Anda di halaman 1dari 7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Sistem Reproduksi Reptil

Gambar 1 : Sistem Reproduksi Reptil


Sumber : https://www.slideshare.net/fpa_faiz/bab-10-sistem-
reproduksi
Reproduksi seksual pada reptil diawali dengan perkawinan yang diikuti
dengan terjadinya fertilisasi di tubuh betina. Fertilisasi tersebut kemudian
menghasilkan zigot yang akan berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada
reptil dapat terjadi secara eksternal atau secara internal. Namun kebanyakan
reptil bereproduksi secara generatif dan memiliki fertilisasi internal.

1. Fertilisasi eksternal
Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di luar tubuh
hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air.
Contohnya pada Amfibi (katak).
2. Fertilisasi internal
Fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di
dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa
kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke dalam alat kelamin betina.
Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat (terestrial),
misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan mamalia.

Setelah fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan


kelahiran keturunannya, yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.

1. Ovipar (Bertelur)
Umumnya reptilia bersifat ovipar. Ovipar merupakan embrio yang
berkembang dalam telur dan dilindungi oleh cangkang. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang ada di dalam telur. Telur
dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga menetas menjadi
anak. Ovipar terjadi pada jenis reptil Non Venom (Phyton, Molleria,
Collubrid), Venom ( Naja, Ophiophagus hannah, Boiga,dsb ) .

2. Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)


Sebagian reptilia ada yang bersifat ovovivipar. Ovovivipar merupakan
embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur tersebut masih
tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat makanan dari
cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup umur, telur
akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari vagina
induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil (kadal,
BCI, Anaconda, ular pucuk, Monop tanah, monop air).

Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-


hewan yang fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal).
Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat
ovovivipar, seperti ular garter dan kadal. Telur ular garter atau kadal akan
menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari
cadangan makanan yang ada dalam telur.

1. Sistem Genitalia Jantan

a) Testis berbentuk oval, relatif kecil, berwarna keputih-putihan,


berjumlah sepasang, dan terletak di dorsal rongga abdomen. Pada
kadal dan ular, salah satu testis terletak lebih ke depan dari pada yang
lain. Testis akan membesar saat musim kawin.

b) Saluran reproduksi, duktus mesonefrus berfungsi sebagai saluran


reproduksi, dan saluran ini akan menuju kloaka. Sebagian duktus wolf
dekat testis bergelung membentuk epididimis. Tubulus mesonefrus
membentuk duktus aferen yang menghubungkan tubulus seminiferus
testis dengan epididimis. Duktus wolf bagian posterior menjadi duktus
deferen. Pada kebanyakan reptil, duktus deferen bersatu dengan ureter
dan memasuki kloaka melalui satu lubang, yaitu sinus urogenital yang
pendek. Reptilia jantan memiliki alat kelamin khusus yang disebut
hemipenis dan dikeluarkan melalui kloaka.

2. Sistem Genitalia Betina


a) Ovarium berjumlah sepasang, berbentuk oval dengan bagian
permukaannya benjol-benjol. Letaknya tepat di bagian ventral
kolumna vertebralis.

b) Saluran reproduksi, oviduk panjang dan bergelung. Bagian anterior


terbuka ke rongga selom sebagai ostium, sedang bagian posterior
bermuara di kloaka. Dinding bersifat glanduler, bagian anterior
menghasilkan albumin yang berfungsi untuk membungkus sel telur,
kecuali pada ular dan kadal. Bagian posterior sebagai shell gland akan
menghasilkan cangkang kapur. (Buku SH II, diktat Asistensi Anatomi
Hewan, Zoologi). Namun pada reptil ovovivipar telur akan menetas
dalam oviduk.

Pada saat musim kawin, penis dari jantan dimasukkan ke dalam


saluran kelamin betina. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam
ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka.
Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di
sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan
berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan
oleh satu testis yang dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung
tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi,
hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke dalam saluran kelamin
betina.

Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk
dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan dikelilingi
oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah
telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil,
telur ditanam dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya.
Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yang berlimpah sebagai
cadangan makanan.
Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dan kura-kura
serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam
air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.

Telur amniotik

Tidak seperti amfibi, reptil menghasilkan telur amniotik (lihat Gambar di


bawah). Cangkang, membran, dan struktur lainnya dari telur ketuban
melindungi dan memelihara embrio. Mereka menjaga embrio lembab dan
aman sementara itu tumbuh dan berkembang. Mereka juga menyediakannya
dengan sumber makanan yang kaya, berlemak (kuning telur).

Gambar 2 : Telur Amniotik


Sumber : http://www.sridianti.com/cara-reproduksi-reptil.html

Telur amniotik merupakan adaptasi penting dalam vertebrata darat secara


penuh. Ini pertama kali berevolusi pada reptil. Cangkang telur reptil yang
baik keras atau kasar.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Tanpa tahun. Sistem Reproduksi Reptil.


https://www.scribd.com/document/341661613/Sistem-Reproduksi-Reptil
(Online). Diakses pada tanggal 23 April 2017 pukul 11.40.
Anonim. 2012. Sistem Reproduksi Reptil.
https://dapenx.wordpress.com/2012/10/04/sistem-reproduksi-reptil/
(Online). Diakses tanggal 23 April 2017 pukul 12.23.
Anonim. 2015. Ciri – Ciri Reptil Reproduksi dan Sifat Reptil.
http://fungsi.web.id/2015/04/ciri-ciri-reptil-reproduksi-dan-sifat-reptil.html
(Online). Diakses pada tanggal 23 April 2017 pukul 12.33.
Aulia, Citra. 2015. Cara Reproduksi Reptil. http://www.sridianti.com/cara-
reproduksi-reptil.html (Online). Diakses tanggal 23 April 2017 pukul 12.12.
Tim Asistensi. 1990. Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi. Yogyakarta.
Jurusan Zoologi UGM.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan
Biologi UM.

Anda mungkin juga menyukai