Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak
perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki.Hasil dari proses pembuahan di dalam
fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot.Tempat terjadinya fertilisasi
pada manusia adalah di dalam tuba fallopi wanita atau oviduct.
Fertilisasi adalah pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam tuba fallopi.Fertilisasi
merupakan proses berfusinya pronukleus jantan pada sperma dengan pronukleus betina
pada ovum hingga berbentuk zigot yang berlangsung di dalam tuba falopii (saluran
telur).Setelah bertemu antara sel telur dan sperma maka akan membentuk zigot
kemudian menjadi embrio yang nantinya akan menjadi cikal bakal janin. Janin akan
berkembang di dalam Rahim seorang ibu. Seorang ibu akan berperan aktif pada
perkembangan si bayi. Bisanya ibu akan menambah nafsu makan karena merasa lapar
terus menerus.
Proses fertilisasi atau pembuahan merupakan proses dimana sperma akan membuahi sel
telur. Satu kali ejakulasi sperma dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sperma. Yang akan
masuk membuai sel telur. Tetapi tidak semua bertahan hidup sampai ke sel telur. Dan
yang berhasil membuahi hanya satu sperma pada sel telur.
Fertilisasi adalah proses terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sprma dan ditandai
dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut. Proses fertilisasi berlangsung di
dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, pada permulaannya terlebih dahulu
terjadi proses yang dinamakan kopulasi atau persetuuhan. Adanya kopulasi menjadikan
1
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
sprma yang bercampur dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran reproduksi
wanita (vagina). Oleh enzim proteolitik, sprma yang berada dalam vagina terlihat sangat
motil. Kemudian, sprma tersebut bergerak menuju uterus hingga oviduk (tuba allopi)
melalui pergerakan ekornya. Di bagian atas oviduklah fertilisasi terjadi. Agar sel telur
dapat dibuahi oleh sprma, sprma mengeluarkan enzim hialuronidase dan enzim
proteinase. Oleh kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh sperma.
Proses penembusan sel telur memerlukan waktu tertentu. Sebabnya, sel sperma harus
menembus tiga lapisan sel telur yang berturut-turut adalah korona radiata, zona
pelusida, dan membran plasma. Setelah sel telur dibuahi oleh satu sel sprma, segera sel
telur mengeluarkan senyawa tertentu menuju zona pelusida. Senyawa tersebut berfungsi
untuk melidungi sel telur supaya tidak tertembus kembali oleh sprma lainnya. Untuk
mencermati proses terjadinya fertilisasi.
2
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
SPERMA
Saat koitus dan terjadi ejakulasi, jutaan sperma terdeposit pada vagina bagian atas.
Sebagian besar tidak pernah mencapai lokasi fertilisasi. Sperma abnormal jarang dapat
berhasil melakukan perjalanan yang panjang ini dan mahka majoritas spermatozoa sehat
3
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
bahkan mati ditengah jalan. Majoritas sperma keluar dari vagina setelah pengenceran
cairan semen dan hanya sebagian kecil yang mampu menembus servik dalam hitungan
menit .Sperma tak dapat melewati analis servikalis bila mukosa servik dalam keadaan
tidak siap.Kesiapan servik biasanya terjadi pada pertengahan siklus ketika kadar
estrogen mencapai puncaknya dan kadar progesteron paling rendah.Pada kondisi
optimal, sperma memerlukan waktu 2 – 7 jam untuk bergerak melalui uterus menuju
lokasi fertilisasi dalam saluran tuba falopii.Spermatozoa dapat bertahan 24 – 48 jam
dalam saluran reproduksi wanita.Sperma yang baru dikeluarkan saat ejakulasi belum
mampu membuahi sel telur. Mereka harus mengalami kapasitasi. Kapasitasi dapat pula
di induksi secara in vitro dengan kultur yang sesuai.Selama kapasitasi, selubung
glikoprotein yang menempel pada membran sel spermatozoa dilepaskan dan
menyebabkan perubahan pada permukaan membran sperma dan mengadakan
reorganisasi pada membran sperma tersebut.Kapasitasi sperma memungkinkan
terjadinya reaksi akrosom.Enzym proteolytic yang dilepaskan akrosom memungkinkan
penetrasi zona pellucida oleh sperma yang bergerak seperti cambuk.Penetrasi zona
pelucida memerlukan waktu sekitar 15 menit.
SPERMA SEHAT:
1. Jumlah sperma
Salah satu tanda sperma yang sehat bisa diketahui dari jumlahnya. Sperma
yang sehat biasanya berjumlah di atas 15 juta setiap milimeter semen (air
mani). Semakin banyak jumlahnya, semakin besar peluang sperma
membuahi sel telur. Jika sperma yang dihasilkan pria saat ejakulasi kurang
dari angka minimum atau sedikit, kemungkinan terjadinya kehamilan pada
pasangan juga cenderung rendah.
2. Pergerakan sperma
3. Struktur sperma
Struktur sperma pada normalnya memiliki struktur kepala yang oval dan
ekor yang panjang jika dilihat melalui mikroskop. Struktur sperma yang
4
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
lengkap dan sempurna adalah tanda bahwa Anda memiliki sperma yang
sehat. Struktur sperma yang normal juga mendukung kelincahan dan
kemampuan sperma berenang, sehingga sperma dapat membuahi sel telur.
4. Likuifaksi sperma
Kemampuan semen berubah dari gel menjadi cairan juga menjadi ciri
kualitas sperma yang sehat. Inilah yang dinamakan likuifaksi sperma.
Umumnya, dalam suhu ruangan, kemampuan semen dapat mencair dari
bentuk kental sekitar 15-20 menit. Sperma yang tidak mencair pada rentang
waktu tersebut akan sulit atau tidak dapat berenang menuju sel telur.
5. pH sperma
Tidak hanya tekstur dan struktur sperma, pH semen juga menjadi salah satu
tolok ukur kesuburan laki-laki. Ciri lain dari sperma yang sehat adalah
memiliki semen dengan pH sekitar 7,2-7,8 alias basa. Kadar pH semen yang
rendah dapat mengindikasikan infeksi pada kesehatan organ pria.
Jumlah semen saat ejakulasi juga menjadi tanda kesuburan dan kualitas
sperma. Seorang laki-laki dikatakan memiliki sperma yang sehat jika ia
mampu menghasilkan sekitar 2-5 ml semen dalam satu kali ejakulasi.
5
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Sperma bersifat haploid (n = 23 kromosom) dan sel telur juga bersifat haploid (n = 23
kromosom). Akibatnya, pembuahan sprma pada sel telur akan menghasilkan sebuah
zigot yang bersifat diploid (2n = 23 pasang kromosom). Berikutnya, zigot bergerak
menuju uterus melalui oviduk dan sembari membelah secara mitosis. Pada saat ini juga
zigot sudah mulai berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot menghasilkan sel-sel
yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula. Pembelahan morula
menghasilkan blastosit dan fasenya dinamakan blastula. Kurang lebih lima hari
setelah fertilisasi, blastosit menempel pada endometrium dan prosesnya
dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.
6
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
2. Tahap-tahap Fertilisasi
• Tahap 1: penembusan Cumulus Ooforus
• Tahap 2: penembusan Corona Radiata
• Tahap 3: penembusan zona pelusida
• Tahap 4: fusi oosit dan membran plasma
• Tahap 5: senggami (penggabungan pronukleus wanita dengan pronukleus pria)
7
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
• Permeabilitas zona berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit yang
menyebabkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang
melapisi membran plasma oosit.
8
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
• Enzim-enzim ini membuat reaksi zona untuk menghambat penetrasi sperma dan
membuat tak aktif tempat-tempat reseptor spermatozoa
Ad.3 Fusi Oosit Dan Membran Sel Sperma
• Penyatuan antara selaput oosit dan selaput yang melindungi bagian belakang sperma.
• Pada manusia hanya kepala sperma saja yang masuk, bagian leher dan ekor tetap di
luar oosit.
• Reaksi oosit: reaksi kortikal dan zona, melanjutkan pembelahan meiosis 2, penggiatan
metabolik sel telur.
9
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
C, vitamin D, thiamin, riboflavin, niasin, asam folat, zat besi dan kalsium (Ariontang,
2010).
Setelah melewati tahapan neurulasi yang telah dibahas dalam postingan sebelumnya,
tahapan selanjutnya adalah organogenesis.
https://www.youtube.com/watch?v=TOkAXokaaCk
https://www.youtube.com/watch?v=BWXEwKsJZyU
Pembentukan Saraf (Neurulasi)
Tahap pembentukan saraf adalah sebagai berikut:
1. Notokorda menginduksi ektoderm neural membentuk neural plate
2. Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf (neural fold) dan
mengapit lekuk saraf (neural groove)
3. Neural fold tumbuh saling mendekati sehingga kedua tepi lateralnya secara bersama-
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan menghasilkan neural tube dan
neural crest.
4. Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan ektoderem epidermis dan pada bagian
ujungnnya masih terbuka. Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut
anterior neuropor, sedangkan bagian belakang dari tabung saraf yang terbuka
disebut posterior neuropor.
5. Neural tube selanjutnya menjadi sistem saraf pusat, sedangkan nueral crest
bermigrasi ke seluruh tubuh dengan gerakan amuboid untuk membentuk saraf tepi.
Pembentukan Mata
Tahap pembentukan mata adalah sebagai berikut:
1. Otak depan akan mengalami evaginasi lateral membentuk vesikula optik
2. Vesikula optik berkembang terus menerus hingga mencapai ektoderm permukaan
dan menginduksi ektoderm membentuk plakoda lensa
3. Plakoda lensa mengalami invaginasi kemudian menginduksi vesikula optik
sehingga menjadi cawan optik (piala mata)
4. Pada cawan mata terdapat celah yang melebar memanjang sepanjang permukaan
bawah tangkai mata yang disebut fissure chorioidea dan Bibir cawan mata akan
bertemu dan membentuk pupil.
5. Sel-sel pada cawan mata akan berkembang ke dua arah. Bagian luar akan
berkembang menjadi lapisan tipis yang berpigmen yang merupakan lapisan pigmen
retina dan lapisan dalam membentuk lapisan tebal yang mengandung sel –sel saraf
10
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
yang merupakan lapisan saraf retina. Sel-sel saraf ini akan memanjang hingga ke
tangkai mata.
6. Plakoda lensa pada ektoderm mengalami invaginasi membentuk cawan lensa yang
berkembang menjadi gelembung lensa.
7. Gelembung lensa kemudian mengalami delaminasi dari ektoderm dan terletak pada
mulut cawan mata
8. Sel‐sel lensa pada sisi dekat retina menjadi panjang, berbentuk serabut sehingga
menghasilkan kristalin
9. Lensa dipenuhi dengan sel‐sel kristalin yang jernih/ transparan dan tidak berinti
10. Iris dibentuk oleh lapisan dalam dan luar cawan mata yang mengandung pigmen
dan oleh lapisan jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah dan mengandung
otot-otot pupil.
11. Saat gelembung lensa terbentuk, gelembung lensa tersebut akan dilapisi oleh sel-sel
mesenkim jarang yang berdiferensiasi membentuk khorioidea dan sklera.
12. Lensa menginduksi ektoderm membentuk kornea
Pembentukan Alat Gerak
Tahap pembentukan alat gerak adalah sebagai berikut:
1. Tunas anggota mulai nampak sebagai tunas yang berbentuk menyerupai dayung
pada permulaan minggu kelima. Pada ujung tunas ektoderm agak menebal dan
dikenal sebagai rigi ektoderm puncak (Apical Ectoderm Ridge). Rigi ini
berpengaruh menginduksi mesenkim disekitarnya yang mulai tumbuh dengan cepat
dan berdiferensiasi.
2. Pada minggu keenam ujung tunas menjadi gepeng (lempeng tangan dan kaki) dan
dipisahkan dari bagian yang diatas oleh suatu penyempitan (konvergen) yang
melingkar.
3. Selanjutnya, celah-celah kecil timbul pada lempeng tangan dan kaki. Hilangnya
jaringan pada celah-celah tersebut menjadi awal terbentuknya jari-jari.
Pembentukan Jantung
Tahap pembentukan jantung adalah sebagai berikut:
1. Bakal tabung jantung yang berada di dalam rongga perikardium memanjang ke arah
bawah yang akan menjadi bakal sinus venosus
2. Pada hari ke 19, dari mesoderm mudigah akan terbentuk 2 tubulus endokardial.
Pada hari ke 21, tubulus ini bersatu membentuk tubulus cordis primitif.
11
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
3. Tabung jantung membentuk cardiac loop (lekuk jantung), sehingga terbentuk bulbus
cordis, ventrikel, atrium dan sinus venosus. Sinus venosus tertambat pada lapisan
mesenkim, sehingga membentuk lengkungan
4. Atrium mengalami evaginasi, sehingga berputar 180◦ ke arah ventral. Dan sinus
venosus ikut naik, yang akan menjadi bakal atrium kanan. Bulbus cordis mengalami
invaginasi, sehingga berputar 180◦ ke arah bawah, yang akan membentuk lipatan
sulcus bulboventricularis yang menandakan adanya ventrikel kanan dan ventrikel
kiri.
5. Perluasan atrium dikedua sisi truncus anterious menyebabkan suatu lekuk pada
atrium. Karena adanya gerakan invaginasi sehingga lekuknya semakin menonjol ke
dalam yang disebut septum primum.
6. penyatuan atrium kanan dan kiri yang saling berhadapan menyebabkan kaki
tonjolan semakin menonjol ke dalam dan meluas ke arah bantalan
endocardium. Karena perluasaan, endocardium akan menebal dan menutupi ostium
primum, sebelum ostium primum tertutup sempurna, muncul celah baru yang
disebut ostium secundum.
7. Bagian atrium kanan mengalami pelebaran dan akan terbentuk celah yang disebut
septum secundum.
8. Septum primum tertekan oleh septum secundum yang akan menutupi ostium
secundum dan memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Namun pada ostium
secundum hanya tertutupi sebagian sehingga masih ada lubang kecil disebut
foramen oval.
9. Pada bagian ventrikel terbentuk sekat yang bernama septum interventriculare yang
akan memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Pembentukan Sistem Pencernaan
Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing
masing :
Usus sederhana depan (fore gut)
Usus sederhana belakang (hind gut)
Usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk seme ntara tetap berhubungan dengan
kandung kuning telur.
12
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
13
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam rongga
perut. Hal ini mungkin disebabkan menghilangnya mesonephros, berkurangnya
pertumbuhan hati, bertambah luasnya rongga perut.
Bagian proximal jejunum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil
tempat disisi kiri. Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi
kanan. Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana
terakhir masuk ke rongga perut. Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus
kanan hati.
Gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk
colon ascenden dan flexura hepatica. Selama proses ini ujung distal gelembung
caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit. Appendix berkembang
selama penurunan colon.
Pembentukan anus
Terbentuk pada bagian posterior usus belakang. Mengalami invaginasi lekukan
proctodeum ektoderm dan evaginasi pada lapisan entoderm menjadi keping anal yang
makin lama akan menipis lalu akhirnya pecah menjadi lubang anus.
Pembentukan Paru-paru
Tahap pembentukan paru-paru adalah sebagai berikut:
1. Pada 18-19 hari, kedudukan ektoderm dan endoderm pada embrio, belum
mengalami pelipatan.
2. Pada usia 22 hari mulai terjadi pelipatan, terbentuk usus depan yang
merupakan bakal dari susunan pernapasan.
3. Pada usia 25 hari, terbentuk membran buccopharyngea yang merupakan hasil
dari pertemuan ujung usus depan dengan ektoderm pada dasar stomodeum
4. Pada 28 hari, membran tersebut pecah dan terjadilah hubungan terbuka antara
rongga mulut (stomodeum) dan usus depan
5. Terjadi pembentukan septum oesophagotrachealis, trakea dan dua tunas paru-
paru. Tunas paru-paru kanan bercabang tiga, sedangkan tunas paru-paru kiri
bercabang 2. Bronkus utama membelah secara dikotom. Akhir bulan ke enam
terbentuk kurang lebih 17 anak cabang.
6. Bronchus dilapisi oleh canalis pericardioperitonealis. Tunas paru-paru meluas
menjadi lamina visceralis dan tumbuh menembus rongga selom memenuhi
canalis pericardioperitonealis menjadi rongga pleura. Lamina visceralis
14
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
15
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
spesialisasi selama periode ini dan karena itu, setiap lapis benih menghasilkan sel yang
fungsional pada jaringan tempatnya berbeda. (Puja et.al. 2010)
b. Organogenesis (Morfogenesis)
Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk
primitif (embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Fetus memiliki bentuk yang
spesifik bagi setiap famili hewan. Artinya tiap bentuk fetus hewan memiliki ciri khas
tersendiri yang mencerminkan spesiesnya.Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan
berakhir pada akhir minggu ke 8.Dengan berakhirnya organogenesis maka ciri-ciri
eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus.
Organogenesis memiliki dua periode yaitu :
1) Periode pertumbuhan antara
Pada periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio
sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies.
2) Periode Pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi
suatu bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman/ wajah yang khas bagi
suatu individu). Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan
akhir tidak jelas.
Sedangkan, organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula. Contohnya :
1) Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2) Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3) Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan,
dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding
tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya :
Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.
Tahap embriology sbb:
16
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
17
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
http://www.embryology.ch/carnegie/carnegieen.html?number=18
18
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
5) Pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari
berbagai bumbung.
6) Pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran
darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya.
7) Penyelesaian bentuk luar (morfologi, roman) embrio secara terperinci, halus dan
individual.
d. Proses morfogenesis
Bentuk dari organisme tergantung dari dua faktor, yaitu bentuk sel dan posisi relative
dari sel tersebut. Jadi, morfogenesis terjadi pada beberapa tingkat, yaitu pada tingkat
organisme, organ tubuh, jaringan organ, dan tingkat seluler. Karena itu, morfogenesis
terjadi tidak hanya pada pembentukan organisme, tetapi juga pada pembentukan sel.
Dengan kata lain, morfogenesis merupakan proses yang menyangkut perubahan pada
tingkat sel dan supra seluler.
e. Lapisan Benih Ektoderm
Lapis benih ektoderm menghasilkan atau menumbuhkan bagian epidermal, neural
tube, dan sel neural crest.
1) Epidermal ectoderm akan menumbuhkan organ antara lain : (1) lapisan epidermis
kulit, dengan derivatnya yang seperti sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji, kelenjar
minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar lugak, kelenjar lendir, dan kelenjar mata., (2)
organ perasa sepertai lensa mata, alat telinga dalam, indra pembau, dan indra
peraba, dan (3) epithelium dari rongga mulut ( stomodium), rongga hidung, sinus
paranasalis, kelenjar ludah, dan kelenjar analis (proctodeum ).
2) Neural tube akan menumbuhkan organ antara lain : otak, spinal cord, saraf feriper,
ganglia, retina mata, beberapa reseptor pada kulit, reseptor pendengaran, dan
perasa, neurohifofisis.
3) Neural crest akan menumbuhkan organ antara lain : neuron sensoris, neuron
cholinergik, sistem saraf parasimpapetik, neuron adrenergic, sel swann dan ginjal,
sel medulla adrenal, sel para folikuler kelenjar tyroid,sel pigmen tubuh, tulang dan
yang lainnya.
Sistem saraf terdiri atas sistem sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi
(perifer), yaitu system saraf kranial, spinal, dan autonom. SSP berasal dari
bumbung neural yang dihasilkan oleh proses neurulasi. Bumbung neural beserta
salurannya (neurosoel) berdiferensiasi menjadi otak dan medulla spinalis (sumsum
19
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
tulang belakang: STB) Saluran di dalam otak terdiri atas 4 ventrikel dan di dalam
STB sebuah kanalis sentralis.
20
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
dan disebut duktus Sylvius. Dinding SSP awalnya ialah neuroepitelium yang merupakan
sumber sel-sel saraf dan neuroglia. Kemudian, neuroepitelium pada batang otak dan STB
akan terdiri atas lapisan ependum/ventricular (yang membatasi lumen), mantel (materi
kelabu), dan marginal (materi putih) Materi kelabu (mengandung banyak sel saraf dan
neuroglia) dan materi putih (berisi banyak akson bermielin) padaotak anterior dari batang
otak, letak kedua materi itu kebalikan dari kedudukannya di dalam STB
Hipofisis dibentuk dari 2 komponen, yaitu kantung Rathke (dari stomodeum) dan
infundibulum (dari diensefalon), masing-masing menjadi lobus anterior dan lobus
posterior dari hipofisis. Lobus intermedia terletak pada perbatasan kantung Rathke bagian
posterior dengan infundibulum. Tiap lobus menghasilkan hormon yang berbeda.
Pembentukan organ indera ditandai dengan adanya penebalan (plakoda) pada ektoderm
yang berhadapan dengan otak. Plakoda nasal (olfaktorius), plakoda optik, dan plakoda
otik (auditorius) masing-masing berhadapan dengan telensefalon, diensefalon, dan
mielensefalon. Selain berasal dari plakoda optik (bakal lensa), mata berasal juga dari
bagian diensefalon, yaitu vesikula optik (bakal retina) Bakal telinga yang mulai dibentuk
adalah bakal telinga dalam yang berasal dari plakoda otik, baru kemudian bakal telinga
tengah, dan terakhir bakal telinga luar (bagi hewan yang memiliki daun telinga atau pina).
21
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
22
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Ginjal yang paling sempurna adalah metanefros, terletak paling posterior. Ginjal ini
dibentuk sebagai hasil induksi resiprokal antara tunas metanefros (tunas ureter)
dengan jaringan metanefrogenik yang menghasilkan unit-unit nefron. Tunas
23
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Pada bakal testis, pita seks berkembang pesat di dalam medula sebagai pita medula
(pita testis) yang menjadi terpisah dari epitel germinal, dibatasi oleh tunika albuginea.
Pita medula adalah bakal tubulus seminiferus, terdiri atas sel-sel kelamin dan sel
Sertoli. Sel-sel medula lainnya menjadi sel Leydig. Korteks tetap tipis, sedangkan
medula tebal. Saluran Müller berdegenerasi, sedangkan saluran Wolff menjadi vasa
deferensia.(Yohana et al.2007).
SPM terbagi menjadi wilayah usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus
depan akan menjadi faring, esofagus, lambung, dan duodenum anterior. Usus tengah
adalah bakal duodenum posterior dan sebagian dari kolon. Usus belakang ialah bakal
kolon dan rektum. Lubang mulut terdapat di ujung anterior usus depan, dari
24
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Faring memperlihatkan banyak derivat yaitu evaginasi laterad berupa kantung faring
yang selengkapnya ada 6 pasang. Pada kantung faring bagian distal terdapat bakal
tonsil, timus dan paratiroid. Bakal tiroid berupa divertikulum, tampak medioventral
dari faring. Kantung faring nomor 2 adalah saluran timpani bagian telinga. Kantung
faring bertemu dengan lekukan ektoderm bermesoderm yaitu lekuk/celah faring
(viseral), yang dibatasi oleh lengkung faring ke arah anterior dan posterior. Lengkung
faring 1 adalah lengkung mandibula, yang kedua ialah lengkung hioid. Celah di antara
kedua lengkung itu ialah celah hiomandibula. Lengkung III dan seterusnya adalah
lengkung insang. Derivat-derivat SPM lainnya keluar dari medioventral usus depan
ialah laringotrakea, hati, pankreas ventral dan pankreas dorsal. Dari pangkal
divertikulum hati, dibentuk kantung empedu dengan duktus sistikus. Divertikulum
hati bercabang-cabang membentuk pita-pita hati dan duktus hepatikus. Duktus
hepatikus bertemu dengan duktus sistikus membentuk saluran empedu (ductus
choledochus) yang bermuara di dalam duodenum. Kedua bakal pankreas (ventral dan
dorsal) bergabung di bagian dorsal dan berdiferensiasi, sampai terjadi sitodiferensiasi.
Saluran pankreas bermuara di dalam duodenum Pankreas berdiferensiasi membentuk
bagian eksokrin dan bagian endokrin (pulau Langerhans) Hasil sitodiferensiasi ialah
terbentuknya berbagai sel khusus di dalam pulau Langerhans. Masing-masing sel
khusus (A, B, dan C) menghasilkan hormon tertentu, misalnya hormon glukagon dan
hormon insulin yang masing-masing dihasilkan oleh sel A dan sel B.
25
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
organ yang paling akhir berfungsi, yaitu saat lahir/ menetas. Agar alveoli tidak
lengket satu sama lain sehingga tidak collapse, dihasilkan senyawa surfaktan oleh sel-
sel alveoli, yang mengatur tegangan permukaan.
Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada
daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan
bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada
bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan
belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan
otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan
alat urogenitalia.
Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
1) Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture (susunan kimia)
tanduk : sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
2) Kelenjar-kelenjar kulit : kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah,
kelenjar lendir, dan kelenjar air mata.
3) Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba.
4) Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan enamel
(email) gigi, kelenjar ludah, dan indra kecap.
5) Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau
tajam.
Bumbung Endoderm (metenterom)
Menumbuhkan :
1) Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx sampai rectum.
26
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Perkembangan Lambung
27
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Perkembangan Paru-paru
Bumbung Neuran (saraf)
Menumbuhkan :
1) Otak dan sumsum tulang belakang
2) Saraf tepi otak dan punggung
3) Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan raba
4) Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
Bumbung mesoderm
Menumbuhkan banyak ragam alat :
1) Jaringan pengikat dan penunjang
2) Otot : lurik, polos, dan jantung
3) Mesenchyme yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
(sedikit ada juga mesenchyme sesungguhnya dari bumbung ectoderm epidermis)
4) Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya
5) Ginjal dan ureter
6) Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica
muscularis –mucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan,
kelamin, dan pembuluh darah.
7) Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat pleura, pericardium,
peritonium, dan mesenterium.
Source:
Puja, I Ketut et al. 2010. Embriologi Modern, Udayana University Press : Denpasar.
28
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020
Yatim, Wildan et al. 1984. Embryologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran, Penerbit
Tarsito : Bandung.
29
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes