Anda di halaman 1dari 6

Perkembangan Lanjut (Perkembangan Embrio)

Advanced Developments (Embryo Development)

Muhammad Dean
muhammaddean.bio16@fkip.unsyiah.ac.id

Abstrak
Perkembangan embrio dimulai setelah terbentuk zigot pada saat fertilisasi selesai. Melalui
pertumbuhan dan perkembangan yang rumit sehingga terciptanya beberapa perubahan yang dapat
dibedakan tingkat perkembangan yang dapat dipakai untuk menentukan dan mengetahui sejauh mana
suatu embrio telah berkembang. Pada praktikum ini yang berjudul Perkembangan Lanjut
(Perkembangan Embrio) yang telah dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober 2018 di Laboraturium
Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala. Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan
mengamati macam-macam arah pembelahan zigot dan beberapa stadium pada perkembanban lanjut
embrio. Metode yang dilakukan adalah metode observasi pada preparat awetan embrio ayam dengan
menggunakan mikroskop. Pengamatan perkembangan lanjut secara berturut-turut dari embrio ayam
yaitu stadium 24 jam, 33 jam, 48 jam, dan 96 jam. Hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa pada stadium sudah terbentuknya pembuluh darah, otak, saraf, jantung serta organ lainnya.
Kata kunci: Perkembangan lanjut, embrio, stadium.

Abstract
Embryo development begins after the zygote is formed at the time of fertilization is complete.
Through the growth and development of complex so that the creation of several changes that can be
distinguished the level of development that can be used to determine and determine the extent to which
an embryo has developed. In this practice entitled Advanced Development (Embryo Development)
which was held on October 31, 2018 in the Biology Education Laboratory FKIP Syiah Kuala
University. This practice aims to recognize and observe the various directions of zygote division and
several stages in the subsequent embryo development. The method used is the observation method on
the preparations of chicken embryo by using a microscope. Observation of continued development in
succession from chicken embryos namely stage 24 hours, 33 hours, 48 hours, and 96 hours. The results
of the practicum that have been carried out show that at the stage the blood vessels, brain, nerves,
heart and other organs have been formed.
Keywords: Advanced development, embryo, stage.
Muhammad Dean : Perkembangan Lanjut

Pendahuluan Metode/Cara Kerja


Perbedaan suhu memberikan pengaruh Waktu dan Tempat
yang berbeda terhadap kecepatan Praktikum dilaksanakan di Laboratorium
perkembangan embrio, yaitu semakin tinggi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah
suhu semakin cepat perkembangan embrio. Kuala (Unsyiah) Darussalam, Banda Aceh pada
Fase morula sampai dengan blastula semua tanggal 31 Oktober 2018.
perlakuan suhu tercapai pada waktu yang sama
Alat dan Bahan
yaitu masing masing 2 jam dan 3 jam setelah
Alat yang digunakan pada praktikum
inkubasi awal. Semakin tinggi suhu media
kali ini adalah mikroskop. Sedangkan bahannya
inkubasi akan memacu metabolisme embrio
adalah preparat awetan embrio ayam stadium 96
sehingga perkembangan embrio pada media
jam.
inkubasi yang lebih tinggi akan semakin cepat.
(Andriyanto, 2013, pp.192-203). Prosedur
Pada umumnya proses produksi embrio Diambil preparat stadium 96 jam
dilakukan melalui tiga tahapan utama, yaitu perkembangan lanjut embrio ayam. Diamati
pematangan oosit (in vitro maturation), dengan mikroskop, dimulai dari pembesaran
pembuahan oosit oleh spermatozoa (in vitro lemah hingga pembesaran kuat. Kemudian
fertilization) dan menumbuhkan oosit yang telah diamati bentuk dan dihitung jumlah somit pada
dibuahi sampai tahap perkembangan morula masing-masing stadium. Digambarkan dan
atau blastosit (in vitro culture). Oosit diberi keterangan.
membentuk beberapa macam selaput yang
berfungsi sebagai pengenal sperma sesama Teknik Analisis Data
spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan Teknik analisis data pada pengamatan
selaput khusus di antara permukaan membran adalah teknik analisis deskriptif yaitu berupa
selnya dengan membran sel-sel folikel (Setiadi, gambar yang dilengkapi dengan penjelasan
2013, pp.150-152). yang berkaitan dengan gambar tersebut. Subjek
Telur ayam akan menetas setelah 21 – subjek yang diamati dikaitkan dengan
hari inkubasi dengan melalui serangkaian perkembangan lanjut didalam praktikum
perkembangan embrio secara komplek perkembangan hewan
Perkembangan embrio ayam dimulai dari
fertilisasi, blastulasi, gastrulasi, neurolasi dan Hasil dan Pembahasan
organogenesis. (Kusuma, 2013, p.30). Berdasarkan praktikum yang telah
Perkembangan embrio menjadi foetus dilakukan dapat diketahui bahwa perkembangan
yang diamati setiap periode pada J1, J2, J3, J4, embrio dimulai setelah terbentuk zigot pada saat
dan J5 pada jenis telur ayam Kedu Hitam dan fertilisasi selesai. Setelah ovum dibuahi ai
jenis telur ayam Kedu Putih menunjukkan menyelesaikan miosis II, kemudian tahap
perkembangan yang sama pada umur inkubasi 5 tranformasi, lalu emberiogenesis. Zigot yang
hari. Jumlah embrio dari telur fertil pada setiap mulai ber embriogenesis disebut conceptus,
jenis telur dan perlakuan mampu bertahan 100% karena berasal dari konsepsi ovum dan
hidup (Ondho, 2009, p.645). spermatozoa.
Perkembangan embrio ini merupakan
perkembangan lanjut dari perkembangan awal
(fase-fase pembelahan). Setelah embrio

2
Muhammad Dean : Perkembangan Lanjut

menyelesaikan tahap gastrulasi, maka mulai berdiferensiasi menjadi somit. Tahap


terjadi perubahan bentuk pada tubuhnya. pembentukan organ pada berbagai umur embrio
Perubahan ini juga berlangsung dan tampak ayam yaitu pada embrio ayam yang telah
selama pembentukan macam-macam organ atau diinkubasi 24 jam telah terbentuk area
selama organogenesis. Karena ada perubahan embrional, area pellusida, area ovaka vaskulosa,
tersebut sehingga dapat dibedakan tingkat area ovaka vitelin, lipatan neural, usus depan,
perkembangan yang dapat dipakai untuk somit dan daerah primitive, proamnion, dan
menetukan dan mengetahui sejauh mana suatu keping darah (Adnan, 2010, pp.50-52).
embrio telah berkembang. Waktu perkembangan embrio pada
Pada praktikum kali ini, diamati ayam mulai dari zigot sampai menetas sekitar 19
preparat awetan embrio ayam pada stadium 96 sampai 21 hari. Pada waktu telur menetas, hanya
jam. Pada stadium 96 jam tidak lagi terlihat dapat dilihat anak ayam baru menetas dan
somit. Karena embrio sudah terbentuk lengkap pecahan cangkang telur, sedangkan kuning telur
dan sudah terbentuk notochord. Dimana dan albumin sudah habis terserap, bahkan
pembungkukan dan perputaran tubuh embrio beberapa hari sebelum menetas kantong kuning
sudah lengkap. Seluruh sisi kiri embrio tertumpu telur tempat menyimpan kuning telur ditarik
pada yolk. Mata berpigmen jelas, bakal sayap, kedalam tubuh. Untuk 1-3 hari pasca menetas,
bakal kaki dan bakal ekor lebih jelas. Kantong kantong kuning telur berfungsi bagian dari
allantois tampak berupa gelembung diluar sistem pencernaan (Sunarno, 2010, P.183)
embrio. Berikut gambar dari embrio ayam Embrio unggas tidak memiliki hubungan
stadium 96 jam. langsung dengan induknya selama
Embriogenesis adalah proses perkembangan embrional, oleh karena itu
pembentukan dan perkembangan embrio. Proses pertumbuhan embrio berasal dari dalam telur
ini merupakan tahapan perkembangan sel tersebut. Nutrisi yang terkandung dalam telur
setelah mengalami pembuahan atau fertilisasi. menjadi sumber makanan utama embrio untuk
Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan berkembang (Mulyantini, 2010, p.10).
pengaturan di tingkat sel. Sel pada Perubahan suhu sangat berpengaruh
embriogenesis disebut sebagai sel embriogenik. terhadap perkembangan embrio karena
Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan mempengaruhi kecepatan metabolisme embrio.
berkembang melalui beberapa fase, antara lain Metabolisme merupakan suatu proses biokimia
sel tunggal (yang telah dibuahi), blastomer, yang terjadi di dalam tubuh yang sangat
blastula, gastrula, neurula dan embrio atau janin dipengaruhi oleh suhu. Perkembangan embrio
(Nalvandov, 2012, p.87). setelah fertilisasi sangat dipengaruhi oleh suhu
Pada umur 21 jam inkubasi pada aves, media penetasan (slamed,2010, p.197).
terbentuk lipatan kepala pada bagian anterior Perkembangan embrio ayam maupun
lipatan neural yang selanjutnya akan itik bila dibandingkan dengan hasil penelitian
berdiferensiasi menjadi kepala dan daerah ini, dimana pemberian 15,6 dan 31,2 ng AFB1
anterior pada embrio. Sementara itu pada bagian per telur berembrio telah menyebabkan
bawah ektoderm terbentuk kantung subsephal penurunan daya tetas, meningkatkan kematian
atau sub sephalic pocket. Penutupan lipatan embrio dan terjadinya malabsorbsi kuning telur
neural dimulai pada umur inkubasi 21-24 jam. dan kelainan pada embrio ayam (Bahri, 2005,
Pada umur 21 jam inkubasi, mesoderm mulai p.146).

3
Muhammad Dean : Perkembangan Lanjut

Perkembangan embrio ini merupakan


perkembangan lanjut dari perkembangan awal
(fase-fase pembelahan). Setelah embrio
menyelesaikan tahap gastrulasi, maka mulai
terjadi perubahan bentuk pada tubuhnya.
Perubahan ini juga berlangsung dan tampak
selama pembentukan macam-macam organ atau
selama organogenesis. Karena ada perubahan
tersebut sehingga dapat dibedakan tingkat
perkembangan yang dapat dipakai untuk
menentukan dan mengetahui sejauh mana suatu Gambar 2. Stadium 48 Jam.
embrio telah berkembang. Ciri-ciri khas yang Selanjutnya, pada stadium 48 jam
sering dipakai dalam menentukan atau jumlah somit 29 pasang, otak membungkuk
mengamati tingkat perkembangan nirmal embrio membentuk flesura tengkorak, mulai terbentuk
yaitu umur embrio, ukuran embrio, dan ciri-ciri sistem saraf, pencernaan, urinari, struktur
morfologi embrio. jantung, cabang aorta, dan pembuluh darah lebih
Berdasarkan praktikum ini bahwa sempurna dan vertebrae mengalami diferensiasi.
perkembangan embrio ayam diamati secara
berturut-turut pada beberapa stadium yaitu
stadium 24 jam, stadium 33 jam, stadium 48
jam, dan stadium 96 jam.

Gambar 3 .Stadium 72 Jam.


Lalu yang ketiga pada stadium 72 jam.
Pembungkukan dan perputaran sudah lebih
Gambar 1. Stadium 24 Jam. lannjut dan sudah tampak pembungkukan di
Preparat pertama yaitu stadium 24 jam. daerah ekor. Bakal sayap, bakal kali, dan bakal
Pada stadium 24 jam terdapat sekitar 4-6 somit. ekor sudah terbentuk. Seluruh tubuh embrio
Pada stadium ini lipatan neural sudag saling sudah mengalami lipatan tubuh lateral dan sudah
mendekat terutama didaerah bakal terbungkus oleh selaput amnion kecuali pada
mesensafalon. Pada daerah atau area opaka satu tempat di daerah kaki tampak masih
tampak pulau-pulau darah. Perkembangan terbuka. Bakal hidung tampak didaerah
stadium ini sama dengan stadium 27 jam. telensafalon sebagai lekukan olfaktori.
Lengkung dan celah visceral terlihat lebih jelas.

4
Muhammad Dean : Perkembangan Lanjut

Simpulan dan Saran


Simpulan
Dari hasil praktikum dapat diambil
kesimpulan bahwa perkembangan embrio
dimulai setelah terbentuk zigot pada saat
fertilisasi selesai. Setelah ovum dibuahi ai
menyelesaikan miosis II, kemudian tahap
tranformasi, lalu emberiogenesis. Zigot yang
mulai ber embriogenesis disebut conceptus,
karena berasal dari konsepsi ovum dan
spermatozoa. Perkembangan embrio ini
Gambar 4. Stadium 96 Jam
merupakan perkembangan lanjut dari
Yang terakhir pada stadium 96 jam
perkembangan awal (fase-fase pembelahan).
dimana jumlah somit 77 pasanga.
Setelah embrio menyelesaikan tahap gastrulasi,
Pembungkukan dan perputaran embrio sudah
maka mulai terjadi perubahan bentuk pada
lengkap, sisi kiri embrio tertumpu pada yolk,
tubuhnya. Ciri khas yang sering dipakai dalam
mata berpigmen jelas, bakal sayap, bakal kaki,
menentukan atau mengamati tingkat
bakal ekor tampak lebih jelas, kantung allantois
perkembangan embrio adalah umur embrio,
tampak berupa gelembung diluar embrio.
ukuran embrio dan ciri-ciri morfologi embrio.
Untuk mengetahui umur embrio ayam,
Pada praktikum kali ini, diamati preparat awetan
dapat digunakan rumus sebagai berikut:
embrio ayam stadium 96 jam. Pada stadium 96
Umur = 19 + ∑somit
jam tidak lagi terlihat somit. Karena embrio
Keterangan : sudah terbentuk lengkap dan sudah terbentuk
19 : umur 19 jam mulai munculnya notochord.
somit
∑somit : banyak somit yang ada. Saran
Semoga kedepannya pihak
Laboratorium dapat menyediakan awetan
embrio ayam yang baru, supaya praktikan dapat
melihat jelas gambar dari preparat yang diamati.

5
Muhammad Dean : Perkembangan Lanjut

Daftar Pustaka Journal Kedokteran Hewan, 7:2, 150-


Adnan Dan Andi Mu’nisa. (2013). Penuntun 154.
Praktikum Perkembangan Hewan. Sunarno. (2010). Agregasi Embrio Tahap
Makassar: Universitas Negeri Pembelahan 8 Sel Pada Medium Kultur
Makassar. Ksomaa Untuk Menghasilkan Embrio
Andriyanto, Wawan. (2013). Perkembangan Hasil Embrio Hasil Agregasi Dengan
Embrio Dan Rasio Penetasan Telur Ikan Nilai Viabilitas Yang Tinggi: Kajian
Kerapu Raja Sunu (Plectropoma Pada Hewan Model Mencit (Mus
Laevis) Pada Suhu Media Berbeda. Musculus). Jurnal Sains Dan
Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kelautan Matematika (JSM), 14:4, 183-189.
Tropis, 5:1, 192-203. Slamet, B. Dan Tridjoko. (2010). Pengamatan
Asmarani Kusumawat. (2016), Perkembangan Pemijahan Alami, Perkembangan
Embrio Dan Penentuan Jenis Kelamin Embrio Dan Larva Ikan Kerapu Batik,
DOC (Day-Old Chicken) Ayam Jawa E. Microdon, Dalam Bak Terkontrol. J.
Super. Jurnal SAIN VETERINER ISSN : Penelitian Perikanan Indonesia, 3:4,
0126 – 0421 (1), 29-40. 192-197.
Mulyantini, N. G. A. (2010). Ilmu Manajemen Samsul Bahri. (2005). Efek Aflatoksin B1
Ternak Unggas. Gadjah Mada (AFB1) Pada Embrio Ayam. Jurnal
University Press, Yogyakarta. JITV, 10:2, 160-168.
Nalvandov, A, V. (2010). Fisiologi Reproduksi Y.S.Ondho, (2010). Pengaruh Perbedaan Waktu
Pada Mamalia Dan Unggas Edisi Koleksi Sel Blastoderm Terhadap
Ketiga. Jakarta: UI-Press. Perkembangan Pasca Inokulasi Pada
Setiadi, M. A. (2013). Tingkat Perkembangan Embrio Ayam Kedu. Jurnal
Awal Embrio Sapi In Vitro Pemberdayaan Peternakan Berbasis
Menggunakan Media Tunggal Berbahan Sumber Daya Lokal Untuk Ketahanan
Dasar Tissue Culture Medium (TCM). Pangan Nasional Berkelanjutan, 641-
647.

Anda mungkin juga menyukai