Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan adalah
pertambahan jumlah atau ukuran yang bersifat kuantitatif, karena mudah di amati dan
bersifat irreversible atau tidak dapat kembali seperti semula. Serta dapat dinyatakan
dengan angka, grafik, dsb. Perkembangan adalah semua perubahan dalam menuju
kedewasaan yang terjadi pada makhluk hidup yang sedang tumbuh dan bersifat
kualitatif. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara
bersamaan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil interaksi antara faktor dalam dan
faktor luar. Faktor dalam adalah faktor yang terdapat dalam tubuh organisme antara lain
gentik yang ada di dalam gen, dan hormon yang merangsang pertumbuhan. Faktor luar
adalah faktor lingkungan misalnya nutrien, air, cahaya, suhu, kelembapan / pH dan
oksigen. Potensi genetik hanya akan berkembang jika ditunjang oleh lingkungan yang
cocok. Dengan demikian, karakteristik yangmpilkan oleh hewan di tentukan oleh faktor
genetik dan lingkungan secara bersama-sama.

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui perbedaan mendasar struktur organ reproduksi semua klasis
hewan
 Untuk mengetahui perbedaan sperma yang terdapat di berbagai kalsis hewan
 Untuk mengetahui organ-organ reproduksi berbagai klasis hewan
 Untuk memahami proses perkembangan berbagai klasis hewan

1.3 Rumusan masalah


 Bagaimana perbedaan mendasar struktur organ reproduksi pada berbagai
tingkatan klasis hewan?
 Bagaimana perbandingan struktur sperma pada berbagai tingkatan klasis hewan?
 Bagaimana perbandingan organ-organ reproduksi berbagai klasis hewan
 Bagaimana proses perkembangan berbagai klasis hewan

1.4 Manfaat
 Mengetahui perbedaan mendasar struktur organ reproduksi pada berbagai
tingkatan klasis hewan?
 Mengetahui perbandingan struktur sperma pada berbagai tingkatan klasis
hewan?
 Mengetahui perbandingan organ-organ reproduksi berbagai klasis hewan
 Mengetahui proses perkembangan berbagai klasis hewan
BAB II
DASAR TEORI

Sistem Reproduksi Vertebrata

Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan
terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan
berkembang menjadi embrio. (Marlina.S,2018).

Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh hewan betina,
yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air. Contohnya pada ikan (pisces)
dan amfibi (katak).Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang
terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa
kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina. Fertilisasi
internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial), misalnya hewan dari
kelompok reptil, aves .(Campbell,2004).

1.Reproduksi Ikan

Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak
memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang,
namun mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak
dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan
dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang rimbun
oleh tumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air.

Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang
disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan
keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal).
(Andriana, Dkk,2015)

2.Reproduksi Amfibi (Amphibia)

Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan
dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar
tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak
betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum
yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum
katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong.
Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.

Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa, terdapat saluran yang
menggembung yang disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan
ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka. (Andriana, Dkk,2015)
3.Reproduksi Reptil (Reptilia)

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan


yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat
ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal.
Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun
makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk
menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di
sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari
epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti
jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan
kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin
betina.Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan pada saat
melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air.
Hal ini akan mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah.
(Andriana, Dkk,2015)

4.Reproduksi Burung (Aves)

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak


memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka.Pada burung betina hanya ada satu ovarium,
yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut
rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh
oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada
burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di
kloaka.

Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.Telur dapat menetas apabila dierami
oleh induknya. (Andriana, Dkk,2015)
5.Reproduksi Mamalia (Mammalia)

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan
vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar,
sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia
jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis)
ke dalam liang alat kelamin betina. Ovarium menghasilkan ovum yang kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang
rahim) yang berakhir pada vagina.

Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma
yang dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada
pangkal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat
menghasilkan cairan yang merupakan media tempat hidup sperma.

Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan
oviduk untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot
yang selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi
embrio dan fetus. ( Andriani,Rika Dkk,2015).

Spermatozoid atau sel sperma aatu spermatozoa berasal dari bahasa yunani kuno
yang berarti benih dan makhluk hidup adalah sel dari sistem reproduksi antan.Sel
sperma akan membentuk zigot .Peran spermatozoon sebagai gamet jantn sehingga
penting pada keberhasilan munculnya individu baru.(Munarto,Ri,2016).

Spermatogenesis pada mamalia merupakan program perkembanan yang


kompleks.program tersebut melibatkan berubahan bentu sel germinal proginatr diploid
menjadi spermatozoa..Spermatozoa berlangsung di dalam epitherl seminifferus testis
mamalia yang menghasilkan 256 permatid (haploid). Yang berasal dari spermatogonium
tipe A1 (diploid)Satu spermatogonium akan menghasilkan delapan spermatid selama
spermatogenesis.Spermatogenesis di mulai ketika spermatogona mengalami poliferasi
dan deferensiasi menjadi spermatosit primer,yang seanjutnya diikuti oleh meosis yang
menghasilkan round spermatid haploid Round spermatid mengalami perubahan
morfologi secara dramtis hingga menadi spermatozoa yang matang.
(Akmal,M,Dkk,2015).
Struktur Dasar Sperma.

Struktur sel-sel sperma meliputi kepala yang mengandung enzim yang dirancang
untuk membantu sel menembus sel telur. Sedangkan telur manusia sangatlah kecil,
gamet pria jauh lebih kecil, dan dinding luar sel telur pada dasarnya adalah sebuah
dinding tak tertembus tanpa enzim untuk membantu sel-sel membuat jalan masuk.
Daerah yang memanjang dari kepala disebut flagela  dan bertindak untuk
menghidupkan sel-sel ketika mereka bergerak melalui saluran reproduksi. Ekor ini
nantinya akan mengantarkan ke tujuan mereka.(Susilawati,2011).
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan tempat

1. Hari/Tanggal : Senin/ 02/09/2019


Tempat : Laratorium UNIMED
Waktu : 08:00-10:30 WIB
2. Hari/Tanggal : Senin/ 09/09/2019 Laratorium UNIMED
Tempat : Laratorium UNIMED
Waktu : 08:00-10:30 WIB
3. Hari/Tanggal : Senin/ 16/09/2019 Laratorium UNIMED
Tempat : Laratorium UNIMED
Waktu : 08:00-10:30 WIB
4. Hari/Tanggal : Senin/ 23/09/2019 Laratorium UNIMED
Tempat : Laratorium UNIMED
Waktu : 08:00-10:30 WIB
5. Hari/Tanggal : Senin/ 30/09/2019 Laratorium UNIMED
Tempat : Laratorium UNIMED
Waktu : 08:00-10:30 WIB

3.2. Alat dan Bahan

1. Pengamatan I

No Alat Bahan

1 Baki Bedah(bak paraffin atau baki Cyprinus carpio


styrofoam)
2 Satu Set Alat Bedah Sardina pilchardus
(gunting,pinset,jarum pentul)
3 Alat pengamatan(Mikroskop,Obyek Clarias
glass, Cover glass)
4 Botol bius,kapas,chloroform atau
ether
5 Alat
kebesihan(sabun,tissue/sarbet,air
bersih)
2. Pengamatan II

No Alat Bahan

1 Baki Bedah(bak paraffin atau baki Bufo sp


styrofoam)
2 Satu Set Alat Bedah Rana sp
(gunting,pinset,jarum pentul)
3 Alat pengamatan(Mikroskop,Obyek
glass, Cover glass)
4 Botol bius,kapas,chloroform atau
ether
5 Alat
kebesihan(sabun,tissue/sarbet,air
bersih)

3. Pengamatan III

No Alat Bahan

1 Baki Bedah(bak paraffin atau baki Calotes sp


styrofoam)
2 Satu Set Alat Bedah Mabouya multifasciata
(gunting,pinset,jarum pentul)
3 Alat pengamatan(Mikroskop,Obyek
glass, Cover glass)
4 Botol bius,kapas,chloroform atau
ether
5 Alat
kebesihan(sabun,tissue/sarbet,air
bersih)

4. Pengamatan IV

No Alat Bahan

1 Baki Bedah(bak paraffin atau baki Gallus-gallus sp


styrofoam)
2 Satu Set Alat Bedah Gallus-gallus dometicus
(gunting,pinset,jarum pentul) dan
cutter/pisau
3 Alat pengamatan(Mikroskop,Obyek Cairina moschata
glass, Cover glass)
4 Botol bius,kapas,chloroform atau
ether
5 Alat
kebesihan(sabun,tissue/sarbet,air
bersih)

5. Pengamatan V

No Alat Bahan

1 Baki Bedah(bak paraffin atau baki Cavia cobaya


styrofoam)
2 Satu Set Alat Bedah Mus musculus
(gunting,pinset,jarum pentul)
3 Alat pengamatan(Mikroskop,Obyek Rattus Novergicus
glass, Cover glass)
4 Botol bius,kapas,chloroform atau
ether
5 Alat
kebesihan(sabun,tissue/sarbet,air
bersih)

3.3. Prosedur

1. Pengamatan I
1.Amati preparat perwakilan kelas pisces yang di akan bedah.Amati perbedaan
bagian mofologi ikan .
2. Fokus pada organ reproduksinya.Tentukan jenis kelamin dengan cara lakukan
penekanan pada bagian bawah abdomen kemudian lakukan gerakan mengurut
kea rah anus.Jika keluar cairan berwarna putih maa jenis kelamin preparat
adalah jantan.Jika terlihat butir butir kasar atau kekuningan maka itu adalah
betina.
3. Lakukan pembedahan dengan menggunting tepat di bawah abdomen (0,5 cm
di depan anus),masukkan ujung tumpul gunting ,lalu gunting kearah cranial
hingga ke bbawah radii branchiostegii.Selanjutnya kembali mulai dari depan
anus gunting diagonal kearah dorsal dan lanjut kearah linea lateralis.Buka kulit
bagian muscularnya.
4. Amati anatomi reproduksinya serta gonadnya.
5.Poles sedikit gonad pada objek glass.Lalu amati di microscop
2. Pengamatan II
1. Siapkan botol bius.Isi dengan beberapa lembar kapas .Tuangkan sedikit
chloroform atau ether pada kapas.Masukan specime ke dalam botol
bius.Tunggu beberapa menit.
2. Letakkan specimen ke bak paraffin.Amati katak perbedaan mrfologi katak
jantan dan betina
3. Lakukan pembedahan dengan menggunting abdomen 0,5 di depan anus.ke
arah cranial hingga tepat di bagian servix.Buka bagian musculernya ,fiksasi
dengan pentul sehingga bagian dalam tubuhnya terlihat.
4. Poles telur betina ke objek glass dan amati di mikroskop.
5. Amati anatomi reproduksinya.
6. Poles sedikit gonad pada objek glass lalu mati.
3. Pengamatan III
1. Amati morfologi reproduksinya
2. Siapkan botol bius dan masukkan beberapa lembar kapas dan tuangkan
sedikit ether atau chloroform.Masukkan specimen ke dalam botol.
3. Letakkan specimen ke bak paraffin.
4. Bedah dengan dimulai dari aperture cloaca,gunting atau iris kearah caudal
kurang lebih 2-3 cm.Lalu lanjutkan dengan gunting dari appertura kea rah
cranial .
5. Fiksasi di bak paraffin.Amati anatomi Reproduksinya .Poles cairan yang
keluar di bagian testis ke objek glass lalu amati di mikroskop.
4. Pengamatan IV
1. Amati morfologi reproduksinya
2. Bius atau sembelih preparat
3. Kurang lebih 1 cm di depan anus , kulit dan bagian muscularnya di
gunting.Lakukan pembedahan kearah cranialhingga tepat di ujung carina
sterni.Kemudian gunting kearah kiri dan kanan kearah costae.
4. Amati bagian anatomi reproduksinya.
5. Lalu angkat testis ,gunting bagian tengahnya dan oleskan cairannya keatas
objek glass dan amati pada microscop.

5. Pengamatan V
1. Siapkan botol bius.isi dengan eter atau chloroform. Masukkan specimen ke dalm
botol.Tunggu bberapa menit
2. Amati morfologi reproduksinya
3. Lakukan pembedahan untuk mengamati organ genital internalnya.Dengan
menggunting bagian abdomen (0,5 di depan organ genital) kea rah cranial
hingga tepat di bagian diafragma.Buka bagian muskulernya.Fiksasi dengan
pentul
4. Amati anatomi reproduksinya.
5. Lalu usapka vagina dengan spatulua kemudian sampel yang di dapat dioles pada
objek glass .lalu amati dengan microscop.

4.2. Pembahasan
1.Sistem Reproduksi pada Pisces
Pisces pada umumnya atau kebanyakan melakukan Fertilisasi secara eksternal dan
kebanyakan adalah ovipar. Alat reproduksi ikan jantan terdiri atas Sepasang testis,yang
menghasilkan sel kelamin jantan (sperma)berbentuk bulat telur,besar sepasang ,putih
kompak.Sedangkan alat reproduksi pada betina sepasang ovarium ,kekuningan dan
berbutir halus. Adapun organ saluran lainnya seperti sinus urogenitalis,vesica
urinaria,porus urogenitalis.

 Sistematika Cyprinus carpio


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Ostariophysi
Famili : Ciprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio

Cyprinus carpio memiliki Gonad pada betina berwarna hijau berbutir butir kecil dan
pada jantan berwarna putih kemerah merahan.

 Sistematika Sardina pilchardus


Kingdom: Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Clupeiformes
Famili : Clupeidae
Genus : Sardina
Spesies : Sardina pilchardus

Sardina pilchardus mempunyai Gonad pada betina berwarna putih kekuning-


kuningan dan berbutir dan pada jantan dalam pengamatan berwana putih pucat.

 Sistematika Clarisa sp.


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarisa sp.
Pada hasil pengamatan terdpata Gonad pada Clarias sp pada spesies Betina berwarna
coklat dengan bentuk lonjong besar berbutir-butir. Dan pada spesies jantan Coklat
kompak.

Anda mungkin juga menyukai