Nim : 1806103010039
Unit/MK : 03/Psikologi Pendidikan
Taksonomi Bloom
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos yang
berarti ilmu pengetahuan. Konsep Taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh
Benjamin S. Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan beserta dengan kawan-kawannya
dan pada tahun 2001 urutannya sudah berubah dari evaluasi yang paling puncak menjadi
urutan yang ke-5 dan urutan yang ke-6 yaitu mencipta (creating) Taksonomi ini
mengklasifikasikan sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan):
kognitif, afektif, dan psikomotor dan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam
pembagian yang lebih rinci berdasarkan hierarkinya.
A. Ranah Kognitif (cognitive domain), Ranah kognitif merupakan segi kemampuan
yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan, penalaran, atau pikiran. ranah
kognitif ada 6 tingkatan atau kategori, yaitu:
1) Pengetahuan (knowlegde), Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah
dipelajari dan disimpan dalam ingatan. Kemampuan untuk mengenali dan mengingat
peristilahan definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan
sebagainya.
2) Pemahaman (comprehension), Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk
menangkap makna dan arti tentang hal yang dipelajari. Adanya kemampuan dalam
menguraikan isi pokok bacaan; mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu
ke bentuk lain.
3) Penerapan (application), Kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode
untuk menghadapi suatu kasus atau problem yang konkret atau nyata dan baru.
kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur metode, rumus, teori dan
sebagainya. Misalnya menggunakan prinsip.
4) Analisis (analysis), Di tingkat analisis, sesorang mampu memecahkan informasi yang
kompleks menjadi bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi
lain. Kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga
struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik.
5) Evaluasi (evaluation), Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu
materi pembelajaran, argumen yang berkenaan dengan sesuatu yang diketahui,
dipahami, dilakukan, dianalisis dan dihasilkan. Misalnya kemampuan menilai hasil
karangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menentukan penilaian terhadap sesuatu.
6) Mencipta (creating), pada tingkat ini siswa sudah bisa menciptakan suatu produk baru
melalui pengetahuan yang telah dimilikinya melalui proses pembelajaran yang sudah
ditempuhnya. Misalnya seorang mahsisiwa menciptakan suatu mainan motor baru.