Anda di halaman 1dari 14

HISTOLOGI ORGAN REPRODUKSI BETINA

Tinjauan Pustaka
Reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat
penting. Suatu jenis hewan akan segera punah tanpa kemampuan tersebut.
Oleh karena itu, perlu dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan
mempertahankan jenis suatu hewan. Proses pembentukan individu baru
inilah yang disebut reproduksi (Isnaeni, 2006).
Hypophysis
Kelenjar hypophysis terletak dalam fossa hypophysialis (sella tursica),
cekungan dalam pada permukaan atas corpus os sphenoidale.Lembaran
duramater menutupi lubang fossa. Infundibulum hypophysis menghubungkan
hipotalamus dengan kelenjar, berjalan melalui lubang pada duramater.
Kelenjar hypophysis terdiri dari dua lobus, anterior dan posterior, dengan asal
struktur dan fungsi yang berbeda. Lobus anterior terdiri dari kolom sel-sel,
yang bercabang tidak teratur dan dipisahkan oleh sinusoid tempat darah
bersirkulasi. Tiga jenis sel dapat dibedakan dengan metode pewarnaan yaitu
asidofil yang berwarna merah, basofil yang berwarna biru dan kromofob yang
tidak berwarna (Gibson, 2003).
Organ reproduksi dipengarui oleh dua hormon yaitu gonadotropin FSH
(Follicle-stimulating hormone) dan LH (Luteinizing hormone) disekresikan
oleh hipofisis anterior, yang sekresinya diatur oleh signal yang berasal dari
hipotalamus. Fungsi sekretorik dan gametogenik gonad serta siklus seksual
bergantung pada sekresi hormon gonadotropin ini. Hormon gonadotropin ini
juga menggiatkan pertumbuhan praovulasi dan sekresi estrogen dan
progesteron, yang memiliki mekanisme umpan balik terhadap hipotalamus
(Megawati et al.,2005).
Ovarium
Ovarium merupakan pabrik penghasil sel telur dan hormon kelamin
yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium tempat berkembangnya folikel
1

telur, yaitu folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, folikel de Graaf,
corpus rubrum, korpus luteum dan korpus albikan. Folikel telur adalah sel
telur yang dilingkupi oleh sel- sel granulosa (sel folikel) dengan ketebalan
lapisan yang bervariasi, sesuai dengan tingkat perkembangannya (Akbar,
2010).
Oviduct
Oviduct merupakan saluran yang terdiri atas 3 lapisan. Lapisan
pertama adalah membrana serosa yang merupakan lapisan paling besar
terdiri dari jaringan ikat. Lapisan kedua adalah membrana muskularis yang
merupakan lapisan otot di bawah. Lapisan ketiga adalah membrana mucosa,
lapisan yang membatasi lumen (Widayati et al., 2008).
Uterus
Uterus merupakan saluran yang tersusun dari tiga lapisan, yaitu
endometrium, myometrium dan perimetrium. Endometrium atau tunica
mucosa adalah lapisan tipis dimana terdapat sel kelenjar dan sel stroma.
Myometrium atau tunica muscularis adalah lapisan paling tipis pada uterus
yang tersusun atas lapisan otot yang kuat, dan terdiri dari dua bagian, yaitu
circuler

dan

longitudinal.

Perimetrium

adalah

lapisan

terluar

yang

menyelubungi uterus dan berfungsi untuk melindungi uterus agar tidak


bergesekan dengan organ lain.

Materi dan Metode


Materi
Alat. Alat yang digunakan pada praktikum histologi betina adalah
mikroskop, lembar kerja, dan pensil warna.
Bahan. Bahan yang digunakan pada praktikum histologi betina adalah
preparat histologi ovarium, uterus, dan oviduct.
Metode
Metode yang digunakan pada praktikum histologi betina adalah
mengamati, membedakan, mengetahui fungsi dan menggambar bagianbagian dari histologi alat reproduksi hewan betina.

Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui secara
mikroskopis dari histologi organ reproduksi betina yang meliputi hypophysis,
ovarium, oviduct dan uterus sebagai berikut:
Hypophysis
Ahli anatomi dan ahli fisiologi membagi glandula hypophysis ke dalam
lobus anterior (adenohypophysis) dan lobus posterior (neurohypophysis)
(Sabiston, 1995). Feradis (2010) menyatakan bahwa kelenjar hypophysis
terletak di dalam legokan pada dasar ruang otak yang dikenal dengan sella
turcica. Kelenjar ini mensekresikan sejumlah besar hormon-hormon.
Beberapa diantaranya berhubungan langsung dengan reproduksi dan yang
lain tidak langsung. Hypophysis terbagi menjadi dua bagian utama namun
merupakan satu kesatuan nyata yaitu kelenjar adenohypophysis dan
neurohypophysis. Adenohypophysis terdiri dari pars distalis dan pars
tuberalis. Neurohypophysis terdiri dari pars intermedia dan pars nervosa.
Pars

distalis

merupakan

bagian

yang

menghasilkan

hormon

STH

(Somatotrophs Hormone), ACTH (Adrenocorticotropic Hormone), TSH


(Thyroid Stimulating Hormone), FSH(Follicle Stimulating Hormone), LH
(Luteinizing Hormone), dan LTH (Luteotropic Hormone). Pars tuberalis tidak
memiliki fungsi endokrin. Pars intermedia merupakan tempat sintesa MSH
(Melanocyte Stimulating Hormon), tetapi pada jenis hewan tanpa pars
intermedia MSH mungkin dihasilkan olehadenohypophysis. Neurohypophysis
mensekresikan hormon ADH (Antidiuretric Hormone) dan oxytocin.
Hypothalamus adalah bagian dienchepalon yang membentuk dasar
dan bagian dari dinding lateral ventrikel ketiga pada otak. Fungsi FSH adalah
stimulasi pertumbuhan dan pematangan folikel de Graaf di dalam ovarium.
LH bekerja sama dengan FSH untuk menstimulasi pematangan folikel dan
pelepasan estrogen. LTH atau prolaktin dipandang sebagai hormon
reproduksi karena kemampuannya merangsang laktasi pada mamalia dan
4

pertumbuhan tembolok burung merpati. Estrogen merupakan hormon yang


menyebabkan estrus atau berahi pada hewan betina. Progesteron berfungsi
untuk menstimulasi pertumbuhan sistem glanduler pada endometrium uterus
yang telah disensitifkan terlebih dahulu oleh estrogen (Feradis, 2014).
Sebagian besar adenohypophysis adalah pars distalis. Jaringan yang
terdiri dari tali sel epitel diapit oleh sinusoid vascular yang berliku. Pewarna
yang mewarnai adalah seperti hematoxylin dan eosin, tiga jenis sel yang
berbeda terlihat di antara sel-sel epitel, yaitu acidophile yang memiliki
sitoplasma yang noda merah atau oranye, basophile yang memiliki
sitoplasma yang noda warna kebiruan dan chromophobes yang memiliki
sitoplasma yang noda sangat buruk. Acidophile merupakan sel yang
mengandung hormone polipeptida seperti somatotropes (produksi growth
hormone) dan lactotropes (produksi prolactin). Basophile merupakan sel yang
mengandung hormone glikoprotein seperti thyrotropes, gonadotropes dan
corticotropes. Chromophobes adalah sel yang mempunyai sedikit atau
bahkan tidak ada hormone didalamnya (Bowen, 2006).

Gambar 1. Histologi hypophysis


(Fankhauser, 2010)
Feradis (2014) menyatakan bahwa mekanisme umpan balik negatif
meliputi umpan balik dari hormon-hormon kelenjar sasaran seperti estradiol
atau

testosterone

terhadap

hypothalamus

atau

kelenjar

hypophysis.

Pelepasan FSH dihambat melalui penurunan kadar faktor pelepasan atau


penghambatan langsung terhadap kelenjar adenohypophysis. Kadar hormon

kelenjar sasaran dalam aliran darah adalah akibat perbedaan antara kadar
sekresi dan kadar pemakaian, degradasi dan eliminasi. Estradiol yang
dibebaskan

oleh

ovarium

akan

mempengaruhi

hypothalamus

atau

hypophysis untuk mengatur pelepasan FSH. Apabila terlampau banyak FSH


yang dilepaskan, kadar estradiol dalam darah akan menjadi tinggi dan
bekerja pada adenohypophysis baik secara langsung maupun tidak
langsung, dalam hal ini mungkin melalui hypothalamus. Penghentian
pelepasan hormon FSH lebih lanjut sampai kadar estradiol menurun dan
meniadakan hambatan oleh mekanisme umpan balik tersebut.

Gambar 2. Mekanisme feedback hormon


(Feradis, 2014)
Ovarium
Ovarium merupakan pabrik penghasil telur dan hormonkelamin yaitu
estrogen dan progesteron. Ovarium tempat berkembangnya folikel telur,
yaitu folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier, folikel de Graaf,
corpus rubrum, corpus luteum dan corpus albikan. Folikel telur adalah sel
telur yang dilingkupi oleh sel- sel granulosa (sel folikel) dengan ketebalan
lapisan yang bervariasi, sesuai dengan tingkat perkembangannya (Akbar,
2010). Hendrik (2006) menyatakan bahwa bentuk dan struktur ovarium terdiri
atas dua bagian, yaitu, bagian korteks (lapisan luar atau kulit), yang terdiri
atas tunica albuginea, jaringan ikat, folikel-folikel primordial dan folikel de
graaf (yang berisi sel ovum, stratum granulosum, sel-sel teka interna dan
6

eksterna, diskus proligerus, dan liquor atau cairan folikel), dan bagian bagian
medula (lapisan tengah atau inti), yang terdiri atas pembuluh-pembuluh
darah, serabut saraf, dan beberapa jaringan otot polos.

Gambar 3. Histologi ovarium


(Safitri et al., 2012)
Folikel primer menghasilkan oosit primer dan dilapisi oleh epitelium
kuboid simpleks. Folikel primer juga merupakan tempat berkembang tahap
awal ovum. Folikel primer juga sering disebut sarang telur karena pada
beberapa spesies dapat memproduksi beberapa bakalan oosit primer. Folikel
primer terletak pada membran basalis. Folikel sekunder adalah tahap
perkembangan folikel setelah fase folikel primer. Tahap perkembangan di
folikel sekunder, oosit primer mulai dikelilingi oleh sel-sel granulosa yang
akan menutrisi bakalan ovum tersebut. Perbatasan antara oosit dan sel-sel
granulosa terdapat suatu zona yang disebut zona pelusida. Folikel tersier
terbentuk saat oosit mulai terbentuk suatu celah antara zona pelusida dengan
sel-sel granulosa yang disebut antrum yang kemudian di dalam antrum
tersebut terisi cairan yang disebut liquor folliculi. Proses ovulasi terjadi pada
tahap folikel de graaf yaitu dengan pecahnya folikel dan keluarnya ovum
(Schatten and Gheorghe, 2008). Feradis (2014) menyatakan bahwa diameter
folikel de graaf berbeda-beda menurut jenis hewan. Folikel de graaf yang
matang menonjol keluar melalui cortex ke permukaan ovarium bagaikan
suatu lepuh karena ukurannya yang selalu bertambah. Pertumbuhanya
meliputi dua lapis sel stroma cortex yang mengelilingi sel-sel folikuler.
7

Lapisan sel-sel tersebut membentuk theca folliculi yang daat dibagi atas
theca interna dan theca externa yang fibrous.

Gambar 4. Histologi folikel


(Heffner dan Danny, 2006)
Proses pemasakan ovum yang terjadi pada mamalia telah dipahami
dengan lebih baik daripada pemasakan telur pada hewan lain. Proses
pemasakan telur pada hakikatnya merupakan peristiwa yang membentuk
siklus. Siklus pemasakan telur pada kebanyakan mamalia disebut siklus
estrus.Hewan yang mengalami siklus estrus, selama satu siklus hewan
betina siap menerima jantan untuk kawin hanya dalam waktu yang singkat,
yaitu pada masa ovulasi. Dinding saluran reproduksi pada akhir siklus tidak
mengalami disintegrasi dan tidak luruh sehingga tidak ada pendarahan.Siklus
estrus terdiri atas empat tahap atau fase, yaitu tahap proestrus, estrus,
metestrus dan diestrus.Tahapan ini dapat dikenali dari gambaran sel yang
diperoleh melalui hasil apus vagina (Isnaeni, 2006).
Fase
ukurankecil.

proestrus terlihat folikel-folikel


Adanya

FSH

yang

disintesis

ovarium
di

masih

dalam

hypophysis

anterior

menyebabkan sel-sel granulose yangterdapat didalam folikel akan cepat


menjadi banyak. Kemudian akan terbentuk ruangan dalam folikel. Folikel ini
disebut folikel de Graaf. sel-sel granulose didalam folikel de graaf akan
dihasilkan estrogen. Estrogen berperan untuk merangsang pertumbuhan
epitel vagina dan folikel ovarium sehingga menjadi matang dan siap
8

untuk

ovulasi. Folikel yang matang akan terus memproduksi estrogen,

akibatnya estrogen dalam darah menjadi tinggi. Kadar estrogen yang


tinggi dalam darah menandakan sedang dalam fase estrus dan estrogen
ini

akan merangsang

GnRH untuk memproduksi LH. Tahap berikutnya

akibat terus dihasilkannya LH akan terjadi lonjakan LH yang penting untuk


terjadinya ovulasi setelah oosit II ke luar, maka folikel berubah menjadi
corpus luteum yang mampu menghasilkan progesteron. Progesteron
menyebabkan
lapisan

perubahan-perubahan

endometrium.

Lapisan

endometrium berupa

endometrium

perubahan

ini dipersiapkan

untuk

terjadinya implantasi. Fase pembentukkan lapisan ini terjadi pada fase


metestrus. Fase

berikutnya

yaitu

diestrus,

jika

terjadi

implantasi

peningkatan kadar progesteron penting untuk pertumbuhan plasenta.


Corpus luteum akan mampu memproduksi estrogen dan progesteron
sendiri.

Jika

tidak

terjadi

implantasi

maka

tidak

terbentuk plasenta

sehingga kadar estrogen dan progesteron akan menurun. Menurunnya


kadar

progesteron

menyebabkan

terjadinya

pengelupasan lapisan

endometrium (Akbar, 2008).

Gambar 8. Grafik siklus estrus


(Feradis, 2014)
Oviduct

Krstic (2013) menyatak bahwa oviduct terdiri dari tiga lapisan. Lapisan
pertama adalah tunica mucosa yang ditutupi oleh sel epithel bersilia. Lapisan
kedua adalah tunica muscularis

yang terdiri dari dua lapis otot, yaitu

longitudinal dan musculus circuler. Lapisan terluar adalah tunica serosa yang
terdiri dari jaringan ikat. Feradis (2014) menyatakan bahwa ovum disapu ke
dalam ujung tuba fallopi yang berfimbriae pada saat ovulasi. Kapasitas
spermatozoa, fertilisasi, dan pembelahan embrio terjadi di dalam tuba fallopii.
Pengangkutan spermatozoa ke tempat fertilisasi dan pengangkutan ovum ke
uterus untuk perkembangan selanjutnya diatur oleh kerja silia dan kontraksi
muskuler yang dikoordinir oleh hormon-hormon ovarial yaitu estrogen dan
progesteron.

Gambar 9. Histologi oviduct


(Krstic, 2013)
Uterus
Krstic (2013) menyatakan bahwa dinding uterus terdiri dari 3 lapisan,
yaitu endometrium, myometrium dan perimetrium. Endometrium atau tunica
mucosa adalah lapisan tipis dimana terdapat sel kelenjar dan sel stroma.
Myometrium

atau tunica muscularis

adalah lapisan paling tipis pada

uterusyang tersusun atas lapisan otot yang kuat, dan terdiri dari dua bagian,
yaitu sirkuler dan longitudinal. Perimetrium adalah lapisan terluar yang
menyelubungi uterus dan berfungsi untuk melindungi uterus agar tidak
bergesekan dengan organ lain.

10

Gambar 10. Histologi uterus


(Eroschenko, 2008)
Prostaglandin

(PG)

dikenal

sebagai

kelompok

hormone

yang

digolongkan sebagai PGA, PGB, PGE, dan PGF. Prostaglandin disekresikan


oleh banyak jaringan tubuh, pada betina disekresikan oleh endometrium.
Hormon tersebut pada betina mempengaruhi ovulasi, kontraksi tuba dan
uterus, dan meluruhkan endometrium (Hamilton, 1995).

11

Kesimpulan
Berdasarkan

praktikum

yang

telah

dilakukan,

dapat

diambil

kesimpulan bahwa sistem organ reproduksi betina secara mikroskopis terdiri


dari hypophysis, ovarium, oviduct dan uterus. Hypophysis dibagi menjadi
lobus anterior (adenohypophysis) dan lobus posterior (neurohypophysis).
Adenohypophysis terdiri dari pars distalis dan pars tuberalis. Pars distalis
terdiri dari chromophiles yang menghasilkan hormon dan chromophobe yang
tidak menghasilkan hormon. Ovarium terdiri atas dua bagian, yaitu, bagian
korteks (lapisan luar atau kulit), yang terdiri atas tunika albuginea, jaringan
ikat, folikel-folikel primordial dan folikel de graaf (yang berisi sel ovum,
stratum granulosum, sel-sel teka interna dan eksterna, diskus proligerus, dan
liquor atau cairan folikel), dan bagian bagian medula (lapisan tengah atau
inti), yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah, serabut saraf, dan
beberapa jaringan otot polos. Oviduct terdiri atas lapisan bagian luar yang
merupakan jaringan pengikat dasar (tunica serosa) berfungsi melindungi
oviduct agar tidak bergesekan dengan organ lain, lapisan bagian tengah yang
tersusun dari serabut-serabut otot polos sirkuler dan longitudinal (tunica
muskularis, lapisan bagian dalam terdiri atas sel-sel epithelium bersilia dan
epithelium sekretoris (tunica mukosa). Uterus terdiri dari endometrium (tunika
mukosa), myometrium (tunika muskularis), dan perimetrium (tunika serosa).

12

Daftar Pustaka
Akbar, B. 2010.Tumbuhan dengan Kandungan Senyawa Aktif yang
.BerpotensiSebagai Bahan Antifertilitas. Adabia Press. Jakarta
Bowen,

R.

2006. Histology of the Adenohypophysis.Available at


http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/hypo
pit/histo_adeno.html.Diakses pada tanggal 16 November pukul
21.10 WIB.

Eroschenko, V. P. 2008. Atlas of Histology. Lippincott William & Walkins.


Philadelpia.
Fankhauser, David B. 2010. Histology of Selected Endocrine Organs.
..Available
at
.http://biology.clc.uc.edu/fankhauser/Labs/Anatomy_&_Physiolog
.y/A&P202/Endocrine_System/Endocrine_Histology.htm. Diakses
..pada tanggal 07Oktober 2015 pukul 10.53 WIB.
Feradis. 2014. Reproduksi Ternak. Alfabeta. Bandung.
Gibson, John. 2003. Fisiologi Dan Anatomi Modern Untuk Perawat.Penerbit
.Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Hamilton, P. M. 1995. Dasar-dasar Keperawatan Maternitas.EGC. Jakarta.
Heffner, Linda J. dan Danny J. Schust. 2008. Sistem Reproduksi. Erlangga.
Jakarta
Hendrik.2006. Problema Haid Tinjauan Syariat Islam Dan Medis. Penerbit
Tiga Serangkai. Solo.
Isnaeni, W. Fisiologi Hewan. 2006. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Jamalia, R. 2006. Kajian karakteristik anatomi dan morfometri reproduksi
betina kuda lokal indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Krstic, R.V. 2013. Human Microscopic Anatomy. Springer-Verlag Berlin
.Heidelberg GmbH. Berlin
Megawati,Dian.,Sutarno,Shanty Listyawati. 2005. Siklus estrus dan struktur
histology ovarium tikus putih (Rattus norvegicus L.)setelah
pemberian monosodium glutamate (MSG) secara oral.

13

.Biosmart. Biologi FMIPA Universitas Sebelas


(UNS) Surakarta.

Maret

Sabiston.1995. Buku Ajar Bedah. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.


Safitri.E., T. Hernawati., S. Utama., S. Mulyati dan D. Legowo. Penurunan
..estrus dan gambaran histopatologis ovarium mencit (Mus
.musculus) betina kondisi malnutrisi.Fakultas Kedokteran Hewan
.Unair. 5 (3)
Schatten, Heide and Gheorghe Constantinescu. 2008. Comparative
Reproduction Biology. Blackwell Publishing. USA
Widayati,Diah Tri, Kustono, Ismaya, Sigit Bintara. 2008. Bahan Ajar Ilmu
Reproduksi Ternak. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Wynn, R. M dan W. P. Jollie. 2013. Biology of The Uterus: Second Edition.
..Plenum Medical Book Company. New York.
Zhang, Shu Xing. 1999. An Atlas of Histology. Springer Verlag. New York

14

Anda mungkin juga menyukai