Anda di halaman 1dari 18

Tugas Biologi Laut

MAKALAH TENTANG BIOTA ASOSIASI BENTHOS

OLEH :

NAMA : SITTI RAMDANI ASHAF


STAMBUK : F1D1 18 018
KELAS :B

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BENTHOS
A. Pengertian Benthos

Benthos merupakan kelompok organisme yang hidup di dalam atau

dipermukaan sedimen baik itu batu, lumpur, pasir dan lain lain. Benthos

beradaptasi dengan tekanan air dalam serta arus perairan yang deras. Jenis

organisme bentos pada perairan yang berarus deras tentu saja berbeda dengan

jenis bentos pada perairan yang berarus kecil. Prinsip sedimentasi mengatakan

semakin besar arus suatu perairan maka semakin halus hasil sedimennya,

begitu pula sebaliknya semakin kecil arus nya maka semakin kasar pula

sedimen yang dihasilkan. Batu-batuan pipih dan batu kerikil merpakan

lingkungan yang sangat baik bagi bentos sehingga mempunyai tingkat

keanekaragaman dan kepadatan tinggi, sedangkan pasir dan sedimen halus

merupakan lingkungan yang kurang baik untuk hewan bentos. Benthos

memiliki sifat kepekaan terhadap bahan pencemar, apabila perairan telah

tercemar jumlah komunitas bentos akan berkurang, selain itu bentos juga

memiliki mobilitas yang rendah, mudah ditangkap sehingga berpotensi

terpapar secara langsung oleh zat pencemar seperti bahan organic dan logam

berat (Purnami, 2010).1

Menurut Haider (2017), menyatakan bahwa lingkungan abiotik suatu

perairan yang secara langsung berpengaruh terhadap distribusi, kepadatan

populasi dan perbedaan terhadap komunitas makrobentos. Organisme bentos

sangat kaya terhadap asam amino, asam pati, berbagai vitamin, mineral-

mineral dan sebagainya. dapat menyediakan makanan untuk ikan-ikan. Bentos


1
Ajeng Tri Purnami, dkk (2010),”Study Of Bentos Community Based On Diversity And Similarity
Index In Cengklik Dam Boyolali”, Jurnal Ekosains 2(2): 50
tidak hanya menyediakan makanan bagi ikan-ikan, tetapi juga digunakan

sebagai indicator pendeteksi pencemaran terhadap suatu perairan. Dalam

budaya ilmiah dan pengelolaan sumber daya perikanan, ada kebutuhan besar

untuk memahami fauna bentik karena mereka memainkan peran penting dalam

mengatur lingkungan perairan.2

Bentos memiliki distribusi yang luas, menempati posisi penting dalam

rantai makanan, serta memiliki respon yang cepat dibandingkan organisme

tingkat tinggi lainnya. Keberadaan bentos sering disebut zona benthic. Zonasi

merupakan pembagian wilayah berdasarkan kondisi habitat atau adaptasi

terhadap kondisi lingkungan, zonasi pada sungai di ambil dari tiga titi yaitu

zona tergenang, zona tengah dan zona tepi.. Zonasi bentos atau yang sering

disebut benthic zone ditentukan oleh sedimentasi serta kandungan bahan

organik. Berdasarkan zonasi tersebut dapat ditentukan keseluruhan persebaran

bentos misalnya pada zonasi tergenang jenis bentos yang banyak ditemukan

yaitu dari kelas anelida, pada zonasi tepi jenis bentosnya yang ditemukan yaitu

dari kelas mollusca dan pada zonasi tengah jenis bentos yang ditemukan yaitu

dari kelas insecta (Pratami, 2018).3

Benthos dapat berupa hewan mupun tumbuhan. Karakteristik dari

benthos adalah hewan yang selalu hidup pada dasar permukaan subtract seperti

lumpur, pasir dan batu-batuan. Jenis benthos yang dapat ditemukan pada dasar

2
Md Ali Haider, et al. (2017),”A Study on Water Quality Parameters and Benthos Abudance in
Freshwater Homestead Ponds of Dinajpur, Bangladesh”, Internasional Journal of Fisheries and
Aquatic Studies 5(2) : 27
3
Vivin Alfyana Yulia Pratami, dkk (2018) ”Keanekaragaman, Zonasi serta Overlay Persebaran
Bentos di Sungai Kenyang, Ponorogo, Jawa Timur”, Jurnal Ilmu-ilmu Perairan, Pesisir, dan
Perikanan 7(2) : 128
perairan yaitu dari kelas Pholichaeta, Mollusca, dan Insecta. Diantara hewan

bentos yang relatif mudah di identifikasi dan peka terhadap perubahan

lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompok

invertebrata makro. Kelompok ini lebih dikenal dengan makrozoobentos.

Keberadaan makrozoobentos dapat dilihat dari subtrat dasar perairan yang

sangat menentukan perkembangan organisme tersebut. Sungai berarus deras

subtract dasar berupa batu-batuan lebih sering ditemukan dari filum

Anthropoda dan Mollusca. Subtrat berupa pasir dan lumpur lebih sering

dijumpai dari filum Annelida dan Mollusca (Jhonatan, 2016).4

Ekosistem mangrove merupakan suatu lingkungan yang menjadi

habitat berbagai jenis biota, diantaranya biota yang menempel pada pohon,

membenamkan diri dan biota yang merangkak di dasar perairan, keseluruhan

biota ini termasuk di dalam nya kelompok makrozoobentos. Makrozoobentos

hidup menempel, melata (Sesile), meliang dan membenamkan diri baik di dasar

perairan maupun di permukaan dasar perairan. Makrozoobentos yang

umumnya ditemukan di kawasan mangrove adalah makrozoobentos dari kelas

crustacean, polychaeta, bilvava dan kelas gastropoda (Afkar, 2014).5

B. Jenis-jenis Bentos

Bentos terdiri dari berapa jenis yang berbeda-beda, antar lain :

1. Gastropoda

4
Frediktus Jhonatan, dkk (2016) “Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran Sungai Rombok
Banangar Kabupaten Landak Kalimantan Barat”, Jurnal Protobiont 5(1) : 39
5
Afkar, dkk (2014) “Asosiasi Makrozoobentos Dengan Ekosistem Mangrove di Sungai Reuleng
Leupung, Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Edu Bio Tropika 2(2) : 211
Gastropoda, atau siput (Kelas Gastropoda),. Dari perspektif ekologis,

siput telah menjajah habitat yang sangat kontras, dengan pesanan taksonomi

tunggal diwakili dalam domain laut, air tawar, dan terrestrial. (Gastropoda

adalah pengumpan alga, detritivora, dan pengumpan deposit. Mereka adalah

hewan bertubuh lunak, ditutupi oleh cangkang tunggal berkapur dan

berkapur yang bervariasi dalam ukuran, bentuk, dan warna. Gastropoda

secara ekonomi penting sebagai sumber protein, dekorasi, pewarna, dan

obat-obatan. Selain itu, organisme ini sangat penting dalam rantai makanan

di laut sebagai bagian dari makanan alami organisme laut seperti ikan dan

burung (Baharrudin, 2018).6

2. Polychaeta

Polychaeta adalah jenis cacing yang termasuk ke dalam Filum

Anelida yangmemiliki seta, tubuh beruas-ruas dan hidup kosmopolitan di

berbagai tipeekosistem laut. Polychaeta mendominasi komunitas

makrobentik infauna sekitar80% dari total komunitas bentik. Polychaeta

pada sedimen laut memiliki peranpenting dalam proses siklus nutrien,

metabolisme bahan pencemar dan sebagai produktivitas sekunder suatu

perairan. Polychaeta juga berperan Penting pada rantai makanan organisme

dasar laut seperti menjadi makanan alami ikan-ikan dasar dan sebagian

mamalia laut. Seperti halnya bentos, Polychaeta termasuk ke dalam

6
Nursalwa Baharuddin, et al. (2018) “marine gastropods (Gastropoda ; mollusca) diversity and
distribution on intertidal rocky shores of terengganu, peninsular malaysia”, AACL Bioflux 11(4) :
1145
organisme laut yang toleran terhadapkontaminasi dan hidup di dalam dan

permukaan sedimen (Sahidin, 2016).7

3. Annelida

Hewan Annelida berperanpenting pada lingkungan khususnya

ekosistem air tawar mengalir (lotik) sebagai pengurai (dekomposer) serta

menjadi makanan untuk organisme yang hidup di dalamnya. Annelida

merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem peredaran darah

yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga tali. Pembuluh

darah yang utama membujur sepanjang bagian dorsal sedangkan sistem

saraf terdapat pada bagian ventral. Annelida memiliki sistem digesti, saraf,

ekskresi dan reproduksi yang bersifat metamerik. Cacing-cacing yang

termasuk dalam Filum Annelida ini, tubuhnya bersegmen-segmen. Mereka

hidup di dalam tanah yang lembab, dalam laut, dan dalam air tawar, pada

umumnya Annelida hidup bebas, ada yang hidup dalam liang, beberapa

bersifat komensal pada hewan-hewan aquatik, dan ada juga yang bersifat

parasit pada vertebrata (Azhari, 2018).8

4. Mollusca

Moluska adalah salah satu organisme yang mempunyai peranan

penting dalam fungsi ekologis pada ekosistem mangrove. Moluska yang

diantaranya adalah Gastropoda dan Bivalvia merupakan salah satu filum

dari makrozoobentos yang dapat dijadikan sebagai bioindikator pada


7
Asep Sahidin dan Yusli Wardiatno (2016) “Distribusi Spesial Polychaeta di Perairan Pesisir
Tangerang, Provinsi Banten”, Jurnal Perikanan dan Kelautan 6(2) : 84
8
Nizar Azhari dan Nofisulastri (2018) “Identifikasi Jenis Annelida pada Habitat Sungai Jangkok
Kota Mataram”, Jurnal Ilmiah Biologi 6(2) : 107-108
ekosistem perairan. Selain berperan di dalam siklus rantai makanan, ada

juga jenis moluska yang mempunyai nilai ekonomi penting, seperti berbagai

jenis kerang-kerangan dan berbagai jenis keong. Seperti halnya bentos,

moluska memiliki kemampuan beradaptasi yang cukup tinggi pada berbagai

habitat, dapat mengakumulasi logam berat tanpa mengalami kematian dan

berperan sebagai indicator lingkungan. Moluska memiliki beberapa manfaat

bagi manusia diantaranya sebagai sumber protein, bahan pakan ternak,

bahan industri, dan perhiasan bahan pupuk serta untuk obat-obatan

(Wahyuni, 2016).9

5. Insecta

Insecta adalah salah satu kelompok hewan paling beragam yang

ditemukan di Indonesia. Kelompok ini adalah salah satu organisme yang

paling sukses karena jumlahnya lebih dari 25 ordo dan satu juta spesies dan

juga memiliki distribusi di seluruh dunia, dari daratan ke perairan.

Kelompok ini memainkan peran ekologis, terutama dalam jaring makanan,

indikator kesehatan ekosistem terestrial dan juga bagi manusia. Beberapa

spesies adalah mangsa binatang yang lebih besar seperti burung, sementara

yang lain adalah pemangsa serangga yang lebih kecil. Beberapa dikenal

sebagai spesies kunci sementara yang lain dapat berfungsi sebagai indikator

10
kesehatan ekosistem yang baik (Syahlan, 2017).

9
Sri Wahyuni, dkk (2016) “Jenis-jenis Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) pada Ekosistem
Magrove di Desa Dedap Kecamatan Tasikputripuyu Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau”, Jurnal
Ilmiah Biotik 2(1) : 1
10
Sutrisno Syahlan, et al. (2017) “The First Report of The Diversity of Ensifera (Insecta :
Orthoptera) From Rokan Hulu District, Riau Province”, Scripta Biologica 4(2) : 99
6. Bivalvia

Bivalvia merupakan salah satu jenis bentos yang memiliki

karakteristik seperti kaki, insang dan dua cangkang potongan-potongan.

Salah satu contohnya yaitu kerang kapah atau kerang lumpur (polymesoda

esrosa). Jenis ini sering terjadi di temukan di dasar substrat, terutaman pada

hutan bakau di Kalimantan indo-spasifik barat termasuk Indonesia. Jenis ini

memberi banyak manfaat bagi masyarakt terutama dengan nilai ekonomi

yang tinggi. Jenis ini juga dalam nilai ekologi berfungsi sebagai filter

pengumpan untuk rantai makanan, tapi sayangnya sampai sekrng

pemanfaatan kerang lumpur masih bergantung pada tangkapan dari alam

dan belum di dukung oleh penanaman. Jadi jika di lakukan terus menerus,

hal itu akan mengurangi populasi dan keberlanjutannya panen untuk orang-

orang yang mneggunakannya (Kadarsah, 2018).11

C. Klasifikasi Bentos

Kehadiran dan kelimpahan organisme pada suatu ekosistem dapat

memberikan gambaran mengenai perubahan kondisi fisik dan kimia

lingkungan. Keberadaan organisme tertentu dapat berasal dari penyesuaian

terhadap kondisi lingkungan sebagai akibat dari hubungan timbalibalik antara

organisme tersebut dengan sumber pencemaran. Jenis organisme bentos yang

dapat digunakan untuk mendeteksi pencemaran tersebut tentunya berbeda-

11
Anang Kadarsah, et al. (2018) “Study of Mud Clam Polymesoda erosa (Bivalvia) Concervation
Strategy Based on Landscape Character and Anthropongenic Activity”, Jurnal Biodjati 3(2) : 100
beda, setiap jenis bentos memiliki habitatnya masing-masing dan tergantung

pada tempat hidupnya. Hewan bentos yang dapat digunakan untuk mengetahui

perubahan kualitas atau pencemaran air oleh bahan organik salah satunya dari

golongan annelid. Jenis bentos Limnodrilus sp. merupakan hewan dari kelas

Annelida yang mampu bertahan hidup bahkan berkembang dengan baik di

lingkungan yang kaya bahan organic, meskipun spesies hewan yang lain telah

mati. Tingginya bahan organik yang mengendap di dasar sungai menjadi

habitat yang sangat menguntungkan bagi Limnodrilus sp. Faktor tempat hidup

dari Limnodrilus sp. ini sendiri yaitu endapan lumpur dan tumpukan bahan

organic yang banyak (Setiawan, 2015).12

Berdasarkan ukurannya bentos dibedakan menjadi:

1) Makrobentos

Organisme yang hidup di dasar perairan dan tersaring oleh saringan

yang berukuran matasaring 1,0 x 1,0 milimeter atau 2,0x2,0 milimeter, yang

pada pertumbuhan dewasanya berukuran 3-5 milimeter. Makrobentos

merupakan organisme yang mencapai ukuran sekurangnya 3-5 mm pada

saat pertumbuhan maksimum. Organisme yang mencapai makrobentos

biasanya meliputi Insekta, Moluska, Oligochaeta, Crustacea-amphipoda,

Isopoda, Decapoda, dan Nematoda.

2) Mesobentos

12
Arfan Setiawan, dkk (2015)”Kelimpahan Limnodrilus sp. pada Perairan Kanal di Kecamatan
Pontianak Timur” Jurnal Protobiont 4(1) : 248
Organisme yang mempunyai ukuran 0,1 - 1,0 milimeter, misalnya

golongan protozoa yang berukuran besar (cnidaria), cacing yang berukuran

kecil dan crustaceae yang sangat kecil.

3) Mikrobentos

Organisme yang mempunyai ukuran kurang dari 0,1 milimeter,

misalnya protozoa. Daya tahan dan adaptasi bentos berbeda-beda anatar

jenis yang satu dengan yang lainnya, yaitu ada yang tahan terhadap keadaan

perairan setempat, tetapi ada pula yang tidak tahan sehingga keberadaan

bentos tertentu dapat dijadikan pentunjuk dalam menialai kualitas perairan

tersebut.

Berdasarkan letaknya bentos dibedakan menjadi dua, yaitu infauna

dan epifauna.

1) Infauna merupakan jenis organisme bentos yang hidup di bawah lumpur

atau hidup dengan cara menggali lubang, seperti cacing, tiram, macoma, dan

remis.

2) Epifauna adalah kelompok makrobentos yang hidup di permukaan substrat,

misalnya kepiting, siput laut dan bintang laut (Azham, 2016)13

D. Kegunaan Bentos

Organisme bentos telah banyak digunakan dalam menilai kesehatan

ekosistem laut dan investigasi bio. Zona bentik menyediakan banyak produk

berharga dan layanan ekologi. Bentos memainkan peran penting dalam rantai

13
Risal Azham S, dkk (2016) “Struktur Komunitas Maktozoobenthos pada Ekosistem Mangrove
Di Perairan Teluk Staring Kabupaten Konawe Selatan”, Jurnal Manajemen Sumber Daya
Perairan 1(3) : 250
makanan dan memainkan peran penting dalam pemecahan zat organik. Siklus

nutrisi bentos ditemukan melalui sedimen dan berfungsi sebagai sumber

makanan penting untuk ikan yang tinggal di bawah laut, invertebrata besar

yang tinggal di permukaan laut juga sebagai pakan banyak burung laut dan

mamalia, termasuk sebagai makanan bagi manusia. Bentos dapat memberikan

informasi mengenai efek terpadu jika ada gangguan, karena bentos merupakan

indikator peringatan dini yang baik tentang potensi kerusakan fauna bentik,

distribusi spasial dan temporal. Bentos juga berperan penting dalam bagi suber

daya perikanan. Distribusi spesies ini menunjukkan variasi spatio temporal

yang luas karena efek yang berbeda dari faktor hidrografi pada setiap jenis

individu dan besarnya jumlah penangkapan ikan yang berkualitas baik.

Peningkatan penangkapan ikan terkait dengan peningkatan biomassa bentik

(Sundaravarman, 2012).14

Makrozoobentos merupakan hewan yang sangat sensitive terhadap

perubahan lingkungan yang biasa digunakan sebagai bioindikator di suatu

perairan dan paling banyak digunakan sebagai media pendeteksi pencemar

logam pada aliran sungai atau perairan. Bentos merupakan suatu organisme

yang habitat hidupnya relatif tetap. Perubahan kualitas air dan substrat sangat

mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman makrozoobentos, Sehingga

apabila telah terjadi pengurangan jumlah keanekaragaman makrozoobentos

14
K. Sudavarman et al (2012) “A Study Of A Marine Benthic Fauna With Special Reference To
The Environmental Parameter, South East Coast Of India”, Internasional Journal of
Pharmaceutical & Biological Archives 3(5) : 1157
bias diprediksi bahwa kawasan perairan tersebut mengalami gangguan.

(Dewiyanti, 2017).15

Makrozoobentos juga berperan aktif dalam proses penguraian bahan

organic terutama dalam biodegredasi sisa-sisa tanaman mangrove dan logam

berat pencemar lingkungan. Makrozoobentos juga memiliki peranan penting

dalam siklus nutrient di dasar perairan dan juga berperan sebagai salah satu

mata rantai penghubung dalam aliran energy dan siklus alga plantonik sampai

konsumen tingkat tinggi. Keberadaan makrozoobentos dapat dijadikan sebagai

indikator kualitas perairan, dapat disimpulkan makrozoobentos merupakan

bioindikator untuk mendeteksi baik atau tidaknya kualitas lingkungan suatu

perairan (Afif, 2014).16

Pencemaran lingkungan perairan secara umum disebabkan oleh

logam berat, pencemaran oleh bahan organik, dan juga berupa pencemaran

oleh gas. Pencemaran logam berat antara lain seperti seng, air raksa, perak,

cadmium, nikel yang berasal dari limbah perindustrian dan pertanian.

Pencemaran bahan organik antara lain seperti organochlorine pestisida,

herbisida, minyak, dan lemak disebabkan oleh adanya limbah perindustrian,

pertanian dan limbah rumah tangga . Bahan pencemar yang bersifat gas dapat

15
Irma Dewiyanti, dkk (2017) “Identifikasi Makrozoobentos di Perairan Krueng Sabee, Kreung
Panga, Kreung Teunom, Aceh Jaya”, Prosiding Seminar Nasional Biotik 2(2) : 109
16
Jamaludin Afif, dkk (2014) “Keanekaragama Makrozoobentos Sebagai Indikator Kealitas
Perairan di Ekosistem MangroveWilayah Tapak Kelurahan Tugurejo Kota Semarang”, Unnes J
Life Sci 3(1) : 48
berupa chlorine, ammonia, dan anions seperti sulphate, sulphite, cianida dan

floride (Sawitri,2005). 17

Makrozoobentos memiliki toleransi sensitive yang berbeda pada

berbagai factor biotok dan abiotik dalam lingkungannya, sehingga struktur

komunitas makrozoobentos umumna digunakan sebagai indicator dari kondisi

suatu sistem perairan. Tingkat toleransi makrozoobentos telah dikembangkan

dengan memberikan skor bagi organisme indicator pada level taksonomi

tertentu yang dikenal sebagai biotic indeks dan dapat digunakan untuk

monitoring perairan yang tercemar polutan organic, serta memiliki kebutuhan

terhadap kondisi fisika dan kimia yang spesifik. Perubahan dalam kehadiran,

jumlah, morfologi, fisiologi, maupun tingkahlaku organisme dapat

mengindikasi keterbatasan kondisi fisika maupun kimia liangkungan yang

disukainya. Kehadiran makrozoobentos yang tinggi toleransi biasanya

mengindikasikan kualitas air yang buruk dan sebaliknya makrozoobentos yang

rendah toleransi mengindifikasikan kualitas air yang baik (Leatemia, 2017).18

E . Keanekaragaman Bentos

Ekosisem dengan keanekaragaman jenis yang tinggi akan lebih

stabil dan kurang terpengaruh oleh tekanan dari luar dibandingkan dengan

ekosistem dengan tingkat keraanekaragaman jenis yang rendah. Keragaman

jenis merupakan parameter yang sering digunakan untuk mengetahui tingkat


17
Reny Sawitri dan M. Bismark (2005) ”Keanekaragaman Bentis Sebagai Indikator Kualitas
Ekosistem Perairan Hutan Produksi”, Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 2(5) : 520
18
Simon Petrus Oktovianus Leatmia dan Emmanuel Manangkalangi (2017) “Makroavertebrata
Bentos sebagai Bioindikator Kualitas Air Sungai Nimbai Monpkwari, Papua Barat”, Jurnal Ilmu
Pertanian Indonesia 22(1) : 26
kestabilan yang mencirikan kekayaan jenis dan keseimbangan suatu komunitas.

keragaman jenis dan jumlah populasi dari makrozoobentos ini juga dapat

digunakaan sebagai parameter untuk mengatahui baik atau tidaknya kondisi

suatu lingkungan perairan. Banyak faktor yang dapat mengurangi

keanekaragaman makrobentos dan mesobentos mungkin memiliki efek

langsung yang merugikan pada jumlah dan prediktabilitas produksi primer air.

Faktor utama yang mempengaruhi jumlah bentos, keragaman jenis dan

dominasi, antara lain adanya kerusakan habitat alami, pencemaran kimiawi dan

perubahan iklim. Parameter fisika dan kimia sangat mempengaruhi

perkembangan keanekaragaman jenis makrozoobentos di masing-masing

habitatnya. Parameter fisik dapat menjadi factor penentu atau pengendali

kehidupan flora dan fauna akuatik, sedangkan parameter kimia boasa

digunakan untuk menetekukan indek pencemaran. Dalam suatu ekosistem

terdapat beberapa parameter lingkungan yang menetukan karakteristik dari

ekosistem tersebut meliputi pH, salinitas, suhu, kecepatan arus, kecerahan air

dan kedalaman air yang tergolong pada parameter fisika dan kimia perairan

(Simatupang, 2017).19

Distribusi dan keanekaragaman makrozoobentos dapat menunjukan

kualitas perairan sungai. Suatu perairan yang belum tercemar, jumlah individu

akan relatif merata dari semua spesies yang ada dan jumlah akan lebih

melimpah. Sebaliknya suatu perairan tercemar, penyebaran jumlah individu

tidak merata dan cenderung ada spesies yang mendominasi. Distribusi


19
Lestari Lidya Octaviani Simatupang, dkk (2017) “Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos
Dimuara Sungai Nipah Kecematan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara”,
BioLink 4(1) : 70
longitudinal makrozoobentos dapat ditentukan berdasarkan jumlah individu

dan keanekaragaman jenis pada setiap stasiun pengamatan serta pada periode

pengambilan sampel. Selain itu dapat juga ditentukan melalui hasil identifikasi

dan perhitungan jumlah individu, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan

serta jenis apa yang mendominasi pada setiap stasiun (Iswanti, 2012).20

Margin kontinental pola bentik pada dasarnya bervariasi melintasi

gradien kedalaman. Ada penerimaan luas bahwa benthos landas kontinen

berkurang dalam kelimpahan dengan meningkatnya kedalaman sebagai akibat

dari penurunan fluks karbon organik partikulat tempat mereka bergantung. Pola

kekayaan taksa bentik lintas gradien kedalaman kurang konsisten . Di Arktik,

kelimpahan makro dan megafaunal diamati menurun secara monoton dengan

kedalaman. Komposisi komunitas bentik juga bervariasi di seluruh gradien

kedalaman. Namun, benthos Arktik telah diprediksi memiliki rentang

kedalaman yang lebih besar dan karenanya menampilkan tingkat penggantian

fauna yang lebih lambat di seluruh gradien kedalaman . Pada skala pan-Arktik,

ada bukti tumpang tindih besar antara taksa landai dan lereng, menunjukkan

bahwa banyak taksa mungkin eurybathic dan bahwa benthos lereng hanyalah

sub-kumpulan sarang benthos rak yang bersarang daripada menjadi komunitas

yang menggantikan fauna rak saat kedalaman meningkat atau persediaan

makanan berkurang. Perbedaan antara penggantian spasial dan struktur

bersarang mungkin penting untuk memahami bagaimana ketersediaan makanan

saat ini menentukan pola distribusi fauna dan respons benthos terhadap

20
Suci Iswanti, dkk (2012) “Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos di Sungai
Damar Desa Waleri Kabupaten Kendal”, Unnes J Life Sci 1(2) : 87
perubahan yang diperkirakan dalam ketersediaan pangan di masa depan

(Nephin, 2014).21

Makroinvertebrata bentik adalah organisme yang digunakan untuk

mengevaluasi kualitas air sungai. Mereka memberikan indikasi yang baik

tentang global status kesehatan ekosistem perairan terkait dengan

keanekaragaman hayati dan strukturnya. namun, keadaan makroinvertebrata

bentik di artik dapaat mengalami perubahan komposisi yang tidak menentu

akibat dari pergantian empat musim yang tidak sama dan yang bervariasi dari

satu tahun ke tahun lainnya diantaranya yaitu musim kemarau

panjang (pertengahan November hingga pertengahan Maret), musim hujan

kecil (Pertengahan Maret hingga akhir Juni), musim kemarau singkat

(Juli hingga Pertengahan Agustus) dan musim hujan yang panjang

22
(Pertengahan Agustus hingga pertengahan November) (Samuel, 2012).

DAFTAR PUSTAKA

Afif. J, dkk. 2014. “Keanekaragama Makrozoobentos Sebagai Indikator Kealitas


Perairan di Ekosistem MangroveWilayah Tapak Kelurahan Tugurejo
Kota Semarang”, Unnes J Life Sci 3(1) : 48

Afkar, dkk. 2014 “Asosiasi Makrozoobentos Dengan Ekosistem Mangrove di


Sungai Reuleng Leupung, Kabupaten Aceh Besar”, Jurnal Edu Bio
Tropika 2(2) : 211

21
Jessica Nephin, et al. (2014) “Diversity, Abundance and Community Structure of Benthic Macro
and Megafauna on the Beaufort Shelf and Slope”, Plos One 9(7) : 1-2
22
Foto Menbohan Samuel, et al. (2012) “Impact of Dam Construction on the Diversity of Benthic
Macroinvertebrates Community in a Periurban Stream in Cameroon”, Internasional Journal
Biosciences 2(11) : 138
Azham. R. S, dkk. 2016 “Struktur Komunitas Maktozoobenthos pada Ekosistem
Mangrove Di Perairan Teluk Staring Kabupaten Konawe Selatan”,
Jurnal Manajemen Sumber Daya Perairan 1(3) : 250

Azhari.N dan Nofisulastri 2018 “Identifikasi Jenis Annelida pada Habitat Sungai
Jangkok Kota Mataram”, Jurnal Ilmiah Biologi 6(2) : 107-108

Baharuddin.N, et al. 2018 “Marine Gastropods (Gastropoda ; Mollusca) Diversity


And Distribution On Intertidal Rocky Shores Of Terengganu,
Peninsular Malaysia”, AACL Bioflux 11(4) : 1145

Dewiyanti.I, dkk. 2017 “Identifikasi Makrozoobentos di Perairan Krueng Sabee,


Kreung Panga, Kreung Teunom, Aceh Jaya”, Prosiding Seminar
Nasional Biotik 2(2) : 109

Haider.M.A, et al. 2017 ”A Study on Water Quality Parameters and Benthos


Abudance in Freshwater Homestead Ponds of Dinajpur, Bangladesh”,
Internasional Journal of Fisheries and Aquatic Studies 5(2) : 27

Iswanti.S, dkk. 2012 “Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos di


Sungai Damar Desa Waleri Kabupaten Kendal”, Unnes J Life Sci
1(2) : 87

Jhonatan. F, dkk. 2016 “Keanekaragaman Makrozoobentos di Aliran Sungai


Rombok Banangar Kabupaten Landak Kalimantan Barat”, Jurnal
Protobiont 5(1) : 39

Kadarsah. A, et al. 2018 “Study of Mud Clam Polymesoda erosa (Bivalvia)


Concervation Strategy Based on Landscape Character and
Anthropongenic Activity”, Jurnal Biodjati 3(2) : 100

Leatmia.S.P.O dan Manangkalangi.E 2017 “Makroavertebrata Bentos sebagai


Bioindikator Kualitas Air Sungai Nimbai Monpkwari, Papua Barat”,
Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 22(1) : 26

Nephin.J, et al. 2014. “Diversity, Abundance and Community Structure of Benthic


Macro and Megafauna on the Beaufort Shelf and Slope”, Plos One
9(7) : 1-2

Sahidin.A dan Wardiatno. Y, 2016 “Distribusi Spesial Polychaeta di Perairan


Pesisir Tangerang, Provinsi Banten”, Jurnal Perikanan dan Kelautan
6(2) : 84
Samuel.F.M, et al. 2012 “Impact of Dam Construction on the Diversity of Benthic
Macroinvertebrates Community in a Periurban Stream in Cameroon”,
Internasional Journal Biosciences 2(11) : 138

Sawitri.R dan Bismark M. 2005 ”Keanekaragaman Bentis Sebagai Indikator


Kualitas Ekosistem Perairan Hutan Produksi”, Jurnal Penelitian
Hutan dan Konservasi Alam 2(5) : 520

Setiawan. A, dkk. 2015 “Kelimpahan Limnodrilus sp. pada Perairan Kanal di


Kecamatan Pontianak Timur” Jurnal Protobiont 4(1) : 248

Simatupang.L.L.O, dkk. 2017, “Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos Dimuara


Sungai Nipah Kecematan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai
Sumatera Utara”, BioLink 4(1) : 70

Sudavarman. K. et al. 2012 “A Study Of A Marine Benthic Fauna With Special


Reference To The Environmental Parameter, South East Coast Of
India”, Internasional Journal of Pharmaceutical & Biological
Archives 3(5) : 1157

Syahlan. S, et al. 2017 “The First Report of The Diversity of Ensifera (Insecta :
Orthoptera) From Rokan Hulu District, Riau Province”, Scripta
Biologica 4(2) : 99

Wahyuni.S, dkk. 2016 “Jenis-jenis Moluska (Gastropoda dan Bivalvia) pada


Ekosistem Magrove di Desa Dedap Kecamatan Tasikputripuyu
Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau”, Jurnal Ilmiah Biotik 2(1) : 1

Pratami.V.A.Y, dkk. 2018 ”Keanekaragaman, Zonasi serta Overlay Persebaran


Bentos di Sungai Kenyang, Ponorogo, Jawa Timur”, Jurnal Ilmu-ilmu
Perairan, Pesisir, dan Perikanan 7(2) : 128

Purnami.A.T, dkk. 2010 ”Study Of Bentos Community Based On Diversity And


Similarity Index In Cengklik Dam Boyolali”, Jurnal Ekosains 2(2): 50

Anda mungkin juga menyukai