Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KERJA MAHASISWA

IDENTIFIKASI STRUKTUR SISTEM ORGAN PADA HEWAN


VERTEBRATA MAMALIA

OLEH :

Kelompok 7

1. FAJAR AGUSTIANTO RESTU P (16030654003)


2. ISMAWATI (16030654014)
3. DINY NARISTA AZIZAH (16030654054)
4. DINDA RAFFIDAH A.S (16030654064)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2018
A. Judul
Identifikasi struktur organ sistem pencernaan pada mamalia
B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami morfologi dan anatomi hewan vertebrata
mamalia
C. Pertanyaan Pengamatan
Bagaimana morfologi dan anatomi hewan vertebrata mamalia
D. Dasar Teori

1. Karakteristik Mamalia
Karakteristik mamalia adalah sebagai berikut (Jasin, 1984)
a. Tubuh umumnya tertutup rambut, kulit berkelenjar.
b. Cranium dengan dengan dua occipital condyle, mulut umumnya
bergigi.
c. Lubang telinga luar umumnya memiliki daun telinga yang kenyal,
lidah mudah di gerakkan, mata dengan pelupuk yang mudah
digerakkan.
d. Mempunyai empat anggota gerak kecuali anggota golongan
Cetacea.
e. Jantung dengan empat ruang.
f. Respirasi hanya dengan paru- paru.
g. Terdapat 12 pasang saraf kranialis.
h. Suhu tubuh endotermis (homoistermis).
i. Jantan dengan organ kopulasi (penis).
2. Evolusi awal mamalia
Mamalia tergolong ke dalam sekelompok amniota yang dikenal
sebagai sinapsida (synapsid). Sinapsida nonmamalia awal tidak
memiliki rambut, berjalan mengangkang dan bertelur. Karakteristik
khas sinapsida adalah sebuah temporal fenestra, lubang di belakang
rongga mata pada ke dua sisi tengkorak. Manusia mempertahankan
mata pada kedua sisi tengkorak. Manusia mempertahankan ciri ini otot-
otot rahang melewati temporal fenestral. Bukti fosil menunjukkan
bahwa rahang di model ulang saat ciri-ciri mamalia muncul secara
bertahap pada garis keturunan sinapsida awal yang mengikutinya.
Selain itu, dua tulang yang sebelumnya membentuk sendi rahang
bergabung ke dalam telinga tengah mamalia (Campbell, 2012).
Selama periode jura, mamalia sejati pertama muncul dan
berdiversifikasi menjadi sejumlah garis keturunan, kebanyakan di
antaranya telah puna. Namun selama Era Mesozoikum, sebagian
mamalia tetap berukuran kira-kira sebesar celurut masa kini. Salah satu
penjelasan yang mungkin untuk ukuran yang kecil tersebut adalah
bahwa dinosaurus telah menempati relung-relung ekologis hewan yang
bertubuh besar (Campbell, 2012).
Pada awal Periode Kreta, ketiga garis keturunan utama mamalia yang
ada telah muncul monotremata (mamalia bertelur), marsupialia
(mamalia berkantong), dan euteria (mamalia berplasenta). Setelah
kepunahan dinosaurus besar, petrosaurus, dan reptil laut pada periode
Kreta akhir, mamalia mengalami radiasi adaftif yang memunculkan
predator dan herbivor berukuran besar serta spesies-spesies yang bisa
terbang maupun akuatik (Campbell, 2012).
1. Monotremata (mamalia bertelur)
Monotremata hanya di temukan di Australia dan Papua Nugini,
dan dipresentasika oleh satu spesies platipus dan empat spesies
ekidna (pemakan semut berduri). Monotremata bertelur, suatu
karakter nenek moyang bagi amniota dan tetap di perthankan bagi
sebagian besar reptil. Seperti semua mamalia, monotremata
memiliki rambut dan menghasilkan susu, namun mereka tidak
memiliki puting. Susu disekresikan oleh kelenjar-kelenjar di perut
induk betina. Setelah menetas, bayi mengisap susu dari rambut
induknya.
2. Marsupialia (mamalia berkantong)
Oposum, kangguru adalah contoh marsupialia. Amrsupialai
maupun eutaria memiliki karakter-karakter turunan yang tidak
dimiliki oleh monotremata. Kedua kelompok tersebut memiliki laju
metabolik yang lebih tinggi dan puting yang menyediakan susu,
serta melahirkan anak. Embrio berkembang di dalam uterus dari
saluran reproduksi betina. Lapisan uterus dan membran-membran
ekstraembrionik yang muncul dari embrio membentuk plasenta
struktur tempat nutrien berdifusi ke dalam embrio dari tanah
induknya.
3.Euteria (mamalia berplasenta)
Euteria mamalia lazim disebut mamalia berplasenta karena
plasentanya jauh lebih kompleks dari pada marsupialia. Euteria
memiliki masa kehamilan yang lebih lama dari pada marsupialia.
Anak euteria menyelesaikan perkembangan embrioniknya di dalam
uterus, terhubung dengan induknya melalui plasenta. Plasenta
euteria memberikan hubungan jangka panjang yang intim antara
induk betina dan anaknya yang sedang berkembang.
3. Anatomi muscit (mus musculus)
a. Mulut (Oris)
Mulut adalah permulaan saluran yang terdiri atas 2 bagian
yaitu bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara
gusi, gigi, bibir dan pipi dan bagian rongga mulut/bagian dalam,
yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris,
palatum dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan
faring. Selaput lendir mulut ditutupi epithelium yang berlapis-lapis
dibawahnya terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan
lendir, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat
banyak ujung akhir saraf sensoris. Bibir terletak disebelah luar
mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selaput
lendir (mukosa) (Bickley, 2006).
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga
mulut dengan kerongkongan (osofagus). Di dalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap
infeksi. Disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung,
didepan ruas tulang belakang (Bickley, 2006).
c. Laring
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai
pembentuk suara yang terletak di depan bagian faring sampai
ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea. Pangkal
tenggorokan itu dapat ditutup oleh epiglottis, yang terdiri dari
tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan
makanan menutupi laring (Bickley, 2006).
d. Jantung, Paru-paru, dan Hati
Jantung terletak diatas rongga dada sebelah kiri, diatas
diafragma. Jantung mempunyai empat ruang yang terbagai
sempurna dan terletak di dalam rongga dada serta terbungkus oleh
pericardia. Perikardia terdiri dari dua lapisan, yakni lamina
parietalis (sebelah luar) dan lamina viseralis (menempel di dinding
jantung). Diantara kedua lapis ini terdapat kavum pericardia yang
berisi cairan pericardia. Jantung terdiri dari empat ruang, yakni dua
serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel). Pada dasarnya, fungsi
serambi adalah sebagai tempat lewatnya darah dari luar jantung ke
bilik. Akan tetapi, serambi juga dapat berfungsi sebagai pemompa
yang lemah sehingga membantu aliran darah dari serambi ke bilik.
Bilik memberi tenaga yang mendorong darah ke paru-paru dan
sistem sirkulasi tubuh. Jantung dibentuk terutama oleh tiga jenis
otot jantung (miokardia), yaitu ototserambi, otot bilik, serta serabut
otot perangsang dan penghantar khusus (Jacob, 2008).
Paru-paru terletak di dalam rongga di kanan dan kiri jantung.
Paru-paru sebelah kanan terdiri atas tiga kelompok alveolus dan
merupakan dua belahan paru- paru (dua lobus). Didalam paru-paru,
bronkus sebelah kanan bercabang tiga, sedangkan bronkus sebelah
kiri bercabang dua, sama jumlahnya dengan jumlah lobus paru-
paru. Cabang bronkus disebut bronkiolus. Fungsi dari paru-paru
adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksidadari
darah (Jacob, 2008).
Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan
peranan penting dalam proses metabolisme dalam manusia dan
hewan. Hati berwarna coklat kemerahan dan terletak di bawah
diafragma yaitu di dalam rongga abdomen. Hati menerima
makanan terlarut dalamdarah apabila makanan ini tercerna dan
diserap di usus. Fungsi hati terdiri dari mengubah zat makanan yang
diabsorpsi dari usus dan yang disimpan di suatu tempat dalam
tubuh, mengubah zat buangan dan bahan racun untuk di ekskresi
dalam empedu dan urin, menghasilkan enzim glikogenik glukosa
menjadi glikogen-4.Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati
dibentuk dalam sistem retikuloendothelium dialirkan ke empedu,
pembentukan ureum, menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir
asam karbonat dan air (Jacob, 2008).
e. Kantung Empedu, Lambung, dan Ginjal
Kantung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang
dapat ini bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna
cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan
dengan hati dan usus dua belas menyimpan sekitar 50 ml empedu
yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Kandung empedu
berwarna hijau gelap, warna jari melaluisaluran empedu. Letak
kandung empedu yaitu dalam sebuah lobus di sebelah permukaan
bawah hati. Fungsi kandung empedu adalah sebagai persediaan
getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental. Lambung
merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti
kacang keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus, antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot
berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.
Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi
lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi menampung
makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh
peristaltic lambung dan getah lambung (Standring, 2005).
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai
vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal
kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini karena adanya
lobus hepatis dexter yang besar. Setiap ginjal terbungkus oleh
selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa terdapat cortex renalis di
bagian luar yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di
bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan
korteks. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides
renalis, puncak kerucut tersebut menghadap kaliks yang terdiri dari
lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Fungsi ginjal yaitu
memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau
racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan,
mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan
tubuh, mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat
lain dalam tubuh serta mengeluarkan ureum, kreatini dan amoniak
(Wahl, 2006).
f. Usus Halus dan Besar
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum),yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus
dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim
pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut
(yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut
sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses
pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu
pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan
mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus. Fungsi usus
halus adalah menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk
diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limfe,
menyerap protein dalam bentuk asam amino, karbohidrat diserap
dalam bentuk monosakarida, di dalam usus halus terdapat kelenjar
yang menghasilkan getah usus yang menyempurnakan makanan
(Seeley, 2007).
Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon
transversum, kolon desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan
dengan rektum). Apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan
kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens,
pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Usus besar
menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari
tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi
ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya
bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna
beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di
dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan
pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya akan terjadi
iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan
terjadilah diare (Seeley, 2007).
g. Organ Reproduksi dan Perkemihan
Alat kelamin jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan,
yaitu spermatozoon (sperma). Alat kelamin jantan dibedakan
menjadi alat kelamin dalam dan alat kelamin luar. Alat kelamin luar
terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan alat kelamin dalam terdiri
dari testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. Pada betina,
alat kelamin luar terdiri dari vulva, mons pubis, dan
klitoris/kelentit, sedangkan alat kelamin dalam terdiri dari ovarium,
tuba fallopii, uterus dan vagina. Ureter terdiri dari 2 saluran pipa
masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Ureter
sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak
pada rongga pelvis Lapisan dinding ureter terdiri dari dinding luar
jaringan ikat (jaringan fibrosa), lapisan tengah lapisan otot polos,
lapisan sebelah dalam lapisan mukosa. Lapisan dinding ureter
menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih (Levi, 2005).
h. Rektum dan Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementarafeses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih
tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan
tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang
air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf
yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika
defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke
usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika
defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, maka konstipasi dan
pengerasan feses akan terjadi. Anus merupakan lubang di ujung
saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh.
Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian
lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter . Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang
air besar), yang merupakan fungsi utama anus (Guinan, 2006).
i. Teknik Dislokasi Mencit
Mencit dibunuh dengan melakukan dislokasi pada tulang
leher dengan cara menaruh mencit pada permukaan rata, kemudian
sebuah benda keras dan tumpul diletakkan di kuduk mencit. Ekor
di tarik kuat-kuat sambil menekan benda tersebut di kuduk mencit
hingga mati. Ekor mencit di pegang kemudian ditempatkan pada
permukaan yang bisa dijangkau (ram kawat penutup kandang)
dengan begitu mencit akan meregangkan badannya kemudian pada
tengkuk ditempatkan suatu penahan misalnya, pensil atau batang
logam yang dipegang dengan tangan kiri kemudian bagian ekor
ditarik keras dengan tangan kanan sehingga lehernya akan
terdislokasi dan mencit akan terbunuh (Khaw, 2004).
E. Alat dan Bahan
alat :

1. Alat bedah 1 set


2. Jarum pentul 6 buah
3. Papan parafin 1 buah

Bahan :

1. Marmut 1 buah
2. Kloroform 1 buah
3. Alkohol 70 % 50 ml
4. Aquades 50 ml

F. Langkah Percobaan

Mamalia

- Dibius dengan menggunakan kloroform


yang telah ditetskan pada kapas
- Diletakkan di papan parafin
- Diguntingi bulu marmut
- Dibedah dengan alat bedah mulai dari anus
sampai bagian tenggorokan
- Diamati sistem organnya
- Ditunjukkan bagian-bagiannya
-

Hasil pengamatan
Daftar Pustaka
Campbell Neil, Jane B. Reece, Lis A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman,
Peter V. Minorsky, Robert B. Jakson. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid
2. Erlangga: Jakarta
Bickley, L.S., and Szilagyi, P.G. 2006. Physical Examination and History Taking,
9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Jacob, S. 2008.Animal Anatomy: A Clinically-Orientated Approach. New York:
Churchill Livingstone, Inc.
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematika Hewan Invertebrata dan Vertebrata.
Sinar Wijaya: Surabaya.
Guinan, J.J. “Olivocochlear Efferents: Anatomy, Physiology, Function, and the
Measurement of Animal,” . (2006).Ear & Hearing 27,589-607.
Khaw, P. T., Shah, P., & Elkingkton, A. R. 2004. Fundamental of Fish Anatomy.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Levi, D. M. (2005). Preceptual learning in adults with amblyopia: A reevaluation
of critical periods in human vision. Development Physiologi 46, 222-232.
Seeley, R.R., et al. 2007. Anatomy and Physiology, 8th ed. New York: McGraw
Hill Book Co.
Standring, S. Gray's. 2005. Anatomy: The Anatomical Basis , 39th ed. New York:
Churchill Livingstone, Inc.
Wahl, I. 2006. Building Anatomy: An Illustrated Guide to How Structures Work.
New York: McGraw-Hill Book Co.

Anda mungkin juga menyukai