Anda di halaman 1dari 58

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru


diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari
suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi
menjadi dua jenis: seksual dan aseksual.

Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa


keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi
dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian,
reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan
tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis


kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum
reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan
reproduksi secara seksual. Hewan yang melakukan reproduksi secara seksual
diantaranya kelas pisces, amphibi, reptil, aves dan mamalia. Kelima kelas tersebut
tentunya memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda. Dalam makalah ini akan
dibahas mengenai bagaimana struktur organ reproduksi dan cara kelima kelas
tersebut dalam melakukan reproduksi.

B. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sistem reproduksi pada
kelas pisces, amphibi, reptil, aves dan mamalia.

1
II. PEMBAHASAN

Setiap makhluk hidup melaksanakan reproduksi untuk mempertahankan


kelestriannya. Antara makhluk hidup yang satu dengan yang lain memiliki sistem
reproduksi yang berbeda, seperti antara kelas pisces, amphibi, reptil, aves dan
mamalia.

Berikut perbedaan organ reproduksi pada pisces, amphibi, reptil, aves dan
mamalia.

Akan dibahas satu persatu mengenai sistem reproduksi pada kelas pisces,
amphibi, reptil, aves dan mamalia.

A. Pisces

Ikan adalah vertebrata akuatis dan bernafas dengan insang (beberapa jenis ikan
bernafas melalui alat tambahan berupa modifikasi gelembung
renang/gelembung udara). Pisces dibagi menjadi 3 sub kelas dalam kelas pisces
yaitu : agnatha, chondrichthyes, dan osteichthyes.

2
Pola Reproduksi Pisces

Ovarium pisces menghasilkan ribuan atau ratusan telur, memenuhi sebagian

besar rongga tubuh. Gonad tergantung pada mesentri dalam rongga tubuh, dan
selama hidup masih ditempat itu. Saluran reproduksi jantan pada sebagian
besar ikan jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vasa everensia

3
menyalurkan sperma dari tubulus semini ferus melalui mesentri yang
menyangga testis ketubulus anteriorginjal (ginjal merupakan suatu
opistonepros) sperma melewati tubulus-tubulus ini menuju saluran arkinefrik
yang menyalurkan baik urin baik sperma kekloaka. Saluran reproduksi betina
ada sebagian besar ikan betina, telur disalurkan dari rongga tubuh (coelom)
oleh sepasang oviduc, tetapi oviduc tersebut mengalami perubahan sesuai
dengan cara reproduksinya. Hampir semua ikan berkembangbiak didalam air
sebagian besar bersifat ovivar fertiisasi terjadi diluar dan telur berkembang
menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Misalnya pada ikan, tiap oviduc
merupakan saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior
rongga tubuh ke kloaka. Beberapa ikan menahan telur yang telah dibuahi di
dalam saluran reproduksi sampai perkembangan embrio selesai. Oviduc
mempunyai sel kelenjar yang mengsekresi lapisan jeli disekitar telur, dan
bagian bawah melebar untuk penampungan telur sementara tetapi selain itu
oviduc tidak mengalami spesialisasi. Berikut sistem reproduksi dan
perkembangan pada pisces secara umum. Pada dunia perikanan, organ dalam
pada ikan ini biasa disebut Gonad. Pada betina memiliki Ovary dan pada
jantan memiliki Testis.

1. Ovary
Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki
ukuran telur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur
akan menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan
yang memiliki ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwana,
akan memiliki jumlah telur yang lebih sedikit disbanding dengan ikan
yang ukuran telurnya kecil seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini

4
disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki si induk untuk menampung
telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh ukuran kuning
telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang embrio
untuk bertahan hidup. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang
kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa
yang berkembang hanya ovarium kanan. Pada Teleostei tipe
ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang. Saluran reproduksi
Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang
memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-
fimbre. Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya.
Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada
Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung dengan
ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu
lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka.

2. Testis
Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan
terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong
dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel
spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan tersebut akan
mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma jantan
bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital. Testis
berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen
oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar.
Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus.

5
3. Saluran reproduksi
Pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan
menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus,
yang disebut dutus deferen. Bahian posterior duktus aferen berdilatasi
membentuk vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung
sperma. Dutus deferen akan bermuara di kloaka.

4. Proses fertilisasi
Pembuahan pada ikan ada 2 cara, yakni pembuahan di dalam (internal
fertilization) dan pembuahan di luar (external fertilization). Namun
demikian kebanyakan jenis ikan melakukan pembuahan diluar
(external fertilization). Ikan yang melakukan pembuahan diluar disebut
ikan jenis ovipar. Ikan jenis ovipar mengeluarkan telur dari dalam
tubuhnya untuk dibuahi oleh jantan. Proses pembuahan sel telur (oosit)
oleh sel sperma berlangsung diluar tubuh ikan dimana sperma
memasuki sel telur melalui sebuah lubang yang disebut dengan
mikrofil. Umumnya hanya satu sperma yang dapat masuk ke dalam
sebuah sel telur. Oosit yang telah dibuahi oleh sel sperma disebut
zigot.

Sebaliknya ikan yang melakukan pembuahan di dalam disebut ikan


jenis ovovivipar. Ikan jenis ini berkembang biak dengan cara
melahirkan. Pembuahan terjadi di dalam tubuh ikan betina (internal
fertilization). Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina,
kemudian melahirkan anak yang sudah berwujud mirip dengan
induknya. Ikan yang berkembangbiak secara ovovivipar adalah ikan
dari famili Poecilidae, seperti platy, guppy, dan molly. Kelangsungan
hidup anakan memang baik, tetapi jumlah anakan yang dihasilkan
setiap kelahiran tidak dapat banyak karena daya dukung induk terbatas
(seperti pada halnya manusia).

Proses kawinnya ikan didahului dengan pematangan sel-sel telur pada


betina dan sel-sel sperma dalam testis pada ikan jantan. Selanjutnya

6
proses kawin (spawning) pada ikan ini berlangsung secara
alamiah/insting.

Diketahui ada cara lain dalam perkembangbiakan ikan yang direkayasa


oleh manusia. Proses ini disebut “kawin suntik”. Namun proses ini
umumnya adalah untuk mematangkan gonad pada ikan yang
dirangsang sedemikian rupa sehingga si ikan mudah mengeluarkan
telurnya dan mempercepat proses fertilisasi.

Pada sebagian besar ikan, betina dan jantan merupakan individu terpisah.
Akan tetapi, pada beberapa famili, seperti Sparidae dan Serrinadae, jantan
dan betinanya bisa terdapat pada satu invidu sehinga mereka dapat
melakukan pembuahan sendiri. Fenomena ini dikenal
sebagai hermaphroditic. Pada hermaphroditic, telur dan sperma sama-
sama dihasilkan (baik pada waktu sama, maupun berbeda), selanjutnya
mereka kawin dengan jenis hermaprodit lainnya. Pembuahan sendiri
secara eksternal bisa terjadi pada ikan hermaphrodit yang akan

7
mengeluarkan telur dan sperma secara simultan. Pada jenis hermaphrodit
yang lain pembuahan internal sendiri juga dapat berlangsung.

Pisces terbagi menjadi agnatha, chondrichthyes, osteichithyes. Berikut


sistem reproduksinya.

Reproduksi pada subclass agnatha

Ikan-ikan ini tak berahang dengan kelamin terpisah,atau hermafrodit. Contoh:


ikan hantu (Hagfish, Myxine sp) dan belut laut ( lamprey, petromyzon sp). Sistem
Reproduksi dan perkembangan (Petromyzon sp,Entophenus sp).

Pada larva terdapat gonad hermafrodit, tetapi setelah dewasa menjadi kelenjar
kelamin jantan atau betina. ketika dewasa sebagai hewan diesius. Telur atau
spermatozoa dikeluarkan dari gonad langsung ke kavum abdominalis, terus ke
porus genital, dengan ke sinus urogenital lalu keluar di alam bebas. Fertilisasi
ekternal.

Reproduksi pada subclass chondrichthyes

8
Ikan-ikan dengan mulut ventral, di sokong oleh rahang dengan kelamin terpisah,
fertilisasi eksternal atau internal. Ovipar atau ovovivipar. Secara praktis hidup di
laut. Contoh : ikan hiu (Squalus sp), ikan pari ( Raja sp) dan chimaera (Chimaera
sp). Reproduksi dan perkembangan pada ikan hiu ( Squalus acanthias). Fertilisasi
internal. Ikan hiu jantan mempunyai alat kopulasi yang disebut klasper (penjepit).
Yang betina mempunyai 2 ovarium di dekat ujung anterior kavumabdominal.
Telur yang masak melepaska diri, menembus selaput ovarium, dan masuk ke
dalam selom. Telur itu lalu ditarik masuk ke dalam ostium yang berbentuk
corong, terus masuk oviduk (ada dua). Ujung posterior oviduk itu masing-masing
membesar menjadi uterus. Dalam uterus embrio berkembang sampai menjadi ikan
hiu yang dapat berenang. Hiu jantan mempunyai 2 testes. Spermatozoa mencapai
saluran woff melalui vas eferen yang banyak jumlahnya. Saluran woff itu
berfungsi sebagai vas deferens.

Reproduksi pada subclass osteichithyes

Mulut berahang, skeleton sebagian atau seluruhnya bertulang menulang.


Contohnya : ikan lele (Clarias batracus), ikan mas (cyprinus carpio), belut (
Monepterus alba), ikan nila (Tilapia nilantika), ikan buntal ( tetraodon fluviatilis).

Reproduksi dan perkembangan ikan perak ( Cymatogaster aggregatus) adalah


kelamin terpisah, ikan jantan mempunyai 2 testes yang membesar di waktu musim
perkawinan. Waktu kawin, sperma (juga disebut “ telur ikan jantan”) keluar dari

9
apertura urogenital melalui vas deferens. Pada ikan betina, telur keluar dari 2
ovarium melalui oviduk. Fertilisasi internal dan viviparus tidak ada metamorfosis.

b. Amphibi

Amphibi adalah vertebrata yang secara vertikal dapat hidup baik dalam air
tawar (tak ada yang diair laut dan didarat) . amphibi dibagi menjadi tiga bangsa
dalam kelas amphibia, yaitu caudata, anura dan ghimnophyona.

Pola reproduksi amphibi

Ovarium amphibi menghasilkan ribuan atau ratusan telur, memenuhi sebagian


besar rongga tubuh. Gonad tergantung pada mesentri dalam rongga tubuh, dan
selama hidup masih ditempat itu. Saluran reproduksi jantan pada sebagian
besar amiphibi jantan, tubulus mikroskopik yang disebut vasa everensia
menyalurkan sperma dari tubulus semini ferus melalui mesentri yang
menyangga testis ketubulus anteriorginjal (ginjal merupakan suatu
opistonepros) sperma melewati tubulus-tubulus ini menuju saluran arkinefrik
yang menyalurkan baik urin baik sperma kekloaka. Saluran reproduksi betina
ada sebagian besar amphibi betina, telur disalurkan dari rongga tubuh (coelom)
oleh sepasang oviduc, tetapi oviduc tersebut mengalami perubahan sesuai
dengan cara reproduksinya. Hampir semua amphibia berkembangbiak didalam
air sebagian besar bersifat ovivar fertiisasi erjadi diluar dan telur berkembang
menjadi larva yang dapat berdiri sendiri. Misalnya pada katak, tiap oviduc
merupakan saluran sederhana berkelompok yang menjulur dari bagian anterior
rongga tubuh kekloaka. Oviduc mempunyai sel kelenjar yang mengsekresi
lapisan jeli disekitar telur, dan bagian bawah melebar untuk penampungan telur
sementara tetapi selain itu oviduc tidak mengalami spesialisasi

b. Sistem reproduksi dan perkembangan pada amphibi secara umum

Fertilisasi eksternal, tetapi terjadi ketika katak jantan menjepit pada katak
betina ketika perkawinan (yaitu ketika elur dilepaskan segera sperma
disemprotkan). Katak betina mempunyai dua ovarium, yang terletak disebelah
sentral mesonefros. Telur dewasa keluar terus masuk kedalaselom, lalu ketarik

10
kedalam oviduc, lalu kekloaka. Disekitar sejumlah telur itu, terbentuk selubung
gelatinosa dan pembentukan selubung itu terjadi ketika telur masih didalam
oviduc. Katak jantan memiliki dua testis yang berhubungan dengan ginjal
melalui beberapa vasa eferensia. Spermtozoa mencapai kloaka melalui saluran
wolff.

Perkembangan selanjutnya terjadi dialam air. Pembelahan total, inekual, (dari


delapan buah sel, yang empat buah diatas lebih kecil dari kuarted( 4 buah sel)
yang dibawah). Glastulasi berakhir terutama setelah terbentuknya 2 lapisan
mesodon. Dalam pekembangan selanjutnya terbentuk setadium larva akuatis,
bernafas dengan insang dan disebut dengan berudu terjadi metamorfosis terjadi
katak dewasa.

Tahap dalam pembelahan dan pembentukan blastula pada telur katak dan
metemorfosis katak

11
1. Reproduksi pada bangsa caudata

Ordo caudata adalah amphibia yang pada bentuk dewasa mempunyai ekor.
Bentuk larva sama seperti yang dewasa. Dari larva menjadi dewasa
memerlukan waktu beberapa tahun. Contoh : salamander. Reproduksi pada
salamander adalah Telur dibuahi ketika melewati kloaka, salamander betina
akan mendepositkan telur satu per satu, atau dalam kelompok. Salamander
betina mampu menyimpan sperma untuk jangka waktu lama sehingga
pembuahan dapat terjadi pada musim gugur atau awal musim semi. Telur ini
diletakkan di dalam gugus dengan setiap telur menempel satu dengan yang
lainnya.

Female salamnder male salamander

2. Reproduksi pada bangsa anura


Ordo anura adalah amphibia yang pandai melompat. Fertilisasi eksternal.
Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pada katak
betina memiliki Sepasang ovarium yang menghasilkan sel telur (ovum).
Memiliki sepasang ductus ovarium (saluran telur). Ovarium diperkuat oleh
penggantung ovarium (mesovarium). Saluran telur relatif panjang, besar dan

12
berliku. Contoh : katak bangkong (Bufo terrestris), kodok hijau (Rana
pipiens),katak bakau ( Fejervarya cancrivora), dll.

Reproduksi pada katak adalah Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina
akan melakukan ampleksus, yaitu katak jantan akan menempel pada punggung
katak betina dan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina akan
mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi
oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yang telah
matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan
ovum dilanjutkan melalui oviduk.Dekat pangkal oviduk pada katak betina
dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur
(uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-
kelok dan bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan
ovum, katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma
dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas

13
deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens
sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan
diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan
telur.

Gumpalan telur yang telah dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu.


Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dan
melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap. Berudu awal kemudian
berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau insektivora (pemakan
serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dan paru-
paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang
digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis.


Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke
permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak
katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan paru-paru. Kelak fungsi
insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin memendek hingga
akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

3. Reproduksi pada bangsa Sesilia, Gymnophiona atau Apoda

Gymnophiona adalah ordo amfibia yang bertubuh serupa cacing besar atau
ular. Fertilisasi internal. Sesilia jantan memiliki organ mirip penis,
disebut phallodeum. Contoh: Ichthyophis. Reproduksi pada sesilia adalah
yang pembuahannya internal. Sesilia jantan memiliki organ mirip penis,

14
disebut phallodeum, yang dimasukkan ke kloaka betina selama 2 sampai 3
jam. Sekitar 25% spesies sesilia ovipar (bertelur); telurnya itu dijaga oleh
betina. Pada beberapa spesies, sesilia sudah bermetamorfosis saat menetas;
yang lain menetas menjadi larva. Larvanya tidak sepenuhnya hidup di air,
namun menghabisskan waktunya di tanah dekat air. 75% spesies vivipar, yang
artinya mereka melahirkan anak yang sudah berkembang. Janinnya diberi
makan dalam tubuh betina dari sel-sel oviduk, yang mereka makan dengan
gigi pemegang khusus.

Perawatan ibu Ichthyophis

Spesies Boulengerula taitanus yang bertelur memberi makan anaknya dengan


mengembangkan lapisan luar kulit yang kaya akan lemak dan nutrisi yang
dikuliti anaknya dengan gigi yang serupa. hal ini memungkinkan mereka
tumbuh sepuluh kali lipat beratnya dalam seminggu. Kulit itu dimakan tiap
tiga hari, waktu yang diperlukan lapisan baru untuk tumbuh, dan anak itu
diamati hanya makan pada malam hari. Dulu anak muda itu dianggap hidup
dari caiarn sekresi dari ibunya.

Beberapa larva seperti larva Typhlonectes, lahir dengan insang luar yang besar
yang hampir segera tanggal. Ichthyophis bertelur dan diketahui menunjukkan
sifat merawat anak dengan ibu menjaga telur-telurnya hingga menetas.

15
c. Reptil
Reptil (binatang melata) adalah sebuah kelompok hewan vertebrata yang
berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah
tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya
diselubungi oleh membran amniotik.

Organ reproduksi

Fungsi alat kelamin jantan :

(1)Testis --> memproduksi spermatozoa

(2) Epididymis, merupakan saluran yang berkelok-kelok yang keluar dari testis

(3)Vas defferens --> saluran spermatozoa dari testis ke penis

(3)Penis --> sbg alat memasukan spermatozoa ke alat kelamin betina.

(4)Kloaka -->mengeluarkan spermatoza

Fungsi alat kelamin betina :

(1)Ovarium --> menghasikan ovum

16
(2)Oviduk --> saluran ovum

(3)Tuba fallopi --> tempat pembuahan

(4)Uterus / rahim --> perkembangbiakan embrio

(5)Kloaka --> saluran yg berfungsi selain sbg tempat ekskresi jg sbg tempat
perkembangbiakan

Sistem Genitalia Jantan

a. Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah


sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada kadal dan ular, salah
satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar
saat musim kawin.

b. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran reproduksi,


dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis
bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus membentuk duktus
aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan epididimis.
Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada kebanyakan reptil,
duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka melalui satu
lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek.

Sistem Genitalia Betina

a. Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian permukaannya


benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral kolumna vertebralis.

b. Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior terbuka ke


rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior bermuara di kloaka.
Dinding bersifat glanduler, bagian anterior menghasilkan albumin yang
berfungsi untuk membungkus sel telur, kecuali pada ular dan kadal. Bagian
posterior sebagai shell gland akan menghasilkan cangkang kapur.

17
Reptil (Reptilia) Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan
hewan-hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di
dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa
kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina.
Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial),
termasuk pada reptile dan umumnya reptil bersifat ovipar. Ovipar merupakan
embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio
mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi
anak. Ovipar terjadi pada beberapa jenis reptil. Namun ada juga reptil yang
bersifat ovovivipar, seperti ular dan kadal. Ovovivipar merupakan embrio
yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih tersimpan di
dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari cadangan
makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur akan pecah di
dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina induk betinanya.
Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal).

Fertilisasi

Biasanya, ketika seorang reptile jantan sedang berhadapan dengan perempuan siap
untuk berkembang biak, dia akan mulai menguntit betinanya. Dia dengan cepat
dapat bergetar ekornya, atau mulai melambaikan itu tentang dan aroma menandai.
Jantan perlahan-lahan akan mendekati dan kemudian akan menggigit betina,
sering di pangkal ekor. Kemudian akan mengambil nips cepat, bergerak maju
sedikit dengan setiap gigitan dengan harapan mencapai memegang leher di bagian
belakang atau samping leher. Jika betina menerimanya, dia akan meringkuk di
bawah ekornya yang betina dan kopulasi akan terjadi.

Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di


sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam
testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan
testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis (Hemipenis merupakan sepasang alat capulatio yang berupa

18
tonjolan di dinding cloaka). Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan
oleh satu testis yang dapat dibolak-balik. Pada saat kelompok hewan reptil
mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam
saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan
melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan
dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah
telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur
ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur
terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal,
iguana laut, beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan
sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan
ketika meletakkan telurnya.

Pada reptil, organ genitalia masculine terdiri atas testis yang berbentuk oval,
relatif kecil, berwarna keputih-putihan, berjumlah sepasang, terletak di dorsal
rongga abdomen yang di gantung oleh mesorchium. Pada kadal dan ular, salah
satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang lain. Testis akan membesar saat
musim kawin. Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran
reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf dekat testis
bergelung membentuk epididimis. Epididimis sebagai saluran yang sangat
berkelok-kelok keluar dari testes di sebelah lateral testes. Tubulus mesonefrus
membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus testis dengan
epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus deferen. Pada
kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter dan memasuki kloaka
melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang pendek. Hemipenis ini jika dalam
keadaan istirahat akan melipat masuk ke dalam pangkal cauda dengan dinding
ototnya di bagian luar, kemudian jika akan mengadakan copulatio di tonjolkan
keluar.Semua reptil selain spenodon memiliki organ kopulatoris, ular dan kadal
mempunyai hemipenis, sedangkan pada buaya penis.

19
Telur Reptil

Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :

a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)


Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan
makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan tidak
berguna.

b. Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung,
gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa
metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil
dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan
berkembang menjadi tall pusat.

d. Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan trofoblas.
Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian tangkai badan,

20
pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam daerah dinding uterus
membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua membran dan plasenta terbentuk
maka embrio disebut janin/fetus.

e. AVES

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok burung tidak


memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini
dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.

1. Sistem Genitalia Jantan.

A. Testis
Berjumlah sepasang memiliki berbentuk oval atau bulat serta bagian
permukaannya licin dan terletak di sebelah ventral lobus penis bagian
paling kranial. Testis tumbuh mencapai kematangan seksual. Sebagian
besar testis terdiri dari banyak tubulus seminiferus berbelit-belit. Sel-sel
sperma dibentuk di tubulus. pembentukan sperma terjadi lebih cepat pada
unggas dibandingkan dengan mamalia.Pada musim kawin ukurannya
membesar. Di sinilah dibuat dan disimpan spermatozoa.

B. Saluran reproduksi.
Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan epididimis. Duktus
wolf bergelung dan membentuk duktus deferen.Pada burung-burung kecil,
duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah
gelendong yang disebut glomere.Dekat glomere bagian posterior dari

21
duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di
kloaka sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan
epididimis yang kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen
tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk kloaka.

2. Sistem Genitalia Betina

A. Ovarium.

Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang
kiri,ovarium seperti buah anggur dan terletak pada rongga perut
berdekatan dengan ginjal kiri dan bergantung pada ligamentum meso-
ovarium,Ovarium terbagi dalam dua bagian, yaitu cortex pada bagian luar
dan medulla pada bagian dalam

B. Saluran reproduksi,

oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang,


bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi
menjadi beberapa bagian.

Bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang


mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-
fimbre.

22
Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin,
selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan
luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur. Berikut
bagian-bagian dari organ-organ reproduksi aves.

3. Proses Festilisasi

Pada burung terjadi Fertilisasi internal yaitu penyatuan sperma dan ovum
yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya
peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin
betina. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma
masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati
kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah
dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Pada
burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan
tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter, Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk,
Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada

23
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan
bermuara di kloaka, Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu
tubuh induk akan membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung,
Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan
paruhnya, Anak burung yang baru menetas masih tertutup matanya dan
belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

4. Fungsi bagian-bagian telur aves

Telur aves merupakan telur yang bercangkang. Didalam telur terdapat titik
embrio yaitu bagian yang akan berkembang menjandi embrio. Kuning telur
sebagai cadangan makanan embrio. Kalaza menjaga goncangan embrio. Putih
telur menjaga embrio dari goncangan. Rongga udara cadangan oksigen bagi
embrio

24
Salah satu aves yang sering diamati adalah ayam, berikut alat reproduksi pada
ayam betina dan ovarium pada ayam.

Urutan perjalanan terbentuknya sebutir telur pada saluran reproduksi ayam :

1. Infundibulum/papilon

panjang 9 cm fungsi untuk menangkap ovum yang masak. Bagian ini sangat
tipis dan mensekresikan sumber protein yang mengelilingi membran vitelina.
Kuning telur berada di bagian ini berkisar 15-30 menit. Pembatasan antara
infundibulum dan magnum dinamakan sarang spermatozoa sebelum terjadi
pembuahan.

2. Magnum

bagian yang terpanjang dari oviduk (33cm). Magnum tersusun dari glandula
tubiler yang sangat sensibel. Sintesis dan sekresi putih telur terjadi disini.
Mukosa dan magnum tersusun dari sel gobelet. Sel gobelet mensekresikan
putih telur kental dan cair. Kuning telur berada di magnum untuk dibungkus
dengan putih telur selama 3,5 jam.

25
3. Isthmus

Mensekresikan membran atau selaput telur. Panjang saluran isthmus adalah 10


cm dan telur berada di sini berkisar 1 jam 15 menit sampai 1,5 jam. Isthmus
bagian depan yang berdekatan dengan magnum berwarna putih, sedangkan 4
cm terakhir dari isthmus mengandung banyak pembuluh darah sehingga
memberikan warna merah.

4. Uterus

Disebut juga glandula kerabang telur, panjangnya 10 cm. Pada bagian ini
terjadi dua fenomena, yaitu dehidrasi putih telur atau /plumping/ kemudian
terbentuk kerabang (cangkang) telur. Warna kerabang telur yang terdiri atas sel
phorphirin akan terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur.
Lama mineralisasi antara 20 – 21 jam.

5. Vagina

Bagian ini hampir tidak ada sekresi di dalam pembentukan telur, kecuali
pembentukan kutikula. Telur melewati vagina dengan cepat, yaitu sekitar tiga
menit, kemudian dikeluarkan (/oviposition/) dan 30 menit setelah peneluran
akan kembali terjadi ovulasi.

6. Kloaka

Merupakan bagian paling ujung luar dari induk tempat dikeluarkannya telur.
Total waktu untuk pembentukan sebutir telur adalah 25-26 jam. Ini salah satu
penyebab mengapa ayam tidak mampu bertelur lebih dari satu butir/hari. Di
samping itu, saluran reproduksi ayam betina bersifat tunggal. Artinya, hanya
oviduk bagian kiri yang mampu berkembang. Padahal, ketika ada benda asing
seperti /yolk/ (kuning telur) dan segumpal darah, ovulasi tidak dapat terjadi.
Proses pengeluaran telur diatur oleh hormon oksitosin dari pituitaria bagian
belakang.

26
Penyusun kuning telur

Penyusun utama kuning telur :

1. Air,

2. Lipoprotein,

3. Protein,

4. Mineral, dan Pigmen

Protein kuning telur diklasifikasikan menjadi dua kategori

1. Livetin, yakni protein plasmatik yang terakumulasi pada kuning telur dan
disintesis di hati hampir 60% dari total kuning telur.

2. Phosvitin dan lipoprptein yang terdiri dari high density lipoprotein (HDL)
dan low density lipoprotein (LDL) yang disebut pula dengan granuler dan
keduanya disintesis dalam hati. Pada ayam dewasa bertelur setiap hari
disintesis 2,5 g protein/hari melalui hati. Sintesis ini dikontrol oleh hormon
estrogen. Hasil sintesis bersama-sama dengan ion kalsium, besi dan zinc
membentuk molekul kompleks yang mudah larut kemudian masuk ke
dalam kuning telur.

Proses kuning telur menjadi anak ayam:

1 2 3 4

5 6 7 8

27
9 10 11 12

13 14 15

Keterangan:

1. Masih kuning telur


2. Masih kuning telur tapi ada seikit perubahan
3. Masih kuning telur tapi ada seikit perubahan
4. Mulai banyak perubahan
5. Mulai pecah walaupun tidak semua
6. Warna kuning belum setengah
7. Warna kuning tinggal setengah
8. Warna kuning hilang dan sudah ada sayup-sayup embrio
9. Embrio mulai terlihat
10. Embrio mulai terlihat sedikit
11. Embrio sudah mulai membesar
12. Embrio bertambah besar
13. Embrio semakin bertambah besar
14. Embrio hampir menjadi anak ayam
15. Anak ayam

Masa pengeraman selama 21 hari merupakan masa yang sangat kritis untuk
menentukan kelahiran seekor anak ayam. Embrio di dalam telur ini tumbuhsecara

28
luar biasa setiap harinya sampai akhirnya menetas menjadi anak ayam.Secara
garis besar, perkembangan embrio selama 21 hari pengeraman sampai akhirnya
jadi anak ayam yang mungil (DOC atau Day Old Chicken) prosesnya sebagai
berikut:

Pada hari ke-1 sejumlah proses pembentukan sel permulaan mulai terjadi. Sel
permulaanuntuk sistem pencernaan mulai terbentuk pada jam ke-18. pada jam-
jamberikutnya, secara berturut-turut sampai dengan jam ke-24, mulai
jugaterbentuk sel permulaan untuk jaringan otak, sel permulaan untuk
jaringantulang belakang, formasi hubungan antara jaringan otak dan jaringan
syaraf,formasi bagian kepala, sel permulaan untuk darah, dan formasi awal syaraf
mata.

Pada hari ke-2 embrio mulai bergeser ke sisi kiri, dan saluran darah mulai terlihat
padabagian kuning telur. Perkembangan sel dari jam ke-25 sampai jam ke-
48secara berurutan adalah pembentukan formasi pembuluh darah halus
danjantung, seluruh jaringan otak mulai terbentuk, selaput cairan mulai
terlihat,dan mulai juga terbentuk formasi tenggorokan.

Lalu pada hari ke-3 dimulainya pembentukan formasi hidung, sayap, kaki, dan
jaringanpernafasan. Pada masa ini, selaput cairan juga sudah menutup seluruh
bagianembrio.

Selanjutnya pada hari ke-4 sel permulaan untuk lidah mulai terbentuk. Pada masa
ini, embrio terpisahseluruhnya dari kuning telur dan berputar ke kiri. Sementara
itu, jaringansaluran pernafasan terlihat mulai menembus selaput cairan.

Kemudian pada hari ke-5 saluran pencernaan dan tembolok mulai terbentuk. Pada
masa ini terbentukpula jaringan reproduksi. Karenanya sudah mulai dapat juga
ditentukan jeniskelaminnya.

29
Lantas hari ke-6 pembentukan paruh dimulai. Begitu juga dengan kaki dan sayap.
Selain itu,embrio mulai melakukan gerakan-gerakan.

Berikutnya hari ke-7, ke-8, dan ke-9 jari kaki dan sayap terlihat mulai terbentuk.
Selain itu, perut mulai menonjol karena jeroannya mulai berkembang.
Pembentukan bulu juga dimulai. Pada masa-masa ini, embrio sudah seperti
burung, dan mulutnya terlihat mulaimembuka.

Ketika hari ke-10 dan ke-11 paruh mulai mengeras, jari-jari kaki sudah mulai
sepenuhnya terpisah, danpori-pori kulit tubuh mulai tampak.

Saat hari ke-12Jari-jari kaki sudah terbentuk sepenuhnya dan bulu pertama mulai
muncul.

Hari ke-13 dan ke-14 sisik dan kuku jari kaki mulai terbentuk. Tubuh pun sudah
sepenuhnyaditumbuhi bulu. Pada hari ke-14, embrio berputar sehingga kepalanya
tepatberada di bagian tumpulnya telur.

Hari ke-15 jaringan usus mulai terbentuk di dalam badan embrio.

Waktu hari ke-16 dan ke-17 sisik kaki, kuku, dan paruh semakin mengeras. Tubuh
embrio sudahsepenuhnya tertutupi bulu yang tumbuh. Putih telur sudah tidak ada
lagi, dankuning telur meningkat fungsinya sebagai bahan makanan yang sangat
pentingbagi embrio. Selain itu, paruh sudah mengarah ke rongga kantung udara,
selaput cairan mulai berkurang, dan embrio mulai melakukan persiapan
untukbernafas.

Ketika hari ke-18 dan ke-19 pertumbuhan embrio sudah mendekati sempurna.
Kuning telur mulai masukke dalam rongga perut melalui saluran tali pusat.
Embrio juga semakin besarsehingga sudah memenuhi seluruh rongga telur kecuali
rongga kantung udara.

30
Kala hari ke-20 kuning telur sudah masuk sepenuhnya ke dalam tubuh embrio.
Embrio yanghampir menjadi anak ayam ini menembus selaput cairan, dan mulai
bernafasmenggunakan udara di kantung udara. Saluran pernafasan mulai
berfungsi danbekerja sempurna. Akhirnya hari ke-21Anak ayam menembus
lapisan kulit telur dan menetas menjadi DOC.

Telur burung berisi yolk yang banyak dan cangkangnya kuat berkapur.
Pertumbuhan embrio nya di dalam telur. Dalam aves terdapat 2 sifat dalam
penetasan telurnya, anak ayam, bebek dan burung-burung pantai bersifat
Precocial (setelah diteteaskan anak-anak burung di tutupi oleh bulu-bulu halus
dan langsung dapat berjalan) sedangkan burung-burung penyanyi, pelatuk,
merpati anak-anaknya bersifat Altricial (setelah di tetaskan belum tumbuh bulu
dan masih harus dibantu, dipelihara, dan diberi makan.

Anak burung precocial

Anak burung altricial

E. SISTEM REPRODUKSI MAMALIA

Sistem reproduksi pada laki – laki dan perempuan berkaitan terutama dengan
kelangsungan keberadaan spesies manusia. Oleh karena itu, sistem ini
berbeda dengan sistem organ lainnya dalam tubuh yang berhubungan dengan
homeostatis dan kemampuan bertahan individu dan kemampuan bertahan

31
hidup individu. Proses reproduksi meliputi maturasi seksual ( perangkat
fisiologis untuk reproduksi ), pembentukan gamet ( spermatozoa dan ovum ),
fertilisasi ( penyatuan gamet ), kehamilan, dan laktasi.

Sistem Reproduksi Laki - laki

Organ kelamin primer adalah gonad, terdiri dari testis pada laki – laki dan
ovarium pada perempuan.

1. Gamet ( sel kelamin ) dihasilkan oleh gonad dalam proses yang disebut
gametogenesis. Testis memproduksi spermatozoa ( spermatogenesis )
dan ovarium memproduksi ovum ( oogenesis ).
2. Hormon kelamin laki – laki dan perempuan juga dihasilkan oleh gonad
dan berfungsi di seluruh proses reproduksi. Sekresi steroid bertanggung
jawab untuk perkembangan prenatal organ reproduksi, untuk
perkembangan dan mempertahankan karakteristik seks sekunder (
perubahan fisik yang terjadi saat pubertas ), dan untuk aktivitas
neuroendokrin hipotalamus.
a. Androgen ( terutama testoren ) adalah hormone kelamin primer laki
– laki.
b. Estrogen (terutama estradiol) dan progesterone adalah hormone
kelamin perempuan.

Organ kelamin aksesoris adalah saluran reproduksi dan kelenjar yang


berkaitan dengan transport, pemberian nutrisi, dan perlindungan gamet
setelah meninggalkan gonad. Genitalia eksternal juga termasuk organ
kelamin aksesoris.

1. Sistem reproduksi laki – laki terdiri dari testis, sistem saluran yang
terdiri dari epididimis, duktus deferen, duktus ejaculator, dan uretra;
kelenjara aksesoris; dan penis.
2. Sistem reproduksi perempuan terdirid ari ovarium, duktus ovum,
uterus, vagina, genitalia eksternal, dan kelenjar mammae.

32
A. Differensiasi dan Perkembangan Jenis Kelamin

1. Organ reproduksi internal. Proses diferensiasi gonad menjadi testis


atau ovarium dan perkembanagn sistem saluran internal dimulai pada
minggu keempat perkembangan embrionik dan akan selesai secara
keseluruhan pada minggu kedua belas setelah fertilisasi.

Gambar 1. skema yang memperlihatkan perkembangan saluran dan


organ reproduksi internal laki – laki dan perempuan
a. Sel – sel primordial (sel kelamin primitive ) yang kemudian
terpisah dari sel lain pada minggu keempat perkembangan embrio,
bermigrasi melalui gerakan amuboid pada minggu keenam menuju
gonad primitive yang belum terdiferensiasi dalam dinding
abdominal posterior embrio.
1. Gonad terbentuk dalam bubungan gonadal. Bubungan ini
terletak di dekat duktu mesonefrik yang mengalirkan cairan
ginjal embrionik
2. Duktus mullerian terbentuk dengan sendirinya di sepanjang
duktus mesonefrik.

33
b. Perkembangan testis. Jika kelaminnya adalah laki – laki gonad
terbentuk menjadi testis yang memproduski testosterone dan suatu
inhibitor duktus mullerian.
c. Perkembangan ovarium. Jika genetic kelaminnya perempuan,
gonad berkembang menjadi ovarium tanpa testosterone, duktus
mesonefrik mengalami atrofil. Duktus mullerian berkembang
menjadi tuba uterin (faloppii), uteru, dan bagian atas vagina.
Pengaruh hormonal tidak diperlukan untuk perkembangannya.
2. Genitalia eksternal

Gambar 2. Gambar yang memperlihatkan perkembangan genitalia


eksternal laki – laki dan perempuan
Sampai sekitar minggu ketujuh kehidupan embrionik, genitalia
eksternal tidak diferensiasi dan terdiri dari tuberkel genital, lipatan
urogenital, dan pembengkakan labionskrotal
a. Pada laki – laki karena pengaruh testosterone, tuberkel genital
membentuk penis dan pembengkakan labioskotal menyatu menjadi
dua kantung scrotal yang kemudian berisi testis setelah testis
bersenden dan rongga abdomen

34
b. Pada perempuan , tanpa pengaruh hormonal , tuberkel genital
menjadi klitoris, lipatan urogenital menjadi labia minora, dan
pembengkakan labioskrotal menjadi labia miyora.

B. Sistem Reproduksi Pada Laki – laki

A. Skrotum adalah kantong longgar yang terdri dari kulit, vasia, dan otot
yang polos yang membungkus dan menopang testis di luar tubuh pada
suhu optimum untuk reproduksi spermatozoa
1. Dua kantong scrotal , setiap scrotal b erisi satu testis tunggal,
dipisahkan oleh septum internal.
2. Otot dartos adalah lapisan serabut dalam vasia dasar yang
berkontraksi untuk membentuk kerutan pada kulit scotal sebagai

respon terhadap
Gambar 3. Potongan sagital sitem reproduksi laki - laki
3. udara dingin atau eksitasi seksual

B. Testis adalah organ lunak berbentuk oval dengan panjang 4 – 5cm


(1,5 inchi – 2 inchi) dan berdiameter 2,5 cm.
1. Tunica albuginea adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus
testis merentang kearah dalam untuk membaginya menjadi sekitar
250 lobulus.

35
2. Tubulus semineferus tempat berlangsungnya spermatogenesis,
terlilit dalam lobulus.
a. Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia
menjadi spermatozoa dan berlangsung sekitar 64 hari
1. Spermatogonia terletak berlekatan dengan membrane
basalis tubulus semineferus. Spermatogonia
berproliferasi melalui mitosis menjadi spermatosit
primer.
2. Setiap spermatosit primer mengalami pembelahan
meiosis untuk membentuk dua spermatosit sekunder dan
menghasilkan empat spermatid.
3. Tahap akhir spermatogenesis adalah maturasi spermatid
menjadi spermatozoa. Sperma mature memiliki satu
kepala, satu badan,dan satu ekor.
a. Kepala berisi nucleus dan dilapisi akrosom.
b. Badan mengandung mitokondria yang memproduksi
ATP dibutuhkan untuk pergerakkan.
c. Goyangan flagellum mengakibatkan motilitas
sempurna.
b. Sel sertoli menyebar dari epithelium sampai lumen tubulus.
Fungsinya :
1. Sel sertoli secara mekanis menyokong dan memberi
nutrisi spermatozoa dalam proses pematangan.
2. Sel sertoli mensekresi inhibitor duktus mullerian, yaitu
sejenis glikoprptein yang bereproduksi secara
perkembangan embrionik pada saluran reproduksi laki –
laki.
3. Sel sertolli mensekresi protein pengikat androgen untuk
merespon follicle- stimulating hormone (FSH) yang
dilepas kelenjar hipofisis anterior

36
4. Sel sertoli mensekresi inhibin, suatu protein yang
mengeluarkan efek umpan balik negative terhadap
sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
5. Sel sertoli mensekresi antigen H-Y , yati protein
permukaan membrane sel yang penting untuk
menginduksi proses diferensiasi testis pada genetic laki-
laki.
c. Sel interstisial ( Leydig) mensekresi androgen (testosterone
dan dihidrotestoteron ). Sel – sel interstisial ini
mennghilang enasm bulan setelah lahir dan muncul kembali
saat awetan pubertas karena pengaruh hormone
gonadotropin dari kelenjar hipofisis.

Gambar 4 : A. Diagram testis , epipidimis, dan duktus


deferens. Tubulus seminiferus terlilit dalam lobulus testis.
B. Potongan melintang tubulus seminifersu. C. Pembesaran
potongan melintang tubulus seminiferus memperlihatkan
perkembangan sperma

C. Duktus pada saluran reproduksi laki- laki membawa sperma


matur dari testis ke bagian eksterior tubuh.

37
1. Dalam testis , sperma bergerak ke lumen tubulus semineferus,
kemudian menuju tubulus rekti ( Tubulus lurus ). Dari tubulus
rekti, sperma kemudian menuju jarring – jaringan kanal rete
testis. Yang bersambungan dengan 10 sampai 15 duktulus
eferen yang muncul dari bagian atas testes.
2. Epididimis adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20
kaki yang terletak disepanjang sisi posterior testis. Bagian ini
menerima sperma dari duktusn eferen.
3. Duktus deferen adalah kelanjutan epididmis. Duktus ini adalah
tuba lurus yang terletak dalam korda spermatic yang juga
mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik , saraf
SSO, otot kremaster, dan jaringan ikat.
4. Duktus ejaculator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan
perbesaran (ampula) di bagian ujung duktus deferens dan
duktus dari vesikel seminalis.
5. Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan
terdiri dari tiga bagian.
a. Uretra prostatic merentang mulai dari bagian dasar kandung
kemih menembus prostat dan menerima sekresi kelenjar
tersebut.
b. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm sampai 2
cm. bagian ini dikelilingi sflingter uretra eksternal.
c. Uretra penis ( cavernous, berspons) dikelilingi oleh jaringan
erektil bersepon ( korpus spongiosum). Bagian ini
membesar ke dalam fosa navicularis sebelum berakhir pada
mulut uretra eksternal dalam glans penis.

D. Kelenjar Aksesoris
1. Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi
(berkelok – kelok ) yang bermuara ke dalam duktus ejaculator .
sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan

38
fruktosa , berfungsi untuk member nutrisi dan melindungi
sperma.
2. Kelenjar prostat menyelubung uretra saat keluar dari kandung
kemih . sekresi prostat bermuara ke dalam uretra prostatic
setelah melalui 15 sampai 30 duktus prostatik.
3. Kelenjar bulbouretral (cowpre) adalah kelenjar kecil yang
ukuran dan bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini
mensekresi cairan basa yang mengandung mucus ke dalam
uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta ditambahkan
pada semen.

E. Penis terdiri dari 3 bagian : akar, badan, dan gians penis yang
membesar yang banyak mengandung ujung – ujung saraf
sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan
semen serta sebagai organ kopulasi.
1. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar
organ. Prepusium (kulup) adalah lipatan sirkular kulit longgar
yang merentang menutupi glans penis kecuali jika diangkat
melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2. Badan penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris;
dua korpus kavernosum dan satu satu korpus spongiosum
ventral di sekitar uretra.
a. Jaringan erektil adalah jarring - jarring ruang darah
irregular yang diperdarahi oleh arteriol aferen dan kapiler.
b. Korpus kavernosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat
yang disebut tunika albuginea.
3. Mekanisme Ereksi Penis
Ereksi adalah salah satu fungsi vascular korpus kavernosum
dibawah pengendalian SSO.
a. Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arteriol penis
menyebabkan konstruksi sebagian organ ini, sehingga

39
aliran darah yang melalui penis tetap dan hanya sedikit
darah yang masuk ke sinusoid kavernosum.
b. Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis
menyebabkan vasodilatasi arteriol yang masuk penis.
c. Sinusoid korpu kavernosum terdistensi Karena berisi darah
dan menekan vena yang dikelilingi tunika albuginea non
distensi.
d. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebabkan
vasokonstriksi arteri dan darah mengalir ke vena untuk
dibawa menjauhi korpus.

F. Hormon yang Berperan dalam Sistem Reproduksi Laki - laki

Hormon androgen membantu memulai perkembangan testis dan


penis pada janin laki-laki. Mereka memulai proses pubertas dan
mempengaruhi pertumbuhan rambut pada wajah, tubuh, dan alat
kelamin, mendalamkan suara, pertumbuhan otot, karakteristik seks
kedua pria. Setelah pubertas, hormon androgen - khususnya
testosteron - memainkan peran dalam pengaturan gairah seks.

Hormon testosteron yang mulai muncul saat remaja pada


umumnya akan memperlihatkan tanda-tanda sekunder seperti
tumbuh rambut kumis, suara lebih keras, badan menjadi berotot,
dan adanya produksi sperma pada testis.

Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pembentukan


sperma secara langsung. Serta merangsang sel sertoli untuk
meghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) untuk memacu
spermatogonium untuk melakukan spermatogenesis.

Hormon LH yang berfungsi merangsang sel Leydig untuk


memperoleh sekresi testosterone (yaitu suatu hormone sex yang
penting untuk perkembangan sperma).

40
Sistem reproduksi perempuan

A. Ovarium, panjang 3 sampai 5cm, lebar 2 sampai 3 cm, dan tebal


1cm berbentuk seperti kacang kenari.
1. Lokasi dan perlekatan. Masing-masing ovarium terletak pada
dinding samping rongga pelvis posterior dalam sebuah ceruk
dangkal, yaitu vosa ovarium dan ditahan dalam posisi tersebut oleh
masenterium pelvis (lipatan poriteneum visceral dan poriteneum
parietal). Ovarium adalah satu-satunya organ dalam rongga pelvis
yang tetroperineal (terletak di belakang peritoneum)
2. Struktur. Ovarium dilapisi epithelium germinal (permukaan).
Jaringan ikat ovarium disebut stroma dan tersusun dari korteks
pada bagian dalam.
a. Medulla ovarium adalah area terdalam. Medulla
mengandung pembuluh darah dan limfatik, sel saraf, sel-sel
otot polos,
b. Korteks adalah lapisan stroma luar yang rapat. Korteks
mengandung folikel ovarian, yaitu unit fungsional pada
ovarium.
3. Oogenesis. Perkembangan folikel ovarian
a. Oogenesis prenatal. Oogonium berproliferasi selama
kehidupanjanin dan merupakan asal dari 6 sampai 7 juta oosit
primer.
1. Setiap oosit primer diselubungi oleh satu lapisan tunggal
sel-sel folikular yang disebut folikel primordial.
2. Oosit primer akan tetap berada pada tahap profase 1
meiosis selama kehidupan janin dan setelah lahir sampai
pubertas.

41
3. Jumlah folikel primordial dapat berkurang seiring usia

karena atresia.
Gambar 5. Potongan sagital sistem reproduksi wanita.

b. Oogenesis postnatal
1. Saat lahir, jumlah folikel primordial dalam ovarium
berkurang menjadi 2juta.
2. Pada usia tujuh tahun, 300.000 oosit primer bertahan, saat
bupartas, 50.000 sampai 100.000 folikel mampu bertahan
untuk menyediakan ooogonia dan spermatosit pada evaluasi
mendatang.
3. Kebalikan dengan laki-laki, yang terus menerus
memproduksi spermatosit primer, perempuan dilahirkan
dengan semua oosit primer yang pernah mereka miliki. Dar
kumpulan oosit yang sudah berkurang, hanya 350 sampai
400 (satu setiap bulan)akan matur dan akan terovulasi
selama tahun-tahun reproduktif.
c. Oogenesis postpubertal
Oogenesis postpubertal. Saat pubertas, dibawah pengaruh
gonadotropin hipofisis dan GnRH hipotalamik, siklus
perkembangan folikel primordial dimulai. Setiap bulan,

42
sejumlah folikel folikel terbentuk dari beberapa folikel
primordial dan salah satu diantaranya akan mengalami
muturalis dan ovulasi.
1. Folikel primer
a. Oosit primer distimulasi untuk membesar. Sel-sel
folikular disekitarnya akan membelah dari untuk
membentuk lapisan ganda sel-sel granulose.
b. Lapisan zona pellucid bening dan non seluler terbentuk
antara oosit dan sel-sel granulose.
c. Sel-sel stroma disekitar folikel primer membentuk 2
lapisan; teka interna, tersusun dari sel-sel sekretori yang
mensekresi estrogen , dan teka eksterna, lapisan ikat
terluar.
d. Ruang-ruang akan terbentuk antar sel-sel granulose
yang kemudian dipenuhi cairan folikular, kemudian
ruang-ruang tersebut akan bergabung untuk membentuk
sebuah antrum, atau rongga, dalam folikel.
2. Folikel sekunder
a. Folikel yang sedang tumbuh dengan sebuah antrum
didalamnya disebut folikel sekunder.
b. Cumulus oophorus adalah tumpukan sel-sel granulosa
yang menyelubungi dan menunjang oosit dalam folikel
sekunder.
c. Oosit primer terdorong kesalah satu rongga antral
akibat akumulasi cairan anal dan masuk kedalam
rongga.
3. Folikel matur
a. Folikel utama yang akan terovulasi memerlukan waktu
10-14 hari untuk terbentuk.
b. Sebelum ovulasi, oosit primer dalam folikel matang
menyelesaikan pembelaihan meiosis pertamanya.
Pembagian sitoplasma tidak sama.

43
c. Oosit sekunder kemudian mengalami metaphase
pembelahan meiosis akan berlanjut.
4. Ovulasi
a. Oosit membebaskan diri dari sel-sel yang
menyelubunginya dan mengambang bebas dalam
antrum yang diselubungi korona radiate.
b. Oosit terdorong keluar dari permukaan ovarium disertai
dengan sebagian cairan folikular dan korona radiate
yang melekat padanya.
c. Jika oosit tidak dibuahi, oosit akan berdisentegrasi
dalam beberapa hari.

Gambar.6 Diagram mengilustrasikan proses oogenesis


dalam ovarium dan jalu oosit masuk ke tuba faloppii
setelah ovulasi.

5. Korpus luteum (badan kuning) terbentuk dalam ovarium


pada folikel yang kosong.
a. Dinding folikel kosong runtuh. Sel glanulosanya
mengalami pembuahan structural dan biokimia
sehingga menjadi sel lutein.
b. Sel lutein korpus luteum memproduksi estrogen dan
progesteron yang akan mencapai puncak aktivitas pada
5-7 hari setelah evolusi.

44
6. Korpus albikans (jaringan parut putih) terbentuk setelah
jaringan ikat menginvasi korpus luteum yang
terdisintregrasi.

B. Dua tuba uterin (tuba fallopi atau oviduk) menerima dan


mentraspor oosit keuterus setelah ovulasi keuterus setelah ovulasi.
1. Setiap tuba uterin, dengan panjang 10 cm dan diameter 0,7 cm,
ditopang oleh ligament besar uterus. Salah satu ujungnya melekat
pada uterus dan ujung yang lainnya membuka ke dalam rongga
pelvis.
a. Infundibulum adalah ujung terbuka menyerupai corong
(ostium) pada tuba uterin.
b. Ampula adalah bagian tengah segmen tuba.
c. Ismus adalah segmen terdekat dari uterus.
2. Dinding tuba uterin terdiri dari serabut otot polos, jaringan ikat,
dan sebuah lapisan epitel bersilia yang sirkular, tersusun secara
longitudinal. Oosit bergerak disepanjang tuba menuju uterus
karena getaran silia dan kontraksi peristaltic otot polos. Oosit
memerlukan waktu 4-5 untuk saampai keuterus.
3. Fertilisasi biasa nya terjadi di 1/3 bagian atas tuba falloppii.

C. Uterus adalah organ tunggal moskular dan berongga. Oosityang


telah dibuahi akan tertanam dalam lapisan endometrium uterus
dan dipenuhi kebutuhan nutrisinya untuk tumbuh dan
berkembang sampai lahir.
1. Ukuran dan lokasi. Uterus terbentuk seperti buah pir terbalik dan
dalam keadaan tidak hamil memiliki panjang 7cm, lebar 5cm.
organ ini terletak dalam rongga pelvis diantara rectum dan
kandung kemih .
2. Penompa. Uterus pada dasarnya ditopang oleh lipatan peritoneal,
ligament besar yang melekatkan uterus pada dinding pelvis.
3. Struktur

45
a. Dinding uterus terdiri dari bagian terluar serosa (perimetrum)
bagian tengah meometrium (lapisan otot polos) dan bagian
terdalam lapisan endometrium. Endometrium tersusun dari dua
lapisan :
1. Lapisan superficial (stratum fungsional) endometrium
berukuran lebih
tebal.
2. Lapisan basal (stratum basalis) tidak berubah selama
siklus berlangsung.
b. Fundus uterus adalah bagian bundar yang letaknya superior
terhadap mulut tuba uterin.
c. Badan uterus adah bagian luas berdinding tebal yang
membungkus rongga uterus
d. Serviks adalah bagian leher bawah uterus yang terkonstriksi.
Os eksternal adalah mulut serviks kedalam vagina, Os internal
adalah mulut uterus dalam rongga uterus. Kanal endoservikal
melapisi jalur diantara dua mulut.
e. Portio vaginalis adalah bagian serviks yang menonjol kedalam
ujung bagian atas vagina. Resesus sirkular yang terbentuk pada
area pertemuan adalah forniks anterior, posterior, dan lateral
(forniks singular)
4. Suplai darah. Darah arteri memperdarahi uterus melalui arteri-
arteri uterus (berasal dari arteri iliaka interna) dan bercabang
menjadi arteri ovarian dan vagina.
1. Dalam dinding uterus, arteri menjadi arteri arkuata, kemudian
bercabang menembus miometrium sebagai arteri radial.
2. Darah kembali dari yterus melalui vena uterus yang parallel
dengan jalur arteri.

46
D. Vagina adalah tuba fibromuskular yang dapat berdistensi. Organ
ini merupakan jalan lahir bayi atau aliran menstruasi, fungsinya
adalah sebagai organ kopulasi perempuan.
1. Ukuran dan lokasi vagina panjangnya sekitar 8-10 cm. organ ini
menghadap uterus pada sudut sekitar 45 derajat dari vestibula
genitalia eksternal dan terletak antara kandung kemih dan uretra
disisi anterior dan rectum disisi posterior.
2. Struktur. Dinding vagina tersusun dari atventasia terluar, satu
lapisan otot polos, dan epithelium skuamosa bertingkat
nonkeratinisasiyang dikenal sebagai lapisan vaginal.
a. Sebelum pubertas dan setelah menopause, jika konsentrasi
estrogen darah rendah, lapisan vagina menjadi tipis dan hamper
seluruhnya terdiri dari sel-sel basal.
b. Selama tahun-tahun reproduktif dank arena pengaruh estrogen,
lapisan vaginal menjadi tebal dan terdiri dari 40 lapisan sel
basal, sel intermediate, dan sel superficial.
3. Cairan dan huluaran vaginal. Vagina dilembabkan dan diluminasi
oleh cairan yang berasal dari kapilar pada dinding vaginal dan
sekresi dari kelenjar-kelenjar serviks. pH cairan veginal tergantung
pada kadar estrogen.
1. Saat masa reproduktif, haluaran vaginal bersifat asam, karena
stimulasi estrogen, sel-sel mukosa menyimpan glikogen yang
akan dimetabolis menjadi asam laktat oleh bakteri normal
vaginal.
2. Sebelum pubertas dan setelah menopause, sedikit setimulus
estrogen mengakibatkan sedikit akumulasi glikogen dalam sel-
sel mukosa dan pH-nya menjadi basa.
3. Haluaran yang asam dan epithelium yang tebal melindungi vagina
dari inveksi berbahaya.

47
E. Genital eksternal secara kesatuan disebut vulva atau pudendum
1. Mons pubis adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak
diatas simfisis pubis. Bagian ini tertutup rambut pubis setelah
pubertas.
2. Labia mayora (bibir mayor) adalah dua lipatan kulit longitudinal
yang merentang kebawah dari mons pubis dan menyatu disisi
posterior perineum, yaitu kulit antara pertemuan dua lipatan ini dan
anus. Labia mayora homolog (serupa dalam struktur dan asalnya)
dengan skrotum pada laki-laki.
3. Labia minora (bibir minor) adalah dua lipatan kulit diantara labia
mayora. Lipatan ini tidak berambut tetapi mengandung kelenjar
sebasea dan beberapa kelenjar keringat.
a. Prepusium klitoris adalah pertemuan lipatan-lipatan labia
minora dibawah klitoris
b. Frenulum adalah area lipatan dibawah klitoris.
4. Klitoris homolog dengan dengan penis laki-laki, tetapi lebih kecil
dan tidak memiliki mulut uretra.
a. Klitoris terdiri dari dua krura (akar), satu batang (badan), dan
satu glans klitoris bundar yang banyak mengandung ujung saraf
dan sangat sensitive.
b. Batang klitoris mengandung dua corpora kavernosum yang
tersusun dari jaringan erektil.
5. Vestibula adalah area yang dikelilingi labia minora, vestibula
menutupi mulut uretra, mulut vagina, dan duktus kelenjar bartolin
(vestibular besar).
A. Kelenjar bartolinhomolog dengan kelenjar bulbouretral pada
laki-laki.
B. Bulba vestibular adalah masa jaringan erektil dalam substansi
jaringan labian.
6. Orifisium uretra adalah jalur keluar urine dari kantung kemih.
7. Mulut vagina terletak dibawah orifisium uretra.

48
8. Perineum (pada laki-laki dan perempuan) adalah area terbentuk
seperti intan yang terbentang dari simfiisis pubis disisi anterior
sampai ke koksiks disisi posterior dank e tuberositas iskial disisi
lateral.

Gambar 7. Genitalia eksternal perempuan

F. Kelenjar mammae (payudara) dimiliki oleh kedua jenis kelamin.


Kelenjar ini menjadi fungsional pada saat pubertas untuk
merespons estrogen pada perempuan dan pada laki-laki biasanya
tidak berkembang. Saat kehamilan, kelenjar mammae mencapai
perkembangan puncaknya dan berfungsi untuk produksi susu
(laktasi) setelah kelahiran bayi.
1. Struktur. Setiap payudara merupakan elevasi dari jaringan
glandular dan adipose yang tertutup kulit pada didnding anterior
dada. Payudara terletak diatas otot pektoralis dan melekat pada
otot tersebut melalui selapis jaringan ikat.
a. Jaringan glandular terdiri dari 15- 20 lobus mayor, setiap
lobus dialiri duktus latiferusnya sendiri membesar menjadi
sinus laktiferus sebelum muncul untuk memperforasi
putting denga 15-20 mulut.

49
b. Lobus-lobus dikelilingi jaringan adipose dan dipisahkan
oleh ligament suspensorium cooper.
c. Lobus mayor bersubdivisi mejadi 20-40 lobulus, setiap
lobules kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil
yang berakhir dialveoli sekretori.
d. Putting memiliki kulit berpigmen dan berkerut yang
membentang keluar sekitar 1-2cm untuk membentuk aroela.
Aroela mengandung kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
yang besar, beberapa diantaranya berhubungan dengan
folikel rambut dan serabut otot polos yang menyebabkan
ereksi putting saat berkontraksi.
2. Suplai darah dan aliran cairan limfatik payudara
a. Suplai arteri kepayudara barasal dari arteri mamalia
internal, yang merupakan cabang arteri subklavia.
Kontribusi tambahan berasal dari cabang arteri aksilari
toraks.
b. Aliran limfatik dari bagian sentral kelenjar mammae,
kulit, putting, dan areola adalah melalui sisi lateral
menuju aksila.

G. Pengaturan hormonal system reproduksi perempuan. Ketepatan


pola klus fungsi system reproduksi perempuan diatur melalui
keseimbangan hormone hipotalamus (GnRH), hiposis (FSH dan
LH), dan hormone ovarium (oktrogen dan progesteron).
Mekanisme umpan balik positif dan negative juga turut terlibat.
1. Menarke (periode menstruasipertama) menandakan awital maturasi
seksual perempuan.
a. Saat kanak-kanak, ovarium mensekresi sedikit estrogen yang
menghambat pelepasan GnRH hipotalamus.
b. Saat bpubertas, hipotalamus menjadi kurang sensitive terhadap
estrogen dan melepas GnRH melalui semprotan pulsatil.

50
c. Estradiol adalah estrogen yang secara biologis paling aktif dan
paling penting yang disekresi ovarium. Estron adalah estrogen
lemah yang dibentuk melalui konversi androstenedion. Estriol
adalah estrogen terlemah.
2. Efek fisiologis estrogen
a. Hormone ini merangsang pertumbuhan semua organ reproduksi,
terutama lapisan mukosa dan lapisan otot tuba uterin, uterus dan
vagina.
b. Estrogen memengaruhi konfigurasi tubuh total melalui
peningkatan pembentukan tulang dan peningkatan tulang dan
peningkatan penumpukan lemak dalam semua jaringan subkutan
terutama diarea bokong, paha, dan payudara.
c. Estrogen juga memiliki efek metabolic, termasuk menurunkan
kadar kolesterol.
d. Hormon ini mempengaruhi fungsi pengaturan suhu dan pusat
vasomotorik hipotalamus yang mengendalikan saraf penyebab
dilatasi dan konstriksi pembuluh darah.
e. Estrogen menyebabkan produksi sekresi serviks berair jernih
yang cenderung memfasilitasi masuknya sperma kedalam uterus.
3. Efek fisiologis estrogen
a. Hormone ini merangsang pertumbuhan semua organ reproduksi,
terutama lapisan mukosa dan lapisan otot tuba uterin, uterus dan
vagina.
b. Estrogen memengaruhi konfigurasi tubuh total melalui
peningkatan pembentukan tulang dan peningkatan tulang dan
peningkatan penumpukan lemak dalam semua jaringan subkutan
terutama diarea bokong, paha, dan payudara.
c. Estrogen juga memiliki efek metabolic, termasuk menurunkan
kadar kolesterol dan lipo protein densitas rendah dalam darah
melalui perbandingan pada perempuan pascamenopause dan
laki-laki dan juga memfasilitasi metabolism kalsium.

51
d. Hormone ini mempengaruhi fungsi pengatur suhu dan pusat
vasomotorik hipotalamus yang mengendalikan saraf penyebab
ditalasi dan kontraksi pembuluh darah.
e. Estrogen menyebabkan produksi sekresi serviks berair jernih
yang cenderung memfasilitasi masuknya sperma kedalam
uterus.
4. Efek fisiologis
a. Progesterone merangsang pertumbuhan endo metrium uterus lebih
lanjut untuk mempersiapkannya terhadap implementasi ovum
yang sudah dibuahi.
b. Hormone ini juga merangsang pertumbuhan dan diferensiasi sel-
sel alveolar kelenjar mammae menjadi sel-sel pensekresi susu.
c. Progesterone meningkatkan veskositas mucus serviks dan dengan
demikian cenderung menghambat masuknya sperma ke os serviks.
d. Progesterone menyebabkan sedikit peningkatan suhu tubuh basal
dan peningkatan ekskresi natrium dan air dari ginjal.
5. Siklus menstruasi menandakan fluktasi irama hormon hipotalamus,
hipofisis, dan ovarium serta perubahan morfologis yang dihasilkan
pada ovarium dan endomertium.
a. Menstruasi adalah perdarahan bulanan yang terjadi jika bagian
endometrium uterus luruh dan dikeluarkan melalui vagina.
b. Rentang siklus menstruasi biasanya berkisar selama 28 hari
walaupun sangat beragam. Siklus pendek 18 hari atau terpanjang
40 hari masih dianggap normal
c. Siklus menstruasi berhubungan dengan siklus ovarium dan siklus
endometrium.
6. Siklus ovarium
a. Diawal siklus ( hari 1 fase folikular) FSH dan LH disekresi dari
hipofisis anterior sesuai dengan sinyal dari sekresi pulsatil GnRH
hipotalamus.
b. Kelompok folikel primer, 20-25 (disertai reseptor FSH pada sel-
sel granulosanya dan reseptor LH pada sel-sel tekanya).

52
c. Awalnya peningkatan kadar ekstrogen plasma penghambat FSH
dan LF memulai umpan negative.
d. Jika konsentrasi estrogen darah terus meningkat selama fase
midfolikular,
e. Puncak estrogen adalah kadar estrogen darah yang tinggi yang
dipertahankan selama 50jam
f. Puncak LH mengakibatkan efek berikut pada folikel utama.
1. Oosit menyelesaikan pembelahan meiosis pertama dan
selanjutnya menjadi oosit sekunder dan badan polar pertama.
2. Sintesis enzim dan prostaglandin yang penting untuk rupture
folikel.
3. Ovulasi atau pelepasan oosit dan sel-sel yang berkaitan
dengannya kerongga tubuh agardapat ditarik tuba uterin
berlangsung dalam 24-38 jam setelah puncak LH.
4. Sel folikel yang rupture setelah menjalani proses
luiteinisasiberubah menjadi korpus luteum yang kemudian
memproduksi progesterone dan sedikit estrogen.
g. Peningkatan kadar progesterone dan estrogen dalam darah
menyebabkan efek umpan balik yang kuat pada fSH dan LF.
h. Karena adanya enurunan kadar esterogen dan progesterone darah
efek umpan balik neatif terhadap kelenjar hipofisis anterior
berkurang. FSH dan LH kembali meningkat untuk memulai siklus
baru.
7. Siklus endometrium (uterus) terjadi dalam rangka mempersiapkan
endometrium uterus untuk memberi nutrisi dan mempertahankan
ovum jika sudah dibuahi. Peristiwa dalam siklus endometrium ini
sangat berkorelasi dengan peristiwa hormonial dan morfologis dalam
siklus ovarium.
a. Fese menstruasi
Adalah periode pendarahan selama 4 sampai 5 hari. Di bawah
pengaruh esterogen dari folikel yang berkembang dalam ovarium,

53
dan endometrium diperbaiki melalui pembelahan sel dalam lapisan
basal saat menstruasi masih berlangsung
b. Fase proliferative
Berlangsung sampai terjadi ovulasi
1. Endometrium yang berproliferasi dari lapisan basal kembali
menjadi tebal dan tervaskularisasi dengan baik. Esterogen juga
menyebabkan pertumbuhan reseptor progesterone pada sari-sari
endometrial.
2. Kelenjar tubular tumbuh dalam supervisial sel-sel kelenjar
berproliferasi dengan cepat,tetapi tidak mengakumulasi banyak
sekresi.
3. Anteriol spiral menonjol diantara kelenjar-kelenjar untuk
menyuplai sel-sel endometrial dan grandular.
c. Saat fase sekretori ( progestasi), progesterone merangsang
kelanjutan pertumbuhan lapisan supervisial.
1. Kelenjar membesar mensekresi nutrient (glikogen dan lemak)
untuk mempertahankan perkembangan embrio jika sudah terjadi
pembuahan
2. Anteriol sprila menjadi terkonvolusi ( berlipat-lipat).
Endometrium siap untuk implantasi
3. Jika pembuahan ttidak terjadi, endometrium beregresi.
a. Korpus luteum berdegenerasi;kadar progesteron dan
estrogen berkurang
b. Anteriol spiral, sekarang tidak didukung hormone,
berkontriksi dan berdilatasi secara intermiten. Konstriksi ini
mengurangi aliran darah dan menyebabkan iskemia serta
kematian (nekrosis) jaringan dan kelenjar disekitarnya.
c. Saat anteriol berdilatasi darah keluar dari area yang telah
terdisintegrasi
d. Fragmen jaringan endometrium, sekresi kelenjar grandular,
mucus, dan sedikit darah akan terlepas ke dalam rongga
uterus

54
e. Perdarahan (mens) berlangsung selama 4 sampai 5 hari dan
siklus akan dimulai kembali.

H. Fertilisasi adalah penyatuan spermatozoa dan oosit sekunder


untuk membentuk sel diploid –zogot yang mengandung kromosom
maternal dan paternal.
a. Spetmatozoa. Selama berlangsungnya senggama, sekitar 250-400
juta sperma disemprotkan kedalam vagina saat laki-laki
mengejakulasi semen.
1. Spermatozoa, berenang dengan kekuatannya sendiri dan
dibantu kontraksi muscular uterus dan tuba uterin, barasenden
melalui serviks.
2. Kapasitas sperma, sewaktu dalam lingkungan lingkungan
cairan pada uterus dan tuba, sperma mengalami pengkondisian
membrane sel dan akrosom sperma yang membuat sperma
mampu berfertilisasi.
3. Reaksi akrosomal sperma terkapasitas melepas enzim hidrolitik
dari akrosom untuk mencerna sel korona radiate dalam zona
pelucida oosit, dan membuka jalan untuk satu sperma
menembus oosit.
b. Oosit. Biasanya hanya satu oosit tunggal yang dilepaskan yang
dilepas ovarium kedalam tuba uterin saat ovulasi.
1. Saat satu sperma menembus membrane sel oosit, zona pellucid
oosit mengalami perubahan kimia dan menjadi tidak tertembus
oleh sperma lain.
2. Oosit diaktifasi oleh penetrasi sperma untuk menyelesaikan
pembelahan meiosis keduanya dan membentuk ovum dan
badan polar kedua.
c. Fusi pronukleus
1. Sperma yang menembus oosit kehilangan flagellum dan
membrane nuklearnya menghilang.

55
2. Pronukleus laki-laki bergerak menuju pronukleus perempuan
untuk bersatu dengannya.

I. Hormon Yang Berperan dalam Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi merupakan kesatuan kerja dari otak, kelenjar hipofisis, ovarium
dan uterus. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi tak hanya satu atau
dua, melainkan lebih dari itu. Hormon-hormon seperti estrogen, progesteron, LH
dan FSH bekerja menyampaikan pesan dari satu organ ke organ yang lain untuk
mengubah kadar hormon tertentu. Dengan demikian, terjadilah proses seperti
pematangan telur, pelepasan telur, penebalan endometrium untuk menerima hasil
konsepsi (jika terjadi pembuahan), dan peluruhan dinding rahim yang berwujud
sebagai haid. Hormon-hormon tersebut bekerja pada satu siklus penuh, sejak hari
pertama haid, ovulasi hingga menjelang haid berikutnya.

Progesteron merupakan hormon dari golongan steroid yang berpengaruh pada


iklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis. Progesteron bersama
dengan estrogen dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu
sebuah kelenjar endokrin yang tersisa setelah terjadinya peristiwa ovulasi

Progesteron berperan besar dalam perkembangan fetus. Pengaruh progesteron


pada reproduksi diantaranya adalah

 Mempertebal dinding endometrium setelah terjadi ovulasi


 Menghambat produksi LH agar korpus luteum mengalami degenerasi saat tidak
terjadi fertilisasi
 Menghambat laktasi saat kehamilan
 Mempersiapkan endometrium untuk implantasi zigot

Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Ada banyak jenis dari estrogen tapi yang
paling penting untuk reproduksi adalah estradiol. Estrogen berguna untuk
pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual pada wanita yaitu pembentukan
payudara, lekuk tubuh, rambut kemaluan,dll. Estrogen juga berguna pada siklus

56
menstruasi dengan membentuk ketebalan endometrium, menjaga kualitas dan
kuantitas cairan cerviks dan vagina sehingga sesuai untuk penetrasi sperma.

Hormon FSH yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan sel-sel folikel


sekitar sel ovum. Hormon LH yang berfungsi merangsang terjadinya ovulasi
(yaitu proses pematangan sel ovum).

57
III. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Amphibi, aves, pisces, reptile dan mamalia memiliki sistem reproduksi yang
berbeda-beda
2. Ikan tidak memiliki alat kelamin luar.Ikan jantan mempunyai sepasang testis,
sedangkan ikan betina memiliki sepasang ovarium.
3. Seperti halnya kelas pisces, pada katak melangsungkan fertilisasi eksternal.
Telur dilepaskan di air pada saat perkawinan dan katak jantan mengeluarkan
sperma di dalam air.
4. Reptilia melangsungkan fertilisasi internal. Beberapa reptilia bertelur (ovipar)
ada pula yang telurnya tetap tinggal di oviduct sampai menetas (ovovivipar).
5. Meskipun aves tidak memiliki alat kelamin, namun dapat melakukan
fertilisasi eksternal.

58

Anda mungkin juga menyukai