Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan kesehatan, rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah
reproduksi vertebrata yang berjudul reproduksi osteochthyes pada ikan lele
(Clarias batrachus) dapat diselesaikan dengan baik.
Sehubungan dengan selesainya makalah ini kami mengucapkan terima
kasih kepada Ibu dosen pembimbing mata kuliah reproduksi vertebrata yang telah
membimbing kami serta teman-teman dan pihak lain yang telah membantu
menyelesaikan makalah reproduksi vertebrata.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan
kepada para pembacanya. Makalah ini jauh dari sempurna . Oleh karena itu, kami
mengarapkan adanya kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah kami.
Makassar, Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi adalah salah satu cara mahluk hidup mempertahankan
kelangsungan hidupnya dengan adanya keturunan yang melanjutkan
spesiesnya. Begitu juga dengan ikan, ikan merupakan salah satu mahluk
hidup yang melakukan reproduksi untuk melestarikan/melangsungkan
kehidupannya. Pada dasarnya, ikan bersifat ovivar (bertelur). Jadi ikan
melakukan reproduksi dengan cara bertelur.
Ikan mengembangkan berbagai strategi reproduksi untuk mencapai
keberhasilan reproduksi. Disini organ-organ yang terkait dengan proses
reproduksi sangat berperan. Hal ini berhubungan dengan kondisi
lingkungan perairan tempat hunian ikan. Perubahan lingkungan akan
memberikan efek yang berbeda pada spesies ikan yang berbeda. Beberapa
jenis ikan bahkan melakukan perjalanan ruaya yang jauh untuk memijah.
Pemijahan yang tepat tempat dan tepat waktu untuk kepastian keberhasilan
reproduksi terkait erat dengan peran sistem endoktrin.
Ikan terbagi menjadi beberapa tempat hidup yang dapat ditoleransi
seperti air tawar, air asin dan air payau. Lele merupakan ikan air tawar
yang popular di Indonesia bukan hanya karena harga yang terjangkau
namun
pemeliharaanya
juga
sangat
mudah
dilakukan.
Dengan
BAB II
ISI
Ikan memiliki siklus reproduksi yang berbeda satu dengan lainya misalnya
saja ikan salmon (Onchorhynchud ), lamprey laut ( Petromyzon marinus) dan
sidat ( Anquilla ) yang bereproduksi satu kali dalam hidupnya. Ada juga ikan yang
bereproduksi empat minggu sekali contohnya Ikan seribu (Lebistes reticulatus).
Namun ada juga ikan yang memijah dua sampai tiga kali dalam setahun misalnya
ikan mujair (Oreochromis mossambicus).
Organ reproduksi ikan dinamakan dinamakan gonad. Pada ikan jantan
gonad disebutt dengan testis, pada ikan betina disebit dengan ovarium.
o
Ovarium berbentuk
longitudinal.
Letaknya
internal
dan
biasanya
berjumlah sepasang. Jika dalam keadaan matang ovarium bisa mencapai 3070% dari berat tubuhnya. Warnanya pun berbeda-beda, sebagian besar
berwarna keputih-putihan dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu
matang.
Kematangan testis dan ovarium dipengaruhi oleh umur, spesies dan,
ukuran. Berdasarkan tipe-tipe reproduksi dan seksualitas, ikan dapat di bedakan
menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Biseksual
Biseksual dapat di artikan sebagai jenis ikan yang memiliki dua
kelamin dalam satu spesies atau dengan kata lain dapat di bedakan menjadi
jantan dan betina. Pembedaan ini dapat dilakukan dengan melihat ciri seksual
primer dan sekunder nya. Ciri seksual primer ditandai oleh organ yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi; yaitu testis dan ovarium.
Sedangkan ciri seksual sekunder dapat dibedakan oleh dimorfise seksual atau
melihat ciri dan dikromatisme seksual dengan melihat warna.
2. Uniseksual
Uniseksual dapat diartikan sebagai organisme yang berkelamin
tunggal. Pada beberapa spesies ikan penentuan kelamin lebih mudah
dilakukan karena semua individu berkelamin betina. Contoh kelompok
ikan molly-amazon (Poecillia formosa) merupakan ikan yang ditemukan
pertama kali sebagai ikan yang berkelamin betina. Pembentukan keturunan
unuseksual ini disebut dengan partenogenesis (partenos,perawan, dan
genesis, kejadian).
3. Hermaprodit
Hermaprodit dapat diartikan sebagai sebuah organisme yang
memiliki kelamin ganda. Hermaprodit dapat dibedakan menjadi tiga tipe
yaitu hermaprodit singkroni, hemaprodit protandi, dan hemaprodit
protogini. Hermaprodit singkroni adalah golongan ikan yang gonadnya
terdapat sel kelamin jantan dan betina yang dapat aktif secara bersamaan.
Hemaprodit protandi adalah golongan ikan yang dalam hidupnya
mengalami perubahan jenis kelamin dari jantan menjadi betina misalnya
ikan black porgy, ikan ini pada umur tiga tahun berubah dari kelamin
jantan ke betina. Hermaprodit Protogini adalah golongan ikan yang dalam
hidupnya mengalami perubahan dari jenis betina menjadi jantan misalnya
Labroides dimidiatus.
A. Anatomi Reproduksi Ikan Lele
Ikan-ikan marga Clarias ini dikenali dari tubuhnya yang licin
memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga
panjang, yang terkadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak
seperti sidat yang pendek, terdapat alat pernapasan tambahan yang tergabung
dengan busur insang kedua dan keempat. 4 pasang sungut. panjang maksimum
mencapai 400 mm. Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua
perairan tawar. Di sungai yang airnya tidak terlalu deras, atau diperairan yang
tenang seperti danau, waduk, telaga, rawa serta genangan-genangan kecil
seperti kolam. Untuk melestarikan jenis atau kelompok, ikan lele bereproduksi
agar menghasilkan keturunan. Alat kelamin jantan berbentuk runcing dan
memanjang. Kantong spermanya (testis) berjumlah dua buah yang berbentuk
pipih memanjang serta berwarna putih sementara cirri betina spesifik alat
kelamin betina berbentuk oval dan mempunyai kantung telur (ovarium)
sebanyak 2 buah.
Kingdom
: Animalia
Filum
: chordata
Class
: Pisces
Ordo
: Ostariophysoide
Family
: Claridae
Genus
: Clarias
Spesies
: Clarias batrachus
Pada lele jantan alat kelaminnya tampak jelas dan meruncing atau memanjang
ke arah belakang . Sedangkan pada lele betina alat kelaminnya berbentuk oval,
agak besar yang digunakan sebagai jalan keluarnya telur. Alat kelamin pada
lele mempunyai system urogenithal karena alat kelamin ini juga berfungsi
sebagai alat pembuangan air seni. Pada lele jantan maupun betina, pada lubang
urogenithal terdapat pada suatu papilla (tonjolan) yang ada tepat di belakang
dubur.
B. Mekanisme Reproduksi
1. Cara kawin
Lele berkembang biak secara ovivar (eksternal), yaitu pembuahan
terjadi diluar tubuh. Ikan lele khusus tentang kebiasaan mereka
berkembang biak. Ikan lele jantan dan betina sebelum pemijahan terdapat
masa pendekatan. Ciri-ciri induk lele siap memijah adalah calon induk
terlihat mulai berpasang-pasangan, berenang side-by-side (berdampingdampingan). kejar-kejaran antara yang jantan dan yang betina. Dimulai
pada akhir musim semi, lele jantan mengembangkan bantalan otot di
kepala mereka dan tubuh mereka berubah warna. Lele jantan dan betina
akan mencari tempat-tempat yang tersembunyi seperti tepian batu, dan
tempat-tempat yang terdapat lubang atau gua untuk membangun sarang.
Pada perkawinannya, induk betina melepaskan telur bersamaan
waktunya dengan jantan melepaskan mani (sperma) di dalam air.
b. Warna kulit dada agak tua bila dibanding induk ikan lele betina.
c. Urogenital papilla (kelamin) agak menonjol, memanjang ke arah
belakang, terletak di belakang anus, dan warna kemerahan.
d. Gerakannya lincah, tulang kepala pendek dan agak gepeng(depress)
e. Perutnya lebih langsing dan kenyal bila dibanding induk ikan lele
betina.
f. Bila bagian perut di stripping secara manual dari perut ke arah ekor
akan mengeluarkan cairan putih kental (spermatozoa-mani).
g. Kulit lebih halus dibanding induk ikan lele betina.
Ciri-ciri induk lele betina
a.
berat tubuh 100 sampai 200 gram. Gonad ikan lele jantan dapat dibedakan
dari ciri-cirinya yang memiliki gerigi pada salah satu sisi gonadnya, warna
lebih gelap, dan memiliki ukuran gonad lebih kecil dari pada betinanya.
Sedangkan, gonad betina ikan lele berwarna lebih kuning, terlihat bintikbintik telur yang terdapat di dalamnya, dan kedua bagian sisinya mulus
tidak bergerigi. Untuk mengetahui terhadap kematangan gonad suatu ikan
dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya adalah pengamatan
gonad berdasarkan kondisi gonad itu sendiri dan berdasarkan morfologi
atau penampakan bagian luar tubuh ikan yang mengarah pada ciri-ciri
matang gonad. Antara lain pada induk betina ciri yang paling utama adalah
pada bagian perut terlihat membesar dan bila disentuh akan terasa lembek
atau empuk. Sedangkan pada induk jantan apabila pada bagian perut
diurut, akan mengeluarkan cairan kental putih susu.
5. Jumlah sekelahiran dan volume spermatozoa
Perkawinan melibatkan membungkus ekornya sekitar kepala
lainnya. Ini merangsang pelepasan 5.000 hingga 20.000 telur dibungkus
massa gelatin-seperti emas berwarna. Sampai menetas dalam waktu sekitar
enam sampai 10 hari, lele jantan berperan sebagai penjaga sarang terhadap
predator dan untuk melindungi telur dengan mengibaskan ekornya untuk
memastikan oksigen yang mencukupi. Ikan jantan matang setelah
berumur1 tahun. Kedua testis dapat dihasilkan sekitar 1-1,5 milt (dalam
keadaan ejakulasi alami), tetapi pada striping paling banyak diperoleh 1ml
milt. Perkembangan embrio dalam telur berlangsung cepat. Embrio
menetas dalam waktu sekitar 30 jam pada suhu 25 C. Selama dua hari
pertama setelah menetas, kedua induknya masih tetap didalam sarang
untuk melindungi anaknya. Pada tahap ini, anak ikan yang berbentuk
larva yang masih memiliki kantung telur sebagai cadangan energi yang
tersimpan dalam kantung kuning telur untuk dua sampai tiga hari pertama
setelah menetas (Rao et al. 1995). Setelah sekitar 48 jam, induk ikan mulai
kehilangan minat dalam menjaga anak ikan . 72 jam setelah ini, benih ikan
lele akan menjadi bebas berenang. dapun jenis lele biru yang terdapat di
Amerika, ikan lele biru ini sangat produktif dan menciptakan angka yang
sangat tinggi dari keturunan dalam setiap siklus reproduksi. Mereka
bertelur sekali setahun dari akhir Mei hingga Juni, sebagian besar di
habitat yang lebih rendah-salinitas di sungai dan anak sungai kecil. Betina
menghasilkan 4.000 hingga 8.000 telur per kilogram berat badan-sehingga
Ikan 10-pon bisa menghasilkan lebih dari 20.000 telur.
C. Tekhnologi yang Dikembangkan
Saat ini banyak berkembang cara pemijahan ikan lele, mulai dari cara
alami hingga cara intensif. Hampir semua metode bisa dilakukan sendiri oleh
para pembudidaya. Cara pemijahan ikan lele secara alami dilakukan dengan
melepaskan
ikan
lele
berpasangan
dalam
kolam
yang
telah
betina.
Fungsi
penyuntikan
hipofisa
untuk
merangsang
bersih.
Letakkan mulut ikan lele mengarah
keatas, buka mulut ikan lele lalu belah
bukaan mulut dengan pisau secara
melintang sehingga kepala ikan terbelah menjadi bagian atas dan
putih.
Gerus kelenjar hipofisa dengan gelas
penggerus, encerkan dengan air aquades
sebanyak 2 ml.
Pindahkan hipofisa yang sudah dicampur air pada tabung, kocok
selama 2-3 menit. Setelah itu biarkan selama 5 menit. Cairan akan
memisah, bagian bawah berupa endapan dan lapisan atas cairan jernih.
dilakukan
pada
bagian
punggung.
dengan
kemiringan
30o-
menyuntikan
hormon
perangsang.
hipofisa.
yang
Hormon
banyak
dijual
untuk
antara
dengan mangkuk.
Campurkan sel telur dengan sperma dalam mangkuk sedikit demi
sedikit. Aduk perlahan dengan bulu ayam. Encerkan campuran dengan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Anatomi alat reproduksi pada alat kelamin jantan berbentuk runcing dan
memanjang. Kantong spermanya (testis) berjumlah dua buah yang
berbentuk pipih memanjang serta berwarna putih sementara ciri betina
spesifik alat kelamin betina berbentuk oval dan mempunyai kantung telur
(ovarium) sebanyak 2 buah.
2. Mekanisme reproduksi dari ikan lele ini yakni berkembang biak secara
ovivar (eksternal), Ikan lele yang hidup di alam memijah pada musim
penghujan dari bulan Mei sampai Oktober adapun dapat membuahi satu
jantan untuk satu betina. Perkawinan melibatkan membungkus ekornya
sekitar kepala lainnya. Biasanya menghasilkan pelepasan 5.000 hingga
20.000. Ikan jantan matang setelah berumur1 tahun. Kedua testis dapat
dihasilkan sekitar 1-1,5 milt (dalam keadaan ejakulasi alami)
3. Tekhnologi yang dikembangkan untuk reproduksi ikan lele yakni
pemijahan artificial secara alami, pemijahan dengan penyuntikan hipofisa,
pemijahan dengan penyuntikan hormone perangsang, pemijahan secara
invitro.
B. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa agar sebaiknya dalam mempelajari
reproduksi vertebrata dapat melakukan pengamatan langsung sehingga
lebih memperluas wawasan.
DAFTAR PUSTAKA
.
.