Transformator
Dosen Pembimbing: Jumingin, S. Si
Disusun oleh:
Kelompok 2
A. Latar Belakang
Didalam kehidupan kita sehari-hari pasti kita akan menjumpai banyak hal
yang membutuhkan tenaga listrik atau PLN. Bahkan banyak diantara kita
yang ketergantungan dengan listrik. Kita juga akan menjumpai salah satu alat
yang disebut trafo. Trafo atau transformator adalah alat yang berfungsi untuk
menaikkan dan menurunkan tegangan AC. AC adalah arus bolak balik. Trafo
juga ada trafo step up dan step down.
Transformator adalah alat untuk itu. Transformator tidak memiliki bagian
yang bergerak, bekerja dengan hukum Faraday tentang induksi, dan tidak
memiliki padanan arus searah yang sederhana. Transformator ideal terdiri
dari dua kumparan dengan jumlah lilitan yang berbeda, melilit disekitar inti
besi. Jika Ns > Np , transformator disebut transformator step-up karena
menaikkan tegangan primer ke tegangan yang lebih tinggi Vs, Demikian pula
jika Ns < Np disebut transformator step-down (Halliday, 2010).
Transformator adalah peralatan listrik yang sangat vital dalam
pendistribusian energi listrik, untuk itu keandalannya harus tetap terjaga agar
proses penyaluran energi listrik berjalan lancar. PT PLN jasa dan produksi
merupakan salah satu yang bergerak dalam bidang jasa perbaikan trafo
distribusi. PLN J & P dalam proses perbaikan banyak tahap, bila diperlukan
perubahan tertentu dilakukan agar trafo lebih kuat dan bertahan lama. Salah
satu dari perbaikan transformator adalah sistem penghilangaan kadar air
setelah selesai dilakukan penggulungan. Alat yang digunakan terdiri dari dua
macam yang pertama sistem ruang heater dan yang kedua sistem injeksi.
Pentingnya transformator dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk
mengukur kadar tegangan listrik di rumah agar tidak berlebihan dalam
pemakaian, maka dilakukan praktikum ini yang dapat membantu untuk
memahamikonsep, jenis, dan manfaat transformator. Dalam mengamati
prinsip kerja transformator dibutuhkan aktivitas penentuan kumparan baik
primer maupun sekuder, kuat arus listrik, serta tegangan listrik. Oleh karena
itu dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan fisika transformator.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang akan dicapai setelah melakukan praktikum adalah
1. Mahasiswa memahami konsep, jenis, dan manfaat transformator
2. mahasiswa memahami prinsip kerja transformator
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B. Transformator Ideal
Aturan transmisi mengarah ke ketidakcocokan mendasar antara syarat
untuk transmisi tegangan tinggi yang efisien dan kebutuhan pembangkit dan
kosumsi tegangan rendah yang aman. Kita membutuhkan alat yang dapat kita
gunakan untuk menaikkan (untuk transmisi) dan untuk menurunkan (untuk
penggunaan) tegangan AC dalam rangkaian, dengan menjaga hasil kali arus x
tegangan relatif konstan. Transformator adalah alat untuk itu. Transformator
tidak memiliki bagian yang bergerak, bekerja dengan hukum Faraday tentang
induksi, dan tidak memiliki padanan arus searah yang sederhana.
Transformator ideal terdiri dari dua kumparan dengan jumlah lilitan yang
berbeda, melilit disekitar inti besi. (Kumparan terisolasi dari inti) dalam
penggunaannya, lilitan primer sebanyak Np lilitan, dihubungkan ke generator
arus bolak-balik dengan ggl E pada tiap waktu t diberikan oleh
E= Em sin ωt
Lilitan sekunder sebanyak Ns lilitan, dihubungkan ke resistansi beban R,
tetapi rangkaianya adalah rangkaian terbuka ketika sakelar S terbuka (yang
kita asumsikan saat ini). Dengan demikian, tidak ada arus yang melalui
kumparan sekunder. Kita asumsikan juga untuk transformator ideal bahwa
resistansi pada lilitan primer dan sekunder dapat diabaikan. Transformator
kapasitas tinggi berdesain balik dapat memiliki rugi energi serendah 1%, jadi
asumsi kita masuk akal. Untuk kondisi-kondisi yang diasumsikan, lilitan
primer (atau primer) adalah induktansi murni. Dengan demikian, arus primer
(sangat kecil) yang juga disebut arus magnetisasi Imag, tertinggal dari
tegangan primer sebesar 90°, faktor daya primer (=cos Ф dalam persamaan
Prata-rata = ErmsIrms cos Ф) bernilai nol, jadi tidak ada daya yang dihantarkan dari
generator ke transformator (Halliday, 2010).
Namun demikian, arus primer kecil yang berubah secara sinusoidal ФB di
dalam inti besi. Inti berperan untuk memperkuat fluks dan membawanya ke
lilitan sekunder (atau sekunder). Karena ФB berubah-ubah, fluks ini
menghasilkan ggl Eturn (= DфBIdt) pada tiap lilitan sekunder. Faktanya, ggl
per lilitan Eturn ini bernilai sama pada primer lilitan Np dengan kata lain, VP =
Eturn NP. Demikian pula, pada sekunder tegangan adalah VS = Eturn Ns. Dengan
demikian, kita dapat menulis
𝑉𝑝 𝑉𝑠
Eturn = 𝑁𝑝 = 𝑁𝑠 ,
atau
𝑁𝑠
Vs = Vp 𝑁𝑝 (transformasi tegangan)
Req ini adalah nilai dari beban resistansi seperti “terlihat” oleh generator,
generator menghasilkan arus Ip dan tegangan Vp seolah-olah generator
dihubungkan dengan resistansi Req. Ada fungsi transformator yang lainnya.
Untuk transfer energi maksimum dari alat ggl ke beban resistif, resistansi dari
alat ggl harus sama dengan resistansi beban. Transfromator (diasumsikan
ideal) adalah inti besi yang dililit dengan kumparan primer sebanyak Np
lilitan dan kumparan sekunder Ns lilitan (Halliday, 2010).
sebesar 98% tidak susah dicapai pada transformator besar. Daya hilang total
sebesar 2% dari daya masukan ini, terdiri dari daya hilang pada inti
transformator (30% dari daya hilang total) dan daya hilang pada kawat lilitan
(70% dari daya hilang total), yaitu sebagai daya hilang I2R. Walaupun daya
hilang inti transformator ini cukup kecil, yaitu sekitar 1% dari daya masukan,
untuk daya yang besar akan banyak artinya. Pada tahun 1965 penggunaan
energi listrik di Amerika Serikat adalah 1012 kwh, dan diperkirakan daya
hilang pada inti transformator seharga $ 300.000.000,-. Tak heran orang
berusaha memperkecil daya hilang pada inti transformator. Daya hilang pada
inti transformator ada dua macam, yaitu : daya hilang hysteresis, dan daya
hilang oleh arus pusar. Daya hilang histeresis disebabkan oleh karena arus
sinusoidal, hingga dalam kurva B (H), medan H berubah dalam siklus.
Karena inti bersifat feromagnetik, rapat fluk B akan berubah sesuai dengan
kurva histeresis. Daya hilang oleh arus pusar terjadi karena inti bersifat
konduktor, dengan suatu hambatan. Arus pusar yang terjadi mengakibatkan
daya hilang Joule, yaitu I2R pada inti transformator (Sutrisno, 1979).
Kita sering mengubah tegangan listrik AC dari satu harga ke harga yang
lain. Sebagai contoh, tegangan untuk radio transistor atau kalkulator adalah
sekitar 6V-12V DC dan ini memerlukan tegangan AC sebesar itu pula. Akan
tetapi tegangan jala-jala PLN adalah 110 V atau 220 V AC. Untuk merubah
tegangan AC ini dapat digunakan transformator. Tegangan PLN 110 V AC
juga sudah diturunkan dari harga tegangan tinggi sekitar 20.000 V AC.
Transmisi daya listrik dari pembangkit listrik ke kota-kota dilakukan dengan
tegangan tinggi, agar daya tinggi dapat dikirimkan dengan arus yang rendah.
Tegangan tinggi ini diturunkan menjadi 110 V atau 220 V dalam gardu
transformator. Tegangan masukan dipasang pada kumparan (1) yang disebut
kumparan primer. Tegangan keluaran diambil pada kumparan (2) yang
disebut kumparan sekunder. Bila inti transformator dibuat dari bahan magnet
dengan permeabilitas yang tinggi, sebagian besar fluks akan terkumpul pada
inti transformator. Akibtanya fluks yang masuk pada kumparan sekunder
sama dengan fluks pada kumparan primer. Bila pada kumparan sekunder ada
N2 lilitan, gaya gerak listrik imbas 𝜀 2 pada kumparan sekunder adalah
𝑑Ф
𝜀 2 = - N2 𝑑𝑡
3.2 Alat
Alat yang dipergunakan dalam praktikum ini adalah
1. Multimeter berfungsi mengukur tegangan listrik, arus listrik, hambatan,
dan tahanan (resistansi)
2. Kumparan 1000 lilitan berfungsi untuk menyimpan energi listrik dan
menghambat arus AC
3. Kumparan 500 lilitan berfungsi untuk menyimpan energi listrik dan
menghambat arus AC
4. Kumparan 250 lilitan berfungsi untuk menyimpan energi listrik dan
menghambat arus AC
5. Resistor berfungsi untuk mengukur hambatan
6. Catu daya berfungsi sebagai tenaga listrik dan sumber daya listrik
7. Papan rangkaian berfungsi sebagai tempat melekatnya resistor,
jembatan penghubung, kumparan, dan inti besi
8. Kabel penghubung berfungsi untuk menghubungkan catu daya dengan
papan rangkaian
9. Jembatan penghubung berfungsi untuk menghubungkan aliran arus listrik
10. Inti besi berfungsi sebagai tempat melekatnya kumparan
A. Hasil
Tabel 1. Kumparan Np = 250, Ns = 1000
Vp (volt) Np Ns Vs (volt) Ip (A) Is (A) 𝜂 (%)
3 250 1000 4.2 3 2 93.3
6 250 1000 10 6.2 21 564.5
9 250 1000 16 10 31 551.1
12 250 1000 21 12.5 39 546
∑𝜂= 1754.9
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 4.2𝑥2
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 93.3%
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 3𝑥3
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 10𝑥21
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 564.5 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 6𝑥6.2
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 16𝑥31
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 551.1 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 9𝑥10
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 21𝑥39
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 546 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 12𝑥12.5
∑η 1754.9
∑η̅ = n
=
4
= 438.7 %
Tabel 2. Kumparan Np = 1000, Ns = 250
Vp (volt) Np Ns Vs (volt) Ip (A) Is (A) η (%)
3 1000 250 0.2 3.3 0,6 1.2
6 1000 250 1 6.2 1 2.6
9 1000 250 1.8 9 1.8 4
12 1000 250 2,4 14 2.6 3.7
∑ η= 11.5
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 0.2𝑥0.6
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 1.2 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 3𝑥3.2
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 1𝑥1
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 2.6 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 6𝑥6.2
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 1.8𝑥1.8
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 4 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 9𝑥9
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 2.4𝑥2.6
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 3.7 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 12𝑥14
∑η 11.5
∑η̅ = = = 2.8 %
n 4
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 2.8𝑥5.2
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 161.7 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 3𝑥3
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 5.8𝑥11
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 171.5 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 6𝑥6.2
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 8𝑥15
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 148.1 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 9𝑥9
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 12𝑥17
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 130.7 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 12𝑥13
∑η 612
∑η̅ = n
=
4
= 153 %
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 0.8𝑥1
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 8.3 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 3𝑥3.2
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 2.2𝑥2.6
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 15.3 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 6𝑥6.2
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 3.4𝑥4.2
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 17.6%
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 9𝑥9
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 4.6𝑥6.6
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 19.4 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 12𝑥13
∑η 60.6
∑η̅ = = = 15.1 %
n 4
Pada tabel 1. banyak lilitan pada kumparan primer 250 volt, banyak
lilitan pada kumparan sekunder 1000 volt, tegangan sekunder 4.2 volt,
tegangan primer 3 volt, arus sekunder 2 A, arus primer 3 A, dan efisiensi
transformator ( 𝜂 ) 8.4 %. Banyak lilitan pada kumparan primer 250 volt,
banyak lilitan pada kumparan sekunder 1000 volt, tegangan sekunder 4.2 volt,
tegangan primer 6 volt, arus sekunder 21 A, arus primer 6.2 A, dan efisiensi
transformator (𝜂) 2170 %. Hasil ini termasuk ke dalam transformator step up
dimana Np = 250 lebih kecil dari pada Ns = 1000, dan Vs = 4.2 volt lebih
besar daripada Vp =3 volt.
Dari tabel 2 hasil penelitian diatas diketahui bahwa banyak lilitan pada
kumparan primer 1000 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 250 volt,
tegangan sekunder 0.2 volt, tegangan primer 3 volt, arus sekunder 0.6 A, arus
primer 3.2 A, dan efisiensi transformator (𝜂) 12.8 %. Banyak lilitan pada
kumparan primer 1000 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 250 volt,
tegangan sekunder 1 volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 1 A, arus
primer 6.2 A, dan efisiensi transformator (𝜂 ) 103.3 %. Hasil tabel 2 ini
termasuk ke dalam transformator step down dimana jumlah lilitan pada
kumparan primer lebih besar daripada jumlah lilitan pada kumparan
sekunder. Dan tegangan sekunder lebih kecil daripada tegangan primer. Np
=1000 >Ns = 250, dan Vs = 0.2 volt < Vp = 3 volt.
Dari tabel 3 hasil penelitian diatas diketahui banyak lilitan pada
kumparan primer 500 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 1000 volt,
tegangan sekunder 2.8 volt, tegangan primer 3 volt, arus sekunder 5.2 A, arus
primer 3 A, dan efisiensi transformator (𝜂) 1.456 %. Banyak lilitan pada
kumparan primer 500 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 1000 volt,
tegangan sekunder 5.8 volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 11 A, arus
primer 6.2 A, dan efisiensi transformator ( 𝜂 ) 6.592 %. Hasil tabel 3 ini
seharusnya termasuk ke dalam transformator step up dimana jumlah lilitan
pada kumparan primer lebih kecil daripada jumlah lilitan pada kumparan
sekunder. Dan tegangan sekunder lebih besar daripada tegangan primer.
Tetapi terjadi kesalahan saat praktikum yaitu saat mata melihat alat praktikum
dan tidak sesuai dengan konsep transformator. Sehingga Np = 500 > Ns =
1000, Vs = 2.8 volt < Vp =3 volt, dan merupakan transformator step down.
Dari tabel 4 hasil penelitian diatas diketahui banyak lilitan pada
kumparan primer 1000 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 500 volt,
tegangan sekunder 0.8 volt, tegangan primer 3 volt, arus sekunder 1 A, arus
primer 3.2 A, dan efisiensi transformator (𝜂) 85.3 %. Banyak lilitan pada
kumparan primer 1000 volt, banyak lilitan pada kumparan sekunder 500 volt,
tegangan sekunder 2.2 volt, tegangan primer 6 volt, arus sekunder 2.6 A, arus
primer 6.2 A, dan efisiensi transformator ( 𝜂 ) 591 %. Hasil tabel 4 ini
termasuk ke dalam transformator step down dimana jumlah lilitan pada
kumparan primer lebih besar daripada jumlah lilitan pada kumparan
sekunder. Dan tegangan sekunder lebih kecil daripada tegangan primer. Np
=1000 >Ns = 500, dan Vs = 0.8 volt < Vp = 3 volt.
Jika Np lebih kecil daripada Ns maka Vs lebih besar daripada Vp maka
termasuk kedalam transformator step up tetapi jika Jika Np lebih besar
daripada Ns maka Vs lebih kecil daripada Vp maka termasuk kedalam
transformator step down. Hasil penelitian di tabel 1 dan tabel 3 Np lebih kecil
daripada Ns maka termasuk ke dalam transformator step up, tetapi hasil tabel
3 tidak sesuai dengan teori transformator step up. Hal ini dikarenkan Vs lebih
kecil daripada Vp. Hasil penelitian di tabel 2 dan tabel 4 Np lebih besar
daripada Ns maka termasuk ke dalam transformator step down. Hasil Vs
lebih kecil daripada Vp. Hasil berdasarkan teori sesuai dengan konsep
transformator dan tidak terjadi penyimpangan.
Jika Ns > Np , transformator disebut transformator step-up karena
menaikkan tegangan primer ke tegangan yang lebih tinggi Vs, Demikian pula
jika Ns < Np disebut transformator step-down (Halliday, 2010).
Jika n > 1 tegangan sekunder lebih besar daripada tegangan primer.
Transformator semacam ini disebut transformator step-up. Jika n < 1
tegangan sekunder lebih kecil daripada tegangan primer, dan kita mempunyai
transformator step-down (Sutrisno, 1979).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan, sebagai
berikut
1. Bahwa hasil penelitian berdasarkan praktikum terdapat beberapa ketidak
sesuaian dengan konsep transformator.
2. Berdasarkan perhitungan teori sesuai dengan konsep trasnformator.
3. Transformator step up adalah transformator yang berfungsi menaikkan
tegangan AC dan Np lebih kecil daripada Ns maka Vs lebih besar
daripada Vp.
4. Transformator step down adalah transformator yang berfungsi
menurunkan tegangan AC dan Np lebih besar daripada Ns maka Vs lebih
kecil daripada Vp.
5.2 Saran
1. Sebelum melakukan percobaan disarankan untuk memahami dahulu
konsep, jenis, dan manfaat transformator agar praktikum berjalan dengan
lancar dan mudah dipahami.
2. Lakukan pengukuran dengan teliti dan tepat agar mendapatkan hasil yang
maksimal.
Soal Evaluasi
2. Dik: Np=4
Ns=3
Vp=Vs=120 volt
Is=2A
Dit: 𝜂?
Jawab:
𝐼𝑝. 𝑁𝑝
𝐼𝑠 =
𝑁𝑠
𝐼𝑝. 4
2=
3
2𝑥3
Ip = =1.5 volt
4
𝑉𝑠. 𝐼𝑠 120𝑥2
𝜂= 𝑥100% = 𝑥100% = 133.3 %
𝑉𝑝. 𝐼𝑝 120𝑥1.5
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1979. Fisika Dasar: Listrik, Magnet dan Termofisika. Bandung : ITB.
Halliday, David dkk. 2010. Fisika Dasar Edisi Ketujuh. Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Lampiran