Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

Wawasan Nusantara

OLEH :

1. Dipo Ario Kusuma (E1A018018)


2. Dita Anggraini Safitri Sipayung (E1A018019)
3. Dita Rieza Permatasari (E1A018020)
4. Echa Noviani (E1A018021)
5. Elga Amelinda Nathania (E1A018022)

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan dan rahmat-Nya, kami mampu menyelesaikan tugas makalah Kewarganegaraan
yang berjudul “Wawasan Nusantara” ini dengan baik sebagai mana mestinya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua dan Bapak Nanda Ivan Natsir, SH. MH. selaku dosen
pengajar mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, sehingga kendala-kendala yang kami
hadapi teratasi dan makalah ini selesai pada waktunya.
Makalah ini disusun dengan tujuan agar memperluas pengetahuan para pembaca
tentang wawasan nusantara serta implementasinya dalam kehidupan. Harapannya, makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu,kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dari dari para pembaca.

Mataram, Mei 2019

Penyusun

ii| W a w a s a n N u s a n t a r a
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ........ i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ........ ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ........ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... ........ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ ........ 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... ........ 1
C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................................ ........ 2
D. Manfaat Penulisan Makalah .......................................................... ........ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ ........ 3

A. Pengertian Wawasan Nasional, Wawasan Nusantara,


dan Geopolitik ......................................................................................... 3
B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wawasan Nusantara ......................... 3
C. Pembentukan Wawasan Nusantara dan Unsur Pembentuknya ............... 6
D. Penerapan dari Wawasan Nusantara........................................................ 8
E. Hubungan Wawasan Nusantara dengan Persatuan
dan Kesatuan............................................................................................ 9
F. Contoh Kasus di Indonesia dalam Kaitannya dengan
Wawasan Nusantara Terutama Persatuan/Kesatuan................................ 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ ........ 13

A. Kesimpulan .................................................................................... ........ 13


B. Saran .............................................................................................. ........ 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... ........ 14

iii| W a w a s a n N u s a n t a r a
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang berbhinneka, negara
Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak
pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya alam.
Sementara kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman
masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air sebagaimana telah
diperjuangkan oleh para pendiri bangsa ini. Dorongan kuat untuk mewujudkan persatuan
dan kesatuan Indonesia tercermin dalam momentum Sumpah Pemuda tahun 1928.
Kemudian dilanjutkan dengan perjuangan kemerdakaan yang puncaknya terjadi pada saat
merdeka.
Dalam kehidupannya, bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksidan
interelasi dengan lingkungan sekitarnya (regional atau internasional). Dalam hal ini
bangsa Indonesia memerlukan prinsip – prinsip dasar sebagai pedoman agar tidak
terombang – ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita –
cita serta tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia wawasan nasional
yang berpijak pada wujud wilayah nusantara sehingga disebut wawasan nusantara.
Dewasa ini, semakin banyak kasus-kasus yang terjadi terutama kasus
penyimpangan terhadap hukum dalam keseharian bernegara. Kasus ini merupakan suatu
cerminan bagi warga negara terhadap implementasi wawasan nusantara. Selain itu kasus
ini juga menjadi tolok ukur apakah suatu kesatuan dan persatuan bangsa sudah
diperjuangkan dengan baik atau belum. Tercapainya tujuan nasional dengan melibatkan
ketahanan nasional sebagai landasan konsepsional negara juga dapat dilihat. Dari
permasalahan ini penulis mengangkat topik persatuan dan kesatuan untuk mengkaji setiap
permasalahan di Indonesia yang berhubungan dengan wawasan nusantara, memaparkan
setiap teori yang ada dan mencari hubungan serta menganalisa antara teori dengan
kenyataan yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian wawasan nasional, wawasan nusantara, dan geopolitik?
b. Faktor-faktor apa yang memengaruhi wawasan nusantara?
c. Bagaimana wawasan nusantara dibentuk dan unsur pembentuknya?

1| W a w a s a n N u s a n t a r a
d. Bagaimana implementasi/penerapan dari wawasan nusantara?
e. Apa hubungan wawasan nusantara dengan persatuan dan kesatuan?
f. Bagaimana contoh kasus di Indonesia dalam kaitannya dengan wawasan nusantara
terutama persatuan/kesatuan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
b. Memberikan penjelasan mengenai wawasan nusantara, hubungannya dengan
persatuan dan kesatuan, dan penerapan dari wawasan nusantara, serta kaitannya
dengan kasus yang terjadi dalam kehidupan bernegara,

D. Manfaat Penulisan Makalah


a. Menambah pengetahuan pembaca baik mahasiswa maupun masyarakat umum
mengenai wawasan nusantara terutama persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

2| W a w a s a n N u s a n t a r a
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wawasan Nasional, Wawasan Nusantara, dan Geopolitik


Istilah wawasan berasal dari kata ‘wawas’ yang berarti pandangan, tinjauan, atau
penglihatan inderawi. Akar kata ini membentuk kata ‘mawas’ yang berarti memandang,
meninjau, atau melihat. Sedangkan ‘wawasan’ berarti cara pandang dan cara tinjau, atau
cara melihat. Istilah nusantara berasal dari kata ‘nusa’ yang artinya pulau-pulau, dan
‘antara’ yang berarti diapit di antara dua hal. Istilah Nusantara dipakai untuk
menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau di Indonesia yang
terletak di antara samudera Pasifik dan samudera Indonesia serta di antara benua Asia dan
Australia.
Wawasan nasional diartikan sebagai cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan
posisi dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya.
Sementara wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi
wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita
nasionalnya. Wawasan nusantara kini menjadi bimbingan bangsa Indonesia dalam
menyelenggarakan kehidupannya untuk mengisi kemerdekaan serta mencapai tujuan
nasionalnya. Wawasan Nusantara sebagai cara pandang juga mengajarkan bagaimana
pentingnya membina persatuan dan kesatuan.
Geopolitik semula diartikan oleh Frederich Ratzel sebagai ilmu bumi politik
(Political Geography). Istilah ini lalu dikembangkan oleh Rudolf Kjellen (1864-1922) dan
Karl Haushofer (1869-1964) dari Jerman menjadi Geographical Politic dan disingkat
Geopolitik. Perbedaan Geopolitik dan Bumi Politik memusatkan pada titik perhatiannya
apakah pada bidang geografi atau politik. Ilmu bumi politik mempelajari fenomena
geografi dari aspek politik sedangkan geopolitik mempelajari fenomena politik dari aspek
geografi.

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Wawasan Nusantara


a. Wilayah (geografi)
Wawasan nusantara mencakup faktor geografi terutama dari wilahyahnya
sendiri yakni Indonesia. Indonesia sendiri diartikan sebagai “Indo” yang berarti India

3| W a w a s a n N u s a n t a r a
dan “nesos” yang berarti pulau. Indonesia berarti kepulauan India secara harafiah.
Masyarakat Indonesia ini menyukai panggilan ini meskipun orang asing yang telah
menemukannya. Istilah indonesia sendiri diciptakana oleh Ilmuwan J.R. Logan pada
1850 dalam Journal of the Indian Archipelago and East Asia.
Berdasarkan konvensi hukum laut internasional, Indonesia sebagai negara
kepulauan, memiliki pembagian laut sebagai berikut:
 Negara kepulauan adalah suatu negara yang seluruhnya terdiri dari satu atau lebih
kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau lain.
 Laut teritorial adalah salah satu wilayah laut yang lebarnya tidak lebih dari 12 mil
laut diukur dari garis pangkal sementara garis pangkal adalah garis air surut
terendah sepanjang pantai, seperti yang terlihat pada peta laut skala besar yang
berupa garis yang menghubungkan titik titik terluar dari dua pulau dengan batas-
batas tertentu sesuai konvensi ini.
 Perairan pedalaman adalah wilayah sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari
garis pangkal
 Zona Ekonomi Ekskulsif (ZEE) tidak boleh lebih dari 200 mil laut dan garis
pangkal.
 Landas Kontinen suatu negara berpantai meliputi dasar laut dan tanah di bawahnya
yang terletak di luar laut teritorialnya sepanjang merupakan kelanjutan alamiah
wilayah daratannya.
Wilayah Indonesia terdiri atas 17.508 pulau dari berbagai ukuran dengan 6.044
pulau sudah bernama. Luas wilayah indonesia seluruhnya adalah 5.193.250 km2 yang
terdiri dari daratan seluas 2.028.087 km2 dan perairan 3.166.163 km2.
b. Geopolitik dan Geostrategi
Telah dijelaskan diatas bahwa geopolitik memaparkan dasar pertimbangan
dalam menentukan alternatif kebijakan nasional untuk mewujudkan tujuan tertentu.
Menurut Rudolf Kjellen negara merupakan sistem politik yang mencakup geopolitik,
ekonomi politik, kratopolitik, dan sosiopolitik. Pandangan geopolitik bangsa Indonesia
sendiri didasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan Kemanusiaan yang luhur dengan
jelas dan tegas tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945. Bangsa Indonesia menolak
paham ekspansionisme dan adu kekuatan yang berkembang di Barat, sebagaimana
yang dikemukakan Kjellen dalam rangka mempertahankan negara dan
mengembangkannya. Bangsa Indonesia juga menolak paham rasialisme, karena semua
manusia mempunyai martabat yang sama dan semua bangsa memiliki hak dan

4| W a w a s a n N u s a n t a r a
kewajiban yang sama berdasarkan nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan yang
universal.
Strategi adalah politik dalam pelaksanaan yaitu upaya bagaimana mencapai
tujuan atau sasaran yang ditetepkan sesuai dengan keinginan politik. Karena strategi
merupakan upaya pelaksanaan, maka strategi pada hakikatnya merupakan suatu seni
yang implementasinya didasari intuisi, perasaan, dan hasil pengalaman. Strategi pada
hakikatnya adalah ilmu dimana prosedurnya selalu berkaitan dengan data dan fakta
yang ada. Seni dan ilmu digunakan sekaligus untuk membina atau mengelola sumber
daya yang dimiliki dalam suatu rencana dan tindakan.
c. Perkembangan wilayah Indonesia dan dasar hukumnya
Wilayah negara Republik Indonesia ketika merdeka meliputi wilayah bekas
Hindia Belanda berdasarkan ketentuan dalam “Territoriale Zee en Maritieme Kringen
Ordonantie” tahun 1939 tentang batas wilayah laut territorial Indonsia. Pada masa
tersebut wilayah negara Republi Indonesia bertumpu pada wilkayah daratan pulau-
pulau yang saling terpisah oleh perairan atau selat di antara pulau-pulau itu. Wilayah
laut territorial masih sangat sedikit karena untuk setiap pulau hanya ditambah perairan
sejauh 3 mil di sekelilingnya. Pada 13 Desember 1957 dikeluarkan deklarasi Juanda
yang dinyatakan sebagai pengganti Ordonansi tahun 1939 dengan tujuan sebagai
berikut.
 Perwujudan bentuk wilayah NKRI yang utuh dan bulat
 Penentuan batas-batas wilayah Negara Indonesia disesuaikan dengan asas negara
kepulauan.
 Pengaturan lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin kesalamatan dan
keamanan NKRI
Asas kepulauan itu mengikuti ketentuan Yurisprudensi Mahkamah
Internasional pada 1951 ketika menyelesaikan kasus perbatasan antara Inggris dan
Norwegia. Deklarasi Juanda kemudian dikukuhkan dengan UU No 4/Prp/1960 tanggal
18 Februari 1960, tentang perairan Indonesia. Sejak itu terjadi perubahan bentuk
wilayah nasional dan cara perhitungannya. Laut territorial diukur sejauh 12 mil dari
titik-titik pulau terluar yang saling dihubungkan.
Deklarasi tentang landas kontinen negara RI merupakan konsepsi politik yang
berdasarkan konsep wilayah. Deklarasi ini diopandang pula sebagai upaya untuk
mengesahkan Wawasan Nusantara. Asas –asas pokok yang termuat di dalam Deklarasi
tentang landas kontnen adalah sebagai berikut:

5| W a w a s a n N u s a n t a r a
 Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landas kontinen Indonesia
adalah milik eksklusif negara RI
 Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis bataas landas kontinen
dengan negara-negara tetangga melalui perundingan
 Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen adalah suatu garis yang ditarik di
tengah-tengah antara pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar negara
tetangga
 Klaim tersebut tidak memengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas
kontinen Indonesia maupun udara di atasnya.
Pengumuman pemerintah negara tentang Zona Ekonomi Eksklusif terjadi pada
21 Maret 1980. Batas ZEE adalah selebar 200 mil yang dihitung dari garis dasar laut
wilayah Indonesia. Alasan-alasan dibuat ZEE adalah:
 Persediaan ikan yang semakin terbatas
 Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia
 ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional
Konvensi hukum laut internasional II di New York pada 1982 mengakui asas
Negara Kepulauan serta menetapkan asas-asas pengukuran ZEE. Pemerintah dan DPR
negara RI kemudian menetapkan UU nNo 5 Tahun 1983 tentang ZEE, UU No 17
tahun 1985 tentang Ratifikasi UNCLOS. Sejak 3 Februari 1986 Indonesia telah
tercatat sebagai salah satu dari 25 negara yang telah meratifikasi UNCLOS.

C. Pembentukan Wawasan Nusantara dan Unsur Pembentuknya


Adapun unsur pembentuk wawasan nusantara yakni sebagai berikut
a. Wadah
 Wujud Wilayah
Batas ruang lingkup wilayah Nusantara ditentukan oleh lautan yang di
dalamnya terdapat gugusan ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan. Oleh
karena itu Nusantara dibatasi oleh lautan dan daratan serta dihubungkan oleh perairan
didalamnya.Letak geografis negara berada di posisi dunia antara dua samudra, yaitu
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, dan antara dua benua, yaitu banua Asia dan
benua Australia. Perwujudan wilayah Nusantara ini menyatu dalam kesatuan politik,
ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.

6| W a w a s a n N u s a n t a r a
 Tata Inti Organisasi
Bagi Indonesia, tata inti organisasi negara didasarkan pada UUD 1945 yang
menyangkut bentuk dan kedaulatan negara kekuasaaan pemerintah, sistem
pemerintahan, dan sistem perwakilan. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Kedaulatan di tangan rakyat yang dilaksanakan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Sistem pemerintahan, menganut sistem
presidensial. Presiden memegang kekuasaan bersadarkan UUD 1945.
 Tata Kelengkapan Organisasi
Wujud tata kelengkapan organisasi adalah kesadaran politik dan kesadaran
bernegara yang harus dimiliki oleh seluruh rakyat yang mencakup partai politik,
golongan dan organisasi masyarakat, kalangan pers seluruh aparatur negara.
b. Isi Wawasan Nusantara
Isi menyangkut dua hal yang essensial, yaitu:
 Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama serta pencapaian cita-cita
dan tujuan nasional.
 Persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan
nasional.
Isi wawasan nusantara tercemin dalam perspektif kehidupan manusia Indonesia
meliputi :
 Cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945 yang
menyebutkan :
o Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
o Rakyat Indonesia yang berkehidupan kebangsaan yang bebas.
o Pemerintahan Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
 Asas keterpaduan semua aspek kehidupan nasional berciri manunggal, utuh
menyeluruh meliputi :
o Satu kesatuan wilayah nusantara.
o Satu kesatuan politik.
o Satu kesatuan sosial-budaya.
o Satu kesatuan ekonomi.

7| W a w a s a n N u s a n t a r a
o Satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam satu sistem yang terpadu.
o Satu kesatuan kebijakan nasional.
c. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri dari
tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah mencerminkan jiwa,
semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa indonesia, sedang tata laku lahiriah
tercermin dalam tindakan , perbuatan, dan perilaku dari bangsa Indonesia.
Kedua segi tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian
bangsa Indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa
bangga dan cinta kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan nasionalisme
yang tinggi dalam segala aspek kehidupan nasional.

D. Penerapan Wawasan Nusantara


Implementasi wawasan nusantara senantiasa berorientasi pada kepentingan rakyat
dan wilayah tanah air secara utuh dan menyeluruh sebagai berikut :
a. Wawasan Nusantara sebagai Pancaran Falsafah Pancasila
Wawasan nusantara menjadi pedoman bagi upaya mewujudkan kesatuan aspek
kehidupan nasional untuk menjamin kesatuan, persatuan dan keutuhan bangsa, serta
upaya untuk mewujudkan ketertiban dan perdamaian dunia.
b. Wawasan Nusantara dalam Pembangunan Nasional
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan politik akan menciptakan
iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut tampak dalam
wujud pemerintahan yang kuat aspiratif dan terpercaya yang dibangun sebagai
penjelmaan kedaulatan rakyat.
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan ekonomi akan menciptakan
tatanan ekonomi yang benar-benar menjamin pemenuhan dan peningkatan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan sosial budaya akan
menciptakan sikap batiniah dan lahiriah yang mengakui segala bentuk perbedaan
sebagai kenyataan hidup sekaligus karunia Tuhan, serta menciptakan kehidupan
masyarakat dan bangsa yang rukun dan bersatu tanpa membedakan suku, asal usul
daerah, agama, atau kepercayaan,serta golongan berdasarkan status sosialnya.

8| W a w a s a n N u s a n t a r a
 Implementasi wawasan nusantara dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
akan menumbuhkan kesadaran cinta tanah air dan bangsa, yang lebih lanjut akan
membentuk sikap bela negara pada tiap warga negara Indonesia.
 Implementasi wawasan nusantara dalam bidang wilayah. Adalah diterimanya
konsepsi nusantara di forum internasional. Sehingga terjaminlah integritas
wilayah territorial Indonesia. Pertambahan luas wilayah sebagai ruang lingkup
tersebut menghasilkan sumber daya alam yang mencakup besar untuk
kesejahteraan bangsa Indonesia. Pertambahan luas wilayah tersebut dapat diterima
oleh dunia internasional terutama negara tetangga yang dinyatakan dengan
persetujuan yang dicapai.

E. Hubungan Wawasan Nusantara dengan Persatuan dan Kesatuan


a. Peranan Pancasila
Pancasila mempunyai sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia. Pancasila
yang merupakan dasar negara Republik Indonesia juga merupakan dasar bagi
berdirinya Wawasan Nusantara. Sehingga persatuan kesatuan bangsa Indonesia
mendasari berdirinya Wawasan Nusantara demi tercapainya tujuan nasional. Persatuan
dan kesatuan bangsa harus tetap dijaga sebagai bentuk implementasi dari wawasan
nusantara yang berarti pengamalan pancasila yang benar. Contoh dari sikap ini adalah
rasa bela negara yang ditumbuhkan dari masing-masing individu.
b. Peranan Peraturan Perundang-undangan yang Berlaku
Hukum dan Peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
bertujuan bagi terlaksananya tujuan nasional, sekaligus menjadi unsur-unsur
pembentuk wawasan nusantara maupun menjadi faktor penentu wawasan nusantara.
Contohnya saja dalam diberlakukannya batas teritorial laut di Indonesia. Peraturan
perundang-undangan membuat faktor wilayah dari pembentuk wawasan nusantara.
Selain itu, dengan adanya konsep kepulauan, lautan di Indonesia membuat pulau-
pulau menjadi satu kesatuan dan bukan sebaliknya yaitu memisahkan pulau-pulau.
Agar kesatuan dan persatuan dapat dibentuk, diberlakukanlah peraturan perundang-
undangan.
c. Peranan Pemerintah
Wawasan Nusantara dalam kehidupan politik dan pemerintahan akan
menciptakan iklim penyelenggaraan negara yang sehat dan dinamis. Hal tersebut
hanya dapat diwujudkan jika wujud dari pemerintah baik dan terpercaya sebagai

9| W a w a s a n N u s a n t a r a
penjelmaan kedaulatan rakyat. Sehingga pemerintah di sini merupakan wujud
kedaulatan rakyat paling utama dimana mereka adalah sosok yang mampu
mengemban negara menuju tujuan nasionalnya. Dalam hal ini termasuk juga kekuatan
bagi negara (pemerintah) dalam menciptakan sistem pertahanan dan keamanan untuk
menjaga kesatuan negara republik Indonesia. Pertahanan dan keamanan sebagai
landasan konsepsional NKRI tertuang dalam ketahanan nasional. Ketahanan nasional
yang baik akan mendukung pembangunan nasional sehingga tujuan negara tercapai.
d. Wawasan Nusantara sebagai Prinsip yang Mendasari Persatuan dan Kesatuan
Bangsa
Dengan Wawasan Nusantara, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan
dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan keamanan.
Manusia Indonesia juga merasa berada dalam satu kesatuan, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita
pembangunan nasional.

F. Contoh Kasus di Indonesia dalam Kaitannya dengan Wawasan Nusantara terutama


Persatuan/Kesatuan
a. Dua orang terduga teroris tewas dalam peristiwa penembakan di Poso
Tim gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam operasi Tinombala terlibat
baku tembak dengan terduga teroris di Poso, Sulawesi Tengah, Selasa (22/3/2016)
pagi. Dua orang terduga teroris tewas dalam peristiwa tersebut. Jam 10.00 WITA tadi,
terjadi kontak tembak dan dua orang tidak dikenal itu tewas di sana. Baku tembak
terjadi di Sektor IV, dekat Napu.
Peran pemerintah terutama satuan pertahanan dan keamanan berupa TNI dan
Polri sangat besar dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini terutama
untuk mewujudkan ketahanan nasional yang menjadi landasan konsepsional negara
Republik Indonesia. Dalam kasus di atas TNI-Polri melakukan tugasnya dengan baik,
untuk mengamankan negara dari Terorisme. Hal ini berarti sejalan dengan tujuan
nasional yang utama yaitu untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Kelemahan yang terjadi adalah jika sebenarnya orang yang
ditembak bukan teroris dan proses pencarian terhambat. Ini karena ternyata Santoso
diyakini berada di pedalaman hutan untuk bersembunyi. Tewasnya kedua orang bukan
berarti mendekatkan tim untuk menangkap Santoso. Ini berarti jika para petugas
pertahanan dan keamanan lalai atau lengah dalam menjalankan tugasnya, keadaan
menjadi kacau dan kesatuan negara pun rawan patah. Dari sini juga dapat terlihat
10| W a w a s a n N u s a n t a r a
bahwa teroris yang hadir adalah salah satu perwujudan dari penolakan akan kesatuan
dan persatuan karena merupakan suatu pemberontakan yang memecah belah NKRI.
b. Evaluasi Kinerja Densus 88 Diusulkan Dibahas dalam Revisi UU Terorisme
Hasil investigasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(Kontras) menemukan beberapa indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan
Detasemen Khusus Antiteror 88 Polri saat melakukan penindakan. Kontras
mengusulkan agar evaluasi kinerja Densus 88 dibahas dalam pembahasan revisi
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme.Kepala
Divisi Pembelaan Hak Sipil dan Politik Kontras Putri Kanesia dalam konferensi pers
di Sekretariat Kontras, Jakarta, Sabtu (26/3/2016) mengatakan bahwa pihak kontras
mendesak agar pemerintah dan DPR yang membahas RUU Terorisme, juga membahas
soal evaluasi kinerja Densus 88.
Undang-undang sebagai alat tata hukum negara hendaknya diatur dengan baik.
Maka perihal revisi UU Terorisme yang mengevaluasi kinerja Densus 88 agar sesuai
prosedur hukum yang berlaku seharusnya mendapat sambutan baik. Pada masalah ini
densus 88 bertindak sebagai alat pemerintahan untuk mengamankan negara dari
terorisme. Pengawasan terhadap alat pertahanan negara yang kurang serta undang-
undang yang tidak mengatur kinerja mereka justru berdampak akan retaknya persatuan
di negara Indonesia sehingga apa yang diperjuangkan menuju tujuan nasional tidak
tercapai. Setiap manusia dalam hal ini warga sipil sudah sepantasnya mendapat
perlindungan HAM, bukan mendapat ancaman yang menyebabkan ketakutan
berkepanjangan. Pihak Detasemen 88 juga hendaknya melindungi rakyat dan bukan
sebaliknya menjadi terror dan ancaman bagi rakyat itu sendiri. Dari sini dapat terlihat
bahwa setiap peraturan perundang-undangan merupakan alat tata negara yang
hendaknya disusun dengan baik agar semua komponen berjalan dengan baik.
c. Kontras: Densus 88 Langgar Hukum dalam Kasus Siyono
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras)
menemukan adanya indikasi pelanggaran administrasi yang dilakukan Detasemen
Khusus Antiteror 88 Polri, dalam kasus penangkapan Siyono.Densus 88 melanggar
hukum acara pidana, Tidak ada surat dari Densus kalau penangkapan itu sah, tidak ada
surat penangkapan, apalagi surat penggeledahan. Siyono adalah seorang terduga
teroris di Klaten, Jawa Tengah. Menurut Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol
Anton Charliyan, Siyono sempat menyerang polisi di mobil. Pergulatan itu yang
menyebabkan Siyono meninggal dunia. Menurut Wira, saat Siyono ditangkap pada 8
Maret 2016, anggota Densus tidak menunjukkan surat penangkapan dan
11| W a w a s a n N u s a n t a r a
penahanan.Kemudian, saat melakukan penggeledahan di kediaman Siyono, anggota
Densus juga tidak menunjukkan surat penggeledahan. Wira mengatakan, penangkapan
yang tidak jelas tersebut menyulitkan keluarga untuk meminta bantuan hukum.Selain
itu, orangtua Siyono juga diintimidasi untuk menandatangani surat yang berisi
pernyataan bahwa keluarga tidak akan menuntut dan melakukan upaya hukum.
Ketaatan terhadap hukum Indonesia masih sulit dicapai baik dari warga sipil
maupun aparat pemerintahan. Hal ini bisa disebabkan dua faktor: lemahnya hukum
dan pengawasannya akibat tidak ada pasal peraturan perundang-undangan yang
mengatur, ataupun kesadaran pribadi yang rendah dalam menaati hukum tersebut.
Dalam kasus ini lagi-lagi Densus 88 juga tidak melakukan tugasnya secara benar.
Terjadi penangkapan, penggeledahan dan penahanan secara tidak benar/di luar
prosedur. Penangkapan teroris bukan hanya bertujuan untuk menghapus ancaman-
ancaman yang terdapat di negara kita, tetapi juga menjamin keadilan dalam persatuan.
Makna keadilan di sini yaitu penghargaan terhadap HAM dan kesamaan warga negara
di dalam hukum. Artinya setiap warga negara berhak atas hukuman yang sesuai
dengan tindakan pidananya. Hukuman tersebut bukan menjadi penghalang bagi HAM
tersebut untuk ditegakkan tetapi justru menguatkan HAM. Hukuman mati dalam hal
ini tidak diizinkan karena prosedur yang diberikan tidak tepat dan tidak sebanding
dengan perbuatan yang dilakukan. Kendati memegang kendali atas keamanan, para
petugas pemerintahan hendaknya mengikuti prosedur yang sesuai yaitu misalkan
dengan memberikan surat tersangka. Selain itu, terlepas dari kesadaran pribadi
beberapa aturan yang menyangkut pertahanan dan keamanan perlu dievaluasi dan
direvisi kembali agar keadilan dan persatuan sesama warga negara terjamin.

12| W a w a s a n N u s a n t a r a
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah:
 Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi
wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-
cita nasionalnya.
 Persatuan/kesatuan mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka
ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.
 Persatuan dan kesatuan harus dijaga sebagai upaya bela negara sebagai bentuk
implementasi wawasan Nusantara. Sebaliknya, wawasan Nusantara juga perlu dihayati
dan diterapkan sehingga tercapai tujuan nasional, serta pemahaman nilai Pancasila
yang salah-satunya adalah persatuan dan kesatuan dapat terwujud.
 Pada praktiknya di Indonesia, penerapan wanus sebagai upaya untuk mewujudkan
tujuan nasional yang dibarengi dengan ketahanan nasional masih belum sepenuhnya
berhasil. Terdapat beberapa kesalahan dari segi undang-undangnya, pemerintahannya,
maupun kesadaran masing-masing individu. Solusi yang baik mulai dari membenahi
kesadaran akan hukum di Indonesia, kemudian membenahi pemerintahan dan undang-
undang yang berlaku dengan terus mengadakan pengawasan, evaluasi dan revisi
secara berkala.

B. Saran
Saran bagi kemajuan makalah ini adalah:
 Perlu ditambah beberapa literatur agar memperkaya isi makalah.
 Multi-sumber yakni mencantumkan pendapat dari orang yang berbeda.
 Sebaiknya pemahaman akan kasus yang terjadi di Indonesia perlu ditingkatkan agar
dalam analisa dapat memberikan hasil yang tuntas dan dalam.

13| W a w a s a n N u s a n t a r a
DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, H. dan Zubaidi, H. A. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan


Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.

http://lipsus.kompas.com/topikpilihanlist/2524/1/teroris.di.poso?utm_source=RD&ut
m_medium=inart&utm_campaign=ktopird (terakhir diakses pada 27 Maret 2016, Pukul
09.48)

https://belajar.kemdikbud.go.id/SumberBelajar/tampilajar.php?ver=12&idmateri=67&
lvl1=10&lvl2=1&lvl3=0&kl=8 (terakhir diakses pada 27 Maret 2016, Pukul 09.35)

14| W a w a s a n N u s a n t a r a

Anda mungkin juga menyukai