakukan pada tahap ini adalah tahap Persiapan Petik Ovum (Per-Uvu) yang
meliputi fase down regulation dan terapi stimulasi. Fase down regulation
merupakan suatu proses untuk menciptakan suatu keadaan seperti menopouse agar
indung telur siap menerima terapi stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara dua
minggu hingga satu bulan. Setelah fase down regulation selesai lalu dilanjutkan
dengan terapi stimulasi. Pada tahap ini isteri diberi obat yang merangsang indung
pengobatan yang berguna untuk menciptakan kadar hormon seks atau reproduksi
yang sesuai demi terciptanya proses ovulasi sel telur matang pada pasangan suami
isteri.Obat tersebut diberikan oleh dokter kepada isteri setiap hari sejak permulaan
haid dan baru dihentikan setelah sel telurnya matang. Waktu rata-rata pemberian
sel telur. Apabila folikel sel telur dinilai telah matang, maka proses pelepasannya
siap untuk dirangsang. Pematangan sel-sel telur dipantau setiap hari dengan
Tahap ini dilakukan dengan operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU). Operasi ini
bisa dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau lebih yang berdiameter 18
mm pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya seragam. Selain itu kadar E2 juga
dua cara yaitu memegang indung telur dengan penjepit dan dilakukan pengisapan.
Cairan folikel yang berisi sel telur diperiksa dengan mikroskop untuk ditemukan sel
jarum melalui vagina kemudian dilakukan pengisapan folikel yang berisi sel telur
Pada tahap ketiga, setelah berhasil mengeluarkan beberapa sel telur, maka dokter
akan meminta sperma dari suami baik dikeluarkan dengan masturbasi atau dengan
prosedur pengambilan khusus oleh dokter di ruang operasi. Akan tetapi cara yang
paling aman tentunya dengan cara masturbasi. Pada kasus cairan air mani tanpa
dilakukan dengan teknik operasi langsung pada testis. Tekniknya ada dua, yaitu
14
dengan 1 sel telur matang wanita dalam sebuah cawan khusus. Dengan melakukan
hal ini, para ahli medis mengharapkan terjadinya proses fertilisasi sel telur oleh
spermatozoa dalam waktu 17-20 jam pasca pengambilan sel telur dari ovarium. Sel
telur yang terbuahi normal, ditandai dengan adanya dua sel inti, segera membelah
menjadi embrio.
d. Pemindahan embrio
Tahap keempat post OPU. Tahap ini meliputi dua fase, yaitu transfer embrio dan
embrio. Embrio yang dinilai berkembang baik akan ditanamkan dalam rahim.
Biasanya, e baik akan terlihat sejumlah 8-10 sel pada saat akan ditanamkan dalam
rahim. Embrio ini akan dipindahkan melalui vagina ke dalam rongga rahim ibunya
Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan dengan terapi obat penunjang kehamilan.
Tujuan dari terapi ini untuk mempersiapkan rahim agar bisa menerima implantasi
embrio sehingga embrio bisa berkembang normal. Apabila semua tahapan itu
sudah dilakukan oleh isteri dan ternyata terjadi kehamilan, maka kita hanya
menunggu proses kelahirannya, yang memerlukan waktu 9 bulan 10 hari. Pada saat
kehamilan itu sang isteri tidak diperkenankan untuk bekerja berat karena rentan
terjadi keguguran.
15
a. Sel sperma suami dan sel telur istrinya diambil dan keduanya diletakkan di dalam
saluran eksperimen (tabung), lalu diproses secara fisika hingga sel sperma suami
setelah pembuahan terjadi, pada waktu yang telah ditentukan, sperma tersebut
dipindahkan kembali ke dalam rahim istri sebagai pemilik sel telur, agar sel
sperma yang telah mengalami fertilisasi dapat melekat pada dinding rahim hingga
Pada akhirnya si istri dapat melahirkan bayi secara alami. Anak itulah yang
sekarang dikenal dengan sebutan bayi tabung. Metode ini ditempuh apabila si istri
b. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara sel
sperma yang diambil dari suami dan sel telur yang diambil dari indung telur
metode kedua ini, ketika indung telur milik istrinya mandul (tidak berproduksi),
c. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) yang berlangsung antara sel
sperma pria dan sel telur wanita yang bukan istrinya, kemudian pembuahan
bertempat di dalam rahim wanita lain yang telah bersuami (ada 2 wanita
sukarelawan). Mereka menempuh metode ketiga ini ketika indung telur wanita
yang bersuami tersebut mandul, tapi rahimnya tetap sehat, demikian pula
suaminya, juga mandul. Kedua pasangan suami istri yang mandul ini sangat
menginginkan anak.
16
d. Pembuahan sel secara eksternal (di dalam tabung) antara 2 bibit sel milik suami-
istri, lalu proses pembuahannya dilangsungkan di dalam rahim wanita lain yang
siap mengandung. Metode keempat ini ditempuh, ketika pihak istri tidak mampu
hamil karena ada kendala didalam rahimnya, tetapi indung telurnya tetap sehat
dan bereproduksi atau ia tidak mau mengandung dan meminta wanita lain supaya
mengandung anaknya.
e. Pelaksanaan metode kelima ini sama dengan metode keempat, hanya saja wanita
yang ditunjuk sebagai sukarelawan yang bersedia mengandung itu adalah istri
kedua dari suami wanita pemilik sel telur, sehingga istri kedua yang mengalami
kehamilan dan proses pembuahan. Metode kelima ini tidak berlaku di negara-
buatan dengan mempertemukan sel telur dan sperma dalam cawan laboratorium.
Dalam proses fertilisasi in vitro ini memerlukan beberapa rangkaian prosedur. Pada
tahap awal dilakukan stimulasi perkembangan sel telur dalam ovum. Sel telur yang
siap dibuahi akan diambil dan di pertemukan dengan sperma yang memiliki kualitas
yang baik. Untuk mendapatkan sel telur yang banyak dan siap dibuahi perlu
dirangsang dengan pemberian hormon HCG. Perkembangan sel telur ini akan
dimonitoring dengan USG (ultrasonografi). Jika selama satu siklus ovulasi dihasilkan
sel telur yang banyak dan kualitas yang baik akan dilakukan pengambilan sel telur
(ovum pick up). Pengambilan sel telur ini di lakukan di kamar operasi dengan bantuan
alat USG. Eek samping dari tindakan ini adalah pasien merasa kram, dan rasa penuh
pada abdomen. Hal ini wajar karena pengambilan sel telur ini menggunakan jarum dan
17
masuk ke dalam rongga pelvis. Pada suami dilakukan pengambilan sperma yang
mempertemukan sel sperma dengan sel telur pada cawan dan dibiarkan sampai terjadi
pembelahan sel menjadi dua hingga empat sel. Kemudian embrio inilah yang akan
ditransfer ke dalam rahim wanita dengan menggunakan spekulum agar serviks dapat
B. Kecemasan
1. Definisi kecemasan
Kecemasan adalah ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
sebagian besar tidak diketahui dan berasal dari dalam ( Asmadi, 2008).
Cemas adalah suatu keadaan perasaan dimana individu merasa lemah, tidak mampu
untu ersikap dan bertindak secara rasional sesuai keadaan yang sebenarnya.
Seseorang yang cemas akan merasa ketakutan atau kehilangan percaya diri yang
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang di tandai rasa khawatir dengan gejala
gejala umum non spesifik yang merupakan suatu fungsi emosi (Sadock & Sadock,
18
2010). Kecemasan merupakan takut yang tidak jelas obyeknya dan tidak jelas pula
2. Ciri-ciri Kecemasan
3. Tingkat kecemasan
a. Ansietas ringan
b. Ansietas sedang
c. Ansietas berat
d. Panik
Pola pikir terpecah dari proporsinya karena mengalami hilang kendali, tidak
a. Usia
Semakin bertambah usia biasa nya seseorang akan semakin matang dan lebih
dewasa, menurut Kaplan dan Sadock, 2005 gangguan kecemasan dapat terjadi
pada semua usia lebih sering pada wanita dan terjadi pada usia 21-45 tahun
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah sifat jasmani yang membedakan dua makhluk sebagai laki-
laki dan perempuan. Dari beberapa pendapat termasuk dari Kaplan dan sanlock,
c. Tingkat pendidikan
dan informal disekolah maupun di luar sekolah yang berlangsung seumur hidup
memainkan peranan hidup secara tepat. Menurut Nursalam, 2005 makin tinggi
d. Sosial ekonomi
e. Dukungan keluarga
a. Pembelaan
Usaha mencari alasan-alasan yang masuk akal bagi tindakan yang sesungguhnya
tidak masuk akal,supaya tindakan yang tidak bisa diterima masih tetap dalam
b. Proyeksi
Proyeksi adalah menimpakan sesuatu yang terasa dalam dirinya kepada orang
c. Identifikasi
tindakan atau sukses yang dicapai oleh orang lain,apabila ia melihat orang
Perbuatan, fikiran, dan perasaan orang berhubungan satu sama lain. Apabila
meerasa ada seseorang yang sengaja menyinggung maka ia akan marah dan
e. Represi
Represi adalah tekanan untuk melupakan hal-hal yang tidak disetujui oleh hati
f. Subsitusi
Subsitusi adalah cara pembelaan diri yang paling baik diantara cara-cara diatas.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
Merupakan fungsi yang universal dan lintas budaya untuk kelangsungan hidup
dalam keluarga untuk mendidik cara menjalankan fungsi yang adaptif dalam
bermasyarakat.
c. Fungsi Reproduksi
d. Fungsi Ekonomi
akan datang.
22
23
2. Dukungan Keluarga
anggotanya yang sakit. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang bersifat
praktis.
(penyebar informasi).
4) Dukungan emosional yaitu keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk
1) Factor internal
a) Tahap perkembangan
keluarga.
24
c) Spiritual
2) Faktor eksternal
a) Dalam keluarga
dukungan keluarga.
D. Penelitian terkait
Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian terkait dengan judul yang peneliti ambil.
www.perpusnas.com dan skripsi di perpus UMJ dengan melihat kata kunci infertilitas,
dukungan keluarga dan kecemasan. Peneliti mengambil skripsi terkait dari Bri Novrika
25
tahun 2016 dengan judul analisis faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan pasangan
infertile yang sedang menjalani pengobatan infertilitas di Rumah Sakit kota Jambi dan
Padang tahun 2016, skripsi Yuli Kristinawati dengan judul dukungan suami dengan
kepatuhan istri menjalani terapi infertilitas di klinik Yasmin RSCM Kencana tahun 2016
INFERTILITAS
Infertilisasi in vitro
embrio transfer
Penyebab Infertilitas :
➢ Overweigh Kecemasan :
➢ Underweight
➢ gangguan hormon ➢ Kecemasan
➢ fibroid ringan
➢ sumbatan pada tuba ➢ Kecemasan
➢ kurangnya kualitas sedang
oocyte ➢ Kecemasan
➢ stres berat
➢ usia
Dukungan keluarga :
Factor yang
➢ Dukungan
mempengaruhi
emosional
Dukungan keluarga :
➢ Dukungan
➢ Factor internal informasi
➢ Factor ➢ Dukungan
eksternal instrumental
➢ Dukungan
penghargaan
➢ Dukungan keluarga