Anda di halaman 1dari 30

1.

Jantan

Organ reproduksi mencit jantan terdiri atas :

1. Testis, didalam testis terdapat tubulus seminiferus yang merupakan saluran halus melilit.
Testis berjumlah dua buah yang terdapat dalam satu kantong luar yang disebut skrotum.
Fungsinya untuk menghasilkan sel kelamin dan juga mensekresikan hormone
testosterone.
2. Vas deferens yang merupakan lanjutan dari duktus epididimis dan merupakan saluran
sperma yang mempunyai dinding yang terdiri atas otot yang tebal.
3. Epididimis yang terdiri atas saluran yang berkelok-kelok meliputi setengah bagian dorsal
testis. Terdiri atas tiga bagian, yaitu caput, korpus, dan kauda. Epididimis berungsi
sebagai tempat pematangan sperma.
4. Uretra, merupakan bagian akhir dari saluran reproduksi yang terdiri atas dua bagian,
yakni bagian proksimal dan distal.
5. Penis, Organ kopulasi pada hewan jantan dan merupakan genitalia eksterna.
6. Kelenjar aksesori berupa kelenjar bulbouretra, prostat, dan vesikula seminalis. Berfungsi
untuk membuat cairan semen yang dapat menyebabkan sperma bergerak aktif.
7. Betina

Organ reproduksi mencit betina terdiri atas :

1. Ovarium, menseksresikan hormon estrogen dan terdiri atas sepasang yang berfungsi
untuk menghasilkan sel telur.
2. Tuba fallopi, letaknya di bawah ovarium.
3. Uterus, serdiri atas sepasang yang terletak di kiri dan kanan. Berfungsi sebagai alat
transportasi sperma ke dalam tuba, pembentuk plasenta serta tempat perkembangan
embrio dan kelahiran anak.
4. Vagina, merupakan organ hewan betina dan sebagai jalan keluar anak.
5. Vulva yang berupa tonjolan pada bagian luar vagina yang merupakan organ genitalia
eksterna.

Analisis Data dan Pembahasana.

Sistem Reproduksi Mencit Jantan

Sistem reproduksi Mencit jantan tersusun atas organ genitaleksternal dan internal. Pada organ
genital eksternal terdapat skrotumyang terletak didepan anus mencit. Pada Mencit jantan terdapat
penisyang digunakan sebagai alat kopulasi sebagian besar hewan mamalia.Gambar organ genitalia
eksternal dapat dilihat pada gambar ketiga,dimana sangat jelas terlihat adanya skrotum dan
penis.Sistem reproduksi Mencit jantan tersusun atas sepasang testisyang merupakan lokasi
pembuatan sel gamet jantan, selanjutnya terdapatepididimis yang merupakan tempat pemasakan
spermatozoa Mencit,selanjutnya terdapat saluran panjang yang disebut vas deferens
yangmenghubungkan testis dengan kelenjar aksesori. Di dalam sistemreproduksi Mencit terdapat
beberapa kelanjar aksesori seperti
vesikulaseminalis
dan
prostate
. Sistem reproduks Mencit jantan berakhir padapenis.b.

Sel Kelamin Mencit JantanSel kelamin pada Mencit jantanditemukan pada uraian sedikit
bagiantestis Mencit yang kemudian didapatkanlobulus-lobulus yang berisi
spermatozoa.Pembentukan spermatozoa ini dibantuoleh aktivitas enzim testosteron. Maturasiatau
pematangan spermatozoa terjadipada bagian epididimis.
c.

Sistem Reproduksi Mencit BetinaSistem reproduksi pada Mencit Betina tersusun atas sepasang
ovariumyang berisi sel-sel telur mencit. Kemudian setelah ovarium, terdapat saluranyang
menghubungkan ovarium dengan uterus, yakni oviduct atau tubafallopi yang menjadi jalan keluar
sel telur menuju uterus.Perbedaan mencolok antara sistem reproduksi Mencit betina denganhewan
bahasan sebelumnya, Ikan Gatul, Katak dan Merpati adalah Mencitmemiliki uterus yang sangat
berkembang, hal ini berkaitan denganperkembangbiakan Mencit dengan cara melahirkan, pada
proses ini terjadifertilisasi internal dan perkembangan embrio pada sebagian besar mamaliaterjadi
di dalam uterus.Mencit memiliki uterus yang bertipe
bicornis
dengan 2 tanduk ovaryyang tampak jelas. Sistem reproduksi Mencit Betina berakhir pada
suatumuara yang disebut vagina. Jika pada hewan-hewan sebelumnyakebanyakan memiliki
kloaka
sebagai muara bersama dari 3 sistem,yakni:ekskresi,digesti dan reproduksi, pada mamalia (Mencit
Betina) ketiganyabermuara pada saluran yang berbeda.d.

Sel Kelamin Mencit BetinaSel kelamin pada Mencit Betinahampir sama dengan sel kelamin betina
padahewan awatan sebelumnya, yakni Ikan Gatul,Katak dan Merpati, dimana sel telur terletak di
dalam ovarium dan apabila dibuat preparatdari sedikit ovarium maka akan didapatkanfolikel-
folikel sel telur yang berkembang jikadiamati dengan menggunakan mikroskopcahaya.
e.

Siklus Reproduksi Mencit BetinaDalam preparat apusan vagina ditemukan sel-sel berikut:
(Ramadani,2012)
Dengan melakukan pengamatan pada sel-sel apusan vagina mencitbetina, dapat diketahui tahapan
siklus estrus atau perubahan siklik yangterjadi pada sistem reproduksi hewan betina yang tidak
hamil, yangmemperlihatkan korelasi satu sama lain (Tenzer.dkk,2001), dimanatahapan siklus
estrus meliputi; Diestrus (apabila terdapat E , L dan Lendirdalam apusan vagina), Proestrus
(apabila terdapat E/ E dan C dalamapusan vagina), Estrus awal (apabila terdapat E dan C sangat
banyak),Estrus akhir (apabila terdapat C sangat banyak) dan yang terakhir tahapMetestrus (apabila
terdapat C dan L atau E,C dan L).Dari hasil pengamatan, pada preparat yang dibuat
diketemukankeempat komponen dalam apusan vagina, yakni: lendir, Epitel berinti,Epitel
kornifikasi dan Leukosit sehingga dapat dinyatakan bahwa siklusestrus pada Mencit betina yang
diamati merupakan tahapan siklus estrusperalihan dari Metestrus menuju Diestrus. Pada Mencit,
siklus Estrusterjadi selama 4-5 hari (Tenzer.dkk,2001). Siklus Estrus dipengaruhi olehhipofisis,
hipothalamus dan ovarium yang mensekresikan hormon seks.Tahap Metestrus merupakan tahapan
dimana korpus luteum mulaiberdegenerasi dan endometrium rahim meluruh. Tahap
Diestrusmerupakan tahapan dimana banyak terdapat folikel-folikel muda dandengan dinding
endometrium yang tipis. Tahap Proestrus merupakantahapan dimana banyak dijumpai folikel yang
tumbuh dengan dindingendometrium yang mulai menebal. Sedangkan Tahap Estrus awal
danEstrus akhir merupakan tahapan dimana pada ovarium terjadi ovulasidengan dinding
endometrium bergranular dan membengkak maksimal.

A. DASAR TEORI
Berbagai jenis hewan diketahui memiliki sistem organ reproduksi yang berlainan satu sama
lain. Dalam keanekaraman itu, tak satupun diantara mekanisme reproduksi memberikan
keuntungan dari satu jenis ke jenis yang lain. Mekanisme reproduksi secara sendiri – sendiri telah
terbukti sama – sama berhasil dalam mempertahankan diri selama berabad – abad. Mendasarkan
pada fakta keanekaragaman system organ reproduksi hewan, maka setiap usaha yang bertujuan
untuk membuat suatu generalisasi memiliki resiko kesalahan yang besar yaitu mempersamakan
berbagai system organ reproduksi dari hasil studi satu spesies (Suratsih, 2000).
Organ-organ reproduksi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu alat
reproduksi utama atau gonad dan alat reproduksi tambahan. Gonad terdiri atas testis dan ovarium,
sedangkan alat reproduksi tambahan terdiri atas saluran-saluran reproduksi beserta kelenjar-
kelenjar yang berhubungan dengannya (Adnan, 2008).
Menurut Adnan (2012), perkembangbiakan secara seksual adalah perkembangbiakan yang
melibatkan dua individu yang berbeda jenis kelaminnya atau melibatkan fusi dua buah gamet yang
berbeda seperti sperma dan telur. Beberapa ciri umum dari perkembangbiakan yang berlangsung
secara seksual adalah sebagai berikut:
1. Individu baru yang dihasilkan melibatkan fusi dua sel kelamin yang berbeda.
2. Individu baru yang dihasilkan bervariasi sebagai akibat adanya kombinasi genetik pada
pembentukan gamet pada fase profase miosis pertama, dan adanya fertilisasi yang melibatkan
persilangan antara materi genetic antara dua parentalnya.
3. Pada organisme dimorfik, kedua parental yang berbeda jenis kelaminnya mutlak dibutuhkan,
sedangkan pada organisme hermaprodit adalah relative.
4. Umumnya berlangsung pada organisme yang telah dewasa secara seksual, kecuali pada
organisme tertentu seperti Ambystoma Americana, sebangsa salamander, dimana
perkembangbiakan berlangsung pada stadium larva. Peristiwa ini disebut neoteni.
5. Vertebrata tinggi pada umumnya membutuhkan alat-alat reproduksi utama berupa gonad dan alat
reproduksi tambahan seperti saluran-saluran reproduksi dan kelenjar-kelenjar assesoris lainnya.
Fertilisasi internal memerlukan perilaku kooperatif, yang mengarah ke kopulasi. Pada
beberapa kasus, perilaku seksual yang tidak karakteristik (sesuai karakter atau ciri) dihilangkan
oleh seleksi alam secara langsung, sebagai contoh, laba-laba betina akan memakan jantan jika
sinyal-sinyal reproduksi spesifik tidak diikuti selama perkawinan. Fertilisasi internal juga
memerlukan sistem roproduksi yang canggih, termasuk organ kopulasi yang mengirimkan sperma
dan reseptakel atau penyangga untukpenyimpanannya dan pengangkutannya menuju telur yang
matang (Campbell., 2004).
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ
kopulatori, yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina.
Pada vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), contoh
ikan dan katak. Hewan yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi
internal). Pada mamalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak dan kadal
menggunakan hemipenis ata penis palsu, sedangkan pada bangsa burung misalnya pada bebek,
untuk menyalurkan sperma menggunakan ujung kloaka (Campbell, 2004).
Sistem reproduksi wanita (betina) terdiri atas dua ovarium, dua tuba uterin, oviduk, uterus,
vagina, dan gernetalis eksterna. Ovarium terdiri atas daerah medulla yang mengandung pembuluh
darah dan sedikit jaringan ikat longgar, dan daerah korteks mengandung folikel-folikel yang
mengandung oosit. Permukaan ovarium dibatasi oleh selapis epitel pipih disebut sel germinitivum,
yang dibawahnya stroma membentuk lapisan padat disebut tunika albugenia. Ovarium mendapat
pendarahan dari arteri ovarika cabang dari aorta (Adnan, 2008).
Organ reproduksi jantan yaitu testis, tubulus seminiferus, dan epididimis. Testis merupakan
organ utama pada jantan, biasanya berpasangan dan fungsi utama adalah menghasilkan sperma
dan hormon reproduksi jantan utamanya androgen. Tubulus seminifeus terdiri atas jaringan ikat
fibrosa, lamina basalis, dan epitel germinitivum. Epietl germinal terdiri dari 4-8 lapisan sel yang
menempati ruang antara membrane basalis dan lumen tubulus. Epididimis dibatasi oleh jaringan
ikat pada bagian luar, lapisan otot polos ditengah, dan epitel berlapis banyak palsu bersilia di
bagian dalam. Pada tikus dan mencit, testis hanya terdiri dari satu ruangan saja. Di dalam testis
terdapat saluran-saluran halus yang melilit disebut tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya
spermatogenesis (Adnan, 2010).
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum ini dilaksanakan adalah agar dapat diketahui sistem reproduksi pada
mencit (Mus musculus).
C. PROSEDUR KERJA
1. Cara menangani mencit
Ekor mencit dipegang dengan menggunakan tangan kanan, kemudian meletakkan diatas
permukaan yang tidak licin, kemudian tengkuk mencit dijepit dengan telunjuk dan ibu jari tangan
kiri dengan tetap memegang ekornya dengan tangan kanan kemudian tubuhnya dibalikkan
sehingga permukaan perut menghadap kita dan ekor dijepit diantara jari manis dan kelingking
tangan kiri.
2. Cara mengorbankan mencit
Mencit dikorbankan dengan prinsip mematikan dalam waktu sesingkatnya dan rasa sakit
seminimal mungkin.
3. Cara mendislokasi leher mencit
Adapun caranya yaitu ekor mencit dipegang ekornya kemudian ditempatkan pada permuakaan
yang bisa dijangkau dengan begitu mencit akan meregangkan bidannya kemudian pada tengkuk
ditempatkan suatu penahan misalnya, pensil atau batang logam yang dipegang dengan tangan kiri
kemudian bagian ekor ditarik keras dengan tangan kanan sehingga lehernya akan terdislokasi dan
mencit akan terbunuh.
4. Cara meakuakan pengamatam
a. Meletakkan mencit yang telah mati di atas papan bedah dalam posisi menghadap ke atas atau
terentang.
b. Mengamati alat reproduksi bagian luar.
c. Menggunakan pinset untuk memegang kaki mencit. Menusuk kaki mencit dengan pentul supaya
dapat menempel pada papan bedah. Melakukan cara yang sama pada kaki yang lain.
d. Menggunting bagian kulit dada (dibawah leher) secara melintang lurus ke arah kaki depan.
Melakukan hal yang sama pada bagian bawah abdomen, lurus dengan kaki belakang.
e. Menggunting kulit perut (bagian medial) lurus ke arah dada (pectoral). Memegang kulit yang
sudah terpotong dengan pinset. Menarik kearah lateral, gunakan pinset untuk menempelkan kulit
mencit pada papan bedah.
f. Memulai pembedahan dari dada secara melintang menggunakan gunting dengan posisi mata
tumpul ke dalam. Memotong otot abdomen bagian bawah secara melintang dekat anus. Melakukan
hal yang sama pada bagian median bawah lurus kearah pectoral, bila ada darah mengalir, keringkan
dengan mengguankan kapas bersih.
g. Memegang setiap otot abdomen yang telah terbuka dengan pinset. Menempelkan pada papan
bedah dengan menggunakan jarum pentul.
h. Melepaskan bagian visera secara hati-hati dengan menggunakan gunting tajam dan pinset.
Melakukan pengamtan pada alat reproduksi bagian dalam. Untuk mencit betina mengamati letak
ovarium, bentuk dan warna ovarium, saluran telur, dan uterus.
i. Untuk mencit jantan, mengamati vesikula seminalis dan vas deferens, melepaskan testis secara
hati-hati dari kulit skrotum. Jangan sampai merusak bagian epididimis.
j. Mengamati sejumlah kelenjar dan posisinya pada mencit.
D. HASIL PENGAMATAN
1. Organ Sistem Reproduksi Mencit Betina
Keterangan :
1. Kelenjar klitoros
2. Lubang vagina
3. Anus
4. Ekor

Genitalia internal I pada mencit betina Keterangan :


1. Ginjal kiri
2. Ovarium kiri
3. Vena cava inferior
4. Fetus
5. Rektum
6. Kantong kemih
7. Ovarium
8. Bursa lemak
9. Uterus
10. Ureter
11. Ovarium kanan
12. Ginjal kanan
Genitalia internal II pada mencit betina Keterangan :
1. Ginjal
2. Bursa lemak
3. Ovarium
4. Tuba fallopi
5. Uterus

2. Organ Sistem Reproduksi Mencit Jantan

Keterangan :
1. Penis
2. Kantong skorotum
3. Ekor
Genitalia internal I pada mencit jantan Keterangan :
1. Bursa lemak
2. Kalenjar prostat
3. Out of perviginale
4. Kalenjar pereputium
5. Penis
6. Guber natulam
7. Cauda epididimis
8. Testis
9. Tapus epididimis
10. Duktus deferens
11. Kalenjar koagulasi
12. Verica seminalis

Genitalia internal II pada mencit jantan Keterangan :


1. Bursa lemak
2. Duktus deferens
3. Epididimis
4. Gubernoculum
5. Cauda epididimis
6. Testis
7. Ductus deferens
8. Caput epididimis
9. Verina seminalis
10. Kalenjar prostat
11. Ductus deferens
12. Verica seminalis

E. PEMBAHASAN
1. Mencit betina (Mus musculus)
Pada pengamatan mencit betina dapat dilihat bagian-bagiannya yang terdiri dari ginjal,
oviduk, ovarium, tuba fallopi, uterus, rectum, kandung kemih, dan bursa lemak. Pada mencit,
uterusnya termasuk uterus tipe dupleks dan sebagai tempat perkembangan fetus. Oviduk
merupakan tempat jalannya sel telur dari ovarium menuju uterus. Uterus terdiri atas sepasang yang
terletak di kiri dan kanan. Berfungsi sebagai alat transportasi sperma ke dalam tuba, pembentuk
plasenta serta tempat perkembangan embrio dan kelahiran mencit. Ovarium berfungsi sebagai
tempat perkembangan sel telur. Tuba fallopi letaknya di bawah ovarium. Selanjutnya, bursa lemak
berfungsi untuk melindungi organ-organ genetalia internal pada mencit. Ovarium, terletak
berdekatan dengan saluran telur dan berfungsi untuk mengahasilkan ovum. Infudibulum, sebagai
tempat terbentuknya kalaza. Oviduct, merupakan saluran yang berkelok-kelok yang berfungsi
sebagai saluran telur. Uterus, sebagai saluran telur dan merupakan pelebaran dari oviduk. Vagina,
merupakan organ hewan betina dan sebagai jalan keluar anak. Vulva yang berupa tonjolan pada
bagian luar vagina yang merupakan organ genitalia eksterna.
2. Mencit jantan (Mus musculus)
Pada saat pengamatan, mencit jantan didapatkan/dilihat secara langsung bagian-bagiannya
yang terdiri dari penis, kantong skrotum, anus dan ekor. Dengan melihat jarak antara anus dan
penis yang agak jauh, maka dapat diketahui bahwa mencit tersebut merupakan mencit jantan. Penis
yang berfungsi sebagai alat kopulasi pada hewan jatan dan kantong skrotum berfungsi untuk
mempertahankan testis di bawah suhu intra abdomal. Mencit telah memiliki alat kelamin luar
berupa penis. Alat kelamin dalam yaitu: Testis, berjumlah dua buah terletak satu pada bagian
kanan kelenjar bul bourethra dan satu di sebelah kirinya. Testis berada dalam rongga perut dan
terletak pada suatu kantong yang disebut scrotum. Epididimis, melekat pada sisi posterior testis.
Ureter berfungsi sebagai saluran yang mengalirkan urine dari ginjal ke kantong kemih, serta
menghubungkan kandung kemih dengan bagian luar tubuh. Bursa lemak yang berfungsi untuk
melindungi organ genetalia internal, kandung kemih berfungsi untuk menampung urine untuk
sementara. Kemudian kelenjar prostat berfungsi menghasilkan lendir yang bakal menjadi
komponen cairan mani. Epididimis berfungsi menghubungkan testis dan vas deferens. Kemudian,
testis berjumlah dua buah yang terdapat dalam satu kantong luar yang disebut skrotum, fungsinya
untuk menghasilkan sperma dan hormon reproduksi. Vas defferens, merupakan kelenjar pelengkap
langsung dengan saluran epididmis dan vasikula seminalis, strukturnya kecil memanjang dan
berlekuk-lekuk. Vas efferens, saluran halus yang bermuara pada kloaka.Vesikula seminalis,
merupakan kelenjar asesoris yang terdapat dalam keadaan berpasangan.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Organ reproduksi Mus musculus betina terdiri atas vulva, urethra, vagina, ovarium, tuba falloppi,
uterus, cerviks, dan klitoris.
2. Organ reproduksi Mus musculus jantan terdiri atas testis, saluran epididimis, vas deferens,
kelenjar prostat, kelenjar bolbourethra, penis, ureter, vesikula seminalis, kelenjar koagulasi, dan
ampula.
G. SARAN
1. Diharapkan kepada semua praktikan untuk aktif dalam kegiatan praktikum dan memperhatikan
dengan baik setiap pengamatan yang dilakukan.
2. Sebaiknya dalam praktikum lebih banyak lagi asisten yang hadir, tidak hanya satu atau dua orang
karena sangat menghambat kegiatan praktikum
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Campbell, Neil. 2004. Biologi Jilid III Edisi V. Jakarta: Erlangga.
Suratsih, 2000. Penuntun Praktikum Genetika. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

TINJAUAN PUSTAKA
Bagi hewan yang melakukan fertilisasi internal dilengkapi dengan adanya organ kopulatori,
yaitu suatu organ yang berfungsi menyalurkan sperma dari organisme jantan ke betina. Pada
vertebrata yang hidup di air melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksternal), contoh ikan
dan katak. Yang hidup di darat melakukan pembuahan di dalam tubuh (fertilisasi internal). Pada
mamalia jantan, alat kelaminnya disebut penis pada reptil seperti cecak dan kadal menggunakan
hemipenis (penis palsu), sedangkan pada bangsa burung misalnya bebek, untuk menyalurkan
sperma menggunakan ujung kloaka (Campbell, 2003).
Reproduksi vertebrata pada umumnya sama, tetapi karena tempat hidup, perkembangan
anatomi, dan cara hidup yang berbeda menyebabkan adanya perbedaan pada proses fertilisasi.
Misalnya hewan akuatik pada umumnya melakukan fertilisasi di luar tubuh (fertilisasi eksterna),
sedangkan hewan darat melakukan fertilisasi di dalam tubuh (fertilisasi interna) (Pratiwi, 1996).
Baik fertilisasi internal maupun eksternal bergantung pada mekanisme yang menjamin bahwa
sperma dewasa menemukan telur yang fertil dari spesies yang sama. Fertilisasi eksternal dan
internal memerlukan pengaturan waktu yang kritis yang seringkali diperantarai oleh petunjuk
lingkungan, feromon, dan/atau perilaku percumbuan. Fertilisasi internal memerlukan adanya
interaksi perilaku penting antara hewan jantan dan betina dan juga adanya organ kopulasi yang
sesuai dan cocok (Campbell, 2004).
Reproduksi aseksual terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Reproduksi
aseksual terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakaang (avertebrata).
Reproduksi seksual umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau hewan betulang belakang
(vertebrata). Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat kelamin betina
dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (Fertilisasi). Reproduksi aseksual pada hewan
umumnya terjadi pada avertebrata dan tidak melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara
perkembangbiakan pada hewan secara aseksual, yaitu pertunasan, pembelahan sel, dan
flagmentasi. Kebanyakan organisme mempunyai perbedaan yang nyata antara individu jantan dan
individus betina (Campbell, 2004).
Berdasarkan tempat perkembangan embrio, pembuahan di dalam dapat dibedakan antara
perkembangan embrio di luar dan perkembangan embrio di dalam. Hewan yang embrionya
berkembang di luar adalah bangsa reptilia dan bangsa aves, sedangkan hewan yang embrionya
berkembang di dalam adalah bangsa mamalia ( Evie, 2007).
Reproduksi seksual terjadi pada hewan yang memiliki kelamin terpisah (dioecious). Induk
hewan harus menghasilkan sel kelamin yaitu gamet. Sel-sel gamet jantan dan betina dihasilkan
dari gonad dan haploid. Sel jantan dan betina kemudian bergabung dalam proses fertilisasi untuk
menghasilkan zygote yang kemudian berkembang menjadi hewan dewasa ( Edy, 2001).
Vagina adalah organ wanita atau organ hewan betina untuk kopulasi dan sebagai jalan lahir
atau jalan keluar anak. Vagina merupakan saluran fibromuskular, tidak mempunyai kelenjar dan
terdiri atas tiga lapisan yaitu tunika mukosa, tunika rauskularis, dan tunika adventisia. Secret
berupa mucus dalam lumen vagina berasal dari kelenjar-kelenjar serviks uteri ( Pagarra, 2010).
Organ reproduksi jantan yaitu testis, tubulus seminiferus, dan epididimis. Testis merupakan
irgan utama pada jantan, biasanya berpasangan dan fungsi adalah menghasilkan sperma dan
hormon reproduksi jantan utamanya androgen. Tubulus seminifeus terdiri atas jaringan ikat
fibrosa, lamina basalis, dan epitel germinitivum. Epietl germinal terdiri dari 4-8 lapisan sel yang
menempati ruang antara membrane basalis dan lumen tubulus. Epididimis dibatasi oleh jaringan
ikat pada bagian luar, lapisan otot polos ditengah, dan epitel berlapis banyak palsu bersilia di
bagian dalam. Pada tikus dan mencit, testis hanya terdiri dari satu ruangan saja. Di dalam testis
terdapat saluran-saluran halus yang melilit disebut tubulus seminiferus, tempat berlangsungnya
spermatogenesis (Adnan, 2010).
Pada mamalia jantan alat kelaminnya disebut penis, sedangkan pada reptil disebut hemipenis.
Pada bangsa burung dan katak untuk menyalurkan sperma digunakan ujung kloaka. Pada
umumnya, mamalia melahirkan anaknya (vivipar) dan kemudian menyusi anaknya sampai
anaknya mandiri. Beberapa perkecualian misalnya pada hewan paruh bebek mereka bertelur,
setelah menetas anaknya baru disusui. Pada hewan berkantung, contoh kanguru, anaknya lahir
muda kemudian merayap masuk ke kantung induknya, mencari puting susu, kemudian menyusu
dalam kantung sampai mandiri. Pada reptil, burung, dan mamalia vertilisasi terjadi di dalam. Pada
mamalia penis berkembang disekitar uretra dan mempunyai tiga rongga cavernus yang terdiri dari
jaringan erektil seperti spons. Kelenjar kelamin asesori menghasilkan cairan seminal. Kelenjar
kelamin asesori terdiri atas sepasang seminal vesikel yang berhubungan dengan ujung distal dari
vas deferens (Barnes, 1973).
Mencit memiliki panjang 65-95mm dari ujung hidung mereka ke ujung tubuh mereka, mereka
adalah ekor 60-105 mm. Bulu mereka berkisar antara warna cokelat muda sampai hitam, dan
umumnya berwarna putih atau bellys Buffy. Mencit memiliki ekor panjang yang memiliki sedikit
bulu dan memiliki deretan lingkaran sisik (annulations). Tikus rumah cenderung memiliki bulu
panjang dan lebih gelap ketika hidup erat dengan manusia. Beratnya berkisar antara 12-30g.
Banyak tikus domestik telah dikembangkan, dan bervariasi dalam warnam, dari putih menjadi
hitam dan bintik-bintik (Radiopoetro, 1996).
Reproduksi aseksual pada hewan meliputi perkembangbiakan dengan konjungsi dan
peleburan dua sel gamet. Konjugasi, yaitu perkembangbiakan secara kawin pada organisme yang
belum jelas alat kelaminnya, contohnya Spirogyra. Peleburan dua sel gamet, dapat terjadi pada
hewan yang telah memiliki alat kelamin tertentu, contoh pada cacing tanah terjadi perkawinan
silang antara dua cacing yang kawin. Keuntungan cara reproduksi secara aseksual ini adalah suatu
individu tidak memerlukan pasangan untuk menghasilkan individu baru sehingga akan
mempercepat penyebarluasannya serta hanya mengeluarkan sedikit energi dibandingkan dengan
reproduksi secara seksual (Irlawati, 2000).
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi pada tumbuhan. Beberapa cacing kecil
berkembang biak dengan cara fregmentasi. Setelah tumbuh mencapai besar norma, cacing tersebut
secara spontan terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setisp bagian berkembang
menjadi dewasa dan proses tadi terulang lagi. Sejumlah hewan berkembang biak dengan cara
pertunasan (budding). Pada beberapa spesies, seperti pada ubur-ubur, tunas tersebut lepas dan
hidup bebas. Pada yang lain, misalnya koral, tunas tersebut tetap terikat pada induk dan proses ini
menyebabkan terjadinya koloni. Pertunasan juga lazim didapatkan pada hewan parasit. Contoh
yang terkenal adalah cacing pita. Cacing pita yang terdiri dari suatu kapsul yang mengandung
skoleks (Kimball, 2000).
Beberapa spesies hewan tingkat tinggi berkembangbiak dengan cara yang menarik yang
disebut dengan partenogenesis. Hewan betina menghasilkan telur yang berkembang menjadi anak
tanpa di buahi. Partenogenesis terdapat pada ikan-ikan tertentu, sejumlah serangga dan beberapa
jenis kadal. Pada beberapa kasus, partenogenesis adalah satu-satunya cara yang dapat dilakukan
gewan tertentu untuk berkembangbiak.Tetapi yang lebih lazim, hewan tersebut melakukan
partenogenesis pada waktu tertentu. Perkembangbiakan secara partenogenesis lebih cepat daripada
secara seksual dan cara ini memungkinkan spesies dapat cepat memanfaatkan sum ber makanan
yang tersedia. Mungkin semua bentuk reproduksi aseksual melancarkan kolonisasi dan eksploitasi
yang efisien (Irlawati, 2000).
Biasanya reproduksi aseksual adalah suatu alternatif dan bukanya suatu pengganti dari
reproduksi seksual. Sebagaimana pada tumbuhan hanya pad reproduksi seksual dapat terjadi
kombinasi gen baru. Dalam waktu yang lama, variabilitas genetik yang terjadi karena reproduksi
seksual itulah yang memungkinkan suatu spesies secara cepat berdaptasi pada perubahan yang
terjadi dalam lingkungannya. Pada hewan tidak terdapat generasi haploid dan diploid secara
bergantian (Kimball, 2000).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Hari / tanggal : Rabu / 21 Janusri 2015
Waktu : Pukul 10.00 s/d 12.00 WITA
Tempat : Green House Biologi FMIPA UNM Makassar
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Papan bedah
b. Botol pembius
c. Kapas
d. Alat bedah
2. Bahan :
a. Kakak ( Rana cancarrivora ) jantan dan betina.
b. Mencit ( Mus musculus) jantan dan betina.
c. kloroform
C. Prosedur Kerja
1. Biuslah katak dengan menggunakan kapas yang telah ditetesi dengan kloroform ke dalam botol
pembius.
2. Letakkan katak di atas papan bedah, bagian ventral katak menghadap keatas.
3. Lakukan pembelahan lalu amatilah alat kelamin dalam meliputi: gonad, saluran reproduksi,
kelenjar assesori. Gambarlah hasil pengamatan atau gunakan kemera untuk memotret hasil
pengamatan anda.
4. Matikan mencit dengan menggunakan dislokasi leher, lalu bedahlah. Amati dan gambarlah alat
kelamin dari mencit atau potret hasil pengamatan anda.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Table 1.1 Gambar hasil pengamatan dengan gambar pembanding rana cancarivora betina dan
jantan.
Gambar Pembanding Hasil Pengamatan
Keterangan:
1. Ovarium 3. Kloaka
2. Oviduk 4. Uterus
Gambar Pembanding Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Vas deferens
2. Testis
3. Kloaka

Table 1.2 Gambar hasil pengamatan dengan gambar pembanding mus musculus betina dan
jantan.
Gambar Pembanding Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Ovarium kiri 4. Plasenta
2. Saluran telur 5. Uterus kiri
3. Embrio 6. Vagina
Gambar Pembanding Hasil Pengamatan

Keterangan:
1. Testis kiri
2. Vas deverens
3. Penis

B. Pembahasan
1. Pengamatan pertama pada rana cancarivora
a. Katak betina
Pada betina, ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan
lemak berwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari
plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh
mesovarium.
Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok. Oviduk
dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut
oskum abdominal. Oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus
mesonefrus. Dan akhirnya bermuara di kloaka.
Sistem reproduksi pada katak, pembuahannya terjadi secara eksternal, artinya penyatuan
gamet jantan dan gamet betina terjadi di luar tubuh. Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk
ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada
pembuahan secara internal.
Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina
yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi
rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan.
Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi
sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh
katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih
kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi.
Organ reproduksi katak betina. terdiri atas ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka.
Ovarium sebagai penghasil telur. Oviduk adalah tempat saluran telur. Uterus yaitu tempat
perkembangan ovum, dan kloaka sebagai tempat pengeluaran.
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak
bermwarna kuning (korpus adiposum). Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari plica
gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis. Ovarium digantungkan oleh mesovarium.
organ-organ reproduksi seperti kloaka,uterus,oviduk dan telur. Kloaka merupakan rahim
tempat sel telur yang menyebabkan perutnya kembung, sedangkan oviduk sebagai sarana saluran
telur. Katak berkembangbiak dengan ovivar karena bertelur. Katak menghasilkan beribu-ribu telur
karena katak hidup di air,dan tidak memungkinkan sekali kalau katak itu akan menghasilkan anak
seperti manusia. Itu merupakan salah satu bentuk tingkah laku dari katak untuk melestarikan
spesiesnya agar tidak punah. Walaupun demikian, paling anak katak yang mampu bertahan hidup
adalah ratusan. Katak melakukan fertilisasi di luar tubuhnya,caranya adalah dengan menekan
bagian punggung katak betina dengan jari-jarinya maka katak betina akan mengeluarkan sel
telurnya dan kemudian kayak jantan juga akan melepaskan spermatozoanya.
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok. Oviduk dimulai
dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum
abdominal. oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus. Dan
akhirnya bermuara di kloaka.
b. Katak jantan.
Pada Katak jantan, testis berjumlah sepasang, berwarna putih kekuningan yang
digantungkan oleh mesorsium. Sebelah kaudal dijumpai korpus adiposum, terletak di bagian
posterior rongga abdomen.
Saluran reproduksinya yaitu, Tubulus ginjal akan menjadi duktus aferen dan membawa
spermatozoa dari testis menuju duktus mesonefrus. Di dekat kloaka, duktus mesonefrus pada
beberapa spesies akan membesar membentuk vasikula seminalis (penyimpan sperma sementara).
Vesikula seminalis akan membesar hanya saat musim kawin saja. Vasa aferen merupakan saluran-
saluran halus yang meninggalkan testis, berjalan ke medial menuju ke bagian kranial ginjal.
Duktus wolf keluar dari dorsolateral ginjal, ia berjalan di sebelah lateral ginjal. Kloaka kadang-
kadang masih jelas dijumpai.
Pada urodela lebih panjang daripada salientia yang berbentuk oval sampai bulat dan lebih
kompak. Pada caecilian, strukturnya panjang seperti rangkaian manik-manik. Pada salamander
testis terlihat lebih pendek dengan permukaan yang tidak rata. Badan lemak terlihat pada gonad
jantan.
2. Pengamatan kedua pada Mus musculus
Mus musculus termasuk ke dalam hewan vivipar (beranak). Hewan vivipar adalah hewan
yang melahirkan anaknya dan menyusui. Embrio berkembang di dalam tubuh induknya dan
mendapatkan makanan dari induknya dengan perantara plasenta (ari-ari). Pada praktikum
digunakan Mus musculus dengan jumlah sepasang, yaitu jantan dan betina yang memiliki alat
reproduksi yang berbeda. Pada mencit jantan, testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan
terletak di dalam skrotum, dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Pada saluran
reproduksi, tubulus semeniferus berkembang menjadi duktus eferen kemudian akan menuju
epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis.
a. Mencit betina
Pada saluran reproduksi, oviduk bagian posteriornya berdilatasi membentuk uterus yang
mensekresikan bungkus telur. Oviduk menuju ke sinis urogenital dan bermuara di kloaka. Pada
mamalia yang lain, duktus muller membentuk oviduk, uterus, dan vagina. Bagian anterior oviduk
(tuba falopi) membentuk infundibulum yang terbuka kearah rongga selom. Pada mencit betina ini
memiliki empat macam tipe uterus, yaitu dupleks, bipartil, bikomuat dan simpleks. Pada mamalia
memiliki kelenjar susu yang merupakan modifikasi dari kelenjar keringat. Perkembangannya
dikontrol oleh hormon estrogen dan progesteron.
b. Mencit jantan
Testis berjumlah sepasang, bentuknya bulat telur dan terletak di dalam skrotum, dibungkus
dengan jaringan ikat fibrosa, tunika albugenia. Ukuran testis tergantung pada hewannya. Jika testis
tidak turun ke skrotum disebut Cryptorchydism yang menyebabkan sterilitas. Lintasan antara
rongga abdomen dan rongga skrotum disebut saluran inguinal.
Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus berkembang menjadi duktus eferen kemudian
akan menuju epididimis. Epididimis terletak di sekeliling testis. Epididimis anterior (kaput
epididimis) lalu kea rah posteriorkorpus dan kaudus yang berbatasan dengan duktus deferen.
Duktus wolf menjadi epididimis, duktus deferen, dan vesikula seminalis.
Mencit telah memiliki alat kelamin luar berupa penis. Alat kelamin dalam yaitu: Testis,
berjumlah dua buah terletak satu pada bagian kanan kelenjar bul bourethra dan satu di sebelah
kirinya. Testis berada dalam rongga perut dan terletak pada suatu kantong yang disebut scrotum.
Epididmis, melekat pada sisi posterior testis. Yang terdiri atas tiga daerah utama, yaitu caput yang
merupakan bagian kepala, corpus merupakan bagian tengah, dan cauda yang merupakan bagian
ujung atau ekor yang terletak di bawah testis. Vas defferens, merupakan kelenjar pelengkap
langsung dengan saluran epididmis dan vasikula seminalis, strukturnya kecil memanjang dan
berlekuk-lekuk. Vas efferens, saluran halus yang bermuara pada kloaka. Vesikula seminalis,
merupakan kelenjar asesoris yang terdapat dalam keadaan berpasangan.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Organ reproduksi katak jantan berbeda dengan katak betina. Pada katak jantan terdapat
sepasang testis (bentuknya oval, warnanya keputih-putihan) terletak disebelah atas ginjal. Organ
reproduksi betina terdiri atas sepasang ovarium yang terdapat pada bagian belakang rongga tubuh
diikat oleh penggntungnya yang disebut mesovarium.
Organ reproduksi eksternal dapat diamati pada Mus musculus , pada betina yaitu vagina dan
jantan yaitu penis. Organ reproduksi mencit jantan terdiri dari testis, penis, vas deferens, kelenjar
bulbourethal. Sedangkan pada mencit betina terdiri dari ovarium, oviduk, dan vagina. Organ
reproduksi merpati jantan terdiri dari testis, vas deferens, kloaka. Sedangkan merpati betina teridiri
dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka. Organ reproduksi katak jantan terdiri dari testis, vas
deferens, kloaka. Sedangkan katak betina teridiri dari ovarium,ostium tuba, uterus, dan kloaka.
Perbedaan sistem reproduksi antara mencit dan katak adalah katak memiliki sistem reproduksi
eksternal, sedangkan mencit sistem reproduksi internal. Kemudian, katak memiliki kloaka sebagai
tempat keluarnya ovum dan sperma sedangkan mencit memiliki penis dan vagina sebagai tempat
keluarnya ovum dan sperma.
B. Saran
Praktikan agar kiranya lebih memperhatikan saat proses praktikum berlangsung dan berhati-
hati saat menggunakan alat laboratorium untuk mencegah kerusakkan pada alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Barnes, R.M. 1973. Motion Study and Time Study. Van Nostrand Reinhold Co. New York.

Campbell, Neil. A. Mitchel dan Recee. 2004. Biologi Umum Edisi kelima. Jakarta : Erlangga.

Campbell, Jane B.Reece dan Laurence G. Mitchell. 2003. Biologi Umum Edisi kelima. Jakarta :
Erlangga.

Edy, Yuwono dan Purnama, Sukardi. 2001. Fisiologi Hewan Air edisi pertama. CV Sagung Seto: Jakarta.

Evie, Azhfizar, Lucia. 2007. Mengenal Makhluk Hidup. Group Grafiti: Jakarta.

Irlawati. 2000. Ringkasan Materi Olimpiade Internasional. ITB: Bandung.

Kimball, W John. 2000. Biologi Jilid 2 edisi ke-5. Erlangga: Jakarta.


Pagarra, Halifah, dkk. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Makassar.

Pratiwi, DA. Biologi 2. Erlangga: Jakarta.

Radiopoero.1998. Zoologi. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai