Anda di halaman 1dari 17

Perkembangan Lanjut

Further Developament
Rian Zulfahri
rianzulfahri.bio18@fkip.unsyiah.ac.id
Abstrak
Perkembangan lanjut atau perkembangan embrio merupakan perkembangan lanjutan dari
perkembangan awal (fase-fase pembelahan). Setelah embrio menyelesaikan tahap gastrulasi, maka
mulai terjadi perubahan bentuk pada tubuhnya atau menuju ke fase organogenesisi. Ciri-ciri khas
yang sering dipakai dalam menentukan atau mengamati tingkat perkembangan normal embrio adalah
umur, ukuran dan morfologi embrio. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui pembentukan
atau perubahan yang terjadi pada embriogenesis setelah fase-fase pembelahan Praktikum ini
dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan secara tak langsung yaitu melalui virtual zoom
atau secara daring, pada pengamatan tentang perkembangan lanjutan pada embrio ayam. Hasil dari
praktikum ini adalah dapat mengetahui tahapan-tahapan perkembangan dan perubahan atau
pembentukan organ yang terjadi pada embrio ayam.
Kata kunci: Ayam, embriogenesis, organogenesis
Abstract
Advanced development or embryonic development is the continued development of early
development (division phases). After the embryo has completed the gastrulation stage, the body
changes shape or goes into the organogenesis phase. Characteristics that are often used in
determining or observing the level of normal embryo development are age, size and embryo
morphology. The purpose of this practicum is to determine the formation or changes that occur in
embryogenesis after the phases of division. This practicum is carried out using indirect observation
methods, namely through virtual zoom or online, on observations about the continued development
of chicken embryos. The result of this practicum is to know the stages of development and changes
or formation of organs that occur in chicken embryos.
Key words: Chicken, embryogenesis, organogenesis

1
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

Pendahuluan (siap untuk dibuahi) yaitu pada kondisi


Embriogenesis adalah proses metafase II (Gunawan, 2014, p.154).
pembentukan dan pertumbuhan secara
Metode dan Cara Kerja
progresif dari sebuah sel menuju periode organ
Waktu dan Tempat
primordial (pada manusia terjadi saat minggu
Pratikum ini dilakukan secara virtual
ke-8 perkembangan). Terkadang disebut juga
dirumah masing-masing dan melalui via zoom
dengan organogenesis (Haviz, 2014, p.97).
meeting pada tanggal 24 November 2020 pada
Proses organogenesis ini berlangsung
pukul 15.50-17.30 WIB.
lebih lama dibanding dengan stadia-stadia
lainya. Hasil pengamatan terhadap embrio Target/Subjek/Populasi/Sampel
selama fase organogenesis menunjukkan Pada pratikum ini targetnya untuk
adanya pergerakan dari embrio. Pergerakan mengetahui untuk mengetahui pembentukan
embrio ini diakibatkan oleh bertambah atau perubahan yang terjadi pada
panjangnya bagian ekor embrio dan mulai embriogenesis setelah fase-fase pembelahan.
terlepas dari kuning telurnya serta terdeteksi Pratikum ini dilaksanakan oleh mahasiswa
jantung sudah mulai aktif. Selain itu, pendidikan biologi angkatan 2018 dengan
penampakan dari notokorda dan somit makin mengamati embrio ayam.
jelas serta lekukan pada kepala sudah mulai Prosedur
Nampak (Ardhardiansyah, 2017, p.21). Langkah yang pertama yang dilakukan
Embriogenesis atau perkembangan pada praktikum ini adalah melihat video
embrio yaitu keseluruhan proses yang meliputi pembelajaran dan artikel perkembangan dan
proses perkembangan setelah fertilisasi tahap-tahap perubahan atau pembentukan
(pembuahan) sampai dengan organogenesis organ yang terjadi pada embrio. Kemudian
sebelum telur menetas (Herjayanto, 2017, diamati video dan artikel tersebut lalu di
sp.3). pahami. Setelah itu digambar hasil pengamtan
Embriogenesis merupakan proses dan diberikan keternagan setiap gamabr serta
pertumbuhan dan perkembangan embrio. dibuat dalam bentuk laporan. Sampel yang
Tahap perkembangannya diawali dengan digunakan pada praktikum ini adalah embrio
peristiwa fertilisasi yakni pertemuan atau ayam.
peleburan sel sperma dengan sel ovum.
Fertilisasi ini selanjutnya akan menghasilkan Data Instrumen dan Tehnik Pengumpulan Data
sel individu baru yang disebut dengan zigot Data dikumpulkan berupa data
dan akan melakukan pertumbuhan dan kualitatif, dan deskriptif dalam bentuk gambar.
perkembangan menuju embrio. Organogenesis Data yang dikumpulkan didapatkan dengan
yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh cara mengamati video pembelajaran dan artikel
pada makhluk hidup (manusia dan hewan). tentang perkembangan lanjut yang terjadi pada
Tahapan embriogenesis dan organogenesis embrio.
dalam perkembangannya selalu sejalan, salah Tehnik Analisis
satunya perkembangan organ-organ anggota Data yang dikumpulkan di analisis
tubuh (Yani, 2015, p.141). dengan metode secara tak langsung dengan
Perkembangan embrio terjadi mulai dari melakukan pengamatan pada video
proses fertilisasi antara oosit dengan pembelajaran dan artikel yang telah disiapkan
spermatozoa. Oosit yang diperoleh dari hasil sebelumya. Kemudian digambar hasil
ovulasi secara alami atau melalui maturasi pengamatan dan diberi keterangan di setiap
secara in vitro adalah dalam kondisi matang gambar.

2
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

Hasil dan Pembahasan


Setelah dilakukan praktikum tentang
perkembangan lanjut pada embrio, didapatlah
data sebagai berikut yang merupakan hasil dari
pengamatan.

Gambar 3. Embrio 23-26 jam


Ketika embrio ayam rentan umur 23-24
lipatan neural sudah saling mendekat didaerah
mesensefalon. Menurut Lugman (2017, p.154)
pada masa inkubasi 24 jam sampai 33 jam
terbentuk neural tube dan setelah masa
Gambar 1. Embrio 12-15 jam inkubasi 48 jam terbentuk 3 vesikel otak.
Pada saat embrio ayam umur 12 jam Bagian depan disebut prosencephalon, bagian
memperlihatkan stria primitirif mulai telihat tengah disebut mesencephalon dan bagian
memanjang dari bagian posterior dan mulai belakang disebut rhombencephalon. Ke tiga
terbentuk cekungan primitif. Perkembangan vesikel otak tersebut berdiferensiasi lagi,
stria primitif mulai dapat diamati pada umur 10 prosence - phalon menjadi telencephalon dan
jam inkubasi dan umur ini akan mulai diencephalon sedang rhombencephalon
terjadinya prosese organogenesis. Menurut menjadi metencephalon dan myelencephalon.
Kusumawati (2016, p.30) organogensis Pada embrio umur 25 jam, somit berkembang
merupakan tahap selanjutnya yaitu sebanyak 5 pasang. Proamnion, lipatan kepala,
perkembangan dari bentuk primitif embrio area opaca, dan area pelusida terlihat dengan
menjadi bentuk definitif yang memiliki bentuk jelas. Somite, pulau darah, batas mesoderm,
dan rupa yang spesifik dalam satu spesies. dan foregut mulai terlihat.

Gambar 2. Embrio 18-22 jam Gambar 4. Embrio 30-33 jam


Memasuki umur 18 jam inkubasi stria Embrio Ayam umur 30 sampai 36 jam
primitif telah mencapai panjang maksimal, mengalami perlambatan terlihat dari jumlah
area pelucida membentuk oval, proamnion, somit hanya tujuh pasang dan pada umur ini
cekungan primitif, notochord, nodus Hensen otak pada embrio sudah terbagi menjadi tiga
dan lipatan kepala mulai terlihat jelas. Embrio bagian yaitu prosensefalon, mesensefalon, dan
telah mulai memasuki tahapan transisi pada robensefalon. Menurut Paputungan (2017,
umur 23 jam inkubasi, ketika lipatan kepala di p.100) pada embrio ayam jantung terlihat
anterior dan somite mulai terlihat dengan jelas. berdenyut setelah 30 jam pengeraman dan

3
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

pembelahan pada otak menunjukan dimulainya dibandingkan pada kuntum sayap. Jantung
pembentukan mata, lubang telinga pada sudah dapat dibedakan antara atrium dan
pembentukan bakal ekor. ventrikel. Pemisahan bagian- bagian jantung
mulai terjadi pada tahap 16 hingga 20 atau
mulai umur 52 hingga 72 dan 96 jam inkubasi
dan semakin sempurna bagian tersebut pada
hari berikutnya. Perkembangan embrio ayam
akan membentuk organ yang sempurna ketika
embrio ayam memperoleh sumber nutrisi dari
kuning telurnya, semakin sedikit kuning
telurnya tersisa maka semakin sempurna
pembetukan organ pada embrio. Menurut
Waspada (2012, p.52) perkembangan
Gamabar 5. Embrio 48-52 jam organogenesis dan pertambahan panjang total
Pada saat memasuki umur 48 jam, semakin meningkat seiring dengan laju
embrio mulai memperlihatkan perbedaan penyerapan kuning telur.
spesifik dibanding umur sebelumnya karena Simpulan dan Saran
bagian anterior memutar ke arah kanan, lubang Simpulan
auditorius mulai terbuka, jantung membentuk Hasil pengamatan dapat diketahui
S, lekukan kepala amnion menutupi seluruh bahwa perkembangan lanjut dimulai ketika
region telenchepalon, dienchepalon, dan berakhirnya dari fase pembelahan. Pada
mesenchepalon, serta plat oral, batang mata, perkembangan lanjutan embrio terjadinya
dan tuba neural yang sudah mulai terbentuk. tahap organogenesis yaitu tahap dimana
Semakin hari ke hari organ tersebut semakin terjadinya pembentukan dan perkembangan
berkembang menjadi sempurna. Menurut organ embrio baik itu pembentukan otak, mata,
Husan (2020, P.36) Seiring dengan kaki ataupun organ lainnya. Pada praktikum ini
penambahan umur embrio maka tulang akan diamati pembentukan organ pada embrio ayam
mengalami pergerakan osifikasii ke bagian mulai dari umur 12-96 jam dan semakin
ujung-ujung tulang, sehingga seluruh bagian sempurna pembetukan organnya di hari
tulang yang semula berupa tulang rawan akan berikutnya sampai telur ayam menetas pada
berubah menjadi tulang keras umur 21 hari.
Saran
Saran dari praktikum ini adalah kedepanya
semoga lebih baik. Semoga dapat memahami
dengan baik terhadap materi pengamatan yang
telah dilakukan secara virtual.
Daftar Pustaka
Ardhardiansyah, dkk. 2017). Embriogenesis
dan Karakteristik Larva Persilangan
Ikan Patin Siam (Pangasius
Gambar 6. Embrio 64-69 jam hypophthalmus) Jantan dengan Ikan
Baung (Hemibagrus nemurus)
Kuntum sayap dan kuntum kaki mulai Betina. Jurnal Perikanan Kelautan, 8:2,
terbentuk dan semakin besar ukurannya seiring 17-27.
dengan pertambahan waktu inkubasi. Kuntum Gunawan, dkk. 2014. Perkembangan embrio
kaki ukurannya akan lebih besar ukurannya sapi setelah fertilisasi menggunakan

4
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

metode Intracytoplasmic Sperm Luqman, dkk, 2017. Peranan Choline Esterase


Injection (ICSI) dan aktivasi dengan (ChE) pada Pembentukan Vesikel Otak
strontium. Jurnal Kedokteran Hewan- Embrio Ayam yang Terpapar Insektisida
Indonesian Journal of Veterinary Karbofuran. Jurnal Media Kedokteran
Sciences, 8:2, 154-157. Hewan, 23:3, 145-150.
Haviz, M. (2016). Konsep dasar embriologi: Paputungan, dkk. 2016. Pengaruh Bobot Telur
tinjauan teoretis. Sainstek: Jurnal Sains Tetas Itik Terhadap Perkembangan
dan Teknologi, 8:1, 96-101. Embrio, Fertilitas dan Bobot
Herjayanto, dkk. 2017.. Embriogenesis, Tetas. Jurnal ZOOTEC, 37:1, 96-116.
perkembangan larva dan viabilitas Waspada, A. J. (2012). Performans
reproduksi ikan pelangi Iriatherina Reproduktif Ikan Patin Siam (Pangasius
werneri Meinken, 1974 pada kondisi Hypopthalmus) dalam Merespons
laboratorium. Jurnal Akuatika Indonesi, Tingkat Penambahan Tepung Kroto
2:1, 1-10. Pada Formulasi Pakan Berbasis Bahan
Husna, dkk. 2020. Studi Osifikasi Anggota Baku Lokal. Indonesian Journal of
Tubuh Embrio Ayam Buras dengan Applied Sciences, 2:2, 47-53.
Pewarnaan Alizarin Red. Jurnal Yani, A. P., & Pratama, A. Y. Efek Samping
BIOSAINTROPIS (Bioscience Tropic), Penggunaan Daun Sungkai (Peronema
5:2, 30-37. Canescens Jack) Sebagai Obat
Kusumawati, dkkk. 2016. Perkembangan Tradisional Suku Lembak Pada Mencit
embrio dan penentuan jenis kelamin (Mus musculus). Jurnal pendiikan
DOC (day-old chicken) ayam Jawa UNTAN, 5:2, 139-148.
super. Jurnal Sain Veteriner FKH
UGM, 34:1, 29-41.

5
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

Gambar Pengamatan

6
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

7
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

8
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

Lemnbaran Bukti

9
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

10
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

11
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

12
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

13
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

14
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

15
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

16
Rian Zulfahri: Perkembangan Lanjut

17

Anda mungkin juga menyukai