Anda di halaman 1dari 11

NAMA : Nadhifa Nisrina

NPM : 1908104010047
Kelompok : 5
Asisten : Yuni Arifa

SISTEM REPRODUKSI DAN URINARIA

 SISTEM REPRODUKSI WANITA


Ovarium
Keterangan
1. Epitel germinativum
2. Tunika albuginea
3. Korteks
4. Medula
5. Mesovarium
6. Korpus luteum
7. Korpus albikan
8. Folikel de graaf
9. Folikel primordial
10. Folikel primer
11. Folikel sekunder
12. Membran basal

Folikel Sekunder
Keterangan :
1. Oosit primer
2. Zona pelusida
3. Korona radiata
4. Antrum
5. Kumulus ooforus
6. Membran basal
7. Teka folliculi
A. Teka interna
B. Teka eksternal
8. Sel granulosa

 Sistem reproduksi pria


Testis
Keterangan :
1. Tunika albuginea
2. Tunika vasculosa
3. Septum
4. Tubulus seminiferus
5. Jaringan ikat interstitial
6. Duktus efferens

Keterangan :
1. Membran basal
2. Spermatogonia
3. Spermatosit primer
4. Spermatit
5. Sel sertoli
6. Sel interstisial

SPERMATOGONIA
Keterangan :
1. A (pucat)
2. B (gelap)
EPIDIDIMIS
1.Tubuli Ductus Epididimis
2.Septum
3.Otot polos
4.Membran basal
5.Epitel silindris semu berlapis bersilia
6.Stereosilia
7.Spermatozoa
SISTEM URINARIA
Torso Ginjal
Keterangan :
1. Kapsula
2. Korteks
3. Medula
4. Pembuluh vena
5. Pembuluh arteri
6. Calix mayor
7. Calix minor
8. Pelvis renalis
9. Ureter

HISTOLOGI GINJAL
Keterangan :
1. Capsul ginjal
2. Tubulus kontortus distal
3. Tubulus kontortus proksimal
4. Tubulus koligens
5. Segmen ansa henle
6. Corpus culum ginjal
7. Capsula bowman
8. Glomerulus
9. Polus urinaria
VESIKA URINARIA
Keterangan :
1. Lumen
2. Tunika mukosa
3. Tunika muskularis interna
4. Tunika muskularis eksterna
5. Tunika serosa
6. Lamina epitelia
7. Lamina propria
8. Epitel transisional
9. Facet cell
Tugas 9.4 :
1. Apa peran sel payung atau “facet cell” dalam jaringan bersangkutan?
2. Bagaimanakah daya mitosis pada lapis permukaan sel?
3. Jelaskan peran khas epitel permukaan kandung kemih terkait fungsinya pada sistem urinaria?
4. Jelaskan hubungan struktur epitel transisional dan fungsi sel payung dengan struktur lapisan
dari dinding vasica urinaria lainnya yang meliputi mukosa (epitel transisional, propria ) tunika
muscularis dan serosa.
5. Bagaimana struktur epitel transisional pada ureter?

Jawaban :
1. Sel facet (juga dikenal sebagai sel capping, sel payung, urotheliocytes superfisial) adalah
jenis sel yang terletak di pelvis ginjal, ureter, dan uretra. Sel facet membentuk lapisan terluar
urothelium, yang merupakan jenis epitel khusus. Sel payung istimewa karena dapat
mengandung banyak nukleus, membran sel apikalnya mengandung banyak invaginasi yang
memungkinkan sel meregang selama miksi dan mereka dihubungkan bersama dengan
sambungan yang rapat. Ada beberapa peran dari sel facet yaitu mencegah kebocoran urin di
epitel dan menciptakan sebuah penghalang osmotik. Osmolaritas urin dapat berkisar dari 50
hingga 1200 mmol / L sedangkan osmolaritas tubuh normal adalah 290 mmol / L. Perbedaan
antara keduanya dapat menyebabkan cairan masuk atau keluar ureter karena adanya tekanan
osmotik. Facet cell berasal dari sel lapisan terluar epitel transisional yaitu sel kuboid besar
yang meregang ( Utami et al, 2017).

2. Jaringan epitel merupakan sel-sel muda yang akan terus membelah menjadi sel baru
sehingga menyebabkan daya regenerasi yang tinggi. Jaringan epitel adalah sel yang labil. Sel-
selnya harus diperbaharui oleh aktivitas mitosis. Kecepatan regenerasi epitel bervariasi, ada
yang berlangsung cepat dan ada yang lama. Sel beregenerasi dengan melakukan pembelahan.
Pembelahan ini terjadi dalam proses pergantian sel. Sel-sel yang baru harus berupa salinan
dari sel yang lama untuk mempertahankan fungsi dan aktivitas yang sama ketika jaringan
yang rusak diperbaiki. Pembelahan mitosis terjadi lewat 5 rangkaian tahap, yaitu profase,
metafase, anafase, telofase, dan interfase. Di tahap profase, membran nukleus terdegradasi.
Kromosom pada sel juga memendek dan gelendong terbentuk. Sebelum memasuki tahap
metafase, sel berada pada tahap prometafase, yaitu ketika gelendong mikrotubulus melekat
pada kinetokor. Barulah sel mengalami tahap metafase, yaitu saat kromosom berjajar di
bidang ekuator.

Pada manusia, pembelahan ini juga terjadi dalam proses pergantian sel. Dalam tubuh, sel
terus menerus dihilangkan dan digantikan oleh sel baru, seperti pada sel kulit, sel saluran
pencernaan, dan sel darah. Sel-sel yang baru harus berupa salinan dari sel yang lama untuk
mempertahankan fungsi dan aktivitas yang sama ketika jaringan yang rusak diperbaiki (Azani
et al., 2017).

3. Berdasarkan struktur sel dan komposisinya, epitel transisional menjalankan dua fungsi
utama, yaitu:

 Penghalang permeabilitas

Adanya deposit keratin yang besar di dalam sel, jaringan memberikan kedap air yang sangat
baik terhadap air serta molekul lainnya; Sel-sel dalam jaringan sangat tahan terhadap tekanan
osmotik yang mencegah pengeringan bahkan pada saat sel diregangkan sepenuhnya; Racun
dan bahan kimia juga dicegah memasuki kembali aliran darah; Contoh klasik dari fungsi ini
diamati pada sistem saluran kemih, di mana meskipun urin hipertonik hadir di lumen, sel-sel
di urothelium tidak dikeringkan.

 Pengatur volume

Fungsi penting kedua dari epitel ini adalah kemampuan untuk memungkinkan organ-organ
mengubah bentuknya dan meningkatkan volumenya dengan melakukan peregangan saat
tekanan cairan meningkat; Dalam sistem ekskresi, ketika jumlah cairan di kandung kemih
dan ureter meningkat, sel-sel di lapisan superfisial meregang dan berubah bentuk dari bulat
menjadi datar. Peregangan meningkatkan volume organ sekaligus melindungi jaringan di
bawahnya dari paparan racun dalam urin (Pratiwi & Martsiningsih, 2019).

4. Vesica Urinaria Kandung kemih berfungsi menyimpan urin dan mengalirkannya ke ureter.
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan serosa/adventisia.

 Tunika Mukosa

Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas
6-8 lapis sel) dengan jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria dibawahnya.
Lapisan mukosa ini tidak terjadi proses absorbsi karena adanya “krusta” yang menyebabkan
mukosa tidak permiabel. Sifat lain epitel transisional pada vesica urinaria ini sama seperti
epitel transisional pada ureter, yaitu adanya sel payung atau facet cell. Epitel transisional
yang berfungsi untuk mengembang dan merengangkan organ kemih saat penampungan urin
dan facet sel berfungsi sebagai barier osmotic antar urin dan cairan jaringan.

 Tunika muskularis

Terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak
tak membentuk aturan tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar.

 Tunika adventisia

Terdiri atas jaringan fibroelastik. Fungsi kandung kemih adalah menampung urin yang akan
dikeluarkan keluar melalui uretra (Jusuf, 2001).

5. Epitel transisional (peralihan) pada tunika mukosa dinding ureter mulanya tipis, terdiri dari
2-3 lapis sel pada kaliks dan terus bertambah tebal sehingga pada ureter sudah mencapai 5
lapis sel dan akan menjadi 7-8 lapis sel pada kandung kemih. Bagian basal epitel ini terdiri
dari sel kolumnare atau kubus. Bagian tengah sel-selnya berbentuk polihedral dan pada
lapisan superficiale terdiri dari sel bulat besar dengan permukaan cembung ke lumen dengan
inti bulat oval yang dikenal sebagai “sel payung” atau facet cell. Sebagian besar sel
superficiale ini berinti dua atau lebih. Jika organ ini teragang, maka sel ini menjadi gepeng
terutama sel paling luar. Permukaan sel ini dengan E.M terlihat ada lapisan ektoplasmik yang
berasal dari filamen sitoplasma yang terdapat langsung dibawah membran sel yang
menghadap lumen, sel berdekatan dihubungkan melalui zonula okludens dan proses
interdigitasi pada lateral sel. Epitel transisional ini tidak permiabel jadi urine disini tidak
berubah komposisinya (Chlapowski & Haynes, 2019).
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Azani, W., Zainuddin, Z., & Rahmi, E. (2017). GAMBARAN HISTOLOGIS SISTEM
URINARIA IKAN GABUS (Channa striata)(Histological Urinary System of Snakehead
(Channa striata)). JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER. 1, 709-714.

Chlapowski, F. J., & Haynes, L. (2019). The growth and differentiation of transitional
epithelium in vitro. Journal of Cell Biology. 83, 605–614.

Jusuf, A,. A. (2001). Sistem Perkemihan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Pratiwi, N. G., & Martsiningsih, M. A. (2019). PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN


EPITEL PADA SEDIMEN URINE SECARA KUANTITATIF MENGGUNAKAN METODE
SHIH-YUNG DAN FLOWCYTOMETRY (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta).

Utami, A. R. A., Iskandar, C. D., & Zainuddin, Z. (2017). Histologi Ureter dan Vesika
Urinaria Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)(Histology of Ureter and Vesica Urinaria in
Local Catfish (Clarias batrachus). JURNAL ILMIAH MAHASISWA VETERINER. 1, 125-129

Anda mungkin juga menyukai