Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

(Sistem Rangka Pada Hewan)

Disusun oleh:
Kelompok 7

Dilla Hawini (203030209041)


Aulia Kristina (203030209050)
Asi Windasari (203030209054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022/2023

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini dilakukan
dalam rangka memenuhi tugas kajian biologi tentang “sistem rangka pada hewan“. Berkaitan
dengan hal tersebut penyusunan makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi pembaca maupun kami sebagai penyusun. Dalam menyelesaikan makalah ini
kami telah mendapatkan bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan baik penyusunan maupun penulis. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki kesalahan di masa yang
akan datang.

Penulis

2
Daftar Isi

Kata Pengantar ........................................................................................................................................... 2


Daftar Isi ...................................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
Pendahuluan ................................................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II .......................................................................................................................................................... 6
Pembahasan ................................................................................................................................................. 6
A. Pengertian sistem rangka ............................................................................................................... 6
B. Fungsi sistem rangka ...................................................................................................................... 6
C. Sistem saraf pada hewan invertebrata .......................................................................................... 6
BAB III....................................................................................................................................................... 22
PENUTUP .................................................................................................................................................. 22
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 22
Daftar Pustaka .......................................................................................................................................... 23

3
BAB I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di dunia ini dikelompokkan menjadi 2 bagian berdasarkan ada
tidaknya tulang belakang. Makhluk hidup yang memiliki tulang belakang disebut
vertebrata dan yang tidak memiliki tulang belakang disebut invertebrata. Vertebrata
sendri memiliki 2 sistem rangka, yaitu endoskeleton dan eksoskeleton. Contoh hewan
vertebrata adalah ikan, katak, burung, kadal, marmot, dan lain sebagainya. Sistem rangka
merupakan sistem organ terpenting dalam mempelajari morfologi, serta memegang peran
utama dalam analisis struktur vertebrata. Rangka vertebrata merupakan endoskeleton
(rangka dalam), terdiri atas tulang dan tulang rawan yang saling berhubungan. Selain
mempunyai endoskeleton, pada pisces, reptilia dan aves terdapat pula sisik, dan pada
golongan kura-kura terdapat karapas dan plastron yang dapat dianggap sebagai rangka
luar atau eksoskeleton. Sistem rangka mempunyai fungsi antara lain sebagai: (1)
pelindung organ dalam, (2) penunjang tubuh, (3) tempat melekatnya otot rangka, (4) alat
gerak pasif (penyalur gerakan), dan (5) tempat pembentukan sel-sel darah. Karakteristik
rangka vertebrata akuatik berbeda dengan vertebrata terestrial. Tubuh pisces ditopang
oleh lingkungan air sekelilingnya, karena itu rangkanya tidak perlu sekuat rangka hewan-
hewan darat. Struktur tulang vertebrata merupakan adaptasi terhadap lingkungan
hidupnya. Kerangka dibagi menjadi 2, yaitu kerangka somatik dan kerangka visceral.
Kerangka somatik (Yunani, soma, tubuh); terletak dalam dinding tubuh dan anggota
tubuh. Kerangka ini terdiri atas tulang dermal dan tulang pengganti tulang rawan.
Kerangka somatik dapat dibagi menjadi 2, yaitu kerangka aksial dan kerangka
apendikular. Kerangka aksial terdiri dari 4 bagian, yaitu tulang belakang (kolumna
vertebralis), tulang iga atau rusuk (kosta), tulang dada (sternum), dan sebagian besar
tengkorak (kranium dan tulang-tulang wajah). Sedangkan kerangka apendikular dibagi
menjadi 2, yaitu tulang kaki dan gelang bahu (gelang pektoral) atau gelang pinggul
(gelang pelvis) dan anggota gerak depan. Sedangkan kerangka viseral (Latin, viscera,
usus); terletak dalam tahapan primitif berkaitan dengan dinding faring dan insang.
Kerangka ini hanya terdapat tulang pengganti tulang rawan.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari sistem rangka?
2. Apa fungsi sistem rangka?
3. Bagaimana sistem rangka pada hewan invertebrata?
4. Bagaimana sistem rangka pada hewan vertebrata?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem rangka
2. Mengetahui fungsi sistem rangka
3. Mengetahui sistem rangka pada hewan invertebrata
4. Mengetahui sistem rangka pada hewan vertebrata

5
BAB II

Pembahasan
A. Pengertian sistem rangka
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur keras dari
tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi eksoskeleton, dan
endoskeleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari epidermis saja, dermis saja,
atau keduanya. Sedangkan endoskeleton secara embriologis berasal dari jaringan
subdermal, yaitu endoskeleton tulang, endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton
ummnya dijumpai pada hewan invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal
skeleton. Endoskeleton umumnya dijumpai pada hewan veretebrata. Sistem rangka
adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem
rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka
hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara
terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang.
B. Fungsi sistem rangka
A)Fungsi Sistem Rangka Manusia
➢ Menopang dan memberi bentuk tubuh. Salah satu peran utama tulang adalah
untuk memberikan bentuk tubuh dan menentukan tinggi badan. ...
➢ Menunjang pergerakan tubuh. ...
➢ Memproduksi sel darah. ...
➢ Menyimpan mineral.
B)Fungsi sistem Rangka Pada hewan Vertebrata
Rangka tubuh pada vertebrata berfungsi untuk melindungi bagian- bagian yang
lunak seperti struktur-struktur berdaging, organ-organ vital yang terdapat di dalam
rongga tengkorak dan dada, dan mengandung sumsum tulang belakang sebagai tempat sel
darah dibentuk.

C. Sistem saraf pada hewan invertebrata


Rangka pada invertebrata, merupakan rangka luar (eksoskeleton). Rangka luar umumnya
berfungsi sebagai alat pelindung dan pertahanan tubuh. Bahan rangka ada yang terbuat
dari kapur, ada juga yang terbuat dari kiti. Bahan kapur sering ditemukan pada golongan
moluska, seperti siput, bekicot, kerang, kijing dan yang lainnya. Sedangkan golongan
serangga dan udang-udang diselubungi oleh eksoskeleton yang bersendi-sendi, yang
terdiri atas, zat kitin. Hanya pada persendian antar segmen baik pada tubuh maupun
membran yang bersifat lentur, sedangkan bagian-bagian yang lainnya kaku. Pada
beberapa Arthropoda (binatang berbuku-buku), skeletonnya cukup keras dan tidak dapat
membesar. Oleh karenanya hewan ini mengalami ekdysis (pengelupasan kulit) secara

6
berkala untuk memungkinkan terjadinya pertumbuhnan. Bagian-bagian tubuhnya segera
terjadi edysis, sebelum selubung barunya mengeras.

D. Sistem rangka pada hewan vertebrata


Sistem rangka pada pisces (ikan)
1. Struktur Histologis
Bentuk tubuh ikan merupakan interaksi antara sistem rangka dengan sistem otot serta
evolusi dalam adaptasi kedua sistem tersebut terhadap lingkungannya. Rangka yang
menjadi penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan atau tulang sejati.
Osteichthyes terdiri dari tulang sejati. Sebagian besar tulang Osteichthyes pada
permulaannya terbentuk melalui tahap tulang rawan, kemudian materialnya menjadi
tulang sejati dalam bentuk bentuk yang khusus melalui osifikasi. Osifikasi merupakan
proses perubahan tulang rawan menjadi tulang sejati atau tulang keras . Tulang
tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak karena otak
merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi kehidupan
ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut
chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya.
Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk
atap otak yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun
atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari
bagian endosteal yang membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk

7
atap otak. Bentuk atap otaklah yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan
tersebut.

2. Struktur Anatomi
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh
dan ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang
sama apabila tubuh dibelah dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke
sampai ekor dengan arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, diatas
mulut terdapat cekung hidung yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat
sepasang mata dan tutup insang. Pada tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang
tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung kelenjar lendir yang berfungsi untuk
menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan cepat. Rangka ikan
berdasarkan letaknya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu eksoskeleton dan
endoskeleton. Sisik dan sirip ikan merupakan eksoskleton, sedang endoskeleton
terdiri atas tulang tempurung kepala, columna vertebralis, cingulum pectoralis,
tulang-tulang kecil tambahan yang menyokong sirip. Struktur rangka pisces terdiri
atas 2 bagian, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial pisces
terdiri dari tulang-tulang tengkorak (terdiri 180 tulang), dan kolumna vertebralis.
Tulang-tulang tempurung kepala terdiri atas cranium sebagai tempat otak, capsula
untuk tempat beberapa pasang organon sensoris (olfactory, optic, auditory) dan
skeleton viceralis, yang merupakan bagian pembentuk tulang rahang dan penyokong
lidah insang untuk mekanisme. Tengkorak (tempurung) kepala melekat dekat sekali
dengan columna vertebralis, oleh karena itu ikan tidak bisa memutar kepalanya. Gigi
biasanya terdapat pada tulang premaxillary dentary, vomer dan tulang palatine.
Kolumna vertebralis pada pisces hanya terbagi menjadi vertebra badan dan vertebra
ekor yang tersusun dari belakang tengkorak sampai ke pangkal ekor. Daerah
abdominal (badan) memiliki tulang rusuk (kosta) kiri dan tulang rusuk (kosta) kanan.
Kosta berguna untuk melindungi organ-organ di dalam rongga badan. Ikan Telostei
primitif mempunyai 2 rangkaian rusuk yang berhubungan dengan masing-masing
sentrum kolumna vertebralis, yaitu rusuk dorosal dan rusuk ventral. Rusuk ventral
kiri dan kanan pada bagian ekor bertemu dibawah arteri dan vena ekor untuk

8
membentuk lengkung hemal. Rangka apendikular tersusun dari gelang pektoral dan
gelang pelvis. Gelang pektoral pada ikan bertulang terdiri dari korakoid dan skapula
yang biasanya tereduksi. Struktur dari tulang membran (tulang dermal) meliputi
klavikula yang tereduksi, kleitrum dan supra kleitrum. Gelang pelvis pada ikan
terdiri dari keeping-keping pelvis bertulang atau bertulang rawan yang bersendian
dengan sirip pelvis. Pada ikan bertulang rawan, keping-keping tersebut bertemu
dibagian tengah membentuk simfisis pubis (Tenzer, dkk, Tanpa tahun). Tulang-
tulang anggota badan bebas pada ikan (extremis liberare) berupa sirip (pinna).
Terdapat 2 macam sirip pada ikan, yaitu sirip tunggal dan sirip berpasangan (Tenzer,
dkk, Tanpa tahun).
Sirip tunggal pada ikan disebut juga sirip median. Sirip ini terdiri dari:
• Sirip dorsal atau sirip punggung (pinnal dorsalis); terdapat pada sepanjang
garis medio dorsal.
• Sirip anal (pinna analis); terdapat diantara anus dan ekor.
• Sirip ekor (pinna kaudalis); terdapat pada ujung ekor.
Fungsi sirip dorsal dan sirip anal adalah menjaga agar posisi tubuh tidak terbalik
atau oleng ketika berenang, sedangkan sirip ekor berfungsi sebagai
kemudi.Terdapat 4 tipe sirip ekor, yaitu:
▪ Tipe protoserkal; kolumna vertebralis bagian dorosal dan ventral terbagi
hampir sama, ujung ekor membulat dan biasanya terdapat pada
siklostomata dewasa.
▪ Tipe difiserkal; kolumna vertebralis lurus ke ujung ekor. Ekor terbagi
simetris dari luar maupun dalam, ujung ekor meruncing, dan biasanya
terdapat pada ikan paru-paru.
▪ Tipe heteroserkal; kolumna vertebralis ke ekor agak membelok kebagian
dorsal, sehingga ekor terbagi asimetris baik dari dalam maupun luar, dan
biasanya terdapat pada Selachei dan Ganoidae.
▪ Tipe homoserkal; kolumna vertebralis berhenti pada pangkal ekor. Ekor
terbagi simetris dari luar, asimetris dari dalam, dan biasanya terdapat pada
ikan berangka tulang.
Tipe sirip ekor pada ikan dapat dilihat pada gambar berikut ini:

9
Sirip berpasangan terdiri dari:
• Sirip dada (pinnae torakales/pektorales).
• Sirip pelvis atau sirip perut (pinnae abdominales). Sirip ini tidak
dimiliki oleh belut.
Sirip berpasangan juga berfungsi sebagai penyeimbang tubuh.
Berdasarkan letaknya rangka ikan dibagi menjadi 6 bagian, yaitu:
• tulang tengkorak
• tulang punggung
• tulang rusuk
• tulang penyokong insang, disebut rangka visceral
• tulang penyokong sirip, disebut rangka appendicular
• tulang-tulang penutup insang; terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
Operculum
sub operculum – di bawah
pre operculum – di depan
interculum – diantara
Struktur rangka pisces/ikan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

10
SISTEM RANGKA AMFIBI (KATAK)
1. Struktur Histologis
Rangka katak tersusun atas endoskeleton yang disokong oleh bagian yang lunak. Pada
fase berudu tulangnya masih lunak dan menjadi keras pada fase dewasa. Pada
sambungan-sambungan tulang masih tetap lunak dengan permukaan yang licin.
Pada katak, tulang yang panjang dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu bagian atas pada
bagian central yang disebut diaphyse dan kedua ujung yang disebut epiphyse. Pada
diaphyse dan epiphyse terdapat hubungan yang tidak teratur dan terkunci oleh sutura.
Sutura tersebut masih berupa tulang rawan yang masih dapat tubuh terus, sedangkan
pada burung dan sebagian besar mammalia, masing-masing sutura menjadi tulang
keras pada saat tertentu sehingga pertumbuhan tidak terjadi.
2. Struktur Anatomi\
Skeleton pada katak/amfibi dibagi menjadi 2, yaitu
• Skeleton aksial: tempurung kepala, vertebrae, dan sternum.
• Skeleton apendikular : kaki.
Tempurung kepala yang besar dan pipih terdiri atas:
• cranium yang sempit,
• beberapa pasang kapsula sensoris dari hidung kapsula pendengaran dan
kapsula yang besar untuk mata, dan
• tulang-tulang rahang yang terdiri dari os hyoid dan tulang rahang dari larynx
(skeleton viseral).
Amfibi mempunyai tengkorak yang tebal dan luas secara proporsional. Tengkorak
amfibi modern mempunyai tulang-tulang premaksila (rahang atas), nasal (tulang
hidung), frontal, parietal, dan skuamosa. Tidak ada langit-langit atau palatum
sekunder pada amfibi. Akibatnya, neres internal lebih maju di dalam langit-langit
mulut. Di bagian ventral otak ditutupi oleh tulang dermal yang dinamakan
parasfenoid. Gigi amfibi terletak pada premaksila, maksila, palatine, vomer,
parasfenoid, dan tulang dental. Ada beberapa amfibi yang sama sekali tidak memiliki
gigi, atau gigi pada rahang bawah mereduksi. Jumlah vertebra atau ruas tulang
belakang pada amfibi bervariasi dari 10 ruas pada Salientia sampai 200 pada
Gymnophiona. Tengkorak bersendi dengan tulang tengkuk, jumlah vertedrata

11
kaudalnya bervariasi Bangsa Amphibia merupakan vertebrata yang pertama
mempunyai sternum (tulang dada) tetapi perkembangannya kurang sempurna.
Tulang iga hanya pendek dan kurang berkembang sehingga tidak berhubungan
dengan sternum seperti yang terjadi pada reptil, burung, atau mamalia. Sebagian
besar amfibi mempunyai dua pasang tungkai dengan 4 jari (digiti) kaki pada kaki
depan dan 5 jari pada jari belakang. Jumlah digiti pada amfibi mungkin ada yang
berkurang 2 buah. Tungkai belakang berkurang seperti pada salamander, dan
pasangan tungkai tidak ada pada Caecillia. Tungkai biasanya tidak mempunyai kuku,
tetapi ada semacam tanduk pada jari-jarinya. Tulang punggung bersambung dengan
kepala dan ekstrimitas berfungsi menyokong tubuh dan melindungi sumsum, terdiri
atas 9 columna vertebralis dan urostyle. Masing-masing vertebrae merupakan satu
segmen pendek yang fleksibel. Tiap-tiap vertebrae terdiri dari centrum atau corpus
yang memiliki lengkung atas (archus neuralis) sebagai tempat semsum. Sebelah
atasnya terdapat cuatan neuralis yang terdapat pada sepasang processus articularis
yang membuat vertebrae sedikit bergerak. Namun, beberapa amfibi memliki tulang
tempurung kepala bersenyawa yang tidak dapat digerak-gerakkan

Struktur rangka katak dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 3 Sistem Rangka Katak

12
SISTEM RANGKA REPTIL (KADAL)
1. Struktur Histologis
Sistem rangka pada kadal kebun dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu
endoskeleton dan ensoskeleton .
• Eksoskeleton; berasal dari epidermis, berupa sisik (squama) menanduk yang
menyelubungi permukaan tubuhnya dan posisi seperti sususnan genting.
Bentuk squama kadal berbeda antara bagian kepala, badan, ekor.
• Endoskeleton; terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Sekeleton aksial
terdiri tengkorak, kolumna vertebralis, sternum dan rusuk.
Vertebrae ekor pada kadal tidak menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi
dapat mengalami regenerasi. Kolumna vertebralis kadal terbagi menjadi servikal,
torax, lumbar, sakral, dan kaudal. Pada kadal juga terdapat tulang rusuk yang bebas.
Sebagian tulang-tulang reptil terdiri atas kartilago.
2. Struktur Anatomi
Tubuh kadal kebun terdiri dari tiga bagian yaitu: caput (kepala), serviks (leher),
truncus (badan), dan kaudal (ekor). Bagian caput berbentuk seperti pyramid dan bila
dibandingkan dengan tubuhnya, ukurannya relatif kecil. Mulutnya berbentuk celah
melebar. Terdapat sepasang mata yang terletak pada bagian dorsolateral. Masing-
masing mata memiliki dua pelupuk yang dapat digerakkan dan terdapat membran
niktitans yang transparans (terletak pada ujung anterior mata). Membran ini berfungsi
untuk membersihkan kornea pada saat diperlukan. Pada bagian sisi lateral terdapat
celah dangkal berbentuk oval yang merupakan lubang telinga luar .
Caput
Caput adalah bagian tubuh pada daerah anterior. Bagian-bagian dari caput adalah
sebagai berikut :
• Rima oris terletak diantara anterior caput
• Labium superior dan inverior
• Organon visus, yang dilengkapi dengan adanya palpebra superior dan inferior
yang keduanya dapat digerakkan. Disamping itu dijumpai pula adanya
membrane melintang disudut anterior orbita.
• Sepasang nares anterior yang terletak diujung depan maksila.

13
• Porus acusticus eksternum, terletak dibelakang mata.
Truncus
Truncus berbentuk memanjang yang ditutup oleh squama (sisik) yang
berbentuk heksagonal. Pada truncus juga dijumpai adanya extrimitas (anggota
badan bebas) yang terbagi atas extremitas cranialis (posterior) dan extremitas
anterior. Extremitas ini terbentuk oleh branchium, antribrancium, manus. Pada
bagian extremitas memiliki falcula (jari-jari) yang berjumlah 5 buah dibagian
anterior (poluks, socundus, medium, numulus dan minimus) dan yang berada
dibagian posterior berjumlah 3 falcula (femur, crus, pes) yang memiliki 5
buah digiti (jari-jari) bervakuola, yang nama jari-jarinya sama dengan
extremitas anterior kecuali pada urutan pertama disebut hallux .
Serviks
Serviks atau leher merupakan bagian yang dapat digerakkan. Bagian serviks
panjang dan berlanjut dengan badan, bagian serviks ini hanya ditandai oleh
adanya lekukan saja.
Caudal
Caudal berbentuk silindris dengan panjang hampir dua kali panjang badan
ditambahkan dengan panjang kepala. Pada bagian pangkalnya tebal dan makin
meruncing ke arah distal. Pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak
yaitu bagian anterior dan bagaian posterior. Pada bagian ventral terdapat
lubang kloaka yang berbentuk celah melintang. Pada jenis kadal yang
ditemukan di India (Uromastix), terdapat beberapa lubang preanofemoral
yang terdapat pada bagian pangkal alat gerak bagian belakang .
Sebagaimana galibnya reptil, kadal kebun berdarah dingin (itu sebabnya kadal
kebun kerap berjemur) dan mempunyai sisik-sisik yang beraneka bentuknya
yang terbangun dari zat tanduk. Beberapa jenis kadal mempunyai sisik-sisik
yang halus berkilau, terkesan licin atau seperti berminyak, walaupun
sebenarnya sisik-sisik itu amat kering karena kadal tidak memiliki pori di
kulitnya untuk mengeluarkan keringat atau minyak Beberapa spesies kadal
kebun tak berkaki, seperti ular kaca misalnya, memiliki struktur gelangan
bahu dan panggul dalam tubuhnya, meski tak ada tungkainya..

14
Struktur rangka reptil dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 4 Kerangka Kadal (Anonim. 2010)

SISTEM RANGKA AVES (BURUNG)


1. Struktur Histologis
Struktur rangka pada burung banyak mengalami diferensiasi, misalnya pada bagian
kolumna vertebralis atau tulang belakang. Vertebra pada burung (misalnya burung
dara) dibagi menjadi 4 bagian, yaitu vertebra torakalis terakhir (posterior), vertebra
lumbalis, vertebra sakralis dan vertebra kaudalis anterior. Keempat vertebra tersebut
bersatu membentuk sinsakrum . Tidak hanya pada bagian vertebra, bagian sternum
(dada) berdiferensiasi menjadi lebar dan kuat, yang disebut karina sterni. Sternum
tersebut berfungsi untuk perlekatan otot-otot pektoral yang kuat, yang berperanan
penting untuk terbang. Rusuk sterna (rusuk ventral) pada aves tersusun dari jaringan
tulang rawan . Pada aves terdapat tulang-tulang gelang bahu yang meliputi pola dasar
gelang pektoral yang terdiri dari tulang-tulang pengganti (berasal dari tulang rawan),
meliputi korakoid dan skapula, dan tulang-tulang membran (berasal dari jaringan
ikat), yaitu klavikula. Pada aves yang dapat terbang, kedua klavikula bersatu dibagian
tengah dengan interklavikula, membentuk furkula yang berbentuk huruf V. Bagian
ujung furkula dilekatkan dengan sternum oleh suatu ligamen. Aves memiliki korakoid
sepasang, kokoh, dan bersendian dengan sternum, sedangkan skapula tersusun
sepasang, panjang, dan bersendian dengan kosta .

15
2. Struktur Anatomi
Kerangka burung sangat beradaptasi untuk terbang. Kerangka tersebut sangat ringan,
namun cukup kuat untuk menahan tekanan pada saat lepas landas, terbang, dan
mendarat. Salah satu kunci adaptasi yakni tergabungnya tulang dalam osifikasi
tunggal. Hal ini membuat burung memiliki jumlah tulang yang sedikit dibanding
vertebrata lain yang hidup di darat. Burung juga tidak memiliki gigi bahkan rahang,
namun memiliki paruh yang lebih ringan. Paruh pada anak burung memiliki "gigi
telur" yang digunakan untuk membantu keluar dari cangkang telur. Burung memiliki
banyak tulang yang berongga yang saling bersilang untuk menambah kekuatan
struktur tulang. Jumlah tulang berongga bervariasi antarspesies, meskipun burung
yang terbang dengan melayang atau melambung cenderung memiliki tulang berongga
yang lebih banyak. Kantung udara dalam sistem pernapasan sering membentuk
kantung-kantung udara dalam tulang semi berongga pada kerangka burung. Beberapa
burung yang tidak mampu terbang seperti penguin atau burung unta hanya memiliki
tulang yang padat, hal ini membuktikan hubungan antara kemampuan terbang burung
dengan adaptasi pada sistem rongga pada tulang. Rangka aves terdiri dari rangka
aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial yang tersusun atas caput (kepala),
kolumna vertebralis (tulang belakang), truncus (badan), dan kosta (tulang-tulang
rusuk), sedangkan rangka apendikular pada aves tersusun atas extremitas (tulang-
tulang anggota gerak). Pada bagian caput terdapat tulang-tulang tengkorak kepala
yang terdiri dari beberapa tulang, yaitu rostum (paruh), cranium (tulang kotak otak),
nares (lubang hidung), dan tulang rongga mata. Rostum terdiri dari 2 bagian, yaitu os
premaksila (paruh bagian atas yang langsung berhubungan dengan nares) dan
mandibula (paruh bawah). Kranium terdiri dari os frontal (tengkorak bagian atas), os
parietal, dan os oksipital. Tengkorak burung normal biasanya beratnya sekitar
1% dari berat badan keseluruhan burung. Mata burung menempati sebagian besar
tengkorak dan dikelilingi oleh cincin mata-sklerotik, cincin tulang kecil yang
mengelilingi mata. Sistem tulang belakang (kolumna vertebralis) aves dapat dibagi
menjadi 5 bagian, yaitu vertebra servikalis (leher), vertebra torakalis (bagian badan),
synsacrum (menyatu pada tulang punggung, juga menyatu pada pinggul), vertebra
kaudalis (ekor), dan pygostyle (ujung ekor). Ruas pertama pada vertebra servikalis

16
disebut tulang atlas, sedangkan ruas kedua disebut tulang aksis. Burung memiliki
tulang leher (bagian collum/cervix) yang lebih banyak dibanding binatang lainnya.
Kebanyakan burung memiliki tulang leher yang sangat fleksibel yang terdiri dari 13 -
25 tulang. Pada bagian truncus, tepatnya bagian sternum (dada) terdapat cinglum
anterior/ cinglum pektoral (gelang bahu) yang dibentuk oleh tulang-tulang frucula
(tulang garpu), korakoid (tulang leher), dan skapula (tulang belikat). Ketiga tulang
tersebut bersama-sama membentuk pektoral korset. Sisi dada dibentuk oleh tulang
rusuk, yang bertemu di tulang dada. Frucula berfungsi sebagai penopang otot
pada saat terbang, atau serupa pada penguin untuk menopang otot pada saat berenang.
Adaptasi ini tidak dimiliki oleh burung yang tidak bisa terbang seperti burung unta.
Menurut catatan, burung perenang memiliki tulang dada yang lebar, burung yang
berjalan memiliki tulang dada yang panjang atau tinggi, sementara burung yang
terbang memiliki tulang dada yang panjang dan tingginya mendekati sama. Burung
memiliki bengkokan tulang rusuk yang merupakan perpanjangan tulang yang
membengkok yang berfungsi untuk menguatkan tulang rusuk dengan saling
bertumpang tindih. Fitur ini juga ditemukan pada Sphenodon. Sphenodon juga
memiliki tulang panggul tetradiate yang memanjang seperti pada beberapa reptil.
Sphenodon memiliki tengkorak diapsid seperti pada reptil dengan lekukan air mata.
Tengkoraknya memiliki oksipital kondilus tunggal . Pada bagian kosta (tulang-tulang
iga) terdapat kosta servikalis yang melekat pada vertebra servikalis dan kosta
torakalis yang melekat pada vertebra torakalis. Extremitas anterior pada aves tersusun
atas tulang bahu yang terdiri dari skapula (tulang belikat), korakoid (tulang leher),
dan humerus (tulang lengan atas). Humerus bergabung dengan radius (tulang
pengumpil) dan ulna (tulang hasta) untuk membentuk siku. Tulang-tulang karpal dan
metakarpal membentuk karpometakarpus Pinggul aves terdiri dari panggul yang
meliputi tiga tulang utama: Illium (atas pinggul), iskhium (bagian posterior), dan
pubis (bagian anterior). Ketiga tulang ini menyatu menjadi satu membentuk tulang
innominate. Tulang innominate merupakan evolusi yang signifikan yang
memungkinkan burung untuk bertelur. tulang innominate bertemu di acetabulum
(soket pinggul) dan mengartikulasikan dengan femur (tulang paha), yang merupakan
tulang pertama dari kaki belakang . Extremitas posterior aves berupa kaki. Bagian

17
atas terdiri dari os femur (tulang paha). Pada sendi lutut (patella), femur
menghubungkan ke tibiotarsus (tulang tibia yang bersatu dengan bagian proksimal
dari tulang tarsal) dan fibula (sisi tungkai bawah). Tarsometatarsus (persatuan antara
tulang-tulang tarsal bagian distal dengan metatarsal) membentuk bagian atas kaki
aves, serta jari (digiti) yang membentuk kaki. Tulang kaki burung merupakan tulang
yang paling berat, berkontribusi pada rendahnya titik berat burung. Hal ini membantu
dalam penerbangan. Sebuah kerangka burung terdiri dari hanya sekitar 5% dari total
berat badan burung.
Struktur rangka Aves dapat dilihat pada gambar di samping.

Kerangka Burung Merpati


Keterangan Gambar
1. Kranium 10. Tibiotarsus 19. Skapula
2. Servikal vertebralis 11. Fibia 20. Lumbar vertebrae
3. Frucula 12. Femus 21. Humerus
4. Korakoid 13. Iskhium 22. Ulna
5. Sternum 14. Pubis 23. Radius
6. Keel 15. Illium 24. Karpus
7. Patela 16. Vertebral kaudalis 25. Metakarpus
8. Tarsometatarsus 17. Pygostyle 26. Digiti
9. Digiti 18. Synsacrum 27. Alula

18
Selain itu, kaki burung diklasifikasikan menjadi anisodactyl, zygodactyl,
heterodactyl, syndactyl atau pamprodactyl. Anisodactyl merupakan bentuk kaki
burung yang paling umum, dengan tiga jari di depan dan satu di belakang. Bentuk
seperti ini banyak ditemui di burung penyanyi, burung pengicau, elang, rajawali, dan
falkon. Beberapa burung memiliki bentuk kaki syndactyl yakni bentuk kaki yang
menyerupai anisodactyl namun jari ke tiga dan ke empat atau ketiga jari depan
menyatu seperti yang terdapat pada burung raja udang. Jenis kaki ini merupakan
karakteristik burung dari ordo Coraciiformes. Zygodactyl (dari bahasa Yunani ζυγον,
kuku) adalah bentuk kaki burung, dengan dua jari kaki menghadap ke depan (jari 2
dan 3) dan dua jari menghadap ke belakang (jari 1 dan 4). Pengaturan ini paling
sering terjadi pada spesies arboreal, terutama spesies yang naik batang pohon atau
memanjat melalui dedaunan. Bentuk kaki zygodactyl dapat dijumpai pada burung
bayan, burung pelatuk dan beberapa burung hantu. Dari hasil penelusuran,
zygodactyl telah ditemukan dari peride 120 - 110 juta tahun yang lalu (awal jaman
kapur), 50 juta tahun sebelum fosil zygodactyl pertama kali di identifikasikan
(Mutiara, 2011). Heterodactyl menyerupai zygodactyl, yang membedakan hanya
pada heterodactyl jari 3 dan 4 menghadap ke depan sedang jari 1 dan 2 menghadap
ke belakang. Bentuk kaki seperti ini hanya ditemukan pada trogon, sedangkan
pamprodactyl adalah susunan jari kaki dimana keempat jari dapat menghadap ke
depan, atau burung dapat memutar kedua jari belakang. Bentuk kaki seperti ini
merupakan karakteristik dari burung walet.
Berikut ini gambar berbagai jenis kaki pada burung.

Gambar 6 Jenis kaki Aves (Anonim, 2010)

19
SISTEM RANGKA MAMALIA
1. Struktur Histologis
Tulang tengkorak mamalia hanya terdiri dari 35 tulang atau kurang dari itu. Meskipun
berjumlah lebih sedikit, tetapi tulang-tulang tengkorak mamalia lebih kuat dan lebih
padat. Rangka tengkorak terdiri dari tulang-tulang kotak otak (kranium) dan tulang-
tulang wajah. Kolumna vertebralis (tulang belakang) dari kebanyakan vertebrata
tersusun atas serangkaian vertebra bertulang atau bertulang rawan yang memanjang
dari bawah kepala sampai ujung ekor. Masing-masing ruas tulang belakang (vertebra)
terdiri atas tiga bagian utama, yaitu badan vertebra (sentrum), lengkung neural (arkus
neuralis) dan taju neural (spina/prosesus neuralis). Penonjolan vertebra ke arah lateral
disebut prosesus transversus/artikularis. Vertebra-vertebra yang berdekatan selalu
bersambungan pada bagian sentrumnya. Di samping itu vertebra tetrapoda saling
berhubungan melalui tonjolan-tonjolan dari lengkung neural yang disebut zigapofisis
(prezigapofisis dan poszigapofisis). Pada reptilia dan mamalia, kolumna vertebralis
dibagi menjadi 5 bagian, yaitu vertebra servikalis (leher), vertebra torakalis
(punggung), vertebra lumbalis (pinggang), vertebra sakralis (sakral atau pelvis), dan
vertebra kaudalis (ekor). Ruas vertebra servikalis pertama disebut tulang atlas, dan
ruas yang kedua disebut tulang aksis. Strenum berfungsi untuk memperkuat dinding
tubuh, melindungi organ-organ visera di dalam rongga dada, sebagai tempat
melekatnya otot-otot pektoral, dan untuk membantu gerakan pernafasan paru-paru
(pada beberapa amniota). Macam strenum pada mamalia adalah manubrium, korpus
sternum (sternebrae), dan sifisternum (prosesus sifoideus) yang berupa tulang rawan.
Mamalia mempunyai rusuk vertebral yang berkepala dua (bisipital). Kepala bagian
dorsal disebut tuberkulum, melekat pada diapofisis dari vertebra. Kelapa bagian
ventral disebut kapitulum, melekat pada parapofisis dari vertebra.
2. Struktur Anatomi
Struktur anatomi mamalia (marmot “Cavia cobaya”) terdiri dari 4 bagian utama,
yaitu caput (kepala), serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas (anggota
gerak).
Struktur rangka mamalia dapat dilihat pada gambar berikut ini.

20
Gambar 7 Kerangka Kelinci (Anonim, 2012)

21
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara histologis, rangka pisces (ikan) ada yang terbentuk dari satu tulang rawan
yang disebut chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-
derivatnya, misalnya pada bagian tengkorak ikan Elasmobranch dan pada tengkorak
ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu neurocranium dan branchiocranium.
Sedangkan secara anatomi, rangka pisces tersusun atas 3 bagian, yaitu kepala, batang
tubuh dan ekor.

2. Secara histologis, rangka amfibi (katak) tersusun atas endoskeleton yang disokong
oleh bagian yang lunak. Tulang yang panjang dibedakan atas bagian central yang
disebut diaphyse sedang kedua ujungnya disebut epiphyse. Sedangkan secara anatomi,
rangka katak dibagi menjadi 2, yaitu skeleton axiale (terdiri dari tempurung kepala,
vertebra, dan sternum) dan skeleton appendiculare (contohnya pada kaki).

3. Secara histologis, rangka reptil (kadal) tersusun atas eksoskeleton (berasal dari
epidermis, berupa sisik menanduk) dan endoskeleton (terdiri dari sekeleton aksial dan
apendikular). Sedangkan secara anatomi, rangka kadal terbagi menjadi 4, yaitu caput,
truncus, serviks, dan caudal

4. Secara histologis, rangka aves (burung) tersusun atas jaringan tulang rawan, jaringan
tulang keras dan jaringan ikat. Sedangkan secara anatomi, rangka aves tersusun 2
bagian, yaitu rangka aksial (terdiri dari caput, lolumna vertebralis, truncus, dan kosta)
dan rangka apendikular (tersusun atas extremitas).

5. Secara histologis, rangka mamalia umumnya tersusun atas tulang rawan dan tulang-
tulang pengganti tulang rawan (tulang keras). Sedangkan secara anatomi, rangka
mamalia (marmot “Cavia cobaya”) terdiri dari 4 bagian utama, yaitu caput (kepala),
serviks (leher), truncus (badan), dan extremitas (anggota gerak).

22
Daftar Pustaka
Ahmad, Reza. 2013. Sistem Rangka Kadal. (Online), diakses pada 25 Januari

2015 dari:

http://ibanez-powell.blogspot.com/2013/10/makalah-tentang-vertebratakadal-
biologi.html

Anonim. 2010. Anatomi Vertebrata (Online). Diakses dari:

http://biologipedia.blogspot.com/2010/12/anatomi-vertebrata.html

Anonim. 2012. Morfologi dan Anatomi Kelinci (Online). Diakses dari :

http://saruedisimamorae.blogspot.com/2012/09/morfologi-dan-anatomikelinci.html

Hasan, Muhammad. 2012. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari:

https://muhammadhasan811.wordpress.com/2012/05/29/zoologivertebrata/

Mutiara, Dian. 2011. Zoologi Vertebrata (Online). Diakses dari:

https://www.academia.edu/8837867/ Zoologi_Vertebrata

Puspita, Rena. 2013. Sistem Rangka Amphibi.(Online),

http://rhenapuspita49.blogspot.com/2013/05/class-amphibi.html , diakses

pada 25 Januari 2015

23

Anda mungkin juga menyukai