Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

MATA KULIAH FISIOLOGI


REPRODUKSI,PEMIJAHAN DAN FERTILISASI PADA
HEWAN AKUATIK

NISMAWATI
O 271 20 059

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
BAB 1 PENDAHULUAN

i
Reproduksi adalah salah satu dari ciri ciri makhluk hidup.reproduksi adalah

proses dimana organisme memperbanyak diri yang bertujuan untuk

mempertahankan kelangsungannya hidup spesiesnya jadi reproduksi bukan hanya

berarti menghasilkan keturunannya.

Berdasarkan strategi reproduksi yang dimiliki oleh ikan maka dikenaltipe

reproduksi seksual dengan fertilisasi internal dan reproduksi seksualdengan

fertilisasi eksternal. Reproduksi seksual dengan fertilisasi internal,dilakukan

dengan menempatkan sperma dalam tubuh betina sehinggamengurangi

kekeringan atau mengatasi kekurangdekatan sperma dan telur sehingga fertilisasi

dapat berlangsung. Sedangkan fertilisasi eksternal,merupakan penggabungan dua

gamet (sperma dan telur) di luar tubuh masing-masing induk secara terkoordinasi

Setiap mahluk hidup pasti melakukan perkawinan untuk menjaga

kelestarian spesiesnya. Pada organisme akuatik proses perkawinan ini sering

disebut memijah. Proses pemijahan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu

proses matting, spawning, dan proses pasca spawning.Dalam melakukan

pemijahan selain lingkungan yang mendukung salah satu syarat utama adalah

induk harus matang gonad. Tingkat kematangan gonad setiap individu berbeda –

beda. Tingkat kematangan gonad setiap individu bisa dilihat dari alat kelaminnya

atau morfologi dari tubuh spesies tersebut.

Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat

berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau

ii
peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami)

dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk

ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya

gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada

tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran

tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan

biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada

beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita

dan semua antofita, gametnya tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses

fertilisasi.

BAB 2
REPRODUKSI,PEMIJAHAN DAN FERTILISASI

1.REPRODUKSI

A.Seksualitas

 Sebagian besar spesies ikan adalah gonbokoristik (dioecious),di

manasepanjang hidupnya memiliki jenis kelamin yang sama. Gonokoristik

terdiriatas dua kelompok :

iii
1.Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu

juvenil, jaringan gonad dalam keadaan belum dapat diidentifikasi (jantan atau beti

na)

 2.Kelompok yang berdiferensiasi, artinya sejak awal juvenil sudah tampak  jenis

kelaminnya (jantan atau betina)

 Selain gonokoristik, juga dikenal istilah hermaprodit yaitu di dalamtubuh

individu ditemukan dua jenis gonad. Bila kedua jenis

gonad berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat matang 

bersamaan atau bergantian maka jenis hermaprodit ini disebut hemaprodits

inkroni. Hermaprodit protandri, bila pada awalnya ikan-ikan tersebut berkelamin

jantan namun semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina.Juga dikenal

istilah hemaprodit protogini.yaitu pada awalnya berkelamin betina namun

semakin tua akan berubah kelamin menjadi jantan.

B.Perkembangan Gamet Jantan

1.Spermatogenesis

 Perkembangan gamet jantan dari spermatogonium menjadi

spermatozoamelalui dua tahap, yakni spermatogenesis dan

spermiogenesis.Spermatogenesis adalah tahap perkembangan spermatogonium

menjadispermatid, sedangkan spermiogenesis adalah metamorfosa

spermatidmenjadi spermatozoa. Awal spermatogemesis sitandai

dengan berkembang biaknya spermatogonia beberapa kali melalui pembelahan

mitosis, untuk memasuki tahap spermatosit primer. Selanjutnya

terjadi pembelahan meiosis, dimulai dengan kromosom berpasangan, yangdiikuti

iv
dengan duplikasi membentuk tetraploid (4n). Satu spermatosit primer tetraploid

membentuk dua spermatosit sekunder diploid membelahdiri menjadi dua

spermatid haploid (n). Perkembangan sperma dilukiskan pada gambar 

Gambar 1.0 evolusi testis kordata, (sumber: Grier, 1992)

2.Spermiasi

 Proses spermiasi berhubungan dengan pelepasan spermatozoa dari

lumenlobulus masuk ke dalam saluran sperma. Pelepasan ini mungkindisebabkan

oleh kenaikan tekanan hydrostatik di dalam lobul untuk mengeluarkan cairan

 – cairan oleh sel– sel sertoli dibawah rangasangangonadotropin. Spermatozoa

kemudian di dorong kedalam sistem pengeluaran, di sisni akan bercampur

dengan sperma (milt)Ikan rainbow trout tidak mempunyai seminal visecle. Bagian

luar darisaluran sperma kelihatan mempunyai beberapa fungsi, yaitu : ada

jugayang mengemukakan bahwa hormon steroid dan GtH berguna

untuk mengatur komposisi ion pada cairan seminal, akibat akibat

terjadinya perubahan

 – perubahan selama periode proses spermiasi.

Perangsangan perkembangan sperma tidak terlepas dari peran serta hormon andro

gen,yakni testosteron. Sedangkan, testosteron yang memegang peranan utama

v
B.PEMIJAHAN

 1. Nila (Oreochromis niloticus)

Ciri Kelamin Nila yang matang gonad adalah berumur lebih dari satu tahun dan

kelamin memerah pada kedua induk. Pada jantan kelaminnya tidak lancip dan

pada betina kelaminnya lancip dengan perut membuncit dan jika ditekan akan

keluar sel telur berwarna kuning. Sedangkan pada jantan jika perutnya ditekan

akan mengeluarkan cairan putih sperma. Hal ini diikuti dengan tingkah laku

jantan yang aktif dan betina yang pasif (suryanto,1994).

Proses perkawinan diawali dengan jantan yang membuat cekungan di dasar wadah

sebagai tempat permbuahan. Setelah itu, jantan mencari betina yang sudah

siap memijah. Ketika telah menemukan betina yang cocok maka jantan akan

berenang beriringan dengan betina dan jika ada nila jantan lain disekitarnya maka

jantan tersebut akan menyerang untuk mempertahankan betinanya. Setelah itu

vi
akan terjadi proses matting (bercumbu) yang ditandai dengan ikan jantan

mengejar ikan betina. Setelah betina luluh proses spowning dimulai dengan betina

akan meletakan telur-telurnya pada cekungan yang telah dibuat tadi kemudian

jantan melepaskan sperma pada sel-sel telur tadi. Setelah terjadi pembuahan maka

jantan pergi dan betina memelihara telurnya dengan cara mememasukan kedalam

mulutnya sampai telur itu menetas menjadi larva. pada betina yagn sudah

berpengalaman biasanya akan tetap memelihara larvanya sampai benar – benar

bisa mandiri. Selama pemeliharaan dalam mulut ikan betina akan memuntahkan

telur dalam mulutnya jika dirasakan ada ancaman, kemudian jika ancaman itu

telah hilang maka betina akan memunguti telurnya kemudian memasukan dalam

mulutnya lagi (Kuncoro, 2003).

2. Lele (Clarias batrachus)

Lele atau Catfish hidup diair tawar. Ikan ini mudah dikenali karena bentuknya

yang picak, dengan tubuh halus tanpa sisik serta memiliki kumis yang berfungsi

sebagai alat peraba disekitar mulutnya. Ikan lele adalah hewan nokturnal yang

mencari makan di malam hari. Pada siang hari lele akan berdiam diri di tempat

terlindung pada dasar perairan. Dialam lele memijah pada musim

penghujan (Wikipedia, 2007).

Ciri-ciri dari ikan lele jantan yang matang gonad adalah proporsi Kepala

jantan lebih kecil dibanding dengan betina, warna kulit dada jantan lebih

kusam dibanding betina, kelamin jantan menonjol, memanjang ke arah belakang,

terletak di belakang anus, dengan warna kemerahan, gerakan indukan jantan

vii
lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng, perut jantan lebih langsing bila

dibanding ikan lele betina, serta kulit jantan yang lebih halus dibanding betina,

serta pada jantan akan muncul bintik-bintik kecil disekitar sirip dorsal.

Ciri – ciri betina matang gonad adalah Kepalanya lebih besar dibanding induk

lele jantan, warna kulit dada cerah, kelamin berbentuk oval atau bulat

daun dengan warna kemerahan, lubangnya agak lebar, letaknya di belakang anus,

gerakannya lambat, tulang kepala pendek dan agak cembung, perutnya lebih

gembung dan lunak, bila diurut dari bagian perut ke arah ekor indukan betina akan

mengeluarkan cairan kekuning-kuningan berupa sel ovum (Wolfgang, 2007).

Proses pemijahan dimulai dengan betina mendekati jantan. Keduanya

melakukan sentuhan berkali-kali serta mengibas ngibaskan ekorya untuk menarik

lawan jenisnya. Keduanya lalu bekerja sama menggali lubang dengan diameter

mencapai 30 cm.

Proses mating bias terjadi berkali-kali, sehingga secara keseluruhan proses

reproduksi ikan lele bisa berlangsung selama 20 jam. Dalam porses matting betina

mendorong kepala mereka ke pusat tubuh jantan sampai pada keadaan seperti

terikat. Keduanya tetap dalam posisi ini dalam 10 menit sampai betina lepas dari

ikatan. Hal ini akan terjadi secara berulang sampai betina membuat lubang

sebagai tanda siap untuk mengeluarkan sel telur. Setelah lubang dibuat, maka

betina akan bergerak menuju jantan dan mengajaknya ke tempat lubang yang

telah dibuat. Setelah itu akan terjadi proses matting lagi kemudian betina akan

mengeluarkan telur pada lubang diikuti jantan yang mengeluarkan sperma.

viii
Setelah telur dikeluarkan, betina akan membuat lingkaran tempat telur berada, lalu

jantan akan menjaga telur-telur tersebut dengan cara berenang di sekitar sarang

telur dan jika ada gangguan maka jantan akan menyerang dengan menggunakan

patilnya.(Wolfgang, 2007).

3. Mas (Cyprinus carpio)

Ciri ikan Mas jantan yang matang gonad adalah berumur lebih dari 9 bulan

dengan berar ½ kg. sedangkan betina matang gonad berumur lebih dari 12 bulan

dengan berat 2 kg.

Alat kelamin Ikan mas jantan yang sudah matang gonad akan terlihat

menonjol dan jika di stiping akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu.

Sedangkan pada ikan mas betina alat kelaminnya berwarna kemerahan dengan

perut yang membuncit. Jika di striping maka akan keluar sel telur yang berwarna

kekuningan.

Menjelang memijah, baik induk jantan maupun betina akan menunjukkan

sifat yang lebih agresif. Biasanya ikan mas akan mencari tempat yang rimbun

dengan tanaman air. Saat melakukan pemijahan umumnya ikan mas jantan dan

betina akan berkejar-kejaran. Bahkan sesekali induk betina akan meloncat-loncat

karena didekati terus oleh ikan jantan.

Pemijahan terjadi pada sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim.

Pemijahan terjadi antara tengah malam sampai fajar. Setelah bercumbu betina

ix
akan meletakan telur pada subtrat sebagai tempat menempel telur kemudian jantan

akan membuahinya dengan sperma selang beberapa saat.

4. Cupang (Betta splendens)

Ciri ikan cupang jantan matang gonad adalah munculnya bintik bintik hitam

yang terdapat di sirip punggung jantan, Pada tutup insangnyapun sudah ada garis

vertikal warna kemerahan, terlihat sibuk dalam mempersiapkan buih – buih

dipermukaan sebagai sarang tempat penetasan telur. Umur cupang yang siap

untuk melakukan pemijahan adalah lebih dari 5 bulan. Sedangkan pada betina ,

ciri-ciri kematangan gonad dilihat dari besarnya perut betina dan Pada sisi

tubuhnya terdapat 2-3 garis vertikal berwarna kelabu (Daelami, 2001).

Proses pemijahan cupang diawali dengan ikan jantan membuat buih busa dari

mulutnya sebagai sarang. Kemudian jantan akan mencari betina yang cocok, jika

bertemu ikan betina biasanya jantan akan menyerang betina itu, jika serangan

hanya berlangsung beberapa menit maka jantan menemukan betina yang cocok.

Proses bercumbu yang ditandai dengan ikan jantan terus menerus mengejar ikan

betina.

Proses spowning dimulai dengan Induk jantan akan melilit tubuh induk betina

dan berlangsung kurang lebih setengah menit. Mereka akan berpelukan hingga

dasar akuarium. Pada saat itulah si betina akan mengeluarkan telurnya dan si

jantan langsung membuahinya. Bersamaan dengan itu, si betina kan meluncur ke

permukaan akuarium untuk menghirup udara kemudian berenang menjauh.

Cupang jantan akan memunguti telur yang bercecer di dasar akuarium kemudian

x
menempelkannya pada sarang. Cupang jantan akan menjaga telur sampai menetas

bahkan sampai larva cupang bisa mandiri.

3.FERTILISASI

Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat

membuahi ovum di ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa

diejakulasikan ke dalam saluran genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat berenang

melalui serviks, ratusan yang dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1 yang dapat

membuahi sel telur. Sel spermatozoa mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam

(Cambridge, 1998). Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati

tahap kapasitasi dan reksi akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu

masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, berlangsung sekitar 7 jam.

Selama itu suatu selubung glikoprotein dari plasma semen dibuang dari selaput

plasma yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Sedangkan reaksi

akrosom terjadi setelah penempelan spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi

tersebut membuat pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona

pelusida yang terdapat pada akrosom (Sadler, 1996)

Oosit (ovum) akan mencapai tuba satu jam lebih setelah diovulasikan. Ovum

ini dikelilingi oleh korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida yang nantinya akan

menyaring sel spermatozoa yang ada sehingga hanya satu sel yang dapat

menembus ovum. Setelah spermatozoa menembus ovum, ia akan menggabungkan

material intinya dan menyimpan komplemen kromosom ganda yang lazim.

xi
Kromosomm ini mengandung semua informasi genetic yang nantinya akan

diturunkan kepada keturunannya (Canbridge, 1998).

Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus membelah

secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat

32 sel disebut morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel

yang berisi cairan yang dikeluarkan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian

disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan dinding

blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan calon tembuni

atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya disebut simpul embrio

(embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit ini bergerak menuju uterus

untuk mengadakan implantasi (perlekatan dengan dinding uterus) (Anonymous,

2008).

Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga uterus,

hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya tebal, lunak,

banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan sekret seperti air susu

(uterin milk) sebagai makanan embrio. Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas

menempel pada dinding uterus (melakukan implantasi) dan melepaskan hormon

korionik gonadotropin. Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara

menstrimulasi produksi hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah

terjadinya menstruasi. Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis,

permukaannya berjonjot dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan.

Embrio telah kuat menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi. Plasenta atau ari-

ari pada janin berbentuk seperti cakram dengn garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5

xii
cm. Ukuran ini dicapai pada waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28

setelah fertilisasi, plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam

pertukaran gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan

plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin, meskipun

begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier) berupa jaringan ikat

dan masuk ke dalam darah janin(Anonymous, 2008)

1.4  Jenis-jenis fertilisasi Fertilisasi mempunyai beberapa cara yang umum

didapati pada makhluk hidup, yaitu :

1.      Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya

dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.

2        Fertilisasi internal (khas untuk adaptasi dengan kehidupan di darat): sperma

dimasukkan ke dalam daerah reproduksi betina yang kemudian disusul dengan

fertilisasi. Setelah pembuahan, telur itu membentuk membran fertilisasi untuk

merintangi pemasukan sperma lebih lanjut. Kadang-kadang sperma itu diperlukan

hanya untuk mengaktivasi telur (Anonymous, 2008). 2.1  Fertilisasi in vitro

Fertilisasi in vitro merupakan suatu metode untuk membuahkan suatu kehidupan

baru dalam sebuah cawan petri. Anak-anak yang dibuahkan melalui fertilisasi in

vitro terkadang lebih dikenal sebagai “bayi tabung”. Beberapa telur diambil dari

ovarium perempuan setelah ia meminum obat-obatan fertilitas yang

mengakibatkan matangnya banyak telur sekaligus. Sperma  diambil dari laki-laki,

biasanya melalui masturbasi. Telur dan sperma akhirnya disatukan dalam sebuah

cawan kaca, di mana pembuahan terjadi dan kehidupan baru dibiarkan

xiii
berkembang selama beberapa hari. Dalam kasus yang paling sederhana, embrio-

embrio kemudian ditransfer ke dalam rahim ibu dengan harapan bahwa satu akan

bertahan hidup dan berkembang hingga saat persalinan. (John M. Haas, 2008) 2.2 

Variasi dalam reproduksi Terdapat beberapa jenis variasi reproduksi yang ada

pada makhluk hidup. Antara lain :

1.      Metagenesis, yaitu, pergantian generasi hasil reproduksi seksual dengan

reproduksi aseksual.

2.      Hemafroditisme, merupakan kondisi bila satu individu mempunyai dan

dapat memproduksi sel kelamin jantan dan kelamin betina. Hemafroditisme

disebabkan kegagalan differensiasi gonad.

3.      Partenogenesis, pada beberapa jenis insecta, telur dapat tumbuh menjadi

individu baru tanpa adanya peran dari pejantan.

4.      Paedogenesis, merupakan reproduksi yang terjadi pada hewan muda yang

belum dewasa secara seksual/pada fase larva. Seperti redia pada larva cacing

fasciola hepatica yang dapat menghasilkan redia dan serkaria secara

paedogenesis. Generasi baru yang terbentuk berasal dari sel somatik.

xiv

Anda mungkin juga menyukai