Anda di halaman 1dari 29

BIOLOGI REPRODUKSI 2020

EMBRIOLOGI, GAMETOGENESIS, KEHAMILAN, TUMBUH KEMBANG JANIN


I. PEMBUAHAN/ FERTILISASI
1. Pengertian
Fertilisasi adalah:
• Proses penyatuan gamet pria dan wanita yang terjadi di daerah ampulla tuba fallpopii.
• Spermatozoa yang masuk vagina harus mengalami kapasitasi dan reaksi akrosom
• Kapasitasi: masa penyesuaian dalam saluran reproduksi wanita di mana terjadi
pelepasan selubung glikoprotein dan protein-protein plasma semen yang
membungkus akrosom yang berlangsung kira-kira 7 jam pada manusia
• Reaksi akrosom: reaksi pelepasan anzim-enzim dari akrosom untuk menembus
lapisan-lapisan oosit dengan diinduksi oleh protein-protein zona Pellusida

Fertilisasi adalah proses penyatuan kedua sel gamet, yaitu sel telur dari pihak
perempuan dan sel sperma dari pihak laki-laki.Hasil dari proses pembuahan di dalam
fertilisasi akan menghasilkan sebuah sel tunggal yaitu zigot.Tempat terjadinya fertilisasi
pada manusia adalah di dalam tuba fallopi wanita atau oviduct.

Fertilisasi adalah pertemuan antara sel telur dan sperma di dalam tuba fallopi.Fertilisasi
merupakan proses berfusinya pronukleus jantan pada sperma dengan pronukleus betina
pada ovum hingga berbentuk zigot yang berlangsung di dalam tuba falopii (saluran
telur).Setelah bertemu antara sel telur dan sperma maka akan membentuk zigot
kemudian menjadi embrio yang nantinya akan menjadi cikal bakal janin. Janin akan
berkembang di dalam Rahim seorang ibu. Seorang ibu akan berperan aktif pada
perkembangan si bayi. Bisanya ibu akan menambah nafsu makan karena merasa lapar
terus menerus.

Proses fertilisasi atau pembuahan merupakan proses dimana sperma akan membuahi sel
telur. Satu kali ejakulasi sperma dikeluarkan 300 juta – 400 juta sel sperma. Yang akan
masuk membuai sel telur. Tetapi tidak semua bertahan hidup sampai ke sel telur. Dan
yang berhasil membuahi hanya satu sperma pada sel telur.

Fertilisasi adalah proses terjadinya pembuahan sel telur oleh sel sprma dan ditandai
dengan bergabungnya inti kedua sel kelamin tersebut. Proses fertilisasi berlangsung di
dalam oviduk. Sebelum terjadi fertilisasi, pada permulaannya terlebih dahulu
terjadi proses yang dinamakan kopulasi atau persetuuhan. Adanya kopulasi menjadikan
1
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

sprma yang bercampur dengan air mani (semen) masuk ke dalam saluran reproduksi
wanita (vagina). Oleh enzim proteolitik, sprma yang berada dalam vagina terlihat sangat
motil. Kemudian, sprma tersebut bergerak menuju uterus hingga oviduk (tuba allopi)
melalui pergerakan ekornya. Di bagian atas oviduklah fertilisasi terjadi. Agar sel telur
dapat dibuahi oleh sprma, sprma mengeluarkan enzim hialuronidase dan enzim
proteinase. Oleh kedua enzim tersebut, sel telur dapat ditembus oleh sperma.

Gambar 1. Proses penembusan zona pellucida

Proses penembusan sel telur memerlukan waktu tertentu. Sebabnya, sel sperma harus
menembus tiga lapisan sel telur yang berturut-turut adalah korona radiata, zona
pelusida, dan membran plasma. Setelah sel telur dibuahi oleh satu sel sprma, segera sel
telur mengeluarkan senyawa tertentu menuju zona pelusida. Senyawa tersebut berfungsi
untuk melidungi sel telur supaya tidak tertembus kembali oleh sprma lainnya. Untuk
mencermati proses terjadinya fertilisasi.

2
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

SPERMA
Saat koitus dan terjadi ejakulasi, jutaan sperma terdeposit pada vagina bagian atas.
Sebagian besar tidak pernah mencapai lokasi fertilisasi. Sperma abnormal jarang dapat
berhasil melakukan perjalanan yang panjang ini dan mahka majoritas spermatozoa sehat

3
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

bahkan mati ditengah jalan. Majoritas sperma keluar dari vagina setelah pengenceran
cairan semen dan hanya sebagian kecil yang mampu menembus servik dalam hitungan
menit .Sperma tak dapat melewati analis servikalis bila mukosa servik dalam keadaan
tidak siap.Kesiapan servik biasanya terjadi pada pertengahan siklus ketika kadar
estrogen mencapai puncaknya dan kadar progesteron paling rendah.Pada kondisi
optimal, sperma memerlukan waktu 2 – 7 jam untuk bergerak melalui uterus menuju
lokasi fertilisasi dalam saluran tuba falopii.Spermatozoa dapat bertahan 24 – 48 jam
dalam saluran reproduksi wanita.Sperma yang baru dikeluarkan saat ejakulasi belum
mampu membuahi sel telur. Mereka harus mengalami kapasitasi. Kapasitasi dapat pula
di induksi secara in vitro dengan kultur yang sesuai.Selama kapasitasi, selubung
glikoprotein yang menempel pada membran sel spermatozoa dilepaskan dan
menyebabkan perubahan pada permukaan membran sperma dan mengadakan
reorganisasi pada membran sperma tersebut.Kapasitasi sperma memungkinkan
terjadinya reaksi akrosom.Enzym proteolytic yang dilepaskan akrosom memungkinkan
penetrasi zona pellucida oleh sperma yang bergerak seperti cambuk.Penetrasi zona
pelucida memerlukan waktu sekitar 15 menit.
SPERMA SEHAT:

1. Jumlah sperma

Salah satu tanda sperma yang sehat bisa diketahui dari jumlahnya. Sperma
yang sehat biasanya berjumlah di atas 15 juta setiap milimeter semen (air
mani). Semakin banyak jumlahnya, semakin besar peluang sperma
membuahi sel telur. Jika sperma yang dihasilkan pria saat ejakulasi kurang
dari angka minimum atau sedikit, kemungkinan terjadinya kehamilan pada
pasangan juga cenderung rendah.

2. Pergerakan sperma

Ciri sperma yang sehat bisa diketahui bagaimana pergerakannya. Normalnya,


sperma mampu bergerak lincah dan berenang melalui serviks, uterus, dan
tuba falopi untuk mencapai sel telur. Inilah yang dinamakan motilitas
sperma. Anda dikatakan memiliki sperma yang sehat dan subur apabila 40%
dari sperma yang dikeluarkan mampu bergerak dan berenang secara lincah.

3. Struktur sperma

Struktur sperma pada normalnya memiliki struktur kepala yang oval dan
ekor yang panjang jika dilihat melalui mikroskop. Struktur sperma yang

4
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

lengkap dan sempurna adalah tanda bahwa Anda memiliki sperma yang
sehat. Struktur sperma yang normal juga mendukung kelincahan dan
kemampuan sperma berenang, sehingga sperma dapat membuahi sel telur.

4. Likuifaksi sperma

Kemampuan semen berubah dari gel menjadi cairan juga menjadi ciri
kualitas sperma yang sehat. Inilah yang dinamakan likuifaksi sperma.
Umumnya, dalam suhu ruangan, kemampuan semen dapat mencair dari
bentuk kental sekitar 15-20 menit. Sperma yang tidak mencair pada rentang
waktu tersebut akan sulit atau tidak dapat berenang menuju sel telur.

5. pH sperma

Tidak hanya tekstur dan struktur sperma, pH semen juga menjadi salah satu
tolok ukur kesuburan laki-laki. Ciri lain dari sperma yang sehat adalah
memiliki semen dengan pH sekitar 7,2-7,8 alias basa. Kadar pH semen yang
rendah dapat mengindikasikan infeksi pada kesehatan organ pria.

6. Total jumlah semen

Jumlah semen saat ejakulasi juga menjadi tanda kesuburan dan kualitas
sperma. Seorang laki-laki dikatakan memiliki sperma yang sehat jika ia
mampu menghasilkan sekitar 2-5 ml semen dalam satu kali ejakulasi.

Jika seseorang memiliki semen di bawah jumlah normal, kemungkinan ia


mengalami masalah pada kelenjar prostatnya. Sementara kelebihan jumlah
sperma dapat menandakan konsentrasi sperma yang terlalu cair. Perlu
diketahui, untuk memastikan apakah sperma yang Anda miliki sehat atau
tidak, tidak bisa dilakukan sendiri dengan melihat ciri-ciri yang
kasatmata.Bila Anda ingin mengetahuinya lebih detail, ada baiknya
konsultasikan ke dokter atau lakukan pemeriksaan di laboratorium.

5
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

Sperma bersifat haploid (n = 23 kromosom) dan sel telur juga bersifat haploid (n = 23
kromosom). Akibatnya, pembuahan sprma pada sel telur akan menghasilkan sebuah
zigot yang bersifat diploid (2n = 23 pasang kromosom). Berikutnya, zigot bergerak
menuju uterus melalui oviduk dan sembari membelah secara mitosis. Pada saat ini juga
zigot sudah mulai berkembang menjadi embrio. Pembelahan zigot menghasilkan sel-sel
yang bentuknya sama dan fasenya dinamakan morula. Pembelahan morula
menghasilkan blastosit dan fasenya dinamakan blastula. Kurang lebih lima hari
setelah fertilisasi, blastosit menempel pada endometrium dan prosesnya
dinamakan implantasi. Implantasi ini dapat menyebabkan kehamilan.

6
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

2. Tahap-tahap Fertilisasi
• Tahap 1: penembusan Cumulus Ooforus
• Tahap 2: penembusan Corona Radiata
• Tahap 3: penembusan zona pelusida
• Tahap 4: fusi oosit dan membran plasma
• Tahap 5: senggami (penggabungan pronukleus wanita dengan pronukleus pria)

7
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

Ad.1 Penembusan Cumulus Ooforus dan Corona Radiata


• Dari 200 – 300 juta spermatozoa yang dicurahkan, hanya 300 – 500 yang mencapai
tempat pembuahan, dan hanya satu diantaranya yang diperlukan untuk pembuahan.
Sperma lain membantu agar dapat menembus sawar-sawar membantu agar dapat
menembus sawar-sawar yang melindungi gamet wanita.
• Dari akrosom (tudung kepala) sperma dikeluarkan enzim-enzim secara berurutan:
Hyalurunidase, Corona penetrating enzim (CPE) dan terakhir akrosin untuk
menembus zona pelusida.
Ad.2 Penembusan Zona Pelusida

• Zona pellusida adalah sebuah perisai glikoprotein di sekeliling telur yang


mempermudah dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi
akrosom.

• Permeabilitas zona berubah ketika kepala sperma menyentuh permukaan oosit yang
menyebabkan pembebasan enzim-enzim lisosom dari granul-granul korteks yang
melapisi membran plasma oosit.

8
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

• Enzim-enzim ini membuat reaksi zona untuk menghambat penetrasi sperma dan
membuat tak aktif tempat-tempat reseptor spermatozoa
Ad.3 Fusi Oosit Dan Membran Sel Sperma

• Penyatuan antara selaput oosit dan selaput yang melindungi bagian belakang sperma.
• Pada manusia hanya kepala sperma saja yang masuk, bagian leher dan ekor tetap di
luar oosit.

• Reaksi oosit: reaksi kortikal dan zona, melanjutkan pembelahan meiosis 2, penggiatan
metabolik sel telur.

II. PROSES ORGANOGENESIS


1. Pengertian
Organogenesis adalah proses pembentukan organ atau alat tubuh. Pertumbuhan ini
diawali dari pembentukan embrio (bentuk primitif) yang mengalami transformasi dan
diferensiasi menjadi fetus (bentuk definitif) dengan ciri individu (Gilbert, 2006). Masa
organogenesis adalah masa yang sangat sensitif dan peka selama masa kehamilan,
dimana asupan nutrisi yang dikonsumsi oleh induk dalam masa tersebut akan sangat
memengaruhi perkembanganjanin. Kekurangan atau kelebihan zat tertentu dalam masa
organogenesis dapat menyebabkan berbagai gangguan perkembangan pada janin. Untuk
pertumbuhan janin yang baik dibutuhkan berbagai vitamin dan mineral seperti vitamin

9
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

C, vitamin D, thiamin, riboflavin, niasin, asam folat, zat besi dan kalsium (Ariontang,
2010).

Setelah melewati tahapan neurulasi yang telah dibahas dalam postingan sebelumnya,
tahapan selanjutnya adalah organogenesis.
https://www.youtube.com/watch?v=TOkAXokaaCk
https://www.youtube.com/watch?v=BWXEwKsJZyU
Pembentukan Saraf (Neurulasi)
Tahap pembentukan saraf adalah sebagai berikut:
1. Notokorda menginduksi ektoderm neural membentuk neural plate
2. Batas lateral dari lempeng saraf terangkat membentuk lipatan saraf (neural fold) dan
mengapit lekuk saraf (neural groove)
3. Neural fold tumbuh saling mendekati sehingga kedua tepi lateralnya secara bersama-
sama berfusi pada bagian mediodorsal embrio dan menghasilkan neural tube dan
neural crest.
4. Tabung saraf akhirnya memisah dari lapisan ektoderem epidermis dan pada bagian
ujungnnya masih terbuka. Bagian anterior dari tabung saraf yang terbuka disebut
anterior neuropor, sedangkan bagian belakang dari tabung saraf yang terbuka
disebut posterior neuropor.
5. Neural tube selanjutnya menjadi sistem saraf pusat, sedangkan nueral crest
bermigrasi ke seluruh tubuh dengan gerakan amuboid untuk membentuk saraf tepi.
Pembentukan Mata
Tahap pembentukan mata adalah sebagai berikut:
1. Otak depan akan mengalami evaginasi lateral membentuk vesikula optik
2. Vesikula optik berkembang terus menerus hingga mencapai ektoderm permukaan
dan menginduksi ektoderm membentuk plakoda lensa
3. Plakoda lensa mengalami invaginasi kemudian menginduksi vesikula optik
sehingga menjadi cawan optik (piala mata)
4. Pada cawan mata terdapat celah yang melebar memanjang sepanjang permukaan
bawah tangkai mata yang disebut fissure chorioidea dan Bibir cawan mata akan
bertemu dan membentuk pupil.
5. Sel-sel pada cawan mata akan berkembang ke dua arah. Bagian luar akan
berkembang menjadi lapisan tipis yang berpigmen yang merupakan lapisan pigmen
retina dan lapisan dalam membentuk lapisan tebal yang mengandung sel –sel saraf

10
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

yang merupakan lapisan saraf retina. Sel-sel saraf ini akan memanjang hingga ke
tangkai mata.
6. Plakoda lensa pada ektoderm mengalami invaginasi membentuk cawan lensa yang
berkembang menjadi gelembung lensa.
7. Gelembung lensa kemudian mengalami delaminasi dari ektoderm dan terletak pada
mulut cawan mata
8. Sel‐sel lensa pada sisi dekat retina menjadi panjang, berbentuk serabut sehingga
menghasilkan kristalin
9. Lensa dipenuhi dengan sel‐sel kristalin yang jernih/ transparan dan tidak berinti
10. Iris dibentuk oleh lapisan dalam dan luar cawan mata yang mengandung pigmen
dan oleh lapisan jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah dan mengandung
otot-otot pupil.
11. Saat gelembung lensa terbentuk, gelembung lensa tersebut akan dilapisi oleh sel-sel
mesenkim jarang yang berdiferensiasi membentuk khorioidea dan sklera.
12. Lensa menginduksi ektoderm membentuk kornea
Pembentukan Alat Gerak
Tahap pembentukan alat gerak adalah sebagai berikut:
1. Tunas anggota mulai nampak sebagai tunas yang berbentuk menyerupai dayung
pada permulaan minggu kelima. Pada ujung tunas ektoderm agak menebal dan
dikenal sebagai rigi ektoderm puncak (Apical Ectoderm Ridge). Rigi ini
berpengaruh menginduksi mesenkim disekitarnya yang mulai tumbuh dengan cepat
dan berdiferensiasi.
2. Pada minggu keenam ujung tunas menjadi gepeng (lempeng tangan dan kaki) dan
dipisahkan dari bagian yang diatas oleh suatu penyempitan (konvergen) yang
melingkar.
3. Selanjutnya, celah-celah kecil timbul pada lempeng tangan dan kaki. Hilangnya
jaringan pada celah-celah tersebut menjadi awal terbentuknya jari-jari.
Pembentukan Jantung
Tahap pembentukan jantung adalah sebagai berikut:
1. Bakal tabung jantung yang berada di dalam rongga perikardium memanjang ke arah
bawah yang akan menjadi bakal sinus venosus
2. Pada hari ke 19, dari mesoderm mudigah akan terbentuk 2 tubulus endokardial.
Pada hari ke 21, tubulus ini bersatu membentuk tubulus cordis primitif.

11
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

3. Tabung jantung membentuk cardiac loop (lekuk jantung), sehingga terbentuk bulbus
cordis, ventrikel, atrium dan sinus venosus. Sinus venosus tertambat pada lapisan
mesenkim, sehingga membentuk lengkungan
4. Atrium mengalami evaginasi, sehingga berputar 180◦ ke arah ventral. Dan sinus
venosus ikut naik, yang akan menjadi bakal atrium kanan. Bulbus cordis mengalami
invaginasi, sehingga berputar 180◦ ke arah bawah, yang akan membentuk lipatan
sulcus bulboventricularis yang menandakan adanya ventrikel kanan dan ventrikel
kiri.
5. Perluasan atrium dikedua sisi truncus anterious menyebabkan suatu lekuk pada
atrium. Karena adanya gerakan invaginasi sehingga lekuknya semakin menonjol ke
dalam yang disebut septum primum.
6. penyatuan atrium kanan dan kiri yang saling berhadapan menyebabkan kaki
tonjolan semakin menonjol ke dalam dan meluas ke arah bantalan
endocardium. Karena perluasaan, endocardium akan menebal dan menutupi ostium
primum, sebelum ostium primum tertutup sempurna, muncul celah baru yang
disebut ostium secundum.
7. Bagian atrium kanan mengalami pelebaran dan akan terbentuk celah yang disebut
septum secundum.
8. Septum primum tertekan oleh septum secundum yang akan menutupi ostium
secundum dan memisahkan atrium kanan dan atrium kiri. Namun pada ostium
secundum hanya tertutupi sebagian sehingga masih ada lubang kecil disebut
foramen oval.
9. Pada bagian ventrikel terbentuk sekat yang bernama septum interventriculare yang
akan memisahkan ventrikel kanan dan ventrikel kiri.
Pembentukan Sistem Pencernaan
Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus sederhana membentuk tabung buntu masing
masing :
 Usus sederhana depan (fore gut)
 Usus sederhana belakang (hind gut)
 Usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk seme ntara tetap berhubungan dengan
kandung kuning telur.

12
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

Tahap pembentukan sistem pencernaan adalah sebagai berikut:


Pembentukan rongga mulut
Terbentuk pada bagian anterior usus depan. Usus mengalami invaginasi lekukan
stomodium ektoderm dan evaginasi pada lapisan entoderm. Kemudian keping oral
makin lama akan menipis lalu akhirnya pecah menjadi lubang mulut
Pembentukan lambung
Lambung terbentuk sebagai suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan.
Dimana terjadi perubahan kedudukan akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada
berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat disekitarnya.
 Perubahan kedudukan lambung karena ia berputar sekitar sumbu memanjang dan
sumbu antero posterior. Perputaran dilakukan 90o searah jarum jam. Akibatnya, sisi
kiri menghadap ke depan, sisi kanan menghadap ke belakang, N.X kiri yang semula
mensarafi kiri menuju ke depan, dan N.X kanan yang semula mensafari kanan
menuju ke belakang.
 Selama perputaran , bagian dinding belakang lambung tumbuh lebih cepat dari bagian
depannya sehingga mengakibatkan pembentukan curvatura mayor dan curvatura
minor.
 Pada tingkat perkembangan ini, lambung terikat pada dinding dorsal dan ventral tubuh
melalui mesogastrium dorsale dan ventrale.
 Perputaran disekitar sumbu memanjang menarik mesogastrium dorsale kekiri. Dengan
demikian membantu pembentukan bursa omentalis, yaitu kantong peritonium
dibelakang lambung
Pembentukan usus
 Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama bagian cranialnya.
 Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati yang serentak, rongga perut
untuk sementara terlalu kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.
 Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan tali pusat (hernia umbilicalis
phisiologic) yang terjadi pada minggu ke enam.
 Bersamaan dengan pertumbuhan memanjangnya, jerat usus sederhana akan berputar
disekitar poros yang dibentuk oleh A. Mesenterica superior. Perputaran terjadi 270o
yang terdiri atas 90% selama herniasi dan 180o selama jerat usus kembali ke rongga
perut. Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.
 Usus besar juga cukup bertambah panjang, sedangkan yeyenum dan ileum selain
bertambah panjang juga akan membentuk jerat-jerat bergelung selama perputaran.

13
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

 Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai kembali kedalam rongga
perut. Hal ini mungkin disebabkan menghilangnya mesonephros, berkurangnya
pertumbuhan hati, bertambah luasnya rongga perut.
 Bagian proximal jejunum merupakan bagian pertama yang masuk dan mengambil
tempat disisi kiri. Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap disisi
kanan. Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat usus sederhana
terakhir masuk ke rongga perut. Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus
kanan hati.
 Gelembung caecum bergerak turun kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk
colon ascenden dan flexura hepatica. Selama proses ini ujung distal gelembung
caecum membentuk sebuah diverticulum yang sempit. Appendix berkembang
selama penurunan colon.
Pembentukan anus
Terbentuk pada bagian posterior usus belakang. Mengalami invaginasi lekukan
proctodeum ektoderm dan evaginasi pada lapisan entoderm menjadi keping anal yang
makin lama akan menipis lalu akhirnya pecah menjadi lubang anus.
Pembentukan Paru-paru
Tahap pembentukan paru-paru adalah sebagai berikut:
1. Pada 18-19 hari, kedudukan ektoderm dan endoderm pada embrio, belum
mengalami pelipatan.
2. Pada usia 22 hari mulai terjadi pelipatan, terbentuk usus depan yang
merupakan bakal dari susunan pernapasan.
3. Pada usia 25 hari, terbentuk membran buccopharyngea yang merupakan hasil
dari pertemuan ujung usus depan dengan ektoderm pada dasar stomodeum
4. Pada 28 hari, membran tersebut pecah dan terjadilah hubungan terbuka antara
rongga mulut (stomodeum) dan usus depan
5. Terjadi pembentukan septum oesophagotrachealis, trakea dan dua tunas paru-
paru. Tunas paru-paru kanan bercabang tiga, sedangkan tunas paru-paru kiri
bercabang 2. Bronkus utama membelah secara dikotom. Akhir bulan ke enam
terbentuk kurang lebih 17 anak cabang.
6. Bronchus dilapisi oleh canalis pericardioperitonealis. Tunas paru-paru meluas
menjadi lamina visceralis dan tumbuh menembus rongga selom memenuhi
canalis pericardioperitonealis menjadi rongga pleura. Lamina visceralis

14
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

menjadi pleura visceralis, melekat pada permukaan luar paru-paru. Lamina


parietalis menjadi pleura parietalis, melapisi dinding tubuh sebelah dalam.
7. Bronchiolus terminalis meluas ke dalam alveoli yang dilapisi sel epitel pipih.
Alveolus matang mensekresikan surfactant yang dapat menurunkan tegangan
permukaan pada perbatasan alveoli-udara.

Tahapan yang terjadi dalam organogenesis:


a. Histogenesis
Tahap awal dari Organogenesis adalah Histogenesis. Histogenesis adalah suatu proses
diferensiasi dari sel yang semula belum mempunyai fungsi menjadi sel yang mempunyai
fungsi khusus. Dengan kata lain, histogenesis adalah differensiasi kelompok sel menjadi
jaringan, organ, atau organ tambahan. Setiap jaringan mengandung sekelompok sel yang
sama. Sel jaringan ini sudah merupakan sel khusus, kecuali sel epitel dan jaringan ikat
dipertimbangkan sebagai sel kurang khusus jika dibandingkan dengan sel saraf atau otot.
Bentuk umum dan struktur dari sel dimodifikasi selama perkembangan sehingga setiap
jaringan mengandung sel dengan fungsi khusus. Ketiga lapisan benih akan mengalami

15
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

spesialisasi selama periode ini dan karena itu, setiap lapis benih menghasilkan sel yang
fungsional pada jaringan tempatnya berbeda. (Puja et.al. 2010)
b. Organogenesis (Morfogenesis)
Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk
primitif (embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Fetus memiliki bentuk yang
spesifik bagi setiap famili hewan. Artinya tiap bentuk fetus hewan memiliki ciri khas
tersendiri yang mencerminkan spesiesnya.Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan
berakhir pada akhir minggu ke 8.Dengan berakhirnya organogenesis maka ciri-ciri
eksternal dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut fetus.
Organogenesis memiliki dua periode yaitu :
1) Periode pertumbuhan antara
Pada periode ini terjadi transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio
sehingga menjadi bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies.
2) Periode Pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah periode penyelesaian bentuk definitif menjadi
suatu bentuk individu (pertumbuhan jenis kelamin, roman/ wajah yang khas bagi
suatu individu). Namun pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan
akhir tidak jelas.
Sedangkan, organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh
embrio pada fase gastrula. Contohnya :
1) Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf),
integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2) Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat
reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3) Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan,
dan alat respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding
tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya :
Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.
Tahap embriology sbb:

16
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

17
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

http://www.embryology.ch/carnegie/carnegieen.html?number=18

c. Transformasi Dan Differensiasi


Pada akhir dari proses gastrulasi, lapisan benih telah berdiferensiasi, tetapi belum
dapat berfungsi. Sel masih tidak berfungsi sampai pada proses diferensiasi khusus
yang disebut histological differentiation atau cytodifferentiation. Hasil dari proses
diferensiasi khusus ini adalah terbentuknya protein baru dalam sel. Protein khusus ini
memungkinkan sel tertentu mampu berfungsi untuk hanya satu fungsi.
Transformasi dan diferensiasi bagian-bagian embrio bentuk primitif berupa :
1) Ekstensi dan pertumbuhan bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi.
2) Evaginasi dan invaginasi daerah tertentu setiap bumbung.
3) Pertumbuhan yang tak merata pada berbagai daerah bumbung.
4) Perpindahan dari sel-sel dari setiap bumbung ke bumbung lain atau ke rongga
antara bumbung-bumbung.

18
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

5) Pertumbuhan alat yang terdiri dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari
berbagai bumbung.
6) Pengorganisasian alat-alat menjadi sistem: sistem pencernaan, sistem peredaran
darah, sistem urogenitalia, dan seterusnya.
7) Penyelesaian bentuk luar (morfologi, roman) embrio secara terperinci, halus dan
individual.
d. Proses morfogenesis
Bentuk dari organisme tergantung dari dua faktor, yaitu bentuk sel dan posisi relative
dari sel tersebut. Jadi, morfogenesis terjadi pada beberapa tingkat, yaitu pada tingkat
organisme, organ tubuh, jaringan organ, dan tingkat seluler. Karena itu, morfogenesis
terjadi tidak hanya pada pembentukan organisme, tetapi juga pada pembentukan sel.
Dengan kata lain, morfogenesis merupakan proses yang menyangkut perubahan pada
tingkat sel dan supra seluler.
e. Lapisan Benih Ektoderm
Lapis benih ektoderm menghasilkan atau menumbuhkan bagian epidermal, neural
tube, dan sel neural crest.
1) Epidermal ectoderm akan menumbuhkan organ antara lain : (1) lapisan epidermis
kulit, dengan derivatnya yang seperti sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji, kelenjar
minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar lugak, kelenjar lendir, dan kelenjar mata., (2)
organ perasa sepertai lensa mata, alat telinga dalam, indra pembau, dan indra
peraba, dan (3) epithelium dari rongga mulut ( stomodium), rongga hidung, sinus
paranasalis, kelenjar ludah, dan kelenjar analis (proctodeum ).
2) Neural tube akan menumbuhkan organ antara lain : otak, spinal cord, saraf feriper,
ganglia, retina mata, beberapa reseptor pada kulit, reseptor pendengaran, dan
perasa, neurohifofisis.
3) Neural crest akan menumbuhkan organ antara lain : neuron sensoris, neuron
cholinergik, sistem saraf parasimpapetik, neuron adrenergic, sel swann dan ginjal,
sel medulla adrenal, sel para folikuler kelenjar tyroid,sel pigmen tubuh, tulang dan
yang lainnya.
Sistem saraf terdiri atas sistem sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi
(perifer), yaitu system saraf kranial, spinal, dan autonom. SSP berasal dari
bumbung neural yang dihasilkan oleh proses neurulasi. Bumbung neural beserta
salurannya (neurosoel) berdiferensiasi menjadi otak dan medulla spinalis (sumsum

19
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

tulang belakang: STB) Saluran di dalam otak terdiri atas 4 ventrikel dan di dalam
STB sebuah kanalis sentralis.

Otak embrio mula-mula terdiri atas 3 wilayah: 1) prosensefalon, 2) mesensefalon, 3)


rombensefalon. Kemudian, otak berkembang menjadi 5 wilayah yaitu prosensefalon
berkembang menjadi (1) telensefalon (bakal serebrum) dan (2) diensesefalon. Adapun
mesensefalon tetap sebagai mesensefalon (3) Sementara itu, rombensefalon berkembang
menjadi (4) metensefalon (bakal serebelum) dan (5) mielensefalon (bakal PonsVarolii dan
medula oblongata atau batang otak). Saluran di dalam telensefalon (telosoel) lateral kiri
dan kanan ialah ventrikel I dan ventrikel II. Ventrikel III adalah telosoel median dan
diosoel. Ventrikel IV ialah metasoel dan mielosoel. Mesosoel tidak membentuk ventrikel,

20
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

dan disebut duktus Sylvius. Dinding SSP awalnya ialah neuroepitelium yang merupakan
sumber sel-sel saraf dan neuroglia. Kemudian, neuroepitelium pada batang otak dan STB
akan terdiri atas lapisan ependum/ventricular (yang membatasi lumen), mantel (materi
kelabu), dan marginal (materi putih) Materi kelabu (mengandung banyak sel saraf dan
neuroglia) dan materi putih (berisi banyak akson bermielin) padaotak anterior dari batang
otak, letak kedua materi itu kebalikan dari kedudukannya di dalam STB

Hipofisis dibentuk dari 2 komponen, yaitu kantung Rathke (dari stomodeum) dan
infundibulum (dari diensefalon), masing-masing menjadi lobus anterior dan lobus
posterior dari hipofisis. Lobus intermedia terletak pada perbatasan kantung Rathke bagian
posterior dengan infundibulum. Tiap lobus menghasilkan hormon yang berbeda.
Pembentukan organ indera ditandai dengan adanya penebalan (plakoda) pada ektoderm
yang berhadapan dengan otak. Plakoda nasal (olfaktorius), plakoda optik, dan plakoda
otik (auditorius) masing-masing berhadapan dengan telensefalon, diensefalon, dan
mielensefalon. Selain berasal dari plakoda optik (bakal lensa), mata berasal juga dari
bagian diensefalon, yaitu vesikula optik (bakal retina) Bakal telinga yang mulai dibentuk
adalah bakal telinga dalam yang berasal dari plakoda otik, baru kemudian bakal telinga
tengah, dan terakhir bakal telinga luar (bagi hewan yang memiliki daun telinga atau pina).

f. Lapisan Benih Mesoderm


Lapisan benih mesoderm akan menumbuhkan notochord, epimer, mesomer dan
hypomer. Notochord umumnya berkembang dengan baik pada amphioxus, sedangkan
pada vertebrata menumbuhkan sumsum tulang belakang. Epimer akan berkembang
menjadi dermatome (dermis kulit), sklerotome (sumsum tulang), dan myotom (otot
kerangkang). Mesomer akan berkembang menjadi organ pengeluaran seperti ginjal
dan urethra, ovarium dan testis serta saluran genital dan korteks adrenalis. Hypomere

21
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

akan berkembang menjadi somatopleura (peritoneum), splanchnopleura (masentrium,


jantung, sel darah, sum – sum tulang, pembuluh darah) dan coeclon (rongga tubuh).
Epimere
Bagian sclerotome memisahkan diri dari somit berupa sekelompok sel mesenkim,
pindah ke median mengelilingi notochord dan ke dorsal mengelilingi bumbung neural.
Kelompok sel mesenkim ini membentuk vertebrae yang menyelaputi notochord dan
bumbung neural.
Somit kemudian kembali menyusun diri menjadi bumbung yang terdiri dari 2 bagian :
1) Dermatome, sebelah luar
2) Myotome, sebelah dalam
Rongganya disebut myocoel sekunder. Dermatome menghasilkan mesenkim yang
akan berpindah ke bawah epidermis membentuk lapisan dermis.
Mesomere
Dibedakan atas 2 daerah :
1) Genital ridge
2) Nephrotome
Genital ridge mengandung sel-sel untuk membina gonad. Nephrotome tumbuh
menjadi ginjal dan saluran-salurannya.
Hypomere
Somatic mesoderm dan splanchnic mesoderm akan menumbuhkan :
1) Kantung insang (branchial pouches) di daerah pharynx foregut. Kantung-kantung
insang itu berpasangan, dibina oleh endoderm sebelah dalam, ectoderm sebelah
luar, dan mesoderm di tengah.
2) Selaput rongga tubuh dan alat dalam : pericardium, pleura, peritonium,
mesenterium. Semua selaput ini terdiri dari sel sel epitel gepeng disebut
mesothelium, serta jaringan pengikat.
Splanchnic mesoderm sendiri di daerah jantung membina epimyocardium, serta
mesocardium yang merupaka selaput penggantung jantung. Somatic mesoderm
sendiri menumbuhkan lapisan dermis kulit di daerah lateral dan ventral
embrio.(Yatim et al.1984)
Turunan mesoderm dibagi menjadi 5 daerah:
1) Kordameseoderm : Membentuk notochord (sumbu tubuh)
2)Mesoderm Dorsal ( Paraksial ) : Membentuk jaringan ikat tubuh, tulang otot, tulang
rawan, dan dermis.

22
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

3) Mesoderm Intermediet : Membentuk system urogenital


4)Mesoderm Lateral : Membentuk system sirkulasi, permukaan rongga tubuh, dan
komponen anggota tubuh.
5) Mesoderm Kepala : Membentuk otot pada wajah/muka.
Organogenesis Urogenital
Organ-organ turunan mesoderm, di antaranya ialah ginjal dan gonad beserta saluran-
salurannya, jantung dan pembuluh darah, anggota badan, dan vertebra.Terdapat tiga
macam ginjal, berdasarkan kesempurnaan perkembangannya yaitu pronefros,
mesonefros, dan metanefros. Kepemilikan jenis-jenis ginjal ini sejalan dengan derajat
tingginya hewan. Selama perkembangan embrio suatu hewan, ginjal yang lebih
primitif dari ginjal definitifnya selalu atau pernah dimilikinya meskipun hanya
sebentar dan mungkin tidak berfungsi, melainkan akan berdegenerasi dan bersamaan
dengan itu ginjal yang lebih maju terbentuk posterior dari yang pertama. Komponen
ginjal ialah jaringan nefrogenik yang berasal dari mesoderm intermedier yang
perkembangannya diinduksi oleh saluran nefros.

Ginjal yang paling sempurna adalah metanefros, terletak paling posterior. Ginjal ini
dibentuk sebagai hasil induksi resiprokal antara tunas metanefros (tunas ureter)
dengan jaringan metanefrogenik yang menghasilkan unit-unit nefron. Tunas

23
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

metanefros awalnya merupakan cabang dari saluran mesonefros, tetapi kemudian


memisahkan diri. Gonad berasal dari mesoderm splanknik dekat mesonefros
(mesoderm intermedier) berupa pematang genital (epitel germinal), yang akan terdiri
dari korteks pada bagian luar dan medula di bagian dalam. Terdapat tahap indiferen
sebelum terdiferensiasi menjadi testis atau ovarium. Pada tahap ini terdapat saluran
Wolff, bakal vasa deferensia, dan juga saluran Muller, bakal oviduk. Dari epitel
germinal dibentuk pita-pita seks primer ke dalam medula.

Pada bakal testis, pita seks berkembang pesat di dalam medula sebagai pita medula
(pita testis) yang menjadi terpisah dari epitel germinal, dibatasi oleh tunika albuginea.
Pita medula adalah bakal tubulus seminiferus, terdiri atas sel-sel kelamin dan sel
Sertoli. Sel-sel medula lainnya menjadi sel Leydig. Korteks tetap tipis, sedangkan
medula tebal. Saluran Müller berdegenerasi, sedangkan saluran Wolff menjadi vasa
deferensia.(Yohana et al.2007).

g. Lapisan Benih Endoderm


Lapis benih ini akan menumbuhkan beberapa sel seperti, epithelium saluran
pencernaan dan derivatnya seperti hati, pancreas, vesika urinaria. Lapis benih juga
menumbuhkan sel epitel saluran pernapasan, saluran perkencingan, dan beberapa
kelenjar endokrin seperti tyroid dan parathyroid.

Organ-organ turunan endoderm yang utama adalah saluran pencernaan makanan


(SPM) dan kelenjar- kelenjarnya, serta paru-paru dan saluran respiratori (pernapasan)
Selain itu, beberapa kelenjar endokrin berasal dari endoderm juga. Pembentukan SPM
diawali dengan terbentuknya arkenteron, yang pada anamniota dari awal sudah
berbentuk rongga yang akan membentuk saluran. Pada amniota, saluran baru
terbentuk melalui pelipatan-pelipatan splanknopleura di bagian anterior, posterior, dan
lateral. Di bagian tengah saluran, terdapat bagian yang terbuka yaitu pada tangkai
yolk yang menghubungkan saluran dengan kantung yolk.

SPM terbagi menjadi wilayah usus depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus
depan akan menjadi faring, esofagus, lambung, dan duodenum anterior. Usus tengah
adalah bakal duodenum posterior dan sebagian dari kolon. Usus belakang ialah bakal
kolon dan rektum. Lubang mulut terdapat di ujung anterior usus depan, dari

24
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

pertemuan ektoderm stomodeum dengan endoderm faring yang kemudian pecah


membentuk lubang mulut Ektoderm stomodeum masuk ke dalam rongga mulut. Oleh
karena itu, epitel rongga mulut adalah ektoderm. Hal yang sama terjadi di bagian
kaudal, epitel rongga anus atau rongga kloaka adalah ektoderm yang berasal dari
ektoderm proktodeum.

Faring memperlihatkan banyak derivat yaitu evaginasi laterad berupa kantung faring
yang selengkapnya ada 6 pasang. Pada kantung faring bagian distal terdapat bakal
tonsil, timus dan paratiroid. Bakal tiroid berupa divertikulum, tampak medioventral
dari faring. Kantung faring nomor 2 adalah saluran timpani bagian telinga. Kantung
faring bertemu dengan lekukan ektoderm bermesoderm yaitu lekuk/celah faring
(viseral), yang dibatasi oleh lengkung faring ke arah anterior dan posterior. Lengkung
faring 1 adalah lengkung mandibula, yang kedua ialah lengkung hioid. Celah di antara
kedua lengkung itu ialah celah hiomandibula. Lengkung III dan seterusnya adalah
lengkung insang. Derivat-derivat SPM lainnya keluar dari medioventral usus depan
ialah laringotrakea, hati, pankreas ventral dan pankreas dorsal. Dari pangkal
divertikulum hati, dibentuk kantung empedu dengan duktus sistikus. Divertikulum
hati bercabang-cabang membentuk pita-pita hati dan duktus hepatikus. Duktus
hepatikus bertemu dengan duktus sistikus membentuk saluran empedu (ductus
choledochus) yang bermuara di dalam duodenum. Kedua bakal pankreas (ventral dan
dorsal) bergabung di bagian dorsal dan berdiferensiasi, sampai terjadi sitodiferensiasi.
Saluran pankreas bermuara di dalam duodenum Pankreas berdiferensiasi membentuk
bagian eksokrin dan bagian endokrin (pulau Langerhans) Hasil sitodiferensiasi ialah
terbentuknya berbagai sel khusus di dalam pulau Langerhans. Masing-masing sel
khusus (A, B, dan C) menghasilkan hormon tertentu, misalnya hormon glukagon dan
hormon insulin yang masing-masing dihasilkan oleh sel A dan sel B.

Divertikulum laringotrakea tumbuh ventroposteriad dan bercabang dua (bifurkasi)


menjadi bronkus ekstrapulmonalis. Ujung percabangan selalu menggelembung yaitu
bakal paru-paru. Selanjutnya, percabangan berlangsung beberapa generasi
menghasilkan bronkus intrapulmonalis, bronkiolus, sampai ke terminal percabangan
yaitu alveolus-alveolus. Semua percabangan intrapulmonalis akan diselaputi oleh
mesoderm yang mengisi ruang antarcabang-cabang membentuk paru-paru. Paru-paru
terdiri atas 3 lobus sebelah kanan dan 2 lobus sebelah kiri. Paru-paru merupakan

25
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

organ yang paling akhir berfungsi, yaitu saat lahir/ menetas. Agar alveoli tidak
lengket satu sama lain sehingga tidak collapse, dihasilkan senyawa surfaktan oleh sel-
sel alveoli, yang mengatur tegangan permukaan.

h. Organogenesis Pada Bumbung-Bumbung (Tubulasi)


Tubulasi adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut
juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis
benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung,
berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif.
Mengiringi proses tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung
ketiga lapis benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ)
bentuk definitif.

Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada
daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan
bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada
bumbung endoderm terjadi differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan
belakang. Pada bumbung mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan
otot rangka, bagian dermis kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan
alat urogenitalia.
Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
1) Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertexture (susunan kimia)
tanduk : sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
2) Kelenjar-kelenjar kulit : kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah,
kelenjar lendir, dan kelenjar air mata.
3) Lensa mata, alat telinga dalam, indra bau dan indra raba.
4) Stomodeum menumbuhkan mulut, dengan derivatnya seperti lapisan enamel
(email) gigi, kelenjar ludah, dan indra kecap.
5) Proctodeum, menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau
tajam.
Bumbung Endoderm (metenterom)
Menumbuhkan :
1) Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan sejak pharynx sampai rectum.

26
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

2) Kelenjar-kelenjar pencernaan: hepar, pancreas, serta kelenjar lendir yang


mengandung enzim dalam oesophagus, gaster dan intestinum.
3) Lapisan epitel paru atau insang.
4) Cloaca yang menjadi muara ketiga saluran : pembuangan (ureter), makanan
(rectum), dan kelamin (ductus genitalis).
5) Lapisan epitel vagina, uretra, vesica urinaria, dan kelenjar-kelenjarnya.

Perkembangan Saluran Pencernaan

Perkembangan Hati, Empedu, dan Pankreas

Perkembangan Lambung

27
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

Perkembangan Paru-paru
Bumbung Neuran (saraf)
Menumbuhkan :
1) Otak dan sumsum tulang belakang
2) Saraf tepi otak dan punggung
3) Bagian persarafan indra, seperti mata, hidung, dan raba
4) Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
Bumbung mesoderm
Menumbuhkan banyak ragam alat :
1) Jaringan pengikat dan penunjang
2) Otot : lurik, polos, dan jantung
3) Mesenchyme yang dapat berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
(sedikit ada juga mesenchyme sesungguhnya dari bumbung ectoderm epidermis)
4) Gonad, saluran serta kelenjar-kelenjarnya
5) Ginjal dan ureter
6) Lapisan otot dan jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica
muscularis –mucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan,
kelamin, dan pembuluh darah.
7) Lapisan rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat pleura, pericardium,
peritonium, dan mesenterium.
Source:
Puja, I Ketut et al. 2010. Embriologi Modern, Udayana University Press : Denpasar.

28
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes
BIOLOGI REPRODUKSI 2020

Yatim, Wildan et al. 1984. Embryologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran, Penerbit
Tarsito : Bandung.

29
DOSEN: Dr.LENNY IRMAWATY SIRAIT, SST., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai