PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang
dapat berupanukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal
(zigot) atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan
penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus
(kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri fundamental dari
kebanyakan siklus seksualeukariota, dan pada dasarnya gamet-gamet yang
melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motilseperti pada tumbuhan,
maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi
serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan
biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas
pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada
sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan
polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Fertilisasi?
2. Apa saja macam-macam Fertilisasi?
3. Bagaimana fungsi dan tahap-tahap Fertilisasi?
4. Bagaimana perjalanan sperma ke tempat pembuahan?
5. Bagaimana proses Fertilisasi?
6. Bagaimana Inisiasi pembelahan zygot?
C. Tujuan
1. Untuk mengatahui pengertian dari Fertilisasi.
2. Untuk mengatahui macam-macam Fertilisasi.
3. Untuk mengatahui fungi dan tahap-tahap Fertilisasi.
4. Untuk mengatahui perjalanan sperma ke tempat pembuahan.
5. Untuk mengatahui proses Fertilisasi.
6. Untuk mengatahui Inisiasi pembelahan zygot.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Fertilisasi
Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang
meliputi inti (genom) dan sitoplasma. Fertilisasi juga mempunyai
pengertian suatu proses penyatuan atau fusi dari dua sel gamet yang
berbeda, yaitu sel gamet jantan dan betina, yang akan membentuk zygot
yang mengandung satu sel. Secara embriologi, fertilisasi merupakan
pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum, dan melibatkan
penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus (Toelihere, 1985). Fertilisasi
diawali dengan proses pembentukan gamet yang disebut dengan
gametogenesis, yaitu proses pembentukan spermatozoa (spermatogenesis)
pada jantan dan pembentukan ovum (oogenesis) pada betina. Setelah
proses fertilisasi berlangsung, dilanjutkan dengan proses embryogenesis
yang meliputi pembelahan zigot, blastulasi, gastrulasi, dan neurolasi, dan
proses akhir adalah organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ
tubuh (Puja et al., 2010)
B. Macam-Macam Fertilisasi
Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a. Fertilisasi eksternal
Adalah proses pembuahan ovum oleh sperma terjadi di luar tubuh
organisme betinanya, proses ini dapat ditemui pada golongan ikan dan
katak. Golongan ini selalu mengeluarkan telur-telurnya dalam jumlah
banyak, untuk mengatasi banyak gangguan di sekelilingnya dari faktor
alam maupun binatang pemangsa.
- Fertilisasi pada katak
Pada katak, saat akan melakukan fertilisasi, katak jantan akan
menempel pada punggung betina sambil menekan perut betina dengan
menggunakan kaki bagian depan dan merangsang pengeluaran telur
kedalam air. Setiap telur yang dikeluarkan diseliputi oleh selaput telur
(membran vitelin). Hal tersebut dikenal dengan amplexus. Bersamaan
dengan itu, katak jantan akan mengeluarkan sperma untuk membuahi
sel telur tersebut, sehingga terjadilah fertilisasi. Pada saat bereproduksi
katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka
meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut
berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari
lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk
2
tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang
dikenal dengan metamorfosis (Refa, Y., 2011).
b. Fertilisasi internal
Fertilisasi internal adalah proses pembuahan ovum oleh sperma terjadi
di dalam tubuh organisme betinanya, sehingga lebih aman dari gangguan
faktor luar, tersimpan di dalam rahim organisme betinanya. Hanya saja
perkembangan ovum yang telah dibuahinya dapat bermacammacam,
misalnya ada yang mengalami ovovipar (telur menetas menjadi bayi di
luar tubuh betinanya, seperti terjadi pada golongan serangga dan burung),
ovovivipar (telur menetas menjadi bayi sewaktu akan ke luar dari tubuh
betinanya, seperti terjadi pada golongan reptil), dan vivipar (melahirkan
bayi atau anak, seperti terjadi pada golongan hewan menyusui).
C. Fungsi Fertilisasi
1. Fungsi Reproduksi
Pada fungsi ini fertilisasi memungkinkan terjadinya pemindahan
unsur-unsur genetik dari orang tua atau induk. Jika pada proses
pembentukan gamet terjadi reduksi unsur genetik dari diploid menjadi
haploid, maka pada proses fertilisasi kemungkinan terjadi pemulihan
kembali unsur genetiknya, sehingga diperoleh individu normal 2n.
4
2. Fungsi Perkembangan
Pada fungsinya dalam perkembangan, fertilisasi menyebabkan
rangsangan pada sel telur untuk menyelesaikan proses meiosis kemudian
membentuk pronukleus betina yang akan melakukan zyngami dengan
pronukleus jantan, dan akan membentuk zygot akhirnya akan berkembang
menjadi embryo dan fetus.
D. Tahap-tahap Fertilisasi
3. Reaksi akrosom
Setelah reaksi kapasitasi, sperma mengalami reaksi akrosom, terjadi
setelah sperma dekat dengan oosit. Sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi akan terpengaruh oleh zat – zat dari korona radiata ovum,
sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan
berkontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini dilepaskan
hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine – like agent
dan lysine – zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati
zona pelusida untuk mencapai ovum. Reaksi tersebut terjadi sebelum
sperma masuk ke dalam ovum. Reaksi akrosom terjadi pada pangkal
akrosom, karena pada lisosom anterior kepala sperma terdapat enzim
digesti yang berfungsi penetrasi zona pelucida.
5
4. Penetrasi zona pelucida
Setelah reaksi akrosom, proses selanjutnya adalah penetrasi zona
pelucida yaitu proses dimana sperma menembus zona pelucida. Hal ini
ditandai dengan adanya jembatan dan membentuk protein actin, kemudian
inti sperma dapat masuk. Hal yang mempengaruhi keberhasilan proses ini
adalah kekuatan ekor sperma (motilitas), dan kombinasi enzim akrosomal.
a. Tempat pembuahan
Di Posterir Oviduct : Urodela, Anura
Di Anterior Oviduct : Reptilia, Aves , Mammalia
Pada Rongga Perut : Sedikit Aves
Di folikel Ovarium : Teleostei
Didalam Kantung Telur Jantan: Tangkur Kuya dan Tangkur Buaya
Di air : Invertebrata, Pisces, dan Amphibia
a. Reaksi membran,
b. Reaksi korteks dan
c. Kenaikan metabolisme.
10
Perjalanan spermatozoa pada organ reproduksi betina
Bagian-bagian sperma
Ekor sperma
12
4. Penggabungan pronukleus jantan dan betina
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fertilisasi adalah proses peleburan spermatozoon dan sel telur yang
meliputi inti (genom) dan sitoplasma. Secara embriologi, fertilisasi
merupakan pemasukan faktor-faktor hereditas pejantan ke ovum, dan
melibatkan penggabungan sitoplasma dan bahan nucleus (Toelihere,
1985).
Macam-Macam Fertilisasi
Fertilisasi sendiri dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu : Fertilisasi
eksternal dan Fertilisasi internal.
Fungsi Fertilisasi: Fungsi Reproduksi dan fungsi Perkembangan
Tahap-tahap Fertilisasi
Kapasitasi spermatozoa dan pematangan spermatozoa
Perlekatan spermatozoa dengan zona pelucida
Reaksi akrosom
Penetrasi zona pelucida
Bertemunya sperma dan oosit
Perjalanan Sperma ke Tempat Pembuahan
Proses perjalanan sperma menuju tempat fertilisasi terdiri dari tiga
tahapan yaitu :
1. Fertilisasi dalam tubuh jantan
2. Fertilisasi di luar tubuh jantan
3. Fertilisasi dalam tubuh betina
Proses Fertilisasi
Tempat terjadinya penyatuan ovum dengan spermatozoa adalah di
dalam ampula dari tuba fallopii. Proses fertilisasi dimulai dengan
pematangan (maturasi) sel telur dan spermatozoa. Pematangan sel telur
dimulai pada waktu proses pembelahan meiosis dari profase I menjadi
masak selama folikulogenesis.
Proses fertilisasi pada mamalia memerlukan tiga tahap yaitu : sel
spermatozoa harus menembus diantara sel-sel cumulus dengan bantuan
enzim hyaluronidase, sel spermatozoa harus mampu menembus lapisan
zona pellucida, dan spermatozoa akhirnya bersatu dengan membran
plasma sel telur (Mujahid, 2012).
Inisiasi pembelahan zygot
Pertama kali bentuk organisasinya sebagai monoaster, kemudian
sebagai amphiaster, akhirnya menjauh dan menuju pada kutub yang
berlawanan, maka sesaat kemudian terjadilah mitosis (segmentasi).
14
DAFTAR PUSTAKA
15