Anda di halaman 1dari 12

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Reproduksi secara seksual merupakan salah satu cara makhluk hidup

berkembang biak untuk memperbanyak diri. Agar perbanyakan keturunan

dapat terjadi, reproduksi secara seksual selalu melibatkan dua individu

dengan jenis kelamin yang berbeda. Siklus estrus merupakan salah satu fase

dalam perkembangan sistem reproduksi yang dialami oleh hewan tingkat

tinggi, misalnya seperti hewan mamalia. Siklus estrus ditandai dengan adanya

estrus (birahi). hewan betina yang berada pada fase ini biasanya telah siap

kawin. Saat estrus, di dalam ovarium hewan betina akan terjadi perubahan

karena sedang terjadi ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tepat untuk

implantasi. peristiwa ini disebut masa atau siklus estrus.

Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu proestrus, estrus,

metestrus, dan diestrus. Hewan-hewan monoestrus merupakan hewan yang

mengalami satu kali masa estrus dalam siklus hidupnya, sedangkan hewan-

hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun

apabila tidak diganggu oleh kehamilan. Terjadinya birahi ditimbulkan oleh

hormon seks betina, yakni estrogen yang dihasilakn oleh folikel-folikel

ovarium. Birahi yang jelas dapat ditimbulkan pemberian estrogen.

Siklus estrus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitology

apusan vagina. Saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak,

adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahwa kopulasi

berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol.
Vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk pada saat mengalami

estrus. Apusan vagina dapat digunakan untuk mengamati perubahan pada

organ internal batina yang mengalami estrus. Apusan vagina biasanya dibuat

pada hewan laboratorium, misalnya mencit dan tikus. Berdasarkan uraian

diatas maka perlu dilakukan pengamatan mengenai siklus estrus dan apusan

vagina.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana fase-fase siklus estrus pada mencit (Mus musculus) ?

2. Bagaimana ciri-ciri dari siklus estrus pada mencit (Mus musculus) ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui fase-fase siklus estrus pada mencit (Mus musculus).

2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari siklus estrus pada mencit (Mus musculus).

D. Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui fase-fase siklus estrus pada mencit (Mus musculus).

2. Dapat mengetahui ciri-ciri dari siklus estrus pada mencit (Mus musculus).

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Siklus Estrus

Estrus adalah fase yang ditandai oleh penerimaan pejantan oleh hewan

betina untuk berkopulasi, fase ini berlangsung selama 12 jam. Folikel de

graaf membesar dan menjadi matang serta ovum mengalami perubahan-

perubahan kearah pemantangan. Fase ini merupakan pengaruh kadar estrogen

meningkat sehingga aktivitas hewan menjadi tinggi, telinganya selalu

bergerak-gerak dan punggung lordosis. Saat estrus juga terjadi perubahan

dalam ovarium betina karena sedang terjadi ovulasi dan uterusnya berada

pada fase yang tepat untuk implantasi pada fase berikutnya diebut dengan

satu siklus estrus (Lusiana, 2017).

Perubahan pola siklus estrus sangat berhubungan dengan perubahan

yang terjadi dalam ovarium. Terhambatnya produksi FSH akan menyebabkan

perkembangan folikel ovarium menjadi terhambat karena pengaruh hormone

FSH mutlak diperlukan dalam proses ini. Masa prtumbuhan folikel hingga

mencapai perkembangan maksimal merupakan fare proestrus. Hormon FSH

menginisiasi perkembangan folikel ovarium serta meningkatkan jumlah sel

granulosa, disampimg itu peningkatan jumlah sel telah dipengaruhi oleh LH

yang selanjutnya dapat meningkatkan produksi estrogen dan sintesis

progesterone (Megawati, 2005).

B. Fase-fase Estrus pada Mencit


Mencit (Mus musculus) merupakan hewan poliestrus, artinya dalam

periode satu tahun terjadi reproduksi berulang-ulang. Satu siklus estrus

mencit terbagi menjadi 4 fase : proestrus, estrus, metestrus dan diestrus.

Proestrus dan estrus adalah masa subur untuk mengahsilkan keturunan bagi

mencit, sedangkan fase metestrus dan diestrus adalah masa tidak subur.

Proestrus adalah masa sebelum estrus yaitu periode dimana folikel ovarium

tumbuh menjadi folikel de graaf di bawah pengaruh FSH. Fase ini

berlangsung selama 12 jam. Setiap folikel mengalami perubahan yang cepat

selama 2-3 hari sebelum estrus. Sostem reproduksi memulai persiapan untuk

pelepasan ovum dari ovarium yang membuat sekresi estrogen dalam darah

semakin meningkat sehingga akan menimbulkan perubahan-perubahan

fisiologis dan saraf, disertai kelakuan birahi pada hewan-hewan betina

peliharaan (Dikjayanti, 2018).

C. Periode Estrus

Periode estrus pada hewan terjadi secara berulang dan membentuk suatu

siklus yang disebut siklus estrus. Siklus estrus merupakan salah satu aspek

reproduksi yang menggambarkan perubahan kandungan hormon reproduksi

yang disebabkan oleh aktivitas ovarium dibawah pengaruh hormone

gonadotrophin. Perubahan kandungan hormon reproduksi selanjutnya

menyebabkan perubahan struktur pada jaringan penyusun saluran reproduksi.

Siklus estrus pada mencit terdiri dari 4 fase utama, yaitu proestrus, estrus,

metestrus dan diestrus. Siklus ini dapat dengan mudah diamati dengan
melihat perubahan sel-sel penyusun lapisan epitel vagina yang dapat dideteksi

dengan metode apus vagina pewarnaan Giemsa (Narulita, 2017).

D. Metode Ulas Vagina

Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan tahapan deteksi siklus

birahi dapat dilakukan dengan teknik papsmear (ulas vagina), dengan melihat

gambar epitel vagina menggunakan mikroskop sehingga dapat di bedakan

menjadi proestrus, estrus, metestrus dan diestrus. Paramter yang diamati

adalah bentuk sel epitel vagina dan lama waktu (panjang) siklus estrus masa

subur fase proestrus dan estrus mencit betina. Fase proestrus ditandai dengan

adanya sel-sel epitel biasa dan leukosit pada preparat histologi, sedangkan

fase estrus ditandai dengan adanya sel-sel epitel bertanduk (Busman, 2013).

Metode yang digunakan dalam pembuatan apusan yaitu metode oles

dengan menggunakan Cotton bud. Cotton bud dicelupkan ke dalam Lrutan

NaCl 0,9% kemudian ujungnya dimasukkan kedalam lubang vagina dan

diputar secara perlahan, kemudian apusan di oleskan pada kaca objek lalu

diberi pewarna giemasa 10% dan dibiarkan selama 2 menit agar apusan

tersebut dapat terwarnai (Sulastri, 2014).

III. METEODE PRAKTIKUM


A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakasanakan pada hari Sabtu, 27 April 2019 pukul

13.00-selesai, bertempat di Laboratorium Biologi Unit Zoologi Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari


B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Bahan dan kegunaan
No Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1. Mencit betina (Mus musculus) Sebagai hewan uji
2. Giemsa 10% Sebagai larutan pewarna
3. Cotton bud Untuk mengabil apusan vagina
4. NaCl Sebagai larutan untuk
mempertahankan bentuk sel, jaringan
dan suhu saat diluar tubuh

C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Alat dan kegunaan
No Nama Alat Kegunaan
1 2 3
1. Mikroskop Untuk mengamati objek pengamatan
2. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil pengamatan
3. Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan
4. Kaca objek Untuk meletakkan apusan vagina
5. Pipet tetes Untuk mengambil larutan yang digunakan

D. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini adala sebagai berikut :
1. Mencelupkan cotton bud ke dalam NaCl.
2. Memasukkan cotto bud ke dalam vagina mencit dan diputar secara

perlahan.
3. Mengapuskannya di atas kaca objek.
4. Meneteskan larutan pewarna giemsa 10%.
5. Mengeringkan preparat yang telah di tetesi giemsa 10%.
6. Mengamari preparat di bawah mikroskop.
7. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil pengamatan apusan vagina mencit (Mus musculus)


No. Tahap Gambar Keterangan
1 2 3 4

1
1. Epitel berinti
1. Proestrus 2. Epitel kornifikasi
2 (bertanduk)

1
1. Epitel kornifikasi
2. Estrus
(bertanduk)

Tabel 4. Gambar Literatur


No. Tahap Gambar Keterangan

1 2 3 4
1
1. Epitel berinti
1. Proestrus 2 2. Epitel kornifikasi
(bertanduk)
(Suci, 2015)

1
1. Epitel kornifikasi
2. Estrus
(bertanduk)

(Suci, 2015)

Tabel 4. lanjutan
1 2 3 4

1
1. Leukosit
2
2. Epitel kornifikasi
3. Metestrus 3 (bertanduk)
3. Epitel berinti
(Suci, 2015)

1 1. Leukosit
4. Diestrus
2. Epitel berinti
2
(Suci, 2015)

B. Pembahasan
Siklus estrus merpakan siklus reproduksi yang terjadi pada hewan

mamalia dewasa. Siklus estrus pada hewan mencit (Mus musculus)

berlangsung selama 4-5 hari. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

siklus estrus, diantaranya fase menyusui, produksi susu, kondisi tubuh hewan

dan asupan nutrisi. Proses siklus estrus dikendalikan oleh beberapa hormon,

yakni hormon yang berasal dari hipotalamus-hipofisa maupun dari ovarium.

Saat fase estrus tidak terjadi pendarahan karena tidak adanya arteri spiral.

Sehingga yang terjadi adalah perombakan endometrium dan sel-sel yang

sudah tidak diperlukan akan difagosit oleh leukosit di dalam tubuhnya.


Siklus estrus pada hewan terdiri dari 4 tahap, antara lain proestrus yaitu,

yaitu fase yang terjadi selama 12 jam, pada fase ini terjadi pertumbuhan

folikel dengan cepat yang diawali regresi korpus luteum serta sekresi yang

rendah hormon estrogen dan progesteron. Fase estrus yaitu fase dimana

adanya perkembangan folikel serta banyaknya sekresi hormon estrogen dan

sedikit sekresi dari hormon progesteron, fase ini berlangsung selama 12-18

jam. Fase selanjutnya yaitu fase metestrus, yaitu fase yang terjadi setelah

masa ovulasi yaitu setelah masa estrus pasca pembentukan korpus luteum dan

sekresi progesteron. Fase matestrus berlangsung selama kurang lebih 15 jam.


Fase yang terakhir yaitu fase diestrus, yang ditandai dengan korpus

luteum telah berkembang dengan sempurna. Pengamatan secara mikroskopis

akan tampak sel-sel parabasal yang berbentuk bulat dengan inti yang lebih

besar dan leukosit dalam jumlah yang banyak. Pengamatan pada praktikum

ini di dapatkan fase proestrus pada apusan pertama yang di tandai dengan

adanya epitel berinti dan epitel kornifikasi (epitel bertanduk). Preparat pada
apusan kedua ditemukan fase estrus yang di tandaidengan adanya epitel

kornifikasi.
Fase proestrus dicirikan dengan produksi estrogen yang meningkat di

bawah stimulasi FSH (Folicle Stimulating Hormone) dan adenohipofisis dan

LH (Leuteinizing Hormone) ovarium yang menyebabkan meningkatkan

perkembangan uterus, vagina, oviduk, dan folikel ovarium. Fase proestrus

dianggap sebagai fase penumpukan. Fase proestrus ini folikel ovari dengan

ovumnya yang menempel membesar terutama karena meningkatnya cairan

folikel yang berisi hormon-hormon estrogenik. Estrogen yang diserap dari

folikel kedalam aliran darah merangsang penaikan vesikularitas dan

pertumbuhan sel genitalia tubular dalam persiapan untuk birahi dan

kebuntingan yang akan terjadi. Fase proestrus ditandai dengan adanya sel-sel

epitel berinti berbentuk bulat dan leukosit tidak ada atau sangat sedikit.
Fase estrus adalah tahap dimana folikel sudah matang dan siap

berovulasi. Tidak terlihat sel leukosit. Lebih banyak sel epitel yang

terkornifikasi dan beberapa sel epitel berinti. Fase estrus dapat terlihat dari

perilaku mencit dan morfologi vagina mencit (Mus musculus). Saat fase

estrus biasanya mencit terlihat tidak tenang dan lebih aktif, dengan kata lain

mencit berada dalam keadaan mencari perhatian kepada mencit jantan.


Berdasarkan literatur pada fase proestrus terdapat epitel berinti dan

epitel kornifikasi (epitel bertanduk). Pada fase estrus terdapat epitel kornifika-
si (epitel bertanduk), pada fase proestrus dan fase estrus tidak terdapat

leukosit. Fase metestrus terdapat leukosit, epitel kornifikasi (epitel

bertanduk), dan epitel berinti. Sedangkan pada fase diestrus terdapat leukosit

dan epitel berinti. Setiap fase pada umumnya akan terlihat perubahan dengan
ciri-ciri yang berbeda-beda antara fase proestrus, estrus, metestrus, dan

diestrus. Perubahan pada siklus estrus ini dapat terlihat dari gambar

perubahan epitelnya. Fase proestrus sel epitel nya yaitu sel intermediet yang

berbentuk bulat, terdapat inti, berbentuk oval, dan berada di tengah sel serta

tidak memiliki leukosit. Fase estrus sel epitelnya yaitu sel superficial dengan

sel berbentuk poligonal, pipih, sitoplasma luas, tidak berinti, pinggiran sel

melipat dan tidak terdapat leukosit. Fase metestrus sel epitelnya yaitu sel

parabasal dengan sel berbentuk bulat berinti serta terdapat leukosit. Fase

terakhir yaitu fase diestrus dengan sel epitelnya yaitu sel parabasal dan bentu

selnya kecil dan berinti serta terdapat leukosit.

V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulan yang dapat diambilpada praktikumini antara lain :
1. Siklus estrus terdiri dari4 fase, yaitu fase proestrus, fase estrus, fase

metestrus dan fase diestrus.


2. Fase proestrus dicirikan dengan adanya regresi korpus luteum serta sekresi

yang rendah hormon estrogen dan progesteron. Fase estrus ditandai dengan

terbentuknya folikel, meningkatnya hormon estrogen dan menurun nya

hormon progesteron. Fase metestrus ditandai dengan pembentukan korpus

luteum dan sekresi hormon estrogen. Fase diestrus ditandai dengan korpus
luteum yang telah berkembang sempurna, sel-sel parabasal yang berbentuk

bulat dengan inti yang besar dan banyak leukosit.


B. Saran
Saran untuk praktikum ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk asisten sebaiknya selalu mengawasi kegiatan yang dilakukan

praktikan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dipertahankan

ketegasannya terhadap praktikan.


2. Untuk laboratorium sebaiknya lat-alatnya lebih dilengkapi lagi untuk

menunjang keefektifan dalam praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Busman.H., Biomed.M, 2013. Histologi Ulas Vagina dan Waktu Siklus Estrus
Masa Subur Mencit Betina Setelah Pemberian Ekstrak Rimpang
Rumput Teki. Prosiding Semirata Fmipa Universitas Lampung.
Lampung. 372

Dikjayanti.F.R, 2018. Struktur Sel-Sel Epitel pada Ulas Vagina Fase Proestrus dan
Fase Estrus Selama Waktu Estrus Mencit (Mus musculus) Setelah
Pemberian Ekstrak Biji Papaya (Carica papaya L.). Skripsi. Universitas
Lampung. Lampung. 14

Lusiana.N, 2017. Pengartuh Fitoestrogen Daging Buah Kurma Ruthab (Phoenix


dactylifera L.) Terhadap Sinkronisasi Siklus Estrus Mencit (Mus
musculus L.) Betina. Klorofil. 1 (1) : 27

Megawati.D., Sutarno., Listyawati.S, 2005. Siklus Estrus dan Struktur Histologis


Ovarium Tikus Putih (Rattus norvegicus L.) Setelah Pemberian
Monosodium Glutamate (MSG) Secara Oral. Biosmart. 7 (1) : 49

Narulita.E., Prihatin.J., Anam.K., Oktavia.F.A.R.H, 2017. Perubahan Kadar


Estradiol dan Histologi Uterus Mencit (Mus musculus L.) Betina
Dengan Induksi Progesterone Sintetik. Jurnal Biosfera. 34 (3) : 118

Sulastri.S., Wiratmini.N.I., Suriani.N.L, 2014. Panjangnya Siklus Estrus Mencit


yang Diberi Pemanis Buatan Aspartame Secara Oral. Jurnal Biologi. 18
(2) : 70

Anda mungkin juga menyukai