SPERMATOZOA
Disusun Oleh :
MANADO
2016
I.Judul : Spermatozoa
Sperma
Normal :
Anormal :
5.2. Pembahasan
Satu spermatozoa terdiri atas kepala dan ekor. Kepala lonjong dilihat dari atas dan
Pyriform dilihat dari samping, lebih tebal dekat leher dan menggepeng ke ujung. Kepala 4-5
um panjang dan 2-5 um lebar.sebagian terbesar ke[ala berissi inti, yang kromatinnyasangat
terkondensasi untuk menghemat ruangan yang kecil, dan untuk melindungi diri dari
kerusakan ketika spermatozoon itu mencari ovum. Dua pertiga bagian inti ditutupi oleh
Akrosom, berisi enzim untuk menembus dan memasuki ovum.
Sumbu ekor (axial core) terdiri atas dua buah fibril pusat yang dikelilingi oleh 9 fibril
ganda berupa sebuah cincin berganda. Cincin tersebut berjalan mulai dari daerah implantasi
sampai ke ujung ekor. Pangkal ekor merupakan bagian spermatozoa. Sumbu pusat terdiri atas
11 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang lebih kasar. Pangkal ekor kaya dengan plasmogen,
suatu bahan yang mengandung asam lemak. Bagian tengah ekor bertindak sebagai mesin
pendorong. Bagian ujung ekor pendek dan tidak mempunyai selubung maupun fibril pusat.
Menurut Sukra (2000) menyatakan bahwa, ekor sperma berupa silia yang terdiri dari
mikrotubulus dan mengandung banyak ATP untuk energi pergerakan ekor. Ekor spermatozoa
terbagi atas tiga bagian, yaitu bagian pangkal, tengah, dan ujung.
Bentuk kepala bervariasi tergantung spesies. Pada manusia berbentuk bulat. Bila
bergerak sperma berenang dalam cairan suspensinya seperti ikan berenang dalam air.
Menurut Nalbandov (1995) menyatakan bahwa, hanya bila sudah mati maka sperma tampak
datar dengan permukaan.
Beberapa penyimpangan dari morfologi normal dianggap sebagai abnormalitas.
Antara lain sperma dengan kepala raksasa atau kepala kerdil, kepala rangkap, sel sperma
tanpa kepala atau tanpa ekor (seringkali disebabkan perlakuan kasar waktu membuat
persediaan untuk diwarnai atau untuk pengawetan, tetapi sering juga terlihat pada pembuatan
persediaan yang dikejakan dengan hati-hati), kepala dengan banyak ekor, ekor bengkok atau
melingkar, dan kepala-kepala protoplasmik di bagian tengah. Menurut Nalbandov (1995)
menyatakan bahwa, pada ejakulat yang normal dapat tidak dijumpai atau jarang dijumpai
abnormalitas-abnormalitas tersebut. Bila abnnormalitas ditemukan dalam jumlah besar,
fertilisasi pejantan pemilik semen tersebut akan terganggu. Sebagai patokan.
Bila jumlah abnormal mendekati 50 persen dari total sel sperma pada ejakulat, jantan
tersebut steril-meskipun jumlah sperma yang normal pada ejakulat, seharusnya secara teoritis
jauh lebih cukup untuk memungkinkan terjadinya fertilisasi. Pada sebagian besar spesies,
kepala yang mengandung nukleus haploid ditudungi oleh badan khusus, yaitu akrosom
(acrosome). Menurut Campbell (2000) menyatakan bahwa, yang mengandung enzim yang
membantu sperma menebus sel telur.dibelakang kepala, sel sperma mengandung sejumlah
besar mitokondria (atau sebuah mitokondria yang besar, pada beberapa spesies) yang
menyediakan ATP untuk pergerakan ekor, yang berupa kepala berbentuk koma tipis,
berbentuk oval (seperti pada manusia), atau berbentuk hamper bulat. Spermatogenesis terjadi
dalam tubula seminiferus testis.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Gerakan sperma cenderung berliku-liku, karena adanya gaya gerak dari flagel.
2. Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis.
3. Sel sperma normal terbentuk dari kepala, leher, badan dan ekor.
DAFTAR PUSTAKA
Nalbandov. 1995. Fisiologi Reproduksi Pada Mamalia dan Unggas. Universitas Indonesia Press:
Jakarta.
Rohen, Lutjen Drecoll. 2001. Atlas Foto Anatomi Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. EGC:
Jakarta.
Slamet, dkk. 2000. Perkembangan Hewan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sriwijaya. Indralaya.
Sukra, Yuhara. 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
DEPDIKNAS: Jakarta.